KHUTBAH IEDUL FITRI 1446 H
Dr. H. Taufik Abdillah Syukur, Lc., MA
السلام عليكم ورحمة الله
وبركاته
الله أكبر (x9) وَلِلّهِ الحَمْدُ. الله أكبر كبيرا
والحمد لله كثيرا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَه صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ
الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ
مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. الْحَمْدُ للهِ
الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْر الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ
الْفِطْرِ ضيافة و فَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رسول الله صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن،
وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِه أجمعين، أَمَّا بَعْدُ، فَأُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى
اللَّهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ، القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: قُلْ بِفَضْلِ
اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah Swt atas limpahan rahmat dan ni’mat-Nya sehingga kita dapat berkumpul di
masjid yang insya Allah penuh berkah ini untuk menunaikan ibadah shalat Iedul Fitri
berjama’ah. Shalawat dan salam marilah kita junjungkan kepada Nabi Muhammad
Saw, Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapatkan syafa’at Nabi
Muhammad Saw pada hari la yanfau malun wala banun illa man atallaha biqolbin
salim.
Mengawali
khutbah ini, kami berwasiat kepada kita semua agar senantiasa meningkatkan
ketakwaan kepada Allah Swt dengan melakukan kewajiban dan meninggalkan seluruh
larangan-Nya dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan Islam.
Semoga Allah selalu memberikan kepada kita taufik dan hidayah-Nya agar kita
bisa Istiqomah dalam takwa sampai akhir hayat kita dan kita mati dalam keadaan
husnul khotimah. Amin Ya Robbal Alamin.
Bulan Ramadhan baru saja
berlalu, meninggalkan kita dengan perasaan yang bercampur antara bahagia dan
sedih. Sedih, karena hari-hari yang penuh dengan rahmat dan maghfirah, di mana
segala amal kebajikan dilipatgandakan pahalanya, telah meninggalkan kita. Belum
tentu tahun depan kita berkesempatan bertemu kembali dengan bulan suci ini.
Kita menyadari betapa banyak peluang berharga yang Allah Swt. berikan dalam
Ramadhan, namun masih ada yang terlewatkan dengan sia-sia.
Namun, di sisi lain, kita
juga berbahagia karena telah berhasil menjalani hari-hari yang penuh berkah ini
dengan berbagai amalan mulia. Ada rasa syukur yang mendalam karena kita telah
menunaikan ibadah puasa Ramadhan tahun ini, dengan harapan semoga seluruh amal
shalih kita diterima di sisi Allah Swt. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Hadirin yang Dimuliakan Allah
Swt.
Allah Swt. hanya menerima
ibadah yang terbaik dari hamba-hamba-Nya. Kita tentu masih ingat kisah ketika
Allah menerima persembahan Habil putra Nabi Adam AS tetapi menolak persembahan
Qabil. Allah menerima kurban Habil karena ia memberikan yang terbaik dari apa
yang dimilikinya. Begitu pula dengan ibadah kita, jika ingin diterima di sisi
Allah Swt., kita harus memberikan yang terbaik—shalat yang terbaik, sedekah
yang terbaik, dan puasa yang terbaik.
Jika Allah menerima ibadah
kita, itu tanda cinta-Nya kepada kita. Dan jika Allah mencintai seorang hamba,
Dia akan menuntunnya kepada kebaikan, memberinya hidayah, serta melimpahkan
nikmat dan rahmat-Nya. Allah akan memberinya rezeki yang luas, baik berupa
harta, keluarga yang sakinah, maupun kehidupan yang penuh keberkahan. Semua itu
diperuntukkan bagi mereka yang senantiasa beribadah kepada-Nya dengan
sebaik-baiknya ibadah.
Atas dasar itu, setiap malam
terakhir bulan Ramadhan, Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah
menampakkan wajah penuh kecemasan dan berlinangan air mata seraya berkata:
اللَّهُمَّ،
لَيْتَ شِعْرِي مَنْ هُوَ السَّعِيدُ فَأُهَنِّئَهُ، وَمَنْ هُوَ الشَّقِيُّ
فَأُعَزِّيهِ.
"Ya Allah, alangkah
ingin aku mengetahui siapa yang amal ibadah puasanya diterima, agar aku dapat
mengucapkan selamat kepadanya. Dan siapa yang amal ibadahnya ditolak, agar aku
dapat menghiburnya."
Maka, ketika kita mengucapkan
من العائدين والفائزين (termasuk
orang-orang yang kembali fitrah dan meraih kemenangan), kita berharap
benar-benar menjadi bagian dari mereka yang diterima amal ibadahnya.
