KHUTBAH MENYAMBUT TAHUN BARU 1446
Dr. H.
Taufik Abdillah Syukur, Lc., MA
إنَّ
الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَ
بَعْدَه.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيْمُ وَبَلَّغَ
النَّبِيُ الكَرِيْمُ وَ نَحْنَ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَ الشَّاكِرِيْنَ وَ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah ﷻ sehingga kita dapat berada di masjid yang
mulia ini untuk menunaikan ibadah shalat jum’at berjama’ah. Shalawat dan salam
selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad ﷺ. Mudah-mudahan kita termasuk golongan umat
nabi Muhammad ﷺ yang
mendapatkan syafa’at pada hari la yanfa’u malun wala banun illa man atallaha
biqolbin salim.
Mengawali khutbah jum’at kali ini, khatib berwasiat
kepada diri sendiri dan kepada jama’ah yang dirahmati Allah ﷻ untuk selalu meningkatkan ketakwaan kepada
Allah ﷻ dimanapun kita berada dan janganlah kita
mati kecuali dalam keadaan Islam. Mudah-mudahan kita selalu mendapat taufik dan
hidayah sehingga kita selalu istiqomah dalam takwa sampai akhir hayat kita dan
mudah mudahan kita semua mati dalam keadaan husnul khatimah. Amin ya Robbal
Alamin.
Tak
terasa kita sudah berada di penghujung tahun 1445 Hijriyah 2021 dan sebentar
lagi kita akan memasuki tahun baru 1446 Hijriyyah.
Waktu
yang cepat berlalu ini telah di prediksi oleh baginda Nabi
Muhammad Saw dalam sabdanya:
لَا تَقُوْمَ السَّاعَةُ حَتَّى
يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُوْنَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ وَ يَكُوْنَ الشَّهْرُ
كَالجُمُعَةِ وَ تَكُوْنَ الجُمُعَةُ كَاليَوْمِ وَيَكُوْنَ اليَوْمُ كَالسَّاعَةِ
وَ تَكُوْنَ السَّاعَةُ كَاخْتِرَاقِ السَّعَفَةِ
“Tidak
akan tiba hari kiamat hingga zaman berdekatan, setahun bagaikan sebulan,
sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan sehari, sehari bagaikan sejam dan
sejam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma ‘dengan sangat cepat’ (HR.Ahmad
dan Tirmizdi)
Waktu
dan umur terus berkurang menuju kepada kematian. Maka nanti di alam akhirat
seluruh manusia akan menyesal. mereka memohon kepada Allah agar dikembalikan
kedunia,
حَتَّى
إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنَ
“Hingga
apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “ya Tuhanku
kembalikan aku (kedunia) (QS. Al-Mu’minun : 99)
فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلآ أَخَّرْتَنِي إِلَى
أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ
"Ya
Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang
saleh?"
Berapa
banyak orang yang meninggal mengharapkan dikembalikan kedunia hanya untuk
bersedekah dan menjadi orang shaleh. Berapa banyak manusia yang sudah
meninggal, di alam kubur mereka mengharap kepada Allah Swt agar dihidupkan
kembali kedunia hanya untuk menempelkan keningnya kebumi untuk bersujud kepada
Allah Tetapi, sungguh penyesalan sudah tidak lagi berguna. Sebesar apapun
penyesalan yang mereka ungkapkan tidak akan mampu merubah keadaan mereka pada
hari itu. Sementara kita masih memiliki kesempatan untuk beribadah dan
memperbaiki diri, Maka mari kita berlomba untuk menabung amal dan berubah untuk
menjadi lebih baik sebelum datangnya hari penyesalan.
Maka dari itu diakhir tahun ini kita hendaknya
bermuhasabah untuk diri kita sendiri, sebagaimana sayyidina Umar bin Khaththab
pernah berkata:
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ
قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَزِنُوهَا قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا وَتَأَهَّبُوا
لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ عَلَى اللهِ يَومَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا يَخْفَى مِنْكُمْ
خَافِيَة.
Artinya: “Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab
(diakhirat nanti). Timbanglah (amal) kalian sebelum amal kalian ditimbang. Dan
persiapkanlah bekal untuk pertemuan akbar (besar). Hari di mana akan
ditampakkan semua dari kalian dan tidak ada yang tersembunyi.”
Dalam kitab at-Tadzkirah karya Imam Qurthubi disebutkan
bahwa malaikat maut senantiasa menyeru pada manusia untuk mengingat umurnya
masing-masing. Sebab bertambahnya umur adalah tanda semakin
dekatnya kepada ajal.
فما من يوم تطلع فيه شمس ولا تغرب إلا وملك الموت ينادي: يا أبناء
الأربعين هذا وقت أخذ الزاد أذهانكم حاضرة ، وأعضاؤكم قوية شداد، يا أبناء الخمسين
قد دنا الأخذ والحصاد، يا أبناء الستين نسيتم العقاب وغفلتم عن رد الجواب فما لكم
من نصير.
