Kumpulan Khutbah Jum'at
TELADAN
NABI terhadap KELUARGA
Keberhasilan dalam memimpin keluarga
sering dijadikan salah satu kriteria bagi kesuksesan seseorang. Ia belum
dianggap sukses kalau keluarganya masih berantakan atau banyak persoalan yang
tidak terselesaikan. Betapa banyak pemimpin yang sukses dalam karir dan bisnis,
tetapi gagal dalam memimpin rumah tangga. Misalnya, ada pengusaha atau pejabat
yang anaknya terlibat narkoba atau tindak kriminal lainnya. Ada anak pejabat,
pengusaha yang merasakan kurang kasih sayang kedua orangtuanya. Sang ayah sibuk
berbisnis dan sang ibu juga punya kesibukan yang sama, sehingga anak-anak
mengalami sindrom broken-home, tidak kerasan dirumah. Mereka mencari
tempat-tempat yang mereka tidak dapatkan dirumah sehingga banyak yang
terjerumus kepergaulan yang membawa kepada banyak persoalan.
Nabi kita, Nabi Muhammad Saw merupakan
teladan bagi ummatnya. Beliau disamping pemimpin militer, seorang pengusaha,
seorang guru, beliau juga merupakan pemimpin keluarga yang harmonis. Beliau
adalah seorang ayah yang baik pada anak-anaknya dan seorang suami yang baik
pada istri-istrinya.
Di dalam al-Qur'an hanya dua Nabi yang
menggunakan kata "uswatun hasanah". Yaitu Nabi Muhammad Saw
dan Nabi Ibrohim AS. Allah Swt berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”. (QS. 33:21)
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ
وَالَّذِينَ مَعَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan
yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia”.
Kenapa hanya dua Nabi saja yang menggunakan 'uswatun
hasanah'?. karena yang kedua nabi ini, bukan hanya dirinya saja yang patut
di tauladani dan di contoh, tetapi keluarganya, anak dan istrinya juga patut di
contohi.
Nabi Ibrahim punya dua anak yang bernama Ismail dan Ishaq.
Istrinya Saroh dan Hajar dibina dengan baik dan menjadi wanita yang shalihah.
Kedua orang putranya menjadi Nabi dan Rasul. Ismail menjadi contoh kesolehan
dan ketaatan kepada Allah dan orang tua dengan rela mengorbankan dirinya demi
mematuhi perintah Allah Swt dalam peristiwa udhiyah yang sekarang di
kenang dengan lemparan jumroh di Mina.
Begitu juga dengan Nabi Muhammad Saw, ia mempunyai istri
yang merupakan ummahatul Mu'minin dan anaknya Fatimah yang melahirkan
cucu-cucu yang sholeh dan sholehah.
Berbeda dengan nabi yang lain, misalnya Nabi Adam yang
mempunyai anak bernama Qabil, ia membunuh saudaranya yang bernama Habil. Nabi
Nuh memiliki anak yang bernama Kan'an yang durhaka dan tidak mau mengikuti
ajaran bapaknya, sehingga mati ditenggelamkan oleh Allah Swt. Nabi Luth,
istrinya durhaka, penganut lesbian dan homoseksual dan mati di adzab oleh Allah
Swt.
Allah Swt berfirman :
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَامْرَأَةَ
لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ
“Allah memberi perumpamaan tentang orang-orang kafir yaitu
istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba
yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada
kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun
dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke neraka
bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.(At-Tahrim : 14)
Beberapa sahabat datang menemui Aisyah RA, memintanya agar
menceritakan perilaku Rasulullah SAW, Aisyah sesaat tidak menjawab
permintaan itu. Airmatanya berderai. Kemudian dengan nafas panjang ia berkata “Kaana
kullu amrihi ‘ajaba’ (Perilakunya semuanya indah menakjubkan).
Ketika didesak untuk menceritakan perilaku Rasulullah Saw yang paling
mempesona. Aisyah RA kemudian mengisahkan bagaimana Rasulullah Saw yang mulia
ditengah malam, bangun dan meminta izin kepada Aisyah untuk shalat
malam.
“Izinkan aku beribadah kepada Rabbku,” ujar
Rasulullah Saw kepada Aisyah.
Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah
selalu menciumnya ketika ingin pergi ke masjid dan Rasulullah Saw selalu
menciumnya walaupun dalam keadaan berpuasa.
Aisyah juga berkata: aku pernah minum, kemudian aku
memberikan minuman tersebut kepada Rasulullah Saw, kemudian beliau menempelkan
mulutnya persis di tempat aku minum, lalu beliau minum. Aku juga pernah memakan
daging, kemudian aku memberikan daging itu kepada Rasulullah Saw, lalu beliau
meletakkan mulutnya (didaging tsb) pada bekas mulutku".
Rasulullah pernah suatu ketika terlalu malam pulang dari
perjalanan sehingga beliau tidak mau mengetuk pintu rumahnya. Sehingga beliau
tidur didepan pintu rumahnya, karena tidak mau mengetuk pintu, karena khawatir
mengganggu tidur Aisyah, istrinya.
Aisyah pun demikian, karena ingin langsung terbangun jika mendengar
Rasulullah Saw datang, maka Aisyah tidur persis di depan pintu rumah.
Jangan mengharapkan istri kita sholehah kalau kita tidak
mensholehkan diri kita terlebih dahulu. Begitu juga sebaliknya, seorang istri
jangan mengharapkan mendapatkan suami sholeh kalau tidak mensholehakan dirinya
terlebih dahulu.
Itu adalah Rasulullah Saw yang tidak pernah mengatakan
"terlalu sibuk" untuk hal yang demikian. Padahal Rasulullah Saw
adalah orang yang super sibuk. Dalam hidupnya ia telah memimpin 19 perang
besar, ia juga sebagai hakim yang memutuskan perkara ummatnya, ia juga adalah
imam shalat lima waktu di masjid Nabawi, dan baginya sholat tahajud merupakan
kewajiban untuk dirinya. Tetapi ia masih mengatakan:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِاَهْلِهِ
"Yang
terbaik diantara kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya".
Bagaimana
caranya, niatkan apa yang kita lakukan untuk keluarga kita sebagai bentuk
ibadah kepada Allah Swt. Karena Rasulullah Saw bersabda:
إنَّكَ لَنْ تُنفِقَ نفقةً
تَبْتَغِيْ بِهَا وَجْهَ اللهِ إلاَّ أُثِبْتَ عَلَيْهَا ، حَتَّى اللُّقْمَةَ تَجْعَلُهَا
فِيْ فِيِّ امْرَأَتِكَ
"Tidaklah kamu memberi satu nafkah pun yang kamu
niatkan untuk mengharap Ridha Allah Swt, kecuali kamu akan diberi pahala
atasnya, begitu juga apa yang kamu letakkan pada mulut istrimu". Dalam
riwayat lain: “Sesungguhnya apa yang kamu nafkahkan maka hal itu adalah sedekah
hingga suapan yang kamu suapkan ke mulut istrimu".
Begitu juga homatnya istri terhadap suami, Rasulullah Saw bersabda:
لَوْ كُنْتُ آمِرًا لِأَحَدٍ أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ
الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Seandainya aku boleh memerintahkan manusia
bersujud kepada manusia lain, aku akan perintahkan para istri untuk bersujud
pada suami mereka karena besarnya hak suami yang dianugerahkan Allah atas
mereka".
خَيْرُ
النِّسَاءِ إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ ،
وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِي مَالِكَ وَنَفْسِهَا
“Istri yang paling baik adalah yang
membahagiakanmu, saat kamu memandangnya, yang mematuhimu kalau kamu
menyuruhnya, dan memelihara kehormatan dirinya dan hartamu bila kamu tidak ada
disisinya.”
أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ
دَخَلَتِ الْجَنَّةَ.
“Bila
seorang wanita meninggal dunia, dan suaminya ridho (dengan tingkah
lakuknya semasa hidupnya), maka wanita itu masuk surga”.
إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَحَصَنَتْ
فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا. دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَِّة شَاءَتْ.
“Jika seorang istri telah
melaksanakan Shalat lima waktu, lalu
menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka ia akan masuk surga melalui
pintu mana saja yang ia sukai.”
Semoga
khutbah ini bermanfaat. Semoga kita dapat mendidik dan memberi
tauladan yang baik kepada keluarga dan anak-anak kita. Semoga keluarga kita
termasuk keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, keluarga yang berkah dan di
ridhoi oleh Allah Swt.
HASUD alias IRI DENGKI
Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ
أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا
تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ
إِخْوَانًا
“Hadits Riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena
buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling
memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah
kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan
janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi
jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara,” (HR. Muslim. No.
4646).
Hadits ini menjelaskan tentang hubungan antar sesama
manusia, antar sesama muslim dan hadits ini juga mengatur tentang hak dan
kewajiban yang harus di penuhi diantara mereka.
Yang akan kami bahas dalam khutbah kali ini adalah sabda
Rasulullah Saw “لَا تَحَاسَدُوا” janganlah kalian saling menghasud, mendengki, iri hati dan
lain sebagainya.
Apa itu hasud/ dengki?. Hasad atau dengki itu adalah
suatu keinginan seseorang agar kenikmatan yang diperoleh oleh orang lain hilang
atau berpindah kepada dirinya atau berpindah kepada orang selainnya.
Hasud ini hukumnya haram. Allah Swt sangat mencela perbuatan
ini.
Sikap hasud ini merupakan sikap yang tercela, kenapa? Karena
secara psikologis, hasud, dengki dan iri hati ini dapat menganggu kejiwaan
orang yang melakukannya. Kekhawatiran dan kesengsaraan akan selalu menghantui
orang yang hasud. Setiap kali ia menyaksikan tambahan ni’mat yang didapat
seseorang maka dadanya terasa sesak.
Sehingga sikap hasud ini menjadi penyebab seseorang
meremehkan ni’mat yang ada, yang telah Allah berikan kepadanya. Karena orang
yang hasud itu berpandangan bahwa dirinya tidak diberi ni’mat oleh Allah Swt.
Ia tidak menyukai
apa yang telah Allah
takdirkan kepada sesorang. Ia
tidak nyaman dengan ni’mat yang Allah berikan kepada orang lain yang berarti ia
tidak suka dengan apa yang telah Allah takdirkan kepadanya dan itu berarti
menentang takdir Allah.
Karena terlalu sering memikirkan ni’mat yang ada pada orang
lain, sehingga menjadikan orang yang hasud ini tidak pernah berdoa meminta
karunia kepada Allah Swt. Padahal Allah Swt berfirman: “ Janganlah kamu iri
hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah Swt kepada sebahagian kamu
............ (sampai firman Allah) dan mohonlah kepada Allah sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nisa:
32)
Selanjutnya, perbuatan hasud ini akan
melahap kebaikan seseorang sebagaimana api melahap kayu bakar, sebagaimana
sabda Rasulullah Saw, “jauhilah olehmu sekalian perbuatan hasud (dengki)
karena sesungguhnya perbuatan hasud itu akan menghabiskan kebaikan-kebaikan
sebagaimana api memakan/ menghabiskan kayu bakar. (HR. Abu Daud). Kenapa
demikian? Karena biasanya orang yang hasud itu akan menjelek-jelekkan orang
yang tidak disukainya itu dan berusaha agar orang lain membencinya dan
merendahkan martabatnya. Sehingga orang yang di dengki itu akan terus di
dzalimi, dan bagi orang yang didzalimi, ia mempunyai hak di akhirat nanti untuk
mengambil kebaikan-kebaikan orang yang mendengki atau menzhaliminya tersebut.
Jika kebaikan-kebaikan atau pahala pahala yang telah diperbuat selama di dunia
habis, maka dosa orang-orang yang didzalimi, dihasud dan lain sebagainya akan
dikurangi dan diberikan kepada orang-orang yang telah berlaku dzalim kepadanya
pada saat di dunia.
Ringkasnya, sifat hasud ini adalah
merupakan akhlak yang tercela. Bisanya terjadi pada orang-orang yang mempunyai
profesi yang sama. Pedangang dengan pedangang, karyawan dengan karyawan,
tetangga dengan tetangga, anak dengan anak. Sebagaimana contoh nabi Yusuf AS.
Nabi Yusuf
adalah putra Nabi Yaqub AS,
saudaranya berjumlah sebelas orang. Sejak kecil Yusuf telah menunjukkan sikap yang terpuji, ia anak yang
taat dan patuh kepada orang tuanya. Oleh karena itu, ayahnya lebih menyayangi
Yusuf dari pada saudaranya yang lain sehingga menyebabkan iri saudaranya dan
timbullah niat jahat di hati mereka. Saudara-saudaranya ingin membuang dan
membunuh Yusuf, pada suatu hari mereka berkata kepada Ayahnya, kami akan
mengajak Yusuf bermain dan berburu tetapi Ayahnya melarang. Percayalah Ayah,
kami akan menjaga Yusuf dan dengan senang hati Yusuf mau mengikuti
saudara-saudaranya ke hutan. Saudara-saudaranya sepakat untuk membunuh Yusuf,
akan tetapi ada yang mengusulkan supaya Yusuf dibuang saja ke dalam
sumur.Akhirnya, Yusuf dimasukkan ke dalam sumur. Allah SWT melindungi Yusuf di
dalam sumur itu dan ia ditolong oleh rombongan kafilah yang sedang menimba air.
Yusuf kemudian dijual kepada seorang menteri di Kerajaan Mesir.
Hasud juga merupakan dosa
pertama yang muncul di muka bumi ini. Yaitu dosanya Qobil yang hasud kepada
saudaranya sendiri Habil. Ketika Qabil tetap berkeras kepala tidak mau menerima
keputusan ayahnya dan meminta supaya dikawinkan dengan adik kembarnya sendiri
yaitu Iqlima maka Nabi Adam menyerahkan permasalahan ini kepada Allah Swt.
Caranya, masing-masing membawa korban yang diserahkan kepada Allah Swt dan
barang siapa yang diterima korbannya maka ia berhak menentukan pilihan
jodohnya. Qabil dan Habil menerima baik jalan penyelesaian
yang ditawarkan oleh ayahnya itu.
Habil membawa peliharaan ternak yang terbaik sedangkan
Qabil datang dengan sekarung gandum yang rusak dan busuk.
Kemudian korban itu diletakkan diatas bukit dan keduanya pergi untuk
menyaksikan dari jauh. Kemudian terlihat api besar turun dari langit menyambar
binatang ternak kepunyaan Habil sedangkan gandum milik Qabil tidak tersentuh
sedikit pun oleh Api. Maka keluarlah habi sebagai pemenang dan mendapatkan
keutamaan untuk memilih siapakah diantara kedua gadis saudaranya itu yang akan
dipersandingkan menjadi isteri. Kemudian dengan sifat
hasud yang dimiliki Qobil maka Qobil menaruh dendam terhadap Habil, yang
berujung kepada pembunuhan yang merupakan pembunuhan manusia pertama di muka
bumi ini.
Dan hasud ini adalah dosa
pertama yang dilakukan oleh Iblis ketika enggan bersujud kepada Adam. Mengapa
Iblis tidak mau bersujud kepada Adam? Karena ketidakmauan Iblis untuk bersujud
kepada Adam ‘alaihissalam adalah karena dengki, hasud dan takabur. Hal ini jelas dari firman Allah
ketika Allah bertanya kepada Iblis: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis Menjawab “Saya lebih baik
daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dia dari
tanah”.(QS. Al-A’raf 13).
