KHUTBAH IEDUL FITRI 1446 H

Dr. H. Taufik Abdillah Syukur, Lc., MA

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الله أكبر (x9) وَلِلّهِ الحَمْدُ. الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْر الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضيافة و فَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رسول الله صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن، وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِه أجمعين، أَمَّا بَعْدُ، فَأُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ، القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan ni’mat-Nya sehingga kita dapat berkumpul di masjid yang insya Allah penuh berkah ini untuk menunaikan ibadah shalat Iedul Fitri berjama’ah. Shalawat dan salam marilah kita junjungkan kepada Nabi Muhammad Saw, Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad Saw pada hari la yanfau malun wala banun illa man atallaha biqolbin salim.

Mengawali khutbah ini, kami berwasiat kepada kita semua agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt dengan melakukan kewajiban dan meninggalkan seluruh larangan-Nya dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan Islam. Semoga Allah selalu memberikan kepada kita taufik dan hidayah-Nya agar kita bisa Istiqomah dalam takwa sampai akhir hayat kita dan kita mati dalam keadaan husnul khotimah. Amin Ya Robbal Alamin.

Bulan Ramadhan baru saja berlalu, meninggalkan kita dengan perasaan yang bercampur antara bahagia dan sedih. Bahagia, karena kita telah diberikan kesempatan untuk menjalani ibadah di bulan penuh keberkahan ini. Namun, di sisi lain, ada rasa sedih yang menyelimuti hati. Ramadhan, bulan di mana amal kebaikan dilipatgandakan, di mana rahmat dan ampunan Allah begitu dekat, telah pergi meninggalkan kita.

Kesedihan ini semakin mendalam ketika kita menyadari bahwa belum tentu kita akan kembali bertemu dengan Ramadhan di tahun berikutnya. Kita tidak tahu apakah masih diberi umur panjang untuk kembali merasakan indahnya suasana ibadah di bulan suci ini. Sedangkan banyak peluang berharga yang Allah berikan di bulan ini, namun banyak yang kita sia-siakan begitu saja.

Hadirin yang Dimuliakan Allah Swt.

Para sahabat Rasulullah adalah orang-orang yang memiliki keimanan yang luar biasa. Mereka tidak hanya bersungguh-sungguh dalam beribadah di bulan Ramadhan, tetapi juga merasa khawatir setelahnya. Mereka takut jika ibadah yang telah mereka lakukan selama sebulan penuh—puasa, shalat, sedekah, dan doa—tidak diterima oleh Allah .

Karena itulah, setelah Ramadhan berlalu, mereka tidak merasa puas dan tenang begitu saja. Selama enam bulan setelah Ramadhan, mereka terus berdoa dengan penuh harap:

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَأَعْمَالَنَا فِي رَمَضَانَ

"Ya Allah, terimalah puasa dan amal ibadah kami di bulan Ramadhan."

Kemudian, dalam enam bulan berikutnya, mereka kembali memanjatkan doa:

اللَّهُمَّ بَلِّغْنَا رَمَضَانَ

"Ya Allah, sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan berikutnya."

Mereka sangat memahami bahwa diterimanya amal ibadah adalah tanda cinta Allah kepada hamba-Nya. Dan jika Allah telah mencintai seseorang, maka Dia akan menuntunnya kepada kebaikan, memberikan hidayah, melimpahkan rahmat, serta memperluas rezekinya—baik berupa harta yang halal, keluarga yang sakinah, maupun kehidupan yang penuh keberkahan.

Di penghujung Ramadhan, Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah bahkan terlihat begitu cemas. Air matanya berlinang, hatinya penuh dengan kekhawatiran. Dengan suara lirih, beliau berkata:

اللَّهُمَّ، لَيْتَ شِعْرِي مَنْ هُوَ السَّعِيدُ فَأُهَنِّئَهُ، وَمَنْ هُوَ الشَّقِيُّ فَأُعَزِّيهِ

"Ya Allah, alangkah ingin aku mengetahui siapa yang amal ibadah puasanya diterima, agar aku dapat mengucapkan selamat kepadanya. Dan aku juga ingin mengetahui siapa yang amal ibadahnya ditolak, agar aku dapat menghiburnya."

Pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah bahwa Ramadhan bukan sekadar ritual tahunan yang berlalu begitu saja. Justru setelah Ramadhan, kita harus terus bermuhasabah, merenungkan apakah ibadah kita benar-benar diterima atau tidak. Jangan sampai kita merasa puas hanya karena telah berpuasa sebulan penuh, lalu kembali lalai dalam ketaatan.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Kita telah melewati bulan Ramadhan yang penuh berkah. Bulan di mana kita berpuasa di siang hari, menghidupkan malam dengan shalat, serta memperbanyak amal kebaikan. Namun, ada satu pertanyaan penting yang perlu kita renungkan: Apakah amalan kita ikut pergi bersama berlalunya Ramadhan? Apakah semangat ibadah kita juga pergi bersama perginya Ramadhan? Jangan sampai kita menjadi hamba Ramadhan—yang hanya rajin beribadah di bulan suci, tetapi kembali lalai setelahnya.

Para ulama mengingatkan kita dengan sebuah nasihat berharga:

كُنْ عَبْدًا رَبَّانِيًّا وَلَا تَكُنْ عَبْدًا رَمَضَانِيًّا

"Jadilah hamba Allah yang sejati, jangan menjadi hamba Ramadhan."

Mengapa demikian? Karena ibadah tidak terbatas hanya di bulan Ramadhan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

"Dan sembahlah Tuhanmu hingga datang kepadamu kematian." (QS. Al-Hijr: 99)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa tugas beribadah tidak berhenti hanya karena Ramadhan telah berakhir. Justru, Ramadhan harus menjadi titik awal untuk meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan-bulan berikutnya.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Setelah shalat Idul Fitri, kita dianjurkan untuk saling bermaafan. Sebab, dosa kepada Allah bisa diampuni dengan taubat, tetapi dosa kepada sesama manusia harus diselesaikan dengan meminta maaf kepada yang bersangkutan. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa seseorang sebelum ia meminta maaf kepada orang yang telah ia sakiti. Oleh karena itu, mari jadikan Idul Fitri sebagai momentum untuk membersihkan hati dan menjalin kembali hubungan yang mungkin sempat retak.

Dalam sebuah riwayat, setelah shalat Idul Fitri, para sahabat mendengar Rasulullah SAW mengucapkan "Amin" sebanyak tiga kali. Ketika ditanya, Rasulullah menjelaskan bahwa salah satu doa yang diaminkan beliau adalah doa Malaikat Jibril: “Ya Allah, janganlah Engkau terima ibadah seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya.”

Jibril juga pernah berdoa: “Ya Allah, jangan Engkau terima ibadah seorang muslim yang tidak mau memaafkan saudaranya.”

Suatu hari Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat: “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”

Para sahabat menjawab, “Menurut kami, orang yang bangkrut adalah mereka yang tidak memiliki harta dan kekayaan.”

Namun Rasulullah SAW menjelaskan, “Orang yang bangkrut dari umatku adalah mereka yang datang di hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, tetapi di sisi lain mereka juga membawa dosa karena pernah mencaci maki orang lain, memfitnah, mengambil harta orang dengan cara yang batil, dan menumpahkan darah tanpa alasan yang benar.”

Orang-orang yang pernah ia sakiti akan menuntut keadilan. Maka Allah akan mengambil pahala kebaikannya dan diberikan kepada mereka yang pernah ia zalimi. Jika pahalanya habis, dosa orang-orang yang ia sakiti akan diberikan kepadanya. Akhirnya, ia masuk neraka dalam keadaan bangkrut.

Jangan sampai kita hanya rajin beribadah kepada Allah, tetapi buruk terhadap sesama manusia. Islam adalah agama yang sempurna, mengajarkan keseimbangan antara habluminallah (hubungan dengan Allah) dan habluminannas (hubungan dengan sesama manusia). Idul Fitri adalah saat untuk mensucikan diri, tidak hanya dengan shalat dan puasa, tetapi juga dengan memperbaiki hubungan sosial kita.

Mari kita jadikan Idul Fitri sebagai momentum untuk kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian, dan memperbaiki diri. Mudah-mudahan kita benar-benar termasuk dalam golongan minal aidin wal faizin, yaitu orang-orang yang kembali kepada fitrah dan memperoleh kemenangan. Semoga amal ibadah kita selama Ramadan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاَوتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ أَقوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

اللهُ أَكْبَرُ (7) وَلِلّهِ الحَمْدُ. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِه الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سيدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ

فَأُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى تَمَامِ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ، وَأَتْبِعُوا رَمَضَانَ بِصِيَامِ سِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ، لِيَكُونَ لَكُمْ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

 قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّة سيدنا مُحَمَّد اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّة سيدنا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ انصر أُمَّة سيدنا مُحَمّد اللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أُمَّةِ سيدنا مُحَمّد فرجا عاجلا برحمتك يا أرحم الراحمين  خصوصا في فلسطين و عن بقية بلاد المسلمين

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ،

“Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, jadikanlah kami orang yang memenuhi kewajiban-kewajiban, jadikanlah kami orang yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, jadikanlah kami orang yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), jadikanlah kami orang yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat,

وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا،

jadikanlah kami orang yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya.

 اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا، وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا،و قعودنا و ركوعنا و سجودنا و تسبيحنا و تهليلنا و قرائتنا وَتَخَشُعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَللهُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 

Ya Allah, Ya Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa kami, zakat kami, serta zikir dan tadarrus kami. Sempurnakanlah kekurangan kami, ya Allah.

Ya Allah, jadikanlah puasa Ramadhan ini sebagai syafa’at dan penolong bagi kami kelak di akhirat. Berilah kami kemampuan untuk tetap taat dan bertakwa kepada-Mu setelah hari raya ini.

اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْعَلْنِيْ مَرْحُوْمًا وَلَا تَجْعَلْنِيْ مَحْرُوْمًا

Ya Allah, janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau berketetapan sebaliknya, maka jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang dirahmati."

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami. Jika mereka masih hidup, panjangkan umur mereka dalam kebaikan. Jika mereka telah tiada, lapangkanlah kubur mereka, ampuni kesalahan mereka, dan tempatkan mereka di surga-Mu yang indah.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa anak-anak kami. Jadikanlah mereka anak-anak yang berbakti, sholeh dan sholehah, yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta berbakti kepada kedua orang tua mereka. Jadikanlah mereka anak-anak yang senantiasa mendoakan orang tuanya dan berguna bagi agama serta bangsanya.

Ya Allah, ampunilah dosa saudara-saudara kami, dosa kaum Muslimin dan Muslimat, Mu’minin dan Mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada. Di hari yang penuh kebahagiaan ini, jangan biarkan ada orang miskin yang bersedih. Berikanlah kebahagiaan kepada mereka, lapangkanlah rezeki mereka, dan jadikan kami sebagai jalan bagi mereka untuk mendapatkan kebahagiaan.

Ya Allah, Ya Tuhan kami, ampunilah dosa pasangan hidup kami. Jadikanlah kami keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah, yang saling memotivasi untuk beribadah kepada-Mu. Kabulkan doa dan hajat-hajat kami, berilah kami rezeki yang halal, serta kekuatan dan kesehatan untuk selalu beribadah kepada-Mu, ya Allah.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Ya Allah, karuniakanlah kepada kami pasangan dan keturunan yang menjadi penyejuk mata kami. (QS. Al-Furqan: 74)

Ya Allah, jika musibah yang menimpa diri kami adalah akibat dari dosa dan maksiat kami, ampunilah kami. Ampunilah sebanyak apa pun dosa yang telah kami perbuat. Ampuni sekelam apa pun masa lalu kami, seterpuruk apa pun aib-aib yang kami sembunyikan. Ampuni pula kezaliman kami terhadap kedua orang tua kami, anak-anak, dan saudara-saudara kami. Ampuni Jika ada yang tersakiti karena lisan atau perbuatan kami, Ampuni jika ada harta haram yang pernah melekat pada tubuh kami, sucikanlah kami, ya Allah.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Ya Allah, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni serta merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'raf: 23)

Ya Allah, jangan jadikan kami termasuk golongan orang yang merugi. Matikanlah kami dalam keadaan Islam dan iman kepada-Mu. Matikanlah kami dalam husnul khotimah, jangan matikan kami dalam keadaan su'ul khotimah. Masukkanlah kami ke dalam surga-Mu bersama orang-orang yang Engkau cintai, dan jangan masukkan kami ke dalam neraka-Mu, karena kami tidak akan mampu menahan azab-Mu yang sangat pedih.

يَا اللهُ بِهَا يَا اللهُ بِهَا يَا اللهُ بِحُسْن الخَاتِمَةِ

"Ya Allah, berikanlah kepada kami husnul khotimah."

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.

فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ، تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ، تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ. كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ، وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tujuan Hidup Manusia

Jadilah Hamba Allah bukan Hamba Ramadhan