Diceritakan pula bahwa para
sahabat Rasulullah ﷺ, selama
enam bulan setelah Ramadhan, berdoa:
اللَّهُمَّ
تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَأَعْمَالَنَا فِي رَمَضَانَ
"Ya Allah, terimalah
puasa dan amal ibadah kami di bulan Ramadhan."
Lalu, enam bulan sebelum
Ramadhan berikutnya, mereka berdoa:
اللَّهُمَّ
بَلِّغْنَا رَمَضَانَ
"Ya Allah, sampaikanlah
kami kepada bulan Ramadhan berikutnya."
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"إِذَا
اجْتَمَعَ الْمُؤْمِنُونَ لِأَدَاءِ صَلَاةِ عِيدِ الْفِطْرِ، قَالَ اللَّهُ
لِمَلَائِكَتِهِ: يَا مَلَائِكَتِي، مَا جَزَاءُ مَنْ أَتَمَّ عَمَلَهُ؟ فَتَقُولُ
الْمَلَائِكَةُ: جَزَاؤُهُ أَنْ تُعْطِيَهُ أَجْرَ عَمَلِهِ كَامِلًا. فَيَقُولُ
اللَّهُ: اشْهَدُوا يَا مَلَائِكَتِي، أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ ذُنُوبَهُمْ."
"Apabila orang-orang
beriman berkumpul untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, Allah berfirman kepada
para malaikat-Nya: ‘Wahai malaikat-Ku, apa balasan bagi mereka yang telah
menyempurnakan amalnya?’ Malaikat menjawab, ‘Balasannya adalah Engkau memberikan
pahala penuh atas amal mereka.’ Lalu Allah berfirman, ‘Saksikanlah wahai
malaikat-Ku, bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa mereka.’”
Allahu Akbar! Betapa besar
rahmat dan ampunan Allah pada hari yang mulia ini.
Hadirin yang Dimuliakan Allah
Swt.
Kini, setelah Ramadhan
berlalu, yang kita harapkan hanyalah diterimanya amal ibadah kita oleh Allah
Swt. Sebagaimana ucapan Sayyidina Umar bin Abdul Aziz dalam khutbah Idul
Fitri-nya:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ، قَدْ صُمْتُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ، وَقُمْتُمْ لَيَالِيَهُ،
فَلَيْسَ الثَّوَابُ الْيَوْمَ إِلَّا أَنْ يَتَقَبَّلَ اللَّهُ مِنْكُمْ
أَعْمَالَكُمْ.
"Wahai manusia, kalian
telah berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan salat malamnya. Maka, tidak ada
yang lebih kita harapkan pada hari ini selain diterimanya amal ibadah kita oleh
Allah Swt."
Hari ini, kita berkumpul
dalam kebahagiaan, merayakan kemenangan setelah satu bulan penuh berjuang dalam
ibadah. Namun, pertanyaannya, apakah amalan kita juga ikut pergi bersama
berlalunya Ramadhan?
Kita bukanlah hamba Ramadhan,
tetapi hamba Allah. Jangan sampai semangat ibadah kita hanya muncul saat
Ramadhan dan hilang setelahnya. Sebagaimana perkataan para ulama:
كُنْ
عَبْدًا رَبَّانِيًّا وَلَا تَكُنْ عَبْدًا رَمَضَانِيًّا
"Jadilah hamba Allah
yang sejati, jangan menjadi hamba Ramadhan."
Allah berfirman dalam
Al-Qur’an:
وَاعْبُدْ
رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
"Dan sembahlah Tuhanmu
hingga datang kepadamu kematian." (QS. Al-Hijr: 99)
Artinya, tugas kita untuk
beribadah tidak berhenti dengan berakhirnya Ramadhan. Ibadah harus terus kita
jalankan hingga ajal menjemput. Semoga kita diwafatkan dalam keadaan husnul
khatimah.
Semoga Allah Swt.
mempertemukan kita kembali dengan bulan suci Ramadhan di tahun-tahun yang akan
datang. Semoga kesucian Ramadhan yang baru saja berlalu dapat terus menyinari
kehidupan kita dalam sebelas bulan ke depan. Jika di tahun berikutnya amal kita
justru lebih buruk dibanding tahun-tahun sebelumnya, maka sudah seharusnya kita
introspeksi diri.