Bagaimana cara menghindari sifat hasud
ini:
Yang pertama; hendaklah
kita memahami dengan benar konsep takdir menurut syari’at Islam,
sehingga kita faham kalau segala kenikmatan dan rizqi serta yang lainnya tidak
lepas dari ketentuan takdir Allah. Dengan memahami ini diharapkan tidak timbul
dalam diri kita rasa iri dan dengki terhadap orang lain, karena tahu itu semua
tidak lepas dari ketetapan takdir Allah. Yang kedua dengan meyakini dengan benar bahwa semua
kenikmatan tersebut berasal dari Allah dan diberikan kepada setiap orang sesuai
dengan hikmah yang diinginkanNya. Sebab tidak semua kenikmatan yang Allah
berikan kepada orang lain itu baik untuknya. Yang
ketiga, hendaklah kita membersihkan hati dengan berusaha mengamalkan seluruh
syari’at Islam.Memandang dunia dengan segala perhiasannya sebagai sesuatu yang
akan punah dengan cepat dan sesuatu yang tidak seberapa dibanding akherat. Demikian juga memandang tujuan akhir
kehidupannya adalah akherat yang kekal abadi. Yang
keempat, hendaklah selalu mengingat bahaya hasad bagi kehidupan dunia dan
akheratnya.Selalu mencanangkan dalam hatinya kewajiban mencintai saudaranya,
sehingga tidak merasa panas melihat saudaranya lebih baik darinya dalam permasalahan
dunia.Berusaha memenuhi hak-hak saudaranya sesama muslim dan mencari teman baik
yang mengingatkan dan menasehatinya.Selalu mengingat kematian dan pembalasan
Allah atas kedzoliman dan kerusakan yang ditumbulkan hasad tersebut.Mengingat
keutamaan zuhud dan lapang dada terhadap nikmat yang Allah anugrahi kepada
orang lain serta kewajiban bersyukur terhadap nikmat yang dianugrahkan
kepadanya. Sebab semua ini akan menimbulkan
sifat qana’ah dan kaya diri. Sifat qana’ah dan kaya diri ini yang akan membawanya
kepada sifat iffah dan takwa.
Semoga khutbah
kali ini dapat bermanfaat dan
semoga kita terhindar dari sifat yang amat tercela ini. Yang bukan saja
merugikan diri sendiri, tapi juga orang lain.
HIJRAH
Pada
bulan Muharrom, ada peristiwa besar dalam sejarah umat Islam, yaitu peristiwa
hijrahnya Nabi dan kaum muslimin secara besar-besaran dari kota Mekkah ke kota
Madinah.
Sebagai
peristiwa sejarah, barangkali hijrah hanya terjadi sekali. Tapi hijrah sebagai
strategi, sebagai taktik dari sebuah gerakan akan terus diperlakukan dalam
konteks ruang dan waktu yang berbeda-beda. Karena itu, nilai yang terkandung di
dalam peristiwa Hijrah tetap relevan untuk dijadikan referensi kehidupan. Lalu
nilai apa yang dikandung dalam peristiwa hijrah?
Banyak
hikmah yang bisa di petik dari hijrah. Betapa Nabi Saw dan para sahabat rela
meninggalkan kampung halaman tempat lahir dan dibesarkan. Seluruh keluarga yang
berbeda akidah melambaikan tangan. Mengucapkan selamat bepisah. Berangkat
mengarungi lautan pasir yang terhampar sejauh 400 Km. Kalau siang panasnya
membakar kulit, kalau malam dinginnya menusuk ke tulang sum-sum.
Kenapa
mereka mau? Apa sebenarnya yang mereka cari? Apa sebenarnya yang
merekaperjuangkan?
Jawabannya
adalah IMAN. Karena iman mereka tinggalkan kampung halaman. Karena iman mereka
tinggalkan harta benda. Karena iman mereka rela berpisah dengan keluarganya
yang berbeda akidah. Iman yang mereka pertahankan melahirkan ketenangan bathin.
Kalau bathin bahagia penderitaan badan tidak terasa. Itulah kenapa gurun pasir
jadi terasa indah, terik matahari tampak bagai pantulan sinar purnama, yang
jauh terasa dekat, yang lemah jadi kuat, yang taku jadi berani. Perjalanan
Mekkah-Madinah mereka tempuh dengan berbekal keimanan.
Oleh
karena itu, memasuki tahun hijriyah ini harus dengan semangat meningkatkan
keimanan sebagaimana latar belakang historis dan sosiologis dari peristiwa
hijrah dahulu.
Seorang
bijak pernah berkata, “dengan ilmu hidup menjadi mudah dan dengan iman hidup
jadi terarah”.
Kita
yang hidup di zaman iptek ini merasakan hidup jadi mudah. Apa yang terjadi di
Amerika bisa kita lihat hari ini juga di rumah kita. Hujan sudah bisa dibikin,
kekuarangan air bisa diatasi dengan penyulingan air laut, kekurangan lahan bisa
dipenuhi dengan merombak tanah gersang seperti yang dilakukan di negara teluk.
Karena ilmu hidup jadi mudah.
Selanjutnya,
iman membuat hidup jadi terarah. Manusia tidak Cuma diberi otak saja tapi juga
hati. Kita memang perlu tekhnologi, tapi itu bukan segala-galanya yang bisa
menjamin kesejahteraan hidup kita. Tanpa bimbinan hati yang berbalut
nilai-nilai keimanan, otak dan ilmu malah akan berkembang liar dan reduktif
terhadap kesejahteraan manusia.
Iman
harus kita miliki guna mengendalikan hawa nafsu. Beda dengan malaikat yang Cuma
diberi akal tapi tidak diberi nafsu. Karena itu malaikat bukan makhluk pejuang,
makanya kalau malaikat tidak berbuat dosa, pantas. Sebaliknya, binatang Cuma
diberi nafsu dan tidak diberi akal, maka kalu tiap hari berbuat salah, wajar.
Manusia berada ditengah-tengahnya, punya akal juga punya nafsu. Kalau akal
sehat kita yang menang, maka kita naik ke derajat malaikat, dan kalau nafsu
mengendalikan kita, jatuhla kita ke tataran binantang. Bahkan mungkin lebih
rendah, lebih ganas dan lebih brutal dari binantang.
Makin
tinggi status sosial, makin tinggi kwalitas keimanan makin besar godaan hawa
nafsunya. Iblis yang datang merongrong para kyai, para asatidz, para pimpinan
dan pejabat, tentunya para iblis kelas kakap.
Orang
yang tidak melengkapi dirinya dengan iman ibarat ikan mati. Ia sangat
bergantung pada keadaan. Digaramin ya ikut asin. Lainhalnya denganikan hidup,
meski ia berada dalam laut yang asin ia tidak ikut asin.
Jadi
hikmah yang pertama dari peristiwa hijrah ialah bahwa hijrah merupakan
perjalanan mempertahankan keimanan. Hikmah yang kedua yang harus dipahami ialah
bahwa hijrah merupakan perjalanan ukhuwah. Kita bisa simak bagaimana
orang-orang madinah menyambut orang Mekkah sebagai saudara. Kemudian mereka
bergaul dalam suasana ukhuwah yang berlandaskan pada suatu keyakinan bahwa
manusia berasal dari Nabi Adam dan Nabi Adam diciptakan dari tanah. Tak ada
yang melebihi seorang dari lainnya kecuali karena taqwanya. Biar keturunan
Arab, lahir disamping ka’bah tapi kalau kafir, maka neraka tempatnya.
Obyektivitas, itulah nilai yang melandasi ukhuwah mereka.
Sejarah
mencatat bahwa tidak ada prestasi dalam bidang pendidikan paling cemerlang yang
pernah terjadi di muka bumi ini melaikan keberhasilan konsep pendidikan
Rasulullah Saw.
Mudah-mudahan
dengan memasuki tahun baru hijriyah ini, kita semakin semangat dalam
meningkatkan keimanan, ukhuwah dan kebersamaan sebagai media untuk menjaga
keseimbangan lahir dan bathin, hati dan otak, dunia dan akhirat. Amin YRA.
HAJI
Beberapa hari belakangan ini, kita menyaksikan bersama
persiapan dan pemberangkatan para calon jama’ah haji
ketanah suci. Kita rasakan bersama betapa kebahagiaan telah menghiasi wajah
mereka dan sejuta harapan telah tertanam dalam di lubuk hati mereka, manakala
saudara-saudara kita tadi meninggalkan kampung halamannya terbang menuju kiblat
umat Islam sedunia, memenuhi panggilan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tidak ada ibadah
seagung ibadah haji, tidak ada sesuatu agama yang memiliki konsep ibadah
seperti konsep haji Islam. Haji mengandung seribu makna, merangkum sejuta
hikmah. Karena itu haji merupakan tiang kelima dari lima pilar utama dalam
Islam.
Ada ibadah badaniyah, yaitu ibadah yang menitikberatkan pada kekuatan badan
seperti sholat atau puasa. Ada ibadah qolbiyah yang pengalamannya
diperanutamakan oleh hati semisal niat dan dzikir khofi, dan ada ibadah
maliyah, dimana harta menjadi faktor dominan bagi kemungkinan terlaksananya
ibadah tersebut, umpamanya zakat, infaq, shodaqoh dan lain sebagainya.
Adapun ibadah haji merupakan gabungan dari ketiganya. Haji adalah titik
kumulasi dimana ibadah badaniyah, qolbiyah, dan maliyah bertemu menjadi satu.
Badan ikut melaksanakan, hati ikut berperan dan harta pun turut menentukan.
Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di cerai beraikan.
Ini adalah keistimewaan ibadah haji
yang pertama.
Adapun keistimewaan haji yang kedua adalah bahwa ibadah haji ini terikat
pada konteks ruang dan waktu tertentu. Ibadah-ibadah yang lain, jika sudah
datang waktunya, bisa dilakukan dimana saja. Puasa ramadhan bisa dilakukan
dimana saja. Zakat pun kalau sudah samai nishabnya, mau dikeluarkan dimana saja
boleh. Akan tetapi ibadah haji hanya bisa dilakukan di tempat tertentu dan musim tertentu saja.
Oleh karena keistimewaan itulah Nabi Muhammad Saw pernah bersabda:
الحَجُّ
الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ الْجَزَاء اِلَّا الْجَنَّة
“Haji yang mabrur tiada pahala yang lain (dari Allah Swt) kecuali surga”
(HR. Bukhari Muslim)
Di dalam hadits lain juga disebutkan:
الحُجَّاجُ
وَ الْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ إِنْ سَأَلُوا أَعْطُوْا وَإِنْ دَعَوْا أَجِيْبُوا وَ
إِنْ أَنْفَقُوا أَخْلِفُ لَهُمْ
“Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan umroh adalah tamu-tamu Allah.
Apabila mereka memohon, tentu diberi. Jika mereka berdoa, niscaya dikabulkan,
dan jika mereka berbenlanja (nafkah/ mengeluarkan uang), niscaya di ganti”
Adapun keistimewaan yang ketiga adalah haji merupakan kongres Internasional
Ummat Islam. Saat itu mereka menyaksikan ummat Islam dari berbagai penjuru
dunia, dari berbagai negara dan benua.
Sedangkan keistimewaan yang kempat, ibadah haji merupakan napak tilas dari
sejarah hidup Rasulullah Saw. Maka dari itu sudah menjadi keharusan bagi
jama’ah haji untuk mengunjungi Makam Rasulullah Saw, karena ada sebuah hadits
mengatakan:
مَنْ
حَجَّ وَلمَ ْيَزُوْرُنِي فَقَدْ جَفَانِي وَمَنْ زَرَانِي فَكَأَنمَّاَ زَارَانِي
حَيًّا
“Barangsiapa pergi haji dan tidak menziarahi aku, maka ia telah
mengecewakanku. Barangsiapa menziarahiku sesudah mati, maka seolah-olah ia
telah menziarahiku di masa hidup(ku)”.
Dan keistimewaan haji bagi ibadah yang lain (menurut imam al-Ghazali)
adalah bahwa perjalanan ibadah haji seperti perjalanan menuju akhirat untuk
bertemu Allah Swt. Haji merupakan miniatur kematian. Ketika mengucapkan selamat
tinggal kepada keluarga dan saudara, seakan akan mengucapkan selamat tinggal
ketika sakarotul maut. Seperti hadits Nabi yang berbunyi:
يَتْبَعُ
الْمَيِّتُ ثَلَاثَة فَيَرجِعُ إِثْنَان وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدًا يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ
وَ مَالُهُ وَ عَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَ مَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
“Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu:
keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kemvali dan yang satu tinggal
bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya sedangkan yang
tinggal bersamanya adalah amalnya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Seorang jama’ah haji ketika menyiapkan bekal untuk perjalanan seolah-olah
menyediakan bekal untuk akhirat. Ketika mengingat jauhnya perjalanan yang akan
di tempuh atau ada kekhawatiran ada halangan dan rintangan dalam perjalanan,
maka perjalanan akhirat lebih jauh dari itu dan memiliki banyak rintangan
seperti pertanyaan mungkar nakir dan siksa kubur. Ketika menggenakan pakaian
ihrom yang serba putih, maka itu merupakan gambaran daripada seseorang yang
sudah mati yang di balut dengan kain kafan. Ketika sa’i antara shafa dan
marwah, itu menggambarkan betapa hati manusia menjadi panik dan gusar ketika
diombang-ambing oleh neraca mizan di akhirat nanti, mana yang lebih berat dari
keduanya itu, apakah kebaikannya atau keburukannya. Ketika thawaf seolah-olah
manusia dibangkitkan dari alam kubur menuju padang mashsyar. Dan ketika di
padang Arafah, seolah-olah manusia dari mulai zaman Nabi Adam AS sampai manusia
yang terakhir wafat pada hari kiamat kelak dikumpulkan di padang mahsyar.
Maka dari itu ibadah haji akan membangkitkan kesadaran primer seseorang;
yaitu dari mana kita datang, dimana kita sekarang dan kemana kita akan kembali.
Disaat kita merenung dipadang arafah yang terhampar luas, betapa kecilnya kita
saat itu, disaat kita menanggalkan segalam macam status sosial kita.
Bagaimana dengan kita yang tidak melaksanakan ibadah haji?. Alhamdulillah
kita sekarang sudah memasuki bulan dzulhijjah. Diantara nikmat Allah Swt
kepada hamba-Nya adalah bahwa Dia menciptakan musim-musim kebaikan, agar mereka
memperbanyak amal shalih dan meraih banyak pahala dan kebaikan. Di antara musim
kebaikan itu adalah sepuluh hari pertama yaitu tanggal 1 sampai 10 bulan
Dzulhijjah. Ibnu Rajab mengatakan: “ Amal shalih dilipatgandakan pahalanya
karena beberapa sebab, diantaranya karena keutamaan tempat seperti ibadah di
tanah haram, karena dilipatgandakan paha shalat di Masjidil Haram dan Masjid
Nabawi, juga karena kemuliaan waktu seperti bulan Ramadhan dan sepuluh hari bulan Dzulhijjah.”
Rasulullah
Saw bersabda:
ما مِنْ أَيَّامٍ العَمَلُ
الصَّاِلحُ فِيْهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ يَعْنِي العَشرَ.
قالوايارسول الله ولا الجهادُ في سبيل اللهِ قال ولا الجهادُ في سبيل الله إلا
رجلٌ خَرَجَ بنفسه ومالِهِ فلمْ يَرْجِعْ مِن ذلك بِشَيْءٍ (رواه البخاري).
“Tidak
ada hari yang amal shalih padanya lebih Allah sukai selain dari pada hari-hari
yang sepuluh ini”. Para shahabat bertanya: “ sekalipun dari jihad fi sabilillah
wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: sekalipun dari jihad fisabilillah dengan
harta dan jiwanya, ia tidak membawa kembali sedikitpun darinya” (HR. Bukhari).