“Selama
matahari terbit dan terbenam, maka malaikat maut selalu berseru: "Wahai
orang-orang yang berumur empat puluh tahun, ini saatnya bagi kalian untuk
mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena pikiran serta kekuatanmu masih
kuat. Wahai orang-orang yang telah berumur lima puluh tahun, waktu menuai telah
dekat. Wahai orang-orang yang berumur enam puluh tahun, engkau telah lupa
dengan siksaan dan tidak mengindahkan panggilan, maka tidak seorang pun yang
akan menjadi penolongmu.”
Mengutip
kitab Zuhur al-Riyâdhah, Imam al-Ghazali mengisahkan dalam Mukasyafatul Qulub
bahwa Nabi Ya‘qub ‘alaihissalam bersahabat dengan malaikat maut. Pada suatu
ketika, malaikat datang kepadanya. Ditanya oleh Nabi Ya‘qub, “Wahai malaikat
maut, engkau datang kemari untuk bertamu atau mencabut ruhku?” Malaikat
menjawab, “Aku datang hanya bertamu.”
Nabi Ya’qub ‘alaihissalam bertanya, “Jika begitu, aku ingin menyampaikan
suatu permintaan.” Malaikat bertanya, “Permintaan apa itu?” Nabi melanjutkan,
“Aku harap engkau memberitahuku saat ajalku sudah dekat dan engkau ingin
mencabut ruhku.” Malaikat pun menyanggupi, “Baiklah, aku akan mengirim dua atau
tiga utusan.”
Tatkala
ajal Sang Nabi sudah habis, malaikat maut kembali datang. Ditanya lagi oleh
Nabi alaihissalam, “Apakah engkau sekadar bertamu, atau hendak mencabut ruh?”
Malaikat menjawab, “Aku datang untuk mencabut ruhmu.” Sang Nabi terkejut, sebab
malaikat datang tiba-tiba untuk mencabut nyawa tanpa pemberitahuan sebelumnya,
“Bukankah engkau pernah memberi tahuku akan mengirim dua atau dua utusan?”
Malaikat menjawab, “Benar, dan aku telah mengirim putih rambutmu sebagai utusan
pertama. Padahal engkau tahu, rambutmu sebelumnya hitam. Kemudian aku mengirim
lemah badanmu sebagai utusan kedua. Padahal, engkau tahu tubuhmu sebelumnya
kuat. Terakhir, aku mengirim bongkok tubuhmu sebagai utusan ketiga. Padahal,
tubuhmu sebelumnya tegak. Itulah utusan-utusanku kepadamu, wahai Ya‘qub,
sekaligus kepada Bani Adam menjelang kematian mereka.”
Mari
kita renungkan sebuah hadis Rasul teladan yang disampaikan oleh Umar ibn
Khattab, khalifah kedua setelah Abu Bakar As-Shiddiq, pernah berkata:
أتيتُ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم عاشرَ عشرةٍ , فقال رجلٌ من
الأنصارِ : من أكيَسُ النَّاسِ وأكرمُ النَّاسِ يا رسولَ اللهِ ؟ فقال : أكثرُهم
ذِكرًا للموتِ وأشدُّهم استعدادًا له أولئك هم الأكياسُ ذهبوا بشرفِ الدُّنيا
وكرامةِ الآخرةِ .
”Bersama sepuluh orang, aku menemui
Nabi Saw lalu salah seorang di antara kami bertanya, ‘Siapa orang paling cerdas
dan mulia wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab, ‘Orang yang paling banyak mengingat
kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang yang cerdas, mereka
pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat’.” (hadits riwayat
Ibnu Majah).
Dalam Islam, orang yang berilmu itu
atau orang yang cerdas adalah orang yang menjadikan dunia ini sebagai ladang
akhirat (الدنيا
مزرعة الآخرة). Tempat menanam amal sholeh dan kebaikan
untuk dipanen di akhirat. Di akhirat-lah kehidupan yang sebenarnya dan di
sanalah negeri keabadian. Rasulullah Saw bersabda:
الكَيِّسُ مَنْ
دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ المَوْتِ
”Orang yang cerdas adalah yang orang
yang selalu menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal (kebaikan di
dunia ini) untuk kehidupan sesudah kematian (kehidupan akhirat) (HR. Ahmad).
مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ، وَمَنْ كَانَ
يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهَ فَهُوَ مَغْبُوْنَ، وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ
أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنَ (رواه الحاكم)
“Barangsiapa
yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang
beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang
yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya
kemarin maka dia terlaknat.”
اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ
وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ
Ya Allah,
jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujungnya, dan jadikan sebaik-baik amalku
pada akhir hayatku, dan jadikan sebaik-baik hariku pada saat aku bertemu
dengan-Mu (di hari kiamat). (HR Ibnu As-Sunni).
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِالْحَكيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاَوتَهُ إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ العَلِيْمُ أَقوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا
بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِه الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه
نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سيدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
فيا عباد الله اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ للّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ
الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالـْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ
أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْـمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ زَمَان وَ فِي مَكَانٍ.
اللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّة سيدنا
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّة سيدنا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أُمَّةِ
سيدنا مُحَمّد رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِوَصَلَّى اللهُ عَلَى
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ
وَ لَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
Komentar
Posting Komentar