MENYAMBUT TAHUN BARU 2025


Dr. H. Taufik Abdillah Syukur, Lc., MA

 

إنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَ بَعْدَه. أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيْمُ وَبَلَّغَ النَّبِيُ الكَرِيْمُ وَ نَحْنَ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ  وَ الشَّاكِرِيْنَ وَ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita sehingga kita dapat hadir di masjid yang penuh berkah ini untuk menunaikan ibadah salat Jumat secara berjamaah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita termasuk golongan umat beliau yang akan mendapatkan syafaat pada hari “lā yanfa‘u mālun wa lā banūn illā man atā Allāha bi qalbin salīm”

Mengawali khutbah Jumat kali ini, khatib berwasiat kepada diri sendiri dan kepada seluruh jamaah yang dirahmati Allah agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa. Marilah kita selalu merasa takut kepada Allah di mana pun kita berada dan janganlah kita meninggal dunia kecuali dalam keadaan Islam. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah-Nya sehingga kita dapat istiqamah dalam beribadah hingga akhir hayat kita, dan semoga kita wafat dalam keadaan husnul khatimah. Amin.

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Kita memuji dan mensyukuri karunia-Nya yang tiada terhingga, yang telah mempertemukan kita dengan awal tahun 2025, sebuah momentum untuk merenungkan perjalanan hidup dan memperbarui komitmen kita dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Selain itu, kita juga berada dalam bulan Rajab, salah satu bulan suci yang diagungkan oleh Allah sehingga menjadi kesempatan istimewa bagi kita untuk memperbanyak amal kebajikan dan mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh cinta dan keikhlasan.

Dalam pandangan Islam, waktu adalah salah satu anugerah Allah yang paling berharga. Para ulama mengajarkan bahwa waktu tidak hanya dilihat sebagai rangkaian peristiwa, tetapi sebagai momen spiritual untuk memperbaiki diri dan mendekat kepada Allah.

Syekh Ibnu Atha'illah As-Sakandari dalam Hikam berkata:

كُلُّ نَفَسٍ تَتَنَفَّسُهُ فَهُوَ جَوْهَرَةٌ لَا تُقَدَّرُ بِثَمَنٍ، فَإِنِ اسْتَعْمَلْتَهُ فِي الْقُرْبِ مِنَ اللَّهِ كَانَ ذُخْرَكَ، وَإِنْ ضَيَّعْتَهُ كَانَ حَسْرَتَكَ.

"Setiap nafas yang kau hembuskan adalah permata yang tak ternilai. Jika kau gunakan untuk mendekat kepada Allah, ia akan menjadi bekalmu. Tetapi jika kau sia-siakan, ia akan menjadi penyesalanmu."

Memasuki tahun baru 2025, seorang hamba harus merenungkan apa yang telah dilaluinya pada tahun sebelumnya. Proses ini disebut dengan muhasabah an-nafs (introspeksi diri), sebuah proses di mana seorang hamba merenungkan bukan hanya urusan dunia tetapi juga urusan akhirat dan merenungkan hubungannya dengan Allah Swt.

Maka segala aktifitas kita di dunia ini, tidak boleh lepas dari 3 hal. Yang pertama ada doa, yang kedua adalah usaha atau ihktiar dan yang ketiga adalah tawakkal.

Doa adalah senjata seorang mukmin. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ

"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan untukmu" (QS. Ghafir: 60)

Rasulullah juga bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

"Doa itu adalah ibadah." (HR. Tirmidzi)

Maka sebelum kita berusaha, hendaknya kita senantiasa memanjatkan doa kepada Allah . Janganlah merasa kecil hati jika doa kita belum dikabulkan, karena Allah tahu yang terbaik bagi hamba-Nya.

Selanjutnya, Allah menciptakan manusia untuk berikhtiar. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

وَأَن لَّيۡسَ لِلۡإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ

Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.(QS. An-Najm: 39)

إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS.ar-Ra’d:11)

Ketika seorang hamba berikhtiar, ia sejatinya sedang menjalankan tugasnya sebagai Khalifatullah yang diberi amanah untuk menjaga bumi dan mencari kebaikan di dalamnya.

Suatu ketika, seorang sahabat datang kepada Rasulullah dengan sebuah pertanyaan tentang bagaimana dia harus bersikap dalam menjalankan tawakal kepada Allah. Dia bertanya:

"Ya Rasulullah, apakah aku harus mengikat untaku, ataukah aku cukup melepaskannya dan bertawakkal kepada Allah?" Rasulullah bersabda:

اعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ

"Ikatlah (unta itu) lalu bertawakkallah kepada Allah."

Hadits ini adalah nasihat Rasulullah yang menekankan pentingnya ikhtiar sebelum bertawakal dan hadis ini mengajarkan keseimbangan antara ikhtiar dan tawakal. Seorang hamba tidak boleh hanya bergantung pada ikhtiar semata, tetapi juga tidak boleh meninggalkan ikhtiar dengan alasan tawakal. usaha dan tawakal adalah dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan.

Tawakal bukan berarti meninggalkan usaha, tetapi merupakan buah dari keyakinan bahwa segala sesuatu berada dalam genggaman dan kehendak Allah. Allah berfirman:

وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥ

"Barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah baginya." (QS. At-Talaq: 3)

Ketika seseorang bertawakal, ia membersihkan hatinya dari penyakit seperti kekhawatiran, kesombongan atas usaha, dan keputusasaan.

Mari momen bulan rajab mari kita gunakan untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah Swt dengan memperbanyak taubat dan istigfar kepada Allah Swt.  Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berkata:

رَجَبٌ شَهْرٌ لِتَطْهِيرِ الْقُلُوبِ مِنَ الْأَدْرَانِ، وَشَعْبَانُ شَهْرٌ لِتَجْمِيلِ الْقُلُوبِ، وَرَمَضَانُ شَهْرٌ لِتَقْدِيمِ الْقُلُوبِ إِلَى اللَّهِ

"Rajab adalah bulan untuk membersihkan hati dari dosa, Syaban adalah bulan untuk memperindah hati, dan Ramadan adalah bulan untuk mempersembahkan hati (ini) kepada Allah."

Di antara bacaan istighfar yang yang diajarkan Rasulullah Saw, yang di baca 70 kali pagi dan sore adalah:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ

"Ya Allah, ampunilah dosaku, rahmatilah aku, dan terimalah tobatku."

قال إِبْلِيسُ: أَهْلَكْتُ النَّاسَ بِالذُّنُوبِ فَأَهْلَكُونِي بِلاَ إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَالْاِسْتِغْفَارِ

Iblis berkata: "Aku menghancurkan manusia dengan dosa-dosa, tetapi manusia juga bisa menghancurkanku yaitu dengan kalimat la ilaha illallah dan istighfar."

Semoga Allah menerima semua amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Amin ya Rabbal Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاَوتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ أَقوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUTBAH IEDUL FITRI 1446 H

Tujuan Hidup Manusia

Jadilah Hamba Allah bukan Hamba Ramadhan