Ibnu
hajar al-Asqalani mengatakan: “sebab diistimewakannya sepuluh hari awal
Dzulhijjah karena berhimpunnya beberapa ibadah besar yang tidak ada pada
hari-hari yang lainnya, yakni sholat iedul adha, puasa hari arafah, ibadah
kurban dan haji”.
Puasa
hari Arafah atau puasa pada hari kesembilan bulan dzulhijjah adalah puasa yang
paling utama dalam setahun sesudah puasa Ramadhan. Dan berpuasa pada hari itu
akan menebus dosa selama dua tahun.
Semoga Allah memberikan keberkahan dan taufik-Nya kepada kita untuk
melakukan amal-amal shalih di awal bulan Dzulhijjah nanti, amin.
PUASA
Allah swt yang menciptakan manusia, sudah pasti mengerti
tentang manusia. Jika Allah memerintahkan sesuatu pasti ada tujuan dan
mashlahat bagi manusia dan bukan sesuatu yang sia-sia, Jika Allah memerintahkan
shalat pasti ada tujuannya, jika Allah memerintahkan shodaqoh pasti ada
tujuannya, dan Jika Allah memerintahkan haji pasti ada tujuannya, begitu juga
Allah swt memerintahkan untuk berpuasa pasti ada tujuannya.
Salah satu tujuan, diperintahkan puasa Ramadhan adalah agar
kita menjadi orang yang bertakwa, sebagaimana ayat 183 Surat al-Baqaroh Allah
berfirman :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (al-baqarah 183)
Puasa Ramadhan melatih agar kita
menjadi orang-orang yang bertaqwa, kita dikarantina, digembleng agar kita
benar-benar menjadi orang yang bertakwa. Berhasil atau tidaknya kita melakukan
ibadah puasa akan tampak dari ketakwaan kita
setelah kita keluar dari bulan suci Ramadhan ini dan ujian ketakwaan
kita di mulai dari bulan syawal ini. Jika tidak ada perubahan dalam ketakwaan
kita maka kita hanya menjadi pelaku yang melewati bulan suci Ramadhan sebagai
rutinitas ritual belaka.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Menurut Imam Kusairi “Takwa” dapat
diartikan dari huruf-huruf yang dirangkai didalamnya yaitu huruf Ta, Qof, Waw
dan Ya. Adapun huruf taqwa yang pertama adalah :
1.
“Ta”=Tawadhu, rendah hati. Apakah setelah Ramadhan hati kita menjadi semakin
tawadhu atau tidak. Tidak cepat marah, emosi, dan sabar dalam menjalani
permasalahan dalam hidup ini. Rasulullah Saw pernah memberikan contoh kepada
kita. Ketika Abu Jahal sudah kehabisan jalan dan cara untuk menyakiti
Rasul, akhirnya ia menyewa orang yang
tugasnya adalah meludahi Rasul setiap kali bertemu dengannya di jalanan. Dikala
beliau diludahi beliau tersenyum. Hal ini berulang-ulang kali dilakukan. Sampai
suatu hari beliau lewat di tempat itu dan tidak ada lagi yang meludahinya.
Lantas Rasulullah saw mencari dan bertanya kepada seseorang. Biasanya kalau
saya lewat sini saya diludahi oleh seseorang, sekarang dimana dia? Dijawab: oh
.. ia sedang sakit demam panas wahai Rasulullah. Mendengar berita itu
Rasulullah saw langsung pulang ke rumah untuk mengambil makanan berupa roti dan
kurma, beliau lalu bergegas menjenguk orang yang sedang sakit itu, sekalipun
yang sakit adalah orang yang selalu menyakiti beliau. Sesampai beliau
dirumahnya beliau mengetuk pintu dengan mengucapkan salam, lalu Rasulullah
masuk, apa yang terjadi, orang yang menyakiti Rasulullah saw berkata: ya Muhammad bukan main akhlaqmu, tiap hari
engkau lewat, tiap hari saya ludahi, saya sakiti hatimu, tapi dikala saya sakit
belum ada teman dekat seorangpun yang datang menjenguk saya, engkau malah
datang lebih dahulu. Bukan main akhlaqmu wahai Muhammad maka mulai saat ini
saksikanlah wahai muhammd saya memeluk agamamu.
Huruf Taqwa
yang kedua adalah :
2. “Qof” adalah Qona’ah yang artinya merasa cukup. Saat
kita berpuasa segalanya ingin kita beli, dan segalanya ingin kita makan dan
minum. Tetapi ketika waktu buka puasa datang, sesuaikah yang kita makan dan
minum dengan keinginan tadi siang?”, mungkin minum satu tegak air saja sudah
terasa segarnya. Apakah Ramadhan kemarin telah melatih kita sifat Qona’ah?
Huruf Taqwa yang ketiga adalah :
3. “Wawu”yaitu Wara’ artinya meninggalkan yang halal dan
subhat agar tidak terjerumus kedalam sesuatu yang haram. Nabi pernah melarang
untuk mengembalakan kambing dipinggir ladang kita yang dekat dengan ladang
kepunyaan orang lain, dikhawatirkan kambing itu masuk kedalam ladang orang lain
dan memakan rumputnya. Ini adalah sifat wara’
(hati-hati) dengan meninggalkan sebagian yang halal (yaitu ladang kita) agar
tidak terjerumus kedalam yang haram atau yang shubhat.
Banyak sekali
kisah salafussholeh tentang sifat wara’ ini. Seperti ayahnya Imam
al-Ghazali yang mengabdi kepada seorang petani selama berbulan-bulan,
bertahun-tahun hanya sekedar diikhlaskan dari satu buah aple yang ia makan
padahal apel tersebut sedang hanyut di sungai. Imam hasan basri pernah membeli
satu kilo kurma dipasar, ketika sampai rumah ditemukan semut mati ada di dalam kantong kresek kurma tersebut dan
kemudian ia kembali lagi kepasar hanya untuk mengembalikan semut mati itu.
Karena ia tidak merasa pernah membeli semut mati tersebut. Abu Bakar Siddiq. Suatu ketika Beliau memakan sesuatu yang dibawa oleh
pelayannya. Saat itu Abu Bakar sedang terburu-buru sehingga tidak menanyakan
asal muasal makanan. Setelah selesai Abu Bakar bertanya, dari mana makanan ini.
Maka pelayannya menjawab: Ketika saya belum masuk Islam saya pernah meramal
seseorang, sedang saya tidak pandai meramal. Namun saya berhasil menipunya.
Maka orang itupun memberikan makanan itu kepadaku sebagai upah dari ramalanku,
dan makanan itulah yang engkau makan. Mendengar hal tersebut, Abu Bakar lantas
memasukkan tangannya ke mulutnya dan memuntahkan makanan yang telah berada di
dalam perutnya. Abu Bakar berkata;
“Andai saja makanan itu tidak keluar kecuali bersamaan dengan keluarnya
ruhku, niscaya aku tetap akan mengeluarkannya. Ya Allah, ampunilah aku terhadap
hal buruk yang terbawa bersama aliran darah dan telah mengotori ususku ini.”.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Mereka semua adalah
tauladan kita. Mereka keluarkan sesuatu yang haram, yang telah masuk ke dalam
tubuh mereka secara tidak disadari. Bagaimana dengan kita yang dengan sengaja
mencari makanan haram untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga, anak dan istri
kita. (wal ‘iyadzubillah)
Huruf yang terakhir dari
Takwa adalah “Ya"
4.
“Ya”yaitu
Yakin. Orang yang berhasil puasanya akan memiliki keyakinan yang kuat terutama
keyakinan kepada Alllah Swt. Kalau ibadah shalat bisa dilihat orang sehingga
timbul sugesti untuk rajin shalat. Haji, orang lain ikut mengantarkannya,
sehingga menjadi semangat untuk pergi haji, beda dengan puasa? Siapa yang tahu
kalau kita sedang ibadah puasa kecuali kita dan Allah, hal tersebut didasari
karena kita yakin bahwa Allah itu ada dan hanya Allah yang akan membalas ibadah
puasa kita. Maka dari itu setelah Ramadhan ini kita harus selalu melibatkan
Allah didalam aktivitas dan keluh kesah kita, karena kita yakin bahwa Allah
selalu menilai dan mengabulkan permohonan hamba-hambanya.
Ma’asyrol Mu’minin Rohimakumullah
Semoga Allah Swt memberikan ni’mat sehat dan panjang umur
sehingga kita dapat berjumpa dengan bulan suci Ramadhan di tahun-tahun yang
akan datang. Semoga kesucian Ramadhan yang baru saja kita tinggalkan ini
berhasil menyirami kehidupan nyata dalam sebelas bulan kemudian, Jika ditahun
berikutnya amal kita lebih buruk, dibanding tahun-tahun sebelumnya, ada baiknya
kita intropeksi diri. Semoga ibadah yang
telah kita kerjakan dengan penuh mujahadah selama bulan suci ramadhan
yang lalu diterima dan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt dan semoga
Allah memberikan kekuatan kepada kami agar dapat melakukan ibadah puasa sunnah
6 hari di bulan syawal ini. Amin amin ya rabbal alamin.
RAMADHAN
Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nanti oleh
orang-orang sholeh di seluruh jagad raya ini. Kenapa? Karena Allah Swt
melipatgandakan setiap Amal kebaikan yang diperbuat di bulan Ramadhan.
Allah swt telah menjadikan suatu tempat dan waktu, yang jika
dikerjakan Amal kebaikan maka Allah akan melipatgandakan pahala kebaikan
tersebut. Salah satu tujuannya adalah agar manusia termotivasi untuk beribadah
di tempat dan waktu yang di telah ditentukan. Adapun tempat yang ditentukan itu
Mekkah dan Madinah. Sekali Shalat di
Masjidil Haram Mekkah pahalanya sama dengan shalat 100.000 kali shalat di
tempat lain. Begitupun ibadah-ibadah lain. Allah akan melipatkan semua pahala
kebaikan. Adapun waktu yang ditentukan adalah bulan suci Ramadhan, dimana semua
amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah Swt.
Maka dari itu Rasulullah Saw dan para shahabat dari
jauh-jauh hari mengharapkan bisa dipertemukan lagi dengan bulan Ramadhan.
Mereka mempersiapkan diri, materi, dan lain-lain sebagainya sebagaimana seorang
jama'ah haji yang sudah pasti berangkat tahun ini, mereka mempersiapkan diri dan kebutuhannya
selama berbulan-bulan sebelum diberangkatkan. Disiapkan bekal untuknya di tanah
suci, disiapkan bekal untuk yang ditinggalkan di tanah air. Sehingga ketika
mereka beribadah haji, mereka dapat
beribadah dengan khusyu dan dapat beribadah dengan sebaik-baiknya ibadah.
Begitu pula, para shahabat Rasulullah Saw. Mereka
mempersiapkan dua bulan sebelum Ramadhan agar mereka dapat beribadah dengan
sebaik-baiknya ibadah dan dengan sekhusyu’ khusyu’nya ibadah di bulan Ramadhan,
agar ibadah yang akan dijalankannya nanti diterima disisi Allah swt.
Karena Allah swt akan menerima sesuatu yang terbaik yang
diberikan dan dipersembahkan untuknya. Mungkin kita masih ingat cerita, Ketika
Allah swt menerima sesuatu yang dipersembahkan Habil, tapi tidak menerima
sesuatu yang dipersembahkan Qabil, kenapa? karena Habil mempersembahkan dengan
sesuatu yang terbaik yang ia miliki.
Sebagai seorang peternak kambing, Habil mempersembahkan
kambing yang baik, yang gemuk. Sedangkan Qabil sebagai seorang petani
mempersembahkan hasil pertanian yang jelek-jelek. Kemudian turun api yang
menyambar kurban Habil yang pertanda kurbannya di terima dan mengabaikan kurban
yang dipersermbahkan Qabil.
Kita pun seharusnya demikian. Kalau kita beribadah kepada
Allah, baik itu shalat, puasa, zakat, haji, membaca al-Qur'an, dsb, kita
beribadah dengan sebaik-baiknya ibadah, insya Allah, Allah swt akan menerima
ibadah yang terbaik yang kita telah usahakan.
Oleh karena itu,
setiap bulan suci Ramadhan, para sahabat Rasulullah saw dengan sekuat
tenaga meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah mereka, agar ibadah mereka
diterima disisi Allah swt. Mereka bertadarrus Alqur’an, mereka shalat malam,
mereka bersedekah. Mereka juga banyak menghabiskan waktu beri’tikaf dimasjid.
Mereka khawatir seandainya seluruh amaliyah Ramadhan yang mereka kerjakan tidak
sempurna sehingga tidak menjadi yang terbaik untuk dipersembahkan kepada Allah
swt.
Sama seperti seorang jama'ah haji yang sedang beribadah di
mekkah dan madinah. Mereka akan beribadah dengan semaksimal mungkin, karena
seluruh ibadah dilipatgandakan pahala oleh Allah swt. Yang kedua, mereka akan
beribadah dengan semaksimal mungkin, karena mereka berkeyakinan bahwa mungkin
ini adalah haji yang terakhir bagi dirinya selama ia hidup di dunia ini.
Maka dari itu setiap jama'ah haji yang melakukan thawaf
wada, yang ingin berpisah dengan ka'bah, dengan rumah Allah, pastilah mereka
menangis. Mereka membayangkan kerinduan yang mendalam kepada rumah Allah
setelah mereka berpisah dengannya. Setelah mereka jauh dari-Nya.
Begitu juga dengan bulan Ramadhan. Datangnya sangat
diharapkan oleh Rasulullah dan para shahabat. Kepergiannya sangat menyedihkan
bagi orang-orang sholeh. Kenapa? Karena waktu, dimana Allah melipatgandakan
semua amal kebaikan telah berakhir. Bahkan para shahabat memujahadah di sepuluh
terkahir bulan Ramadhan. Diisi dengan ibadah dan ibadah.
Makanya Rasulullah Saw bersabda:
"Andaikata ummatku tahu apa yang tersembunyi dalam
bulan Ramadhan, niscaya mereka mengharapkan seluruh bulan dalam setahun menjadi
bulan Ramadhan".
Ini Rasulullah yang berbicara. Rasulullah adalah manusia
yang sudah melihat sesuatu yang masih merupakan hal-hal ghaib bagi kita. Karena
ketika Isra dan mi'raj, diangkat semua tabir kegaiban itu. Rasulullah Saw di
perlihatkan surga, diperlihatkan neraka, diperlihatkan para malaikat, bahkan
sampai ke sidrotil muntaha untuk bertemu Allah Swt.
Sehingga ketika turun kedunia, Rasulullah semakin yakin lagi
atas ajaran yang dibawanya, dan Rasulullah ingin agar ummatnya sadar dan
mengikutinya.
Maka dari itu setiap malam penghabisan bulan suci Ramadhan,
Sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahuwajhah sambil menampakkan wajah yang
cemas dan gelisah serta sambil berlinangan air mata, beliau berkata : “Ya
Alloh, dapatkah kiranya aku mengetahui siapakah gerangan/ siapakah orang yang
sudah pasti diterima amalan ibadah puasanya, agar aku … dapat mengucapkan
selamat berbahagia kepadanya?”.
Mudah-mudahan dengan khutbah yang singkat ini dapat
memotivasi kita untuk mempersiapkan diri kita untuk menghadapi bulan yang agung
itu. Karena bukan hanya kebaikan yang dilipatkan pahalanya, begitu juga dosa
yang dikerjakan di bulan yang agung itu dilipatgandakan dosanya oleh Allah swt.