Semoga segala amal ibadah
yang telah kita lakukan selama bulan suci Ramadhan ini diterima dan
dilipatgandakan pahalanya oleh Allah Swt. Amin, amin ya Rabbal ‘Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاَوتَهُ إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ العَلِيْمُ أَقوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
اللهُ أَكْبَرُ (7)
وَلِلّهِ الحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ
بِحَبْلِه الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ
سيدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً
لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
فَأُوصِيكُمْ
وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ،
وَاشْكُرُوهُ عَلَى تَمَامِ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ، وَأَتْبِعُوا رَمَضَانَ
بِصِيَامِ سِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ، لِيَكُونَ لَكُمْ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ
الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ
يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ
صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ
وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ،
فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ،
الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ
الدَّعَوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّة سيدنا مُحَمَّد اللَّهُمَّ أَصْلِحْ
أُمَّة سيدنا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ انصر أُمَّة سيدنا مُحَمّد اللَّهُمَّ فَرِّجْ
عَنْ أُمَّةِ سيدنا مُحَمّد فرجا عاجلا برحمتك يا أرحم الراحمين خصوصا في فلسطين و عن بقية بلاد المسلمين
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ
مِنَّا صَلَاتَنَا، وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا،و قعودنا و ركوعنا و سجودنا و
تسبيحنا و تهليلنا و قرائتنا وَتَخَشُعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا
وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَللهُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Ya Allah, Ya Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa kami, zakat kami, serta
zikir dan tadarrus kami. Sempurnakanlah kekurangan kami, ya Allah.
Ya Allah, jadikanlah puasa Ramadhan ini sebagai syafa’at dan penolong bagi kami
kelak di akhirat. Berilah kami kemampuan untuk tetap taat dan bertakwa
kepada-Mu setelah hari raya ini.
اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ
صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْعَلْنِيْ مَرْحُوْمًا وَلَا
تَجْعَلْنِيْ مَحْرُوْمًا
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai
yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau berketetapan sebaliknya, maka
jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang dirahmati."
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami. Jika mereka masih
hidup, panjangkan umur mereka dalam kebaikan. Jika mereka telah tiada,
lapangkanlah kubur mereka, ampuni kesalahan mereka, dan tempatkan mereka di
surga-Mu yang indah.
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa anak-anak kami. Jadikanlah mereka anak-anak yang
berbakti, sholeh dan sholehah, yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta
berbakti kepada kedua orang tua mereka. Jadikanlah mereka anak-anak yang
senantiasa mendoakan orang tuanya dan berguna bagi agama serta bangsanya.
Ya Allah, ampunilah dosa saudara-saudara kami, dosa kaum Muslimin dan Muslimat,
Mu’minin dan Mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada. Di hari
yang penuh kebahagiaan ini, jangan biarkan ada orang miskin yang bersedih.
Berikanlah kebahagiaan kepada mereka, lapangkanlah rezeki mereka, dan jadikan
kami sebagai jalan bagi mereka untuk mendapatkan kebahagiaan.
Ya Allah, Ya Tuhan kami, ampunilah dosa pasangan hidup kami. Jadikanlah kami
keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah, yang saling memotivasi untuk
beribadah kepada-Mu. Kabulkan doa dan hajat-hajat kami, berilah kami rezeki
yang halal, serta kekuatan dan kesehatan untuk selalu beribadah kepada-Mu, ya
Allah.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (QS. Al-Furqan: 74)
Ya Allah, karuniakanlah kepada kami pasangan dan
keturunan yang menjadi penyejuk mata kami.
Ya Allah, jika musibah yang menimpa diri kami adalah akibat dari dosa dan maksiat
kami, ampunilah kami. Ampunilah sebanyak apa pun dosa yang telah kami perbuat.
Ampuni sekelam apa pun masa lalu kami, seterpuruk apa pun aib-aib yang kami
sembunyikan. Ampuni pula kezaliman kami terhadap kedua orang tua kami,
anak-anak, dan saudara-saudara kami. Jika ada yang tersakiti karena lisan atau
perbuatan kami, maafkanlah kami, ya Allah. Jika ada harta haram yang pernah
melekat pada tubuh kami, sucikanlah kami, ya Allah.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (QS. Al-A'raf: 23)
Ya Allah, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan
jika Engkau tidak mengampuni serta merahmati kami, niscaya kami termasuk
orang-orang yang merugi."
Ya Allah, jangan jadikan kami termasuk golongan orang yang merugi. Matikanlah
kami dalam keadaan Islam dan iman kepada-Mu. Matikanlah kami dalam husnul
khotimah, jangan matikan kami dalam keadaan su'ul khotimah. Masukkanlah kami ke
dalam surga-Mu bersama orang-orang yang Engkau cintai, dan jangan masukkan kami
ke dalam neraka-Mu, karena kami tidak akan mampu menahan azab-Mu yang sangat
pedih.
يَا اللهُ بِهَا يَا اللهُ بِهَا يَا اللهُ
بِحُسْن الخَاتِمَةِ
"Ya Allah, berikanlah kepada kami husnul khotimah."
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ
هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي
الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ
الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ، تَقَبَّلَ
اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ، تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ. كُلُّ عَامٍ
وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ، وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.
Komentar
Posting Komentar