BUIH DI LAUTAN
Allah Swt di dalam al-Qur'an banyak memberikan penjelasan
tentang kehancuran suatu bangsa atau suatu peradaban. Penjelasan ini sangat
penting bagi kita agar bisa dijadikan pelajaran sehingga tidak mengulang
kembali tindakan-tindakan yang dilakukan oleh ummat-ummat terdahulu. Allah Swt
berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا
كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya. (QS. 7:96)
فَلَمَّا نَسُوا
مَاذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّى إِذَا
فَرِحُوا بِمَآأُوتُوا أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga
apabila mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami
siksa mereka dengan tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (QS. 6:44)
وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا
فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami
perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati
Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah
sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami
hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS. 17:16)
Ma'asyirol Muslimin Rohimakumullah
Ayat-ayat al-Qur'an yang menjelaskan kehancuran suatu negeri
itu bercerita bahwa kehancuran suatu kaum berhubungan dengan beberapa hal. Yang
pertama, sikap kaum yang melupakan peringatan Allah Swt, sehingga mereka
lupa diri dan hidupnya dihabiskan untuk mencari kesenangan demi kesenangan. Yang
kedua, Apabila di dalam suatu peradaban sudah tampak dominan adanya para
pembesar, elite-elite pemimpin, tokoh masyarakat, orang-orang kaya yang bergaya
hidup mewah maka itu pertanda kehancuran peradaban itu sudah dekat.
Contohnya, kaum 'Ad, yang telah dihancurkan oleh Allah Swt
karena takabbur, merasa paling berkuasa dan kuat. Begitu juga kehancuran
menimpa Fir'aun, Namrudz, dan sebagainya. Sejarah juga mencatat, bagaimana
peradaban Islam di Spanyol yang sudah bertahan selama 800 tahun dapat
dimusnahkan dari bumi Spanyol. Begitu juga runtuhnya kerajaan Turki Utsmani
disebabkan salah satunya banyak mendapatkan harta melimpah dari upeti, pajak
dari wilayah-wilayah yang sudah sangat luas cakupannya, sehingga membuat kalangan
elite politik Turki Utsmani hidup dalam kemewahan, merosot moralitasnya yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang Negara. Begitu juga sejarah
jatuhnya Palestina ke tangan Zionis Yahudi seharusnya menjadi pelajaran bagi
kaum Muslimin. Bagaimana suatu kaum minoritas dari segi jumlah dapat
mengalahkan kaum Muslimin yang jumlahnya sangat banyak. Maka dari itu
Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم ، قَالَ :
يُوشِكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمُ الأُمَمُ كَمَا تَدَاعَى الْقَوْمُ عَلَى
قَصْعَتِهِمْ قَالَ : قِيلَ: مِنْ قِلَّةٍ ؟ لاَ ، وَلَكِنَّهُ غُثَاءُ السَّيْلِ
، يُجْعَلُ الْوَهَنُ فِي قُلُوبِكُمْ ، وَيُنْزَعُ الرُّعْبُ مِنْ قُلُوبِ
عَدُوِّكُمْ ، لَحُبِّكُمُ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَتِكُمْ فِي الْمَوْتِ.رَوَاهُ
أَبُو دَاوُدَ
Akan datang suatu masa, bangsa bangsa (selain Islam) bersatu
untuk mengalahkan (memperebutkan) kamu, mereka (ibarat orang-orang rakus) yang
berkeremun saling berebut makanan di sekitar mereka. Ada yang bertanya, wahai
Rasulullah apakah karena jumlah kami (kaum muslimin) sedikit? Rasulullah
menjawab, ‘Bukan’, (bahkan kamu pada waktu itu adalah golongan mayoritas tetapi
kualitasmu) bagaikan buih di lautan. Bagai buih dilautan. Sungguh ironis,
banyak tapi tidak punya daya. Dipermainkan oleh gelombang. Dihempaskan kekiri
dan kekanan. Hanyut dalam arus bukan menciptakan arus. Bukan membentuk mode
tapi mengikuti mode. Kenapa bisa demikian, Rasulullah melanjutkan haditsnya :
karena ummat Islam terjangkit dua hal; yang pertama adalah karena mereka
(terlalu) mengagungkan dunia dan yang kedua adalah karena mereka sangat benci
kepada kematian. Dalam hadits lain Rasulullah bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول اللهصلى الله عليه وسلم إذا
عَظَّمَتْ أُمَّتِي الدَّنْيا نُزِعَتْ مِنْها هَيْبَةُ الإِسْلامِ وإذا تَرَكَتِ
الأَمْرَ بالمَعْرُوفِ والنَّهْيَ عَنِ المنْكَرِ حُرِمَتْ بَرَكَةَ الوَحْيِ وإذا
تَسابَّتْ أُمَّتِي سَقَطَتْ مِنْ عَيْنِ الله
Artinya: “Apabila ummatku sudah mengagungkan dunia maka akan
dicabutlah kehebatan Islam, dan apabila mereka meninggalkan aktivitas amar
ma’ruf nahi mungkar (meninggalkan da'wah), maka akan diharamkan keberkahan
wahyu, dan apabila ummatku (sudah) saling caki maki (saling menghujat/
berperang/ membunuh dsb), maka jatuhlah mereka dalam pandangan Allah Swt.
Contohnya di syiria, kaum muslimin salin membunuh diantara
mereka. Di Indonesia juga terdapat cikal bakal yang justru datangnya dari dunia
pendidikan. banyak terjadi tawuran, saling menghina, sampai saling membunuh
yang dilakukan oleh orang Islam kepada orang Islam juga. Kampus yang merupakan
tempat dilahirkannya para intelektual, yang seharusnya menjunjung nilai-nilai
kemanusiaan yang tinggi dan jauh dari anarkisme tak luput dari tindakan
anarkis. Intelektual yang mestinya mengedepankan argumentasi dengan nalar logis
dalam menyelesaikan persoalan seolah melupakan etika akademik yang menjadi
bagian kehidupan kampus atau lembaga pendidikan lainnya.
Peradaban yang terbaik adalah peradaban yang dibangun dan dicontohkan oleh
Rasulullah Saw. Bagaimana Rasulullah Saw mempersaudarakan kaum Muhajirin dan
Anshar dalam ikatan keimanan. Yang dari situlah muncul rasa cinta dan kasih
sayang diantara mereka, seperti bahan bangunan yang saling melengkapi, seperti
anggota tubuh, jika sakit salah satu anggotanya maka akan merasakan sakit
anggota tubuh yang lain. Muslim itu adalah saudara muslim lainnya. Setiap
Muslim haram ditumpahkan darahnya, dihilangkan harta bendanya dan dijatuhkan
kehormatannya.
وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ
أَخُو الْمُسْلِمِ ... كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ
وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ
Mudah-mudahan generasi kaum muslimin kedepan dapat
melahirkan generasi baru yang "ruhamaau bainahum", yang tidak
menjadikan dunia ada dalam hati mereka, dan selalu merindukan masuk surga untuk
bertemu Allah Swt. Amin.
RASULULLAH SAW
WAFAT
Pada bulan Robiul Awal biasanya kaum Muslimin memperingati
maulid/ kelahiran Nabi Muhammad Saw, yang gunanya adalah untuk menambah
pengetahuan kita tentang kehidupan Rasulullah Saw, sehingga bertambah iman
kita, bertambah mahabbah/ kecintaan kita kepada Rasulullah Saw. Dan dibulan
Robiul Awal ini juga, Rasulullah Saw wafat, menghadap penciptanya, Allah Swt.
Disamping kelahirannya kita juga harus mengetahui menjelang
wafatnya Rasulullah Saw. Kenapa demikian? Karena dengan mengetahuinya,
mempelajarinya akan menambah wawasan kita, betapa besar kecintaan Rasulullah
Saw kepada kita, kaum muslimin selaku ummatnya.
Jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT
Tiga bulan menjelang wafatnya Rasulullah Saw, kala itu
Rasulullah Saw sedang khutbah wukuf di padang Arafah, turunlah ayat ;
اَلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ
لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمْ
الإِسْلَامَ دِيْنًا.
“Pada hari ini telah aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah
Aku cukupkan kepadamu nikmatmu dan telah aku ridhoi Islam menjadi agama bagi
mu”
Beberapa shahabat merasakan bahwa Rasulullah saw akan wafat
tidak lama setelah turunnya ayat tsb.
Pada hari minggu tepatnya tanggal 4 rabiul awal, yaitu
delapan hari sebelum Rasulullah saw wafat, beliau pergi berziarah ke maqam baqi
dan mendoakan ahli Baqi. Sekembalinya dari Maqam Baqi, Nabi mulai merasakan pusing dikepalanya.
penyakit itu adalah penyakit yang pertama, yang dirasakan sebelum Rasulullah
Saw meninggal dunia.
Kemudian pada tanggal 7 rabiul awal, Nabi merasakan sakit
yang amat sangat dibanding hari-hari sebelumnya. Sampai-sampai Nabi dirawat dan
ditunggui oleh istrinya Aisha binti Abi Bakr Ash-Shiddiq, kemudian Ali bin Abi
tholib dan Abbas bin Abi Muthallib.
Walaupun dalam
kondisi sakit, Nabi tetap memaksakan untuk berkhutbah jum'at pada tanggal 8
Rabiul Awal, yaitu empat hari sebelum wafat. Pada khutbah kala itu, dihadapan
kaum muslimin, Rasulullah Saw bersabda: “wahai kaum muslimin, ada seseorang
yang ditawari dunia beserta isinya dan kemudian orang itu ditawari surga untuk
bertemu Allah swt, maka orang itu memilih bertemu allah swt”.
Abu bakar dengan perasaannya yang halus dan merupakan teman
Nabi sejak kecil sangat paham bahwa orang yang dimaksud itu adalah Rasulullah
Saw, maka Abu Bakar-pun menangis seketika.
Pada hari itu juga, merupakan sholat terakhirnya Nabi
Muhammad Saw bersama para sahabat, sehingga Nabi memerintahkan Abu Bakr Shiddiq
melalui Aisha binti Abi Bakr untuk menjadi imam sholat jama’ah. “Muru aba
bakr falyusolli finnaas”.
Satu hari sebelum meninggal, yaitu pada tanggal 11 Rabiul
awal, nabi menafkahkan seluruh hartanya kepada kaum muslimin. Pagi hari tanggal
12 rabiul awal, ketika itu abu bakar sedang mengimami sholat subuh berjama’ah
bersama para sahabat, Nabi melihat mereka berjama’ah melalui jendela rumahnya
dan Nabi tersenyum melihat hal itu, Nabi sedang mengenang perjuangannya selama
berpuluh-puluh tahun, Nabi sedang mengenang perjalanan dakwahnya menyebarkan
agama tauhid, mengajak manusia dari menyembah berhala kepada menyembah Allah,
dan saat itu adalah saat yang terakhir para sahabat melihat Rasulullah.
Pada waktu dhuha, Fatimah masuk ke kamar Nabi, kemudian Nabi
menanyakan kabar Fatimah. Setelah itu masuklah Abdurrahman bin abu bakr,
saudaranya aisha dengan membawa siwak, dan nabi menggunakan siwak itu, sambil berkata “assolah
assolah”. Nabi memperingatkan kepada kaum muslimin untuk menjaga shalat dan
tidak meninggalkannya.
Allah lantas memerintahkan Malaikat Izroil agar turun
menemui Rasulullah Saw dengan berpakaian sebaik-baiknya. Kemudian memerintahkan
malaikat maut itu agar mencabut nyawa Rasulullah Saw dengan lemah lembut.
Seandainya Rasulullah Saw menyuruhnya masuk, maka dia dibolehkan masuk, tetapi
jika Rasulullah Saw tidak mengizinkannya, hendaklah ia kembali.
Maka turunlah Malaikat maut untuk menunaikan perintah Allah
Swt. Sesampainya di depan pintu kediaman Rasulullah Saw, malaikat maut berkata:
"Assalamualaikum wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah.
"Fathimah pun keluar menemuinya dan berkata: "Wahai hamba Allah,
Rasulullah Saw dalam keadaan sakit." Kemudian Malaikat maut itu memberi
salam lagi: "Assalamualaikum, bolehkah saya masuk". Rasulullah Saw
mendengar suara Malaikat tersebut, lalu ia bertanya kepada puterinya Fathimah.
Lantas Rasulullah Saw bersabda: "Tahukah kamu siapa dia, wahai fathimah!.
Dia adalah malaikat maut yang memusnahkan semua kenikmatan, yang memutuskan
segala nafsu syahwat, yang memisahkan pertemuan, yang menghabiskan semua
(penghuni) rumah, dan yang meramaikan kuburan."
Lalu Rasulullah Saw mempersilahkan malaikat maut untuk
masuk. Rasulullah Saw bertanya:"wahai malaikat maut, dimana engkau
tinggalkan Jibril?" saya tinggalkan Jibril di langit dunia." Jawab
malaikat maut. Baru saja selesai bicara,
tiba-tiba Jibril datang lalu duduk di samping Rasulullah Saw. Beliau berkata:
"Bahwa semua pintu-pintu (surga) telah terbuka dan para malaikat sudah
berbaris menanti kehadiran Ruh-Mu di langit. Rasulullah Saw berkata:
"Alhamdulillah wahai Jibril, sekarang berilah aku kabar gembira (terlebih
dahulu) mengenai umatku kelak nanti di hari kiamat"!. Yang dipikirkan oleh
Nabi bukan hartanya, keluarganya, tetapi ummatnya. Lantas Jibril menjawab:
"Aku beritahukan kepadamu wahai Rasulullah Saw, bahwa sesungguhnya Allah
swt telah berfirman: "Sesungguhnya sudah Aku larang semua Nabi masuk ke
dalam surga sebelum engkau memasuki lebih dulu dan Aku larang semua ummat
sebelum ummatmu masuk surga lebih dahulu."
Dengan tersenyum Rasulullah Saw berkata: "Sekarang
tenang hatiku dan hilang kekhawatiranku". 'wahai malaikat maut,
mendekatlah kepadaku". Akhirnya malaikat maut pun mendekati Rasulullah Saw
dan mulai mencabut ruh Rasulullah Saw. Ketika sampai perut, beliau berkata:
"wahai malaikat Jibril, alangkah sakitnya rasa sakaratul maut ini".
Ketika ruh Nabi sampai di dada, beliau berwasiat kepada para shahabat:
"Aku berwasiat kepada kalian, agar kalian memelihara sholat dan apa-apa yang
menjadi tanggungjawabmu" sampai perkataan beliau putus.
Anas bin malik berkata : bahwa tidak ada hari yang paling
bahagia kecuali hari datangnya Nabi Muhammad saw ke Madinah, dan tidak ada hari
yang paling sedih kecuali hari wafatnya Nabi saw.
Rasulullah sangat sayang kepada umatnya. Ketika umat Nabi
Nuh diadzab, mereka ditenggelamkan oleh tsunamiyang dahsyat. Kaum Nabi luth
ketika diadzab, pemukiman mereka diangkat kelangit lalu dibalikkan dan
dilemparkan ke bumi. Tidak demikian dengan ummat Rasulullah Saw. Ketika
Rasulullah Saw di tawari para malaikat agar penduduk thaif dimusnahkan karena
telah menimpuki Nabi dengan batu sehingga Nabi terluka. Nabi malah berdoa:
"Ya Allah berilah mereka hidayah, karena mereka belum tahu".
Rasulullah sangat cinta kepada ummatnya. Maka sudah
semestinya kita harus mencintai Rasulullah. Bagaimana cara mencintai beliau?.
Salah satunya adalah dengan membaca dan mempelajari sejarah beliau lalu
meneladaninya. Karena tidak mungkin seseorang dikatakan cinta sampai ia benar
benar mengetahui sejarahnya, kehidupannya, akhlaqnya. Kalau kita membaca
sejarahnya maka semakin bertambah kecintaan kita kepada Rasulullah Saw. Kalau
kita mengaku cinta kepada Rasulullah Saw mari kita intropeksi diri, sudahkah kita
membaca dan mempelajari siroh Rasulullah Saw. Ada maqolah mengatakan:
مَنْ أَحَبَّ شَخْصًا
قَلَّدَهُ
Barangsiapa cinta kepada seseorang maka ia akan mengikutinya
إِذَا اَحَبَّ النَّاسَ
فَلْيُكْثِرْ مِنْ ذِكْرِهِ
Jika seorang cinta kepada seorang maka ia akan sering
menyebutnya (baik dilisan,
di hati).
Banyak menyebut Rasulullah berarti banyak membaca shalawat
kepada Rasulullah Saw. Ada beberapa manfaaat mengucapkan Shalawat kepada Nabi
Muhammad Saw:
1.
Shalawat merupakan bentuk
ketaatan kepada perintah Allah Swt, sebab Allah berfirman :
إِنَّ اللهَ وَ
مَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Dalam hadits lain juga
dikatakan :
البَخِيْلُ مَنْ ذُكِرْتُ
عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلَّ عَلَىَّ
Orang yang bakhil adalah orang yang apabila namaku disebut,
dia tidak mengucapkan shalawat kepadaku”.
2.
Terkabulnya do’a jika
didahului dengan shalawat atas Rasulullah Saw sebagaimana hadits:
كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوْبٌ
حَتَّى يُصَلَّى عَلَى الَّنَبِىّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
Setiap do’a masih terhalang hingga diucapkan shalawat kepada
Nabi Saw
3.
Mendapatkan 10 kali
shalawat dari Allah bagi yang bershalawat sekali untuk Nabi.
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا
Barangsiapa yang
bershalawat kepadaku sekali, Allah akan memberikan balasan shalawat kepadanya
sepuluh kali
Shalawat dari Allah
berarti Allah memberi rahmat, kalau dari malaikat berarti malaikat memintakan
ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat.
Mudah-mudahan dengan membaca shalawat kita dicatat sebagai
orang yang taat mengejarkan yang di perintah Allah Swt, dikabulkan doa kita,
diberi rahmat yang tak terhingga oleh Allah Swt, dan masuk kedalam golongan
yang mendapat syafa'at Rasulullah Saw. Amin ya Rabbal alamin.
TAUBAT
Ada lima perkara yang sunnah dilakukan dengan cepat dan
buru-buru, antara lain:
a.
Mengubur mayat
b.
Membayar hutang
c.
Mengawinkan anak
perempuan
d.
Menjamu musyafir yang
datang bertamu, dan
e.
Bertaubat apabila
mengerjakan dosa.
Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib akan membahas makna
taubat. Taubat berasal dari kata taaba, yatuubu, taubatan. Artinya pulang atau
kembali. Jika dihubungkan dengan kenyataan bahwa di dalam kehidupan ini kita
suka melanggar larangan-larangan Allah, maka taubat berarti kembali dari yang
dilarang Allah.
Dengan demikian, pengertian taubat adalah meninggalkan
larangan-larangan Allah dan kembali kepada yang di perintahkan-Nya.
Sudah semula, makhluk yang bernama manusia ini sulit
terhindar dari salah dan dosa. Rasulullah Saw bersabda:
كُلُّ بَنْي آدَم خَطَّاءٌ
وَخَيْرَ الخَطَّائِيْن التَّوَّابُوْنَ
“setiap anak adam melakukan kesalahan dan sebaik-baik pelaku
kesalahan ialah mereka yang bertaubat (HR. Tirmidzi)
Dengan kata lain, orang baik bukanlah orang yang tak punya
kesalahan. Sebab orang yang seperti itu tidak ada. Itu tidak manusiawi. Orang
baik adalah orang yang segera menyadari kesalahannya apabila dia berbuat salah.
Kemudian ia jadikan kesalahannya itu sebagai pelajaran untuk tidak diulanginya
lagi. inilah orang yang digambarkan Allah dalam al-Qur’an:
وَالَّذِينَ إِذَا
فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ فَاسْتَغْفَرُوا
لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا
فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Dan (juga) orang-orang yang apa mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah - Dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui. (QS.
3:135)
Sejak semula Iblis memang sudah memproklamirkan dirinya di hadapan Allah
dengan berkata:
إِنَّ إِبْلِيسَ ، قَالَ :
أَيْ رَبِّ ، لاَ أَزَالُ أُغْوِي بَنِي آدَمَ مَا دَامَتْ أَرْوَاحُهُمْ فِي
أَجْسَادِهِمْ
“ya Tuhanku, demi keperkasaan Engkau, aku akan selalu menyesatkan anak
keturunan Adam, selama jiwa mereka masih berada di jasad mereka.”
Akan tetapi Allah menjawab, sekaligus memberikan jaminan buat manusia:
وَعِزَّتِي وَجَلاَلِي لاَ
أَزَالُ أَغْفِرُ لَهُمْ مَا اسْتَغْفَرُونِي
“Demi keperkasaan-Ku dan demi kemuliaan-Ku,
hai yang terkutuk. Aku pun akan selalu mengampuni mereka selema
mereka(beristigfar) meminta ampun (kepada-Ku).
Maka dari itu Rasulullah Saw bersabda:
إنَّ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً
، وَإِنَّ دَوَاء الذُّنُوْبِ الاِسْتِغْفَار
“Sesungguhnya setiap penyakit itu ada obatnya, dan obatnya dosa adalah
istigfar’.
Nabi Muhammad saja yang sudah nyata-nyata mendapat jaminan ampunan dari
Allah atas segala dosa selalu mendawamkan membaca istigfar:
يَا أَيُّهَا النَّاس تُوْبُوْا
إِلىَ اللهِ فَإِنِّي أَتُوْبُ فِي اليَوْمِ مِائَةَ مَرَّة
“wahai sekalian manusia, bertaubatlah
kepada Allah dan mohon ampunan kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat setiap
hari seratus kali (HR. Muslim).
Kalau nabi saw saja masih merasa perlu membaca istigfar, maka kita yang
tidak mendapatkan dispensasi ampunan harus lebih banyak lagi, harus lebih dari
seratus, bisa jadi seribu kali dalam satu hari, kita baca ketika selesai
shalat, ketika duduk, ketika berdiri, ketika berjalan, ketika waktu luang, atau
ditengah kesibukan kita. Karena iblis pernah berkata:
فَإِنَّ إِبْلِيسَ ، قَالَ
: أَهْلَكْتُ النَّاسَ بِالذُّنُوبِ فَأَهْلَكُونِي بِلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
وَالاِسْتِغْفَارِ
“aku hancurkan manusia dengan dosa-dosa
dan segala perbuatan maksiat, tetapi (iblis mengakui) manusia dapat
menghancurkan aku dengan (kalimat) laailaahaillah dan istigfar (astagfirullah)”.
Selain dapat menyelamatkan manusia dari perangkap iblis, bacaan istigfar
juga memberikan keuntungan lain bagi orang yang melazimkan membacanya.
Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ لَزِمَ الاسْتِغْفارَ
جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجاً وَمِنْ كُلّ هَمٍّ فَرَجاً،
وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ
“Barang siapa memperbanyak istigfar,
maka Allah akan membebaskannya dari kedukaan dan memberinya jalan keluar bagi
kesempitannya dan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.
(HR. Abu Dawud).
Bagi orang yang membiasakan diri membaca istigfar, Allah
akan memberikan jalan keluar bagi berbagai kesulitan yang dihadapinya. Allah
akan menganugrahkan kemudahan dalam setiap urusannya. Allah akan mengaruniakan
kegembiraan di setiap kesusahan yang di hadapinya. Dan terakhir, Allah akan
memberikan rizki dari arah yang tidak diperkirakan sebelumnya. Baik itu rizki
yangbersifat konkrit maupun yang abstrak.
Allah itu maha kaya, kalau Allah menghendaki, tak satu
kekuatanpun yang mampu mencegah apa yang hendak diberikan Allah, dan tak ada
satu kekuasaan pun yang sanggup memberikan apa yang dicegah oleh Allah swt.
اللهمُّ لاَ مَانِعَ لِمَا
أَعْطَيْتَ ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدَّ مِنْكَ
الْجَدُّ
HARI KIAMAT
Allah Swt
berfirman:
فَإِذَا جَآءَتِ
الصَّاخَّةُ. يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ. وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ.
وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ . لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌيُغْنِيهِ.
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُسْفِرَةٌ. ضَاحِكَةٌ مُسْتَبْشِرَةٌ. وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ
عَلَيْهَا غَبَرَةٌ . تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ . أُوْلآئِكَ هُمُ الْكَفَرَةُ
الْفَجَرَةُ .
فَإِذَا جَآءَتِ الصَّاخَّةُ.
Dan apabila datang suara
yang memekakkan (tiupan sangkalala yang kedua), (QS. 80:33). Dalam ayat ini terdapat kata Ash-Shakhkhah!
Yang berarti suara yang sangat keras. Saking kerasnya, anak telinga kita akan
pecah bila mendengar suara itu. Hari itu begitu dahsyat. Sehingga,
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ
مِنْ أَخِيهِ. وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ. وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ
Pada hari (itu) manusia lari dari saudaranya, (QS.
80:34) dari ibu dan bapaknya, (QS. 80:35) dari isteri dan anak-anaknya, (QS.
80:36). Saudara
didahulukan dalam ayat ini, karena dekat dengan kita. Dan ada yang lebih dekat
lagi yaitu ayah dan ibu kita. Kemudian yang lebih dekat lagi yaitu istri kita,
karena ia yang menemani dalam keseharian kita, dan yang lebih dekat lagi yaitu
anak kita, karena mereka adalah darah daging kita dan penyambung keturunan
kita. Mereka semua yang dekat dengan kita pada hari itu, mereka tidak mengingat
kita dan kita tidak mengingat mereka, karena masing-masing akan menghadapi
masalah-masalah sendiri-sendiri.
لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ
يَوْمَئِذٍ شَأْنٌيُغْنِيهِ
Setiap orang dari mereka
pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. (QS. 80:37)
Bagaimana
orang akan mengingat anaknya dan isterinya, ayahnya atau ibunya, saudara
kandung atau temannya, kalau mereka sendiri pada di waktu itu sedang terlibat
dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawabnya dengan berdusta?
يَوْ مَئِذٍ
يَصْدُرُالنَّاسُ أَشْتَا تًا لِّيُرَوْا
أَعْمَالَهُمْ {6} فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ {7} وَمَنْ
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شّرًّا يَرَهُ {8}.
Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan
yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan
mereka. (QS. 99:6)Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (QS. 99:7)Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
pula. (QS. 99:8).
Dan manusia, akan berhadapan dengan Allah Swt secara langsung.
فَوَرَبِّكَ لَنَسْئَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ . عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ .
Maka demi Rabbmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua,
(QS. 15:92)tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. (QS. 15:93). Pada
saat mulut manusia terkunci dan tertutup rapat.
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى
أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada
Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu
mereka usahakan. (QS. 36:65)
Sehingga
seluruh manusia merasa kurang dengan amal-amal yang mereka kerjakan di dunia
dan terlalu banyak dosa yang diperbuat sehingga manusia satu dengan yang
lainnya meminta pertolongan, meminta syafa’at kepada siapa saja. Dan pada
akhirnya, kepada para Nabi-lah mereka menaruh harapan. Sebagaimana hadits yang
diriwayatkaan oleh Anas bin Malik:
صحيح البخاري ٦٩٥٦:
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا
مَعْبَدُ بْنُ هِلَالٍ الْعَنَزِيُّ قَالَاجْتَمَعْنَا نَاسٌ مِنْ أَهْلِ
الْبَصْرَةِ فَذَهَبْنَا إِلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ وَذَهَبْنَا مَعَنَا بِثَابِتٍ
الْبُنَانِيِّ إِلَيْهِ يَسْأَلُهُ لَنَا عَنْ حَدِيثِ الشَّفَاعَةِ فَإِذَا هُوَ
فِي قَصْرِهِ فَوَافَقْنَاهُ يُصَلِّي الضُّحَى فَاسْتَأْذَنَّا فَأَذِنَ لَنَا
وَهُوَ قَاعِدٌ عَلَى فِرَاشِهِ فَقُلْنَا لِثَابِتٍ لَا تَسْأَلْهُ عَنْ شَيْءٍ
أَوَّلَ مِنْ حَدِيثِ الشَّفَاعَةِ فَقَالَ يَا أَبَا حَمْزَةَ هَؤُلَاءِ
إِخْوَانُكَ مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ جَاءُوكَ يَسْأَلُونَكَ عَنْ حَدِيثِ
الشَّفَاعَةِ فَقَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ مَاجَ النَّاسُ بَعْضُهُمْ فِي بَعْضٍ
فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ فَيَقُولُ لَسْتُ
لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِإِبْرَاهِيمَ فَإِنَّهُ خَلِيلُ الرَّحْمَنِ
فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُوسَى
فَإِنَّهُ كَلِيمُ اللَّهِ فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ
عَلَيْكُمْ بِعِيسَى فَإِنَّهُ رُوحُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ فَيَأْتُونَ عِيسَى
فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَيَأْتُونِي فَأَقُولُ أَنَا لَهَا فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي
فَيُؤْذَنُ لِي وَيُلْهِمُنِي مَحَامِدَ أَحْمَدُهُ بِهَا لَا تَحْضُرُنِي الْآنَ
فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ وَأَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيَقُولُ يَا
مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ لَكَ وَسَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ
فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُمَّتِي أُمَّتِي فَيَقُولُ انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مِنْهَا
مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ شَعِيرَةٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَنْطَلِقُ
فَأَفْعَلُ ثُمَّ أَعُودُ فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ ثُمَّ أَخِرُّ لَهُ
سَاجِدًا فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ لَكَ وَسَلْ
تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُمَّتِي أُمَّتِي فَيَقُولُ
انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مِنْهَا مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ أَوْ
خَرْدَلَةٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَخْرِجْهُ فَأَنْطَلِقُ فَأَفْعَلُ ثُمَّ أَعُودُ
فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ ثُمَّ أَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيَقُولُ يَا
مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ لَكَ وَسَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ
تُشَفَّعْ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُمَّتِي أُمَّتِي فَيَقُولُ انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ
مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ أَدْنَى أَدْنَى أَدْنَى مِثْقَالِ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ
إِيمَانٍ فَأَخْرِجْهُ مِنْ النَّارِ فَأَنْطَلِقُ فَأَفْعَلُ فَلَمَّا خَرَجْنَا
مِنْ عِنْدِ أَنَسٍ قُلْتُ لِبَعْضِ أَصْحَابِنَا لَوْ مَرَرْنَا بِالْحَسَنِ
وَهُوَ مُتَوَارٍ فِي مَنْزِلِ أَبِي خَلِيفَةَ فَحَدَّثْنَاهُ بِمَا حَدَّثَنَا
أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ فَأَتَيْنَاهُ فَسَلَّمْنَا عَلَيْهِ فَأَذِنَ لَنَا
فَقُلْنَا لَهُ يَا أَبَا سَعِيدٍ جِئْنَاكَ مِنْ عِنْدِ أَخِيكَ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ فَلَمْ نَرَ مِثْلَ مَا حَدَّثَنَا فِي الشَّفَاعَةِ فَقَالَ هِيهْ
فَحَدَّثْنَاهُ بِالْحَدِيثِ فَانْتَهَى إِلَى هَذَا الْمَوْضِعِ فَقَالَ هِيهْ
فَقُلْنَا لَمْ يَزِدْ لَنَا عَلَى هَذَا فَقَالَ لَقَدْ حَدَّثَنِي وَهُوَ
جَمِيعٌ مُنْذُ عِشْرِينَ سَنَةً فَلَا أَدْرِي أَنَسِيَ أَمْ كَرِهَ أَنْ
تَتَّكِلُوا قُلْنَا يَا أَبَا سَعِيدٍ فَحَدِّثْنَا فَضَحِكَ وَقَالَ خُلِقَ
الْإِنْسَانُ عَجُولًا مَا ذَكَرْتُهُ إِلَّا وَأَنَا أُرِيدُ أَنْ أُحَدِّثَكُمْ
حَدَّثَنِي كَمَا حَدَّثَكُمْ بِهِ قَالَ ثُمَّ أَعُودُ الرَّابِعَةَ فَأَحْمَدُهُ
بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ ثُمَّ أَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ
ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ وَسَلْ تُعْطَهْ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَقُولُ
يَا رَبِّ ائْذَنْ لِي فِيمَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَيَقُولُ
وَعِزَّتِي وَجَلَالِي وَكِبْرِيَائِي وَعَظَمَتِي لَأُخْرِجَنَّ مِنْهَا مَنْ
قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Anas berkata, "Nabi
Muhammad Saw telah menceritakan kepada kami, beliau bersabda: "Jika hari
kiamat tiba, maka manusia satu sama lain saling bertumpukan. Mereka kemudian
mendatangi Nabi Adam dan berkata, 'Tolonglah kami agar mendapat syafaat Tuhanmu.'
Namun Nabi Adam hanya menjawab, 'Aku tak berhak untuk itu, namun datangilah
Nabi Ibrahim sebab dia adalah khalilurrahman (Kekasih Arrahman).'
Lantas mereka mendatangi Nabi Ibrahim, namun sayang Ibrahim
berkata, 'Aku tak berhak untuk itu, coba datangilah Nabi Musa, sebab dia adalah
nabi yang diajak bicara oleh Allah (kaliimullah).'
Mereka pun mendatangi
Nabi Musa, namun Nabi Musa berkata, 'Saya tidak berhak untuk itu, coba mintalah
kepada Nabi Isa, sebab ia adalah roh Allah dan kalimah-Nya.'
Maka mereka pun
mendatangi Nabi Isa. Namun Nabi Isa juga berkata, 'Maaf, aku tak berhak untuk
itu, namun cobalah kalian temui Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam.'
Mereka pun mendatangiku
sehingga aku pun berkata: "Aku kemudian meminta ijin Tuhanku dan aku
diijinkan, Allah mengilhamiku dengan puji-pujian yang aku pergunakan untuk
memanjatkan pujian terhadap-Nya, yang jika puji-pujian itu menghadiriku
sekarang, aku tidak melafadkan puji-pujian itu. Aku lalu tersungkur
sujud kepada-Nya, lantas Allah berfirman 'Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu,
katakanlah engkau akan didengar, mintalah engkau akan diberi, mintalah
keringanan engkau akan diberi keringanan.'
Maka aku menghiba 'Wahai tuhanku, umatku-umatku.' Allah
menjawab, 'Berangkat dan keluarkanlah dari neraka siapa saja yang dalam hatinya
masih terdapat sebiji gandum keimanan.' Maka aku mendatangi mereka hingga aku
pun memberinya syafaat. Kemudian aku kembali menemui tuhanku dan aku
memanjatkan puji-pujian tersebut, kemudian aku tersungkur sujud kepada-Nya,
lantas ada suara 'Hai Muhammad, angkatlah kepalamu dan katakanlah engkau akan
didengar, dan mintalah engkau akan diberi, dan mintalah syafaat engkau akan
diberi syafaat.'
Maka aku berkata,
'Umatku, umatku, ' maka Allah berkata, 'Pergi dan keluarkanlah siapa saja yang
dalam hatinya masih ada sebiji sawi keimanan, ' maka aku pun pergi dan
mengeluarkannya. Kemudian aku kembali memanjatkan puji-pujian itu dan
tersungkur sujud kepada-Nya, lantas Allah kembali berkata, 'Hai Muhammad,
angkatlah kepalamu, katakanlah engkau akan didengar, mintalah engkau akan
diberi, dan mintalah syafaat engkau akan diberi syafaat.'
Maka aku berkata, 'Wahai tuhanku, umatku, umatku.' Maka
Allah berfirman: 'Berangkat dan keluarkanlah siapa saja yang dalam hatinya
masih ada iman meskipun jauh lebih kecil daripada sebiji sawi, ' maka aku pun
berangkat dan mengeluarkan mereka dari neraka."
....dst, Nabi berkata:
"Kemudian aku kembali untuk keempat kalinya, dan aku memanjatkan dengan
puji-pujian itu kemudian aku tersungkur sujud dan diserukan, 'Wahai Muhammad,
angkatlah kepalamu, ucapkanlah engkau didengar, mintalah engkau diberi, dan mintalah
syafaat engkau akan diberi syafaat, ' maka aku berkata, 'Wahai Tuhanku,
ijinkanlah bagiku untuk orang-orang yang mengucapkan La-Ilaaha-Illallah! ' Maka
Allah menjawab, 'Demi kemuliaan, keagungan dan kebesaran-Ku, sungguh akan Aku
keluarkan siapa saja yang mengucapkan Laa-Ilaaha-Illallah."
Sehingga hanya Nabi
Muhammad Saw yang mendapatkan keistimewaan memberi syafaat kepada ummat
manusia.
Alkisah Nabi Ibrahim AS,
tidak dapat memberi syafa’at Uzhma, karena beliau pernah berbohong sebanyak
tiga kali. Dan bohongnya demi kebaikan. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan
dari Abu Hurairah oleh Imam Muslim:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمْ يَكْذِبْ إِبْرَاهِيمُ
النَّبِيُّ عَلَيْهِ السَّلَام قَطُّ إِلَّا ثَلَاثَ كَذَبَاتٍ ثِنْتَيْنِ فِي
ذَاتِ اللَّهِ قَوْلُهُ {إِنِّي سَقِيمٌ} وَقَوْلُهُ {بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ
هَذَا} وَوَاحِدَةٌ فِي شَأْنِ سَارَةَ فَإِنَّهُ قَدِمَ أَرْضَ جَبَّارٍ وَمَعَهُ
سَارَةُ وَكَانَتْ أَحْسَنَ النَّاسِ فَقَالَ لَهَا إِنَّ هَذَا الْجَبَّارَ إِنْ
يَعْلَمْ أَنَّكِ امْرَأَتِي يَغْلِبْنِي عَلَيْكِ فَإِنْ سَأَلَكِ فَأَخْبِرِيهِ
أَنَّكِ أُخْتِي فَإِنَّكِ أُخْتِي فِي الْإِسْلَامِ فَإِنِّي لَا أَعْلَمُ فِي
الْأَرْضِ مُسْلِمًا غَيْرِي وَغَيْرَكِ فَلَمَّا دَخَلَ أَرْضَهُ رَآهَا بَعْضُ
أَهْلِ الْجَبَّارِ أَتَاهُ فَقَالَ لَهُ لَقَدْ قَدِمَ أَرْضَكَ امْرَأَةٌ لَا
يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تَكُونَ إِلَّا لَكَ فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا فَأُتِيَ بِهَا
فَقَامَ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام إِلَى الصَّلَاةِ فَلَمَّا دَخَلَتْ
عَلَيْهِ لَمْ يَتَمَالَكْ أَنْ بَسَطَ يَدَهُ إِلَيْهَا فَقُبِضَتْ يَدُهُ
قَبْضَةً شَدِيدَةً فَقَالَ لَهَا ادْعِي اللَّهَ أَنْ يُطْلِقَ يَدِي وَلَا
أَضُرُّكِ فَفَعَلَتْ فَعَادَ فَقُبِضَتْ أَشَدَّ مِنْ الْقَبْضَةِ الْأُولَى
فَقَالَ لَهَا مِثْلَ ذَلِكَ فَفَعَلَتْ فَعَادَ فَقُبِضَتْ أَشَدَّ مِنْ
الْقَبْضَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ فَقَالَ ادْعِي اللَّهَ أَنْ يُطْلِقَ يَدِي
فَلَكِ اللَّهَ أَنْ لَا أَضُرَّكِ فَفَعَلَتْ وَأُطْلِقَتْ يَدُهُ وَدَعَا
الَّذِي جَاءَ بِهَا فَقَالَ لَهُ إِنَّكَ إِنَّمَا أَتَيْتَنِي بِشَيْطَانٍ
وَلَمْ تَأْتِنِي بِإِنْسَانٍ فَأَخْرِجْهَا مِنْ أَرْضِي وَأَعْطِهَا هَاجَرَ
قَالَ فَأَقْبَلَتْ تَمْشِي فَلَمَّا رَآهَا إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام
انْصَرَفَ فَقَالَ لَهَا مَهْيَمْ قَالَتْ خَيْرًا كَفَّ اللَّهُ يَدَ الْفَاجِرِ
وَأَخْدَمَ خَادِمًا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ فَتِلْكَ أُمُّكُمْ يَا بَنِي مَاءِ
السَّمَاءِ-رواه مسلم
Dari
Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Nabi Ibrahim as. tidak pernah
berdusta kecuali sebanyak tiga kali, dua di antaranya menyangkut Dzat Allah,
yaitu ucapannya: Sesungguhnya aku sakit. (Qs. Ash Shaffaat 37: 89). Dan
ucapannya: Sebenarnya patung yang besar itulah yang memukulnya. (Qs.
Al-Anbiyaa’ 21: 63). Yang satu lagi adalah menyangkut diri Sarah. Karena beliau
datang ke sebuah negeri yang dikuasai seorang raja diktator bersama Sarah yang
ketika itu sebagai seorang wanita yang paling cantik. Berkatalah ia kepada
Sarah: Sesungguhnya raja diktator ini, jika ia mengetahui bahwa kamu adalah
istriku maka dia akan mengalahkanku untuk merebutmu. Maka jika dia bertanya
kepadamu katakanlah kepadanya bahwa kamu adalah saudara perempuanku. (karena) Sesungguhnya kamu memang saudara perempuanku
dalam Islam..... (sampai akhir hadits).
Bila
bohong Nabi Ibrahim a.s. yang dilakukan semuanya karena Allah itu (dan demi
kebaikan) ternyata dapat menghalanginya
untuk memberikan syafa’at uzhma (syafa’at yang agung) diakhirat nanti,
lalu bagaimana dengan bohong-bohong yang kita lakukan yang bukan karena Allah
Swt. Apalagi bohong untuk mencelakakan orang lain atau bohong untuk kepentingan
dan memperkaya diri sendiri.
Maka
lanjutan ayat surah ‘abasa tersebut adalah:
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ
مُسْفِرَةٌ. ضَاحِكَةٌ مُسْتَبْشِرَةٌ.
Banyak muka pada hari itu
berseri-seri, (QS. 80:38) tertawa dan gembira ria, (QS. 80:39). Mengapa wajah mereka berseri-seri? Mengapa mereka
tertawa bergembira ria? Tentu, kegembiraan itu muncul setelah mendapatkan
keputusan yang baik dari Hakim segala hakim yang ada di dunia ini, dari Hakim
yang Maha Tinggi, yaitu Allah Swt, karena timbangan amalnya lebi berat kepada
kebajikan maka syurgalah tempat untuknya dan disanalah mereka kembali bertemu
saudara, ayah, ibu, istri dan anak, jika timbangan amal meraka lebih berat
kepada kebajikan juga.
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ
كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ . فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا . وَيَنقَلِبُ إِلىَ أَهْلِهِ مَسْرُورًا .
Adapun orang yang diberikan kitabnya
dari sebelah kanannya, (QS. 84:7) maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan
yang mudah, (QS. 84:8) dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama
beriman) dengan gembira. (QS. 84:9) Akan tetapi,
وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ
. تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ . أُوْلآئِكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ .
Banyak (pula) muka pada
hari itu tertutup debu, (QS. 80:40) dan ditutup lagi oleh kegelapan. (QS.
80:41) Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka. (QS. 80:42) Mereka bukan hanya tidak mau menerima kebenaran
tetapi mereka juga durhaka, mereka mengetahui kebenaran tetapi menolaknya
karena keangkuhan mereka.
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ
كِتَابَهُ وَرَآءَ ظَهْرِهِ. فَسَوْفَ يَدْعُوا ثُبُورًا. وَيَصْلَى سَعِيرًا. إِنَّهُ كَانَ فيِ أَهْلِهِ مَسْرُورًا. إِنَّهُ ظَنَّ أَن لَن يَحُورَ. بَلَى إِنَّ رَبَّهُ كَانَ بِهِ بَصِيرًا .
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, (QS.
84:10)maka dia akan berteriak:"Celakalah aku". (QS. 84:11)Dan dia
akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS. 84:12)Sesungguhnya
dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir).
(QS. 84:13)Sesungguhnya dia yakin bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali
(kepada Rabbnya). (QS. 84:14)(Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Rabbnya
selalu melihatnya. (QS. 84:15)
اَللّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ بِنُوْرِكَ
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهُ أَوْلِيَائِكَ، وَلاَ تُسَوِّدْ وَجْهِيْ بِظُلُمَاتِكَ
يَوْمَ تَسْوَدُّ وُجُوْهُ أَعْدَائِكَ
Ya Allah putihkanlah wajahku dengan nur-Mu, pada hari
diputihkannya wajah para kekasih-Mu, dan janganlah Engkau hitamkan wajahku
dengan kegelapan-Mu pada hari dihitamkannya wajah para musuh-Mu. Amin.
DZULHIJJAH
Diantara nikmat Allah Swt kepada hamba-Nya adalah bahwa Dia
menciptakan musim-musim kebaikan, agar mereka memperbanyak amal shalih dan
meraih banyak pahala dan kebaikan. Di antara musim kebaikan itu adalah sepuluh
hari pertama yaitu tanggal 1 sampai 10 bulan Dzulhijjah. Ibnu Rajab mengatakan:
“ Amal shalih dilipatgandakan pahalanya karena beberapa sebab, diantaranya
karena keutamaan tempat seperti ibadah di tanah haram, karena dilipatgandakan
paha shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, juga karena kemuliaan waktu
seperti bulan Ramadhan dan sepuluh hari Dzulhijjah.”
Dalam al-Qur’an maupun hadits Rasulullah Saw, disebutkan
keutamaan 10 hari pertama Dzulhijjah di antaranya:
Pertama, Allah Swt bersumpah dengan 10 hari pertama dzulhijjah
dalam firman-Nya:
وَالفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Demi Fajar dan malam yang sepuluh”
Menurut Ibnu Abbas, Ibnuzzubair dan mujahid bahwa malam yang
sepuluh maksudnya adalah sepuluh pertama dzulhijjah, sebagaimana disebutkan
Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Bila Allah bersumpah dengan makhluk-Nya berarti
menunjukkan keutamaannya.
Kedua, Amal Shalih pada sepuluh awalDzulhijjah sangat disukai
Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw dari Ibnu Abbas RA:
مَا مِنْ أَيَّامٍ
العَمَلُ الصَّاِلحُ فِيْهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ يَعْنِي
العَشرَ. قالوايارسول الله ولا الجهادُ في سبيل اللهِ قال ولا الجهادُ في سبيل
الله إلا رجلٌ خَرَجَ بنفسه ومالِهِ فلمْ يَرْجِعْ مِن ذلك بِشَيْءٍ (رواه
البخاري).
“Tidak ada hari yang amal shalih padanya lebih Allah sukai
selain dari pada hari-hari yang sepuluh ini”. Para shahabat bertanya: “
sekalipun dari jihad fi sabilillah wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab:
sekalipun dari jihad fisabilillah dengan harta dan jiwanya, ia tidak membawa
kembali sedikitpun darinya” (HR. Bukhari).
Ketiga, Allah menyebutnya sebagai hari-hari yang telah ditentukan
untuk berzikir (menyebut dan mengagungkan) nama Allah Swt dalam kitab-Nya:
لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ
لَهُمْ وَيَذْكُرُواسْمَ اللهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُوْمَاتٍ
“dan supaya mereka menyebut Allah pada hari yang telah ditentukan”
Keempat, Hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah adalah termasuk hari
yang paling utama, hari diampunkannya dosa-dosa, hari pembebasan dari neraka,
sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ
مِنْ أَنْ يُعْتِقَ فِيْهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمٍ عَرَفَةَ
“Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba-Nya paling
banyak dari neraka selain dari hari Arafah”.
Kelima, Sa’id Ibnu Musayyib, salah seorang ulama kalangan Tabi’in,
bila memasuki sepuluh awal Dzulhijjah melakukan ibadah dengan giat sampai tidak
bisa disaingi sama sekali. Beliau berkata: “Bila sepuluh hari Dzulhijjah tib,
maka janganlah kalian memadamkan lampu! (maksudnya perbanyak ibadah malam dan
baca al-Qur’an).
Ibnu hajar al-Asqalani mengatakan: “sebab diistimewakannya
sepuluh hari awal Dzulhijjah karena berhimpunnya beberapa ibadah besar yang
tidak ada pada hari-hari yang lainnya, yakni sholat, puasa, sedekah, kurban dan
haji”.
Syaikhul Islam ketika ditanya: “10 hari pertama
Dzulhijjah yang lebih utama atau 10 hari terakhir Ramadhan?, beliau menjawab:
“Siang hari sepuluh hari pertama Dzulhijjah lebih utama dari siang hari sepuluh
terakhir Ramadhan dan sepuluh malam terakhir Ramadhan lebih utama dari sepuluh
malam pertama Dzulhijjah.”
Berdasarkan penjelasan Rasulullah dalam hadits-hadits di
atas, amal shalih pada sepuluh awal bulan Dzulhijjah bisa dikategorikan menjadi
dua:
Pertama, amal shalih secara mutlak apapun bentuknya, baik sholat,
puasa, dzikir, membaca al-Qur’an, shalawat, sedekah, dan amal-amal shalih
lainnya; semuanya disarankan untuk ditingkatkan baik kwantitas dan kwalitas
pelaksanaanya.
Kedua, amal shalih yang tertentu yang disebutkan oleh Rasulullah
Saw secara khusus. Diantara amalan yang disyariatkan dan disarankan untuk
dilakukan pada sepuluh hari ini diantaranya:
Satu, Puasa, khususnya hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah.
Imam Nawawi mengatakan: “Berpuasa pada sembilan hari ini mustahabb
istihbab syadid (dianjurkan dengan sangat)”. Sebagaimana sabda Rasulullah
Saw:
صِيَامُ يَوْم عَرَفَة اَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّر السَّنَة الَّتِي
قَبْلَهُ وَالسُّنَّة الَّتَي بَعْدَهُ.
“Puasa hari arafah itu saya mengharapkan dari Allah bisa
menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun berikutnya”
Dua, Dzikir (takbir) dan do’a. Sebagaimana sabda Rasulullah
saw:
“tidak ada hari yang paling agung di sisi Allah dan paling ia sukai amal
padanya selain dari sepuluh hari ini, karenanya perbanyaklah padanya Tahlil
(ucapan laa ilaha illallah), takbir (ucapan allhuakbar) dan tahmid (ucapajn
al-hamdulillah). (HR. Imam Ahmad)
Tiga, sholat Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah, dan
Empat, Udhiyah (menyembelih hewan kurban) dan bertakbir pada
hari-hari Tasyriq.
Yaitu menyembelih hewan kurban (kambing, kibas, sapi atau
onta) sebagai taqarrub (mendekat) kepada Allah Swt. waktunya setelah sholat ied
sampai tanggal 13 Dzulhijjah. Hukumnya sunnah muakkadah bahkan sebagian ulama
memandang wajib. Allah swt berfirman:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah”.
Dan Rasulullah Saw bersabda:
مَا عَمِلَ ابنُ آدَم يَوْمَ النَّحْر عَمَلاً أَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنْ
هِرَاقَةِ دَمٍ وَ انَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ بِقُرُوْنِها وَ أظلافِها
وَ أَشْعَارِهَا، وَان الدَّم لَيَقَع مِنَ الله عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَان قَبْل أَنْ
يَقَعَ فىِ الأَرْضِ فَطَيِّبُوا بِهَا
نفسا"
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak
cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan
darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti
hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya,
dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai
qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka
ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi.]
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai
Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah
sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang
kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai
rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau
bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu
kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang
mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah
ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.”
[Qur’an Surat Al Kautsar : 2]Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam
Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar
menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk
mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang
menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”“Katakanlah: sesungguhnya
shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]Beliau juga menegaskan: “Ibadah
harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan
yang paling utama adalah shalat…”
HARTA dan ANAK
Allah Swt berfirman: (surat At-Taghabun : 14)
يَاأَيُّهَاالَّذِينَ آمَنُواإِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ.
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara
istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka
berhati-hatilah kamu terhadap mereka. (dan jika kamu memaafkan dan tidak
memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Alllah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”
Asbab An-Nuzul ayat ini, dalam suatu riwayat dikemukakan
bahwa ayat :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّالَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ......
(Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara
istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka
berhati-hatilah kamu terhadap mereka).
Ayat ini turun berkenaan dengan beberapa orang penduduk
mekah yang masuk islam, akan tetapi istri dan anak-anaknya menolak hijrah
ataupun ditinggal hijrah ke Madinah. Lama kelamaan mereka pun hijrah juga.
Sesampainya di Madinah, mereka melihat kawan-kawannya telah banyak mendapat
pelajaran dari nabi Saw. Karenanya mereka bermaksud menyiksa istri dan
anak-anaknya yang menjadi penghalang untuk berhijrah. Maka turunlah ayat
selanjutnya :
....وَإِن ْتَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُور ٌرَحِيمٌ.
(dan jika kamu memaafkan
dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Alllah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang).
Ayat di atas berbicara
tentang kehidupan suatu keluarga, di mana pada keluarga tersebut kadang-kadang
ada istri yang menjadi musuh bagi keluarga dan terkadang ada anak yang menjadi
musuh keluarga. Sebab itu, bagi orang yang beriman janganlah mereka itu mempengaruhi
keimanan dan jangan langsung mengambil sikap keras tetapi bimbinglah mereka
dengan baik. Sebagaimana firman Allah, “dan jika kamu memaafkan dan tidak
memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Alllah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Kata min (من) “inna min
azwajikum waauladikum”, yang berarti “sebagian daripadanya”, tegasnya bukanlah
semua istri atau semua anak menjadi musuh hanya terkadang atau pernah ada.
Kata عَدُوًّا berarti
“yuaadunakum wa yusyaggilunakum anil khoir” yaitu memalingkan dan menyibukkan
kamu sehingga jauh dari kebaikan. Salah satu contoh istri dan anak
yang menjadi musuh bagi orang mukmin seperti dalam surat At-Tahrim tentang
istri kafir dari dua orang nabi. Allah Swt berfirman :
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَامْرَأَةَ
لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ
“Allah memberi
perumpamaan tentang orang-orang kafir yaitu istri Nuh dan istri Luth. Keduanya
berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba
Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua
suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan
dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang
masuk (neraka)”.(At-Tahrim : 14)
Allah Swt juga berfirman dalam ayat yang lain:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu merupakan fitnah
“cobaan” (bagimu) dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”.
Terdapat dua ayat di dalam Al-Qur’an yang menyebut harta dan
anak sebagai fitnah, yaitu surah Al-Anfal ayat 28 dan surah At-Taghabun ayat
15, Perbedaannya: pada surah Al-Anfal, Allah menggunakan redaksi pemberitahuan
“ketahuilah”, sedangkan pada surah At-Taghabun menggunakan redaksi penegasan
“sesungguhnya”. Namun ungkapan yang mengakhiri kedua ayat tersebut sama, yaitu
“di sisi Allah-lah pahala yang besar”. Sehingga bisa dipahami bahwa fitnah
harta dan anak bisa menjerumuskan ke dalam kemungkaran, namun di sisi lain
justru bisa menjadi peluang meraih pahala yang besar dari Allah swt. Dan makna
yang kedua itulah yang dikehendaki oleh Allah, sehingga Allah mengingatkannya
di akhir ayat yang berbicara tentang fitnah anak dan harta “dan di sisi
Allah-lah pahala yang besar”.
Fitnah dalam kedua ayat ini bukan dalam arti Bahasa
Indonesia, yaitu setiap perkataan yang bermaksud menjelekkan orang, seperti
menodai nama baik atau merugikan kehormatannya. Tetapi fitnah yang dimaksud
dalam konteks harta dan anak seperti yang dikemukakan oleh Asy-Syaukani adalah
bahwa keduanya dapat menjadi sebab seseorang terjerumus dalam dosa, demikian
juga dapat menjadi sebab mendapatkan pahala yang besar. Inilah yang dimaksud
dengan ujian yang Allah uji pada harta dan anak seseorang. Fitnah di sini juga
dalam arti bisa menyibukkan atau memalingkan dan menjadi penghalang seseorang
dari mengingat dan mengerjakan amal taat kepada Allah, seperti yang digambarkan
oleh Allah dalam firman-Nya, “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan
anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat
demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. (Al-Munafiqun: 9).
Harta dan anak dalam surah Al-Anfal dikorelasikan oleh
Sayyid Quthb dengan tema amanah ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (Al-Anfal:
27), bahwa harta dan anak merupakan objek ujian dan cobaan Allah swt yang dapat
saja menghalang seseorang menunaikan amanah Allah dan Rasul-Nya dengan baik.
Padahal kehidupan yang mulia adalah kehidupan yang menuntut pengorbanan dan
menuntut seseorang agar mampu menunaikan segala amanah kehidupan yang
diembannya.
Demikian keseimbangan yang diajarkan oleh Allah swt dalam
menyikapi fitnah harta dan anak. Harta dan anak memiliki potensi yang sama
dalam menghantarkan kepada kebaikan atau menjerumuskan seseorang kepada
dosa. Allah memberi peringatan :
يَاأَيُّهَاالَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.”( At-Tahrim : 6)
kata قُوا merupakan fi’il amar (perintah), dan dalam kaidah ushul
fiqih dikatakan:
الأَصْلُ فِي الأَمْرِ لِلْوُجُوْبِ
yaitu
melambangkan suatu kewajjiban, maka hukum yang muncul adalah memimpin dan
bertanggung jawab pada keluarga itu dengan memeliharanya dari api neraka adalah
suatu kewajiban bagi seorang mukmin laki-laki.
Semoga kita dapat mendidik dan memberi tauladan yang baik
kepada keluarga dan anak-anak kita. Semoga keluarga kita termasuk keluarga yang
sakinah mawaddah warohmah, keluarga yang berkah dan di ridhoi oleh Allah Swt.
Amin Ya Robbal alamin
ALFATIHAH
Izinkan pada kesempatan kali ini kami akan menyampaikan sedikit tentang tafsir
surah al-fatihah dan awal surat al-baqarah. Kenapa surat al-fatihah karena
surat ini adalah surat yang paling sering di lafalkan oleh seorang muslim dalam
kehidupannya sehari-hari. Bayangkan shalat wajib saja kalau kita kerjakan
berarti 5 waktu. 5 waktu tersebut terdapat 17 rakaat. Berarti 17 kali kita
membaca surat al-fatihah. Belum lagi shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah. Belum
lagi shalat sunnah yang lain. Belum lagi ketika berdoa, memulai pekerjaan dan
lain sebagainya. Maka dari itu, sayang sekali kalau kita tidak mengetahu ma’na/
tujuan yang terdapat di dalamnya.
Dan kenapa membahas awal surat al-Baqarah? Karena di awal
surat al-Baqarah ini, terdapat jawaban bagi permohonan manusia yang terdapat
dalam surah al-fatihah.
Kita mulai dengan
ayat yang pertama “bismillahirrohmanirrohim”. Para ahli tafsir
berpendapat bahwa ma’na kitab-kitab Allah yang diturunkan ke muka bumi ini
(baik itu taurat, zabur dan injil), seluruh ma’nanya tercakup dalam satu kitab
yaitu al-Qur’an al-Karim, kemudian ma’na al-Qur’an al-karim dapat di simpulkan
dalam satu surah yaitu surah al-fatihah, dan ma’na surat al-fatihah dapat
disimpulkan dalam satu ayat yaitu ayat bismillahirrohmanirrohin. Yang
artinya, Dengan nama Allah, Bahwa semua jagat raya dan beserta isinya ada saat
ini karena Allah, dan semuanya terjadi karena Allah dan semuanya akan kembali
kepada Allah.
Al-hamdulillah Robbil ‘Alamin, yang artinya segala puji
bagi Allah. maksudnya, segala puji-pujian di dunia ini semuanya milik Allah
swt. segala ni’mat yang diberikan kepada kita semuanya adalah milik Allah Swt.
ni’mat harta, jabatan, ketampanan, semuanya milik Allah yang menguasai jagat
raya ini.
Arrohmannirrohim, Malikiyaumiddin, ada banyak raja di dunia
ini, ada banyak pemimpin dan penguasa di dunia ini. Tapi Allah Swt membanggakan
diri-Nya, bahwa hanya Dia-lah yang menjadi penguasa tunggal pada hari
dibangkitkan manusia, hanya Dia-lah yang menjadi penguasa dan pemimpin untuk mengadili
manusia dan meminta pertanggungjawaban manusia di akhirat nanti.
Iyya kana’ budu wa iyyakanasta’in. Hanya kepada Engkaulah
ya Allah, kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
Alfatihah itu terdiri dari 7 ayat. 5 ayat yang telah
disebutkan merupakan ‘attsana’ yaitu pujian untuk Allah swt dan 2 ayat
yang terakhir merupakan doa kepada Allah swt. ini apa artinya? Artinya adalah
kalau kita mempunyai hajat keinginan maka perbanyaklah dzikir untuk memuji
allah Swt, baru setelah itu kita berdoa, memohon kepada Alloh swt.
Apa do’a yang terdapat di dalam surat al-fatihah. Do’anya
adalah ihdinassirotol mustaqim. Tunjukilah kami jalan yang lurus. Ya
allah berilah kami pentunjuk atau hidayah (huda). Petunjuk kemana? Yaitu
petunjuk ke jalan yang lurus.
Apa itu jalan yang lurus? (yaitu) jalan orang-orang yang
telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, yaitu orang-orang shaleh, para
Nabi dan Rasul; bukan (jalan) mereka yang dimurkai yaitu orang Yahudi yang
dimurkai karena kesombangan mereka dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat
yaitu orang nasrani, mereka sesat karena kebodohan mereka dengan konsep
trinitasnya.
Jadi jika
disimpulkan, di dalam surat al-fatihah ini yaitu surah yang tercakup di
dalamnya kandungan isi al-Qur’an, hanya terdapat satu doa saja yaitu ‘ihdina’,
ya Allah berilah kami hidayah, berilah kami petunjuk. Bukan do’a do’a yang
lainnya. Doa ini merupakan permohonan hamba kepada Allah swt yang kita ucapkan minimal 17 kali
dalam satu hari.
Allah swt kemudian menjawab permohonan hambanya. Jawaban
Allah itu terdapat dalam awal surah al-Baqarah.الــم {1} ذَلِكَ
الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ هُدَى لِلْمُتَّقِينَ “Alif laam miim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; (dalam al-Qur’an tersebut
terdapat) petunjuk bagi mereka yang (ingin) bertaqwa.”
Di ayat tersebut
terdapat kata ‘huda’ yang artinya adalah petunjuk atau hidayah. Sebagaimana
yang pinta oleh seorang hamba kepada Allah Swt di dalam surat al-fatihah.
Jadi jawaban dari doa kita di dalam surah al-fatihah itu
adalah al-Qur’an al-Karim. Kalau kita memohon hidayah dan petunjuk dari Allah
Swt. Maka Allah Swt menjawab, al-Qur’an merupakan sumber hidayah, al-Qur’an
merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Al-Qur’an juga merupakan
sumber kecintaan Allah Swt kepada hamba-Nya. Kalau seorang penulis buku saja
senang jika bukunya di baca orang, Allah Swt tentu senang jika Kalam-Nya/
Firman-Nya di baca oleh hamba-hambanya.
Yang jadi masalah adalah penelitian Lembaga Survei Indonesia
(LSI) bersama Goethe Institute menunjukkan bahwa hanya 10% saja kaum muslim
Indonesia yang selalu menyibukkan dirinya dengan membaca Al Quran. Memang Islam
mayoritas di negara kita ini, tapi hanya 10% saja diantara kita yang dekat
kesehariannya dengan al-Qur’an. Maka dari itu jangan jauh-jauh dari al-Qur’an.
al-Qur’an itu rizki maka jangan jauh-jauh dari al-Qur’an. al-Qur’an itu bisa
membuat manusia cerdas, tidak pikun dan lain sebagainya.
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ahmad
Al-Qadhi di amerika, yang menyimpulkan bahwa al-Qur’an mampu menciptakan
ketenangan bathin (psikologis) dan mereduksi ketegangan-ketengangan saraf
(fisiologis). Lebih dari itu, penelitian itu menyatakan bahwa ternyata membaca
Al-Quran selepas Maghrib dan Subuh dapat meningkatkan kecerdasan otak sampai 80
persen.
Mari sama-sama kita intropeksi diri kita masing-masing.
Sudah berapa kali kita mengkhatamkan al-Qur’an pada bulan ramadhan yang lalu
atau sudah berapa juz kita baca, atau sudah berapa lembar kita baca atau
mungkin kita belum menyentuh al-Qur’an sama sekali. Padahal Allah swt
berfirman:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Diwajibkan bagi kalian berpuasa agar menjadi orang yang
bertakwa. Bagaimana cara menjadi orang bertakwa yaitu dengan menjadikan
al-Qur’an sebagai pedoman dalam hidupnya.
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ هُدَى لِلْمُتَّقِين
Artinya al-Qur’an itu adalah petunjuk bagi orang-orang yang
ingin bertakwa.
Maka jadikanlah al-Qur’an dekat dengan kita. Kita baca
setiap saat, tiada hari tanpa tadarrus al-Qur’an. alangkah baik di baca ketika
fajar, waqur’an fajr, innnal qur’anal fajri kana masyhuda. Begitu pula setelah
shalat subuh.
Rasulullah Saw memberi nasihat kepada Sayyidin Ali bin Abi
Thalib karamallahu wajhahu:
Hai ali, apabila engkau telah shalat (subuh) maka duduklah
di tempatmu sehingga terbit matahari. Maka sesungguhnya allah tuliskan bagi
orang yang duduk di tempatnya itu satu (pahala) ibadah haji dan satu (pahala)
ibadah umroh atau memerdekakan seorang budak (hamba sahaya) atau sedekah seribu
dinar di jalan Allah swt. Amin ya Robbal Alamin.
Semoga kita semua di berikan ni’mat sehat, panjang umur,
sehingga kita dapat beribadah dengan sebaik-baiknya ibadah di sisa hari di
bulan Ramadhan. Semoga kita diberikan kekuatan dan kemudahan oleh Allah Swt
untuk dapat mengkhatamkan al-Qur’an sekali, dua kali dan berkali-kali.
‘allhummajalna wa ahlana min ahli ilmi walqur’an wala taj’alna min ahli syarri
wa tughyan’.
ISRA MI’ROJ
Alhamdulillah kita masih dipertemukan oleh Allah dengan
bulan Rajab. Mudah-mudahan kita masih bisa bertemu juga dengan bulan berikutnya,
yaitu bulan sya’ban dan Ramadhan.
(أحمد) اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ
Dibulan rajab ini terdapat peristiwa penting dalam sejarah
Islam yaitu peristiwa Isra dan mi’raj. Bila kita membaca sejarah Islam,
setidaknya ada tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi peristiwa Isra dan
Mi'raj Nabi Saw.
Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada
seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw
adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw.
sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan perkawinan,
transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka juga
bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia
dari keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga
tahun. Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan
kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada keluarga Bani Hasyim
dan seluruh kaum Muslimin.
Kedua, peristiwa wafat paman Nabi yang bernama Abu Thalib.
Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. Sebab
Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya
dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan
Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak akan
bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah." Janji
Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik
Nabi Muhammad, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk
menyakitinya.
Ketiga, peristiwa wafat istri Nabi yang bernama Siti Khadijah r.a.
Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti Khadijah bagi Nabi
Saw. bukan hanya seorang istri yang paling dicintai dan mencintai, tapi juga
sebagai sahabat yang senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun
spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh
karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan Nabi
Saw.
Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat
berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw. ia sedikit sedih dan gundah gulana.
Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin berat. Oleh karena itu
para sejarawan menamai tahun itu dengan ámul hujn (tahun kesedihan).
Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah Swt mengundang
Nabi Saw melalui peristiwa isra dan mi'raj. Isra' adalah peristiwa
diperjalankannya Nabi Saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sedangkan mi'raj
merupakan peristiwa dinaikannya Nabi Saw dari Masjidil Aqsa ke Sidratul
Muntaha.
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ
الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ
لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Isra' dan mi'raj merupakan pengalaman keagamaan yang paling
istimewa bagi Nabi Muhammad Saw. Puncaknya terjadi di Sidratul Muntaha.
Muhammad Asad (seorang mufassir) menafsirkan Sidratul Muntaha dengan pohon
lotus yang batasnya paling jauh. Pohon Lotus dalam tradisi Mesir kuno merupakan
simbol kebijaksanaan (wisdom) dan kebahagiaan. Dengan demikian secara simbolik
Sidratul Muntaha dapat diartikan sebagai puncak kebahagiaan dan kebijaksanaan.
Abdul Quddus, seorang sufi Islam besar dari Ganggah,
menyatakan, "Nabi Muhammad telah naik ke langit yang tinggi lalu kembali
lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku
tidak akan kembali lagi."
Ketika Nabi Saw. sampai di Sidratul Muntaha, Allah
memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya berupa bukti-bukti
wujud, keesaan, dan kekuasaan-Nya. Disamping itu diperlihatkan juga surga,
neraka, kursi dan 'arsy. Setelah melihat semua itu keyakinan Nabi Saw. terhadap
keagungan Allah Swt dan kelemahan alam dihadapan keagungan-Nya semakin kuat.
Pada gilirannya keyakinan seperti ini telah melahirkan kesadaran ruhani baru
pada dirinya berupa kebijaksanaan, ketentraman dan kebahagiaan.
Pada saat itu Nabi Saw. sudah mampu membedakan posisi Tuhan
dan alam. Tuhan adalah sumber kebahagiaan, sementara alam sumber kesusahan dan
kesengsaraan. Oleh karena itu menggantungkan semua harapan dan keinginan
kepada-Nya akan mendatangkan kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya
menggangtungkan semua harapan dan keinginan kepada alam akan mendatangkan
kesengsaraan.
Kebahagian bertemu dan berdialog dengan Dzat yang dicintai
dan mencintainya di Sidratul Muntaha tidak menyebabkan Nabi Saw lupa akan tugas
pokoknya menebarkan rahmat Allah melalui dakwahnya. Hal tersebut dikarenakan,
kebahagiaannya tersebut telah dibarengi dengan kebijaksanaan sehingga ia mampu
membedakan persoalan pokok dengan cabang, prinsip dengan taktik, esensi dengan
aksidensi serta alat dengan tujuan. Nabi Saw sangat sadar bahwa kebahagian yang
diperolehnya dalam Isra' dan Mi'raj bukan esensi dan tujuan utama Allah, tetapi
itu semua hanya alat untuk mempersiapkan kondisi jiwanya supaya bisa
melaksanakan tugas yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu,
ia meninggalkan kebahagiaan langit yang sedang dinikmatinya itu, kemudian turun
ke bumi untuk berjibaku dengan realitas sosial yang penuh dengan tantangan dan
penderitaan. Dengan demikian peristiwa isra' mi'raj Nabi Saw. tidak hanya
memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Jika seseorang mengalami fana, yaitu menyatu dengan Allah
dan hanyut dalam dzikir kepada Allah Swt sehingga mendatangkan ketenangan jiwa.
Banyak yang asyik pada perilaku individual dan lupa akan sosialnya. Semakin ia
berdzikir ribuan kali dan mendatangkan ketenangan jiwa semakin jauh dari
realitas kehidupan dan cenderung mengasingkan diri dari dunia nyata.
Bagaimana dengan kita? Ketika nabi Muhammad mendapat
tantangan berat dalam dakwahnya, ia diundang Allah melalui peristiwa Isra' dan
Mi'raj. Melalui peristiwa ini Allah mengobati luka hatinya, menghilangkan
kesedihannya dan menghibur duka laranya. Akibatnya jiwanya menjadi segar dan
bahagia kembali. Dalam kondisi jiwa seperti ini kemudian ia kembali ke bumi
malanjutkan tugas dakwahnya yaitu menebarkan rahmat Allah di muka bumi ini. Disinilah Isra' Mi'raj
tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Ada pertanyaan, bagaimana bila yang mendapatkan hambatan
dakwah itu kita? Bagaimana bila yang mendapat kesusahan dan penderitaan itu
kita? Apakah bagi kita masih ada peluang diisra'kan dan dimi'rajkan seperti
nabi Muhammad? Jawabannya, tentu tidak mungkin. Lantas apa yang mesti dilakukan
bila semua itu terjadi pada kita? Jawabannya adalah: Shalat!
Isra dan mi'raj adalah salah satu mu'jizat Nabi Muhammad
Saw. Artinya itu hanya diberikan kepadanya tidak mungkin diberikan kepada
manusia biasa. Namun demikian, berdasarkan petunjuknya ada amalan bagi
orang-orang yang beriman yang memiliki fungsi sama dengan Mi'raj yaitu ibadah
shalat. "Shalat itu mi'rajnya orang yang beriman (ash-shalatu mi'rajul
mu'minín)".
Shalat secara bahasa berarti do'a. Doa pada hakikatnya
merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt. Ketika seseorang
shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.. Oleh
karena itu secara hakiki fungsi shalat dan mi'raj sama yaitu bertemu dan
berdialog dengan Allah Swt.
Shalat yang benar mesti menghasilkan buah yang sama dengan
buah Isra' mi'raj yaitu kesadaran individual dan sosial. Tujuan utama shalat menurut Al Quran adalah
untuk berdzikir, mengingat Allah. Dzikir atau shalat, bila dilakukan dengan
khusyu' akan mendatangkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup. Namun
demikian, keberhasilan shalat seseorang tidak hanya diukur dari ketenangan dan
ketentraman jiwa saja, tetapi mesti dilihat pula pada bekas perilaku sosialnya.
Menurut Al Quran, shalat yang benar mesti dapat menumbuhkan berbagai macam
kebajikan seperti tumbuhnya kesadaran bersedekah, kemampuan menghidarkan diri
dari perilaku yang sia-sia, kemampuan memelihara diri dari perbuatan zina dan
kemampuan memelihara amanat baik dari Allah ataupun sesama manusia.
Disamping itu, shalat yang benar mesti dapat mengobati sifat
kikir dan keluh kesah serta mencegah perbuatan keji dan munkar. Rasulullah
menyatakan bahwa shalat yang tidak dapat mencegah perbuatan keji dan munkar
tidak akan menambah apa-apa bagi orang yang shalat kecuali hanya semakin
menjauhkan dirinya dari Allah.
Shalat yang memiliki dimensi individual dan sosial adalah
shalat yang dilakukan dengan khusyu' dan kontinyu. Menurut Imam Al Ghazali,
shalat khusyu' adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Yaitu
memahami apa yang diucapkan dalam shalat sehingga melahirkan perasaan ta'zhim,
hormat, takut, berharap dan malu terhadap Allah. Kesadaran ini disamping akan
mendatangkan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa, juga akan mampu
memotivasi mushalli untuk merealisasikan seluruh janji yang diucapkannya
di dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. Wallah a'lam bi ash-shawwab
CINTA
RASULULLAH SAW
Sejarah mencatat bahwa tidak ada prestasi dalam bidang
pendidikan paling cemerlang yang pernah terjadi di muka bumi ini melainkan
keberhasilan konsep pendidikan Rasulullah Saw, yang mampu mengubah dari tradisi
ke-jahiliyah-an kepada Islam.
Rasulullah Saw telah berhasil mendidik sahabatnya sehingga
menjadi masyarakat Muslim yang berkualitas dan berakhlakul karimah. Mereka
rindu akan kebenaran, semangat dalam menuntut ilmu, merasa mulia dengan Islam,
sederhana dalam sikap, pada malam hari mereka ber-taqarrub kepada Allah
Swt, di siang hari mereka menebarkan kasih sayang, menghilangkan beban-beban
kaum muslimin, memerintahkan kebaikan dan melarang dari kejahatan serta
berjihad melawan kemusyrikan dan kezaliman.
Mereka saling cinta mencintai diantara kaum Muslimin seperti
Muhajirin dan Anshar. Allah berfirman
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُو
الدَّارَ وَاْلإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ
وَلاَيَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى
أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ
فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Ayat ini menerangkan sikap mu’min Anshar yang mencintai
mu’min Muhajirin. Mu’min Anshar menginginkan Mu’min Muhajirin memperoleh
kebaikan dan kenikmatan sebagaimana mereka menginginkan kebaikan dan kenikmatan
untuk dirinya.
Mereka saling cinta mencintai bukan hanya kepada sesama kaum
muslim, tetapi mereka juga sangat mencintai guru mereka, Rasul mereka yaitu
Muhammad Saw. Cinta mereka ditunjukkan dengan kepedulian dan pengorbanan mereka
kepada Nabi Muhammad Saw. Contohnya Ali bin Abu Thalib yang
berani menggantikan posisi Nabi ditempat tidur saat kaum kafir mengepung rumah
Nabi Saw, padahal itu sangat berbahaya untuk keselamatannya. Abdurrahman bin
Auf berani mengorbankan 40.000 dirham
perak, 40.000 dirham emas, 500 ekor kuda perang, dan 1.500 ekor unta demi
membantu Rasulullah Saw dalam perjuangannya menegakkan Agama Islam di muka bumi
ini, tanpa meninggalkan sedikitpun untuk keluarganya. Abu Ubaidah bin al-Jarrah
sangat cinta kepada Rasulullah Saw sampai-sampai berani membantu Rasulullah Saw
pada suatu kejadian di perang Uhud sampai giginya copot. Thalhah bin Ubaidillah
karena cintanya kepada Rasulullah Saw sampai-sampai ia menjadi seorang shahabat
yang berani dengan menjadikan tubuhnya sebagai tameng bagi Rasulullah Saw dari
serangan musuh, sehingga badannya terkena lebih dari tujuh puluh tikaman dan
anak panah serta jari tangannya putus.
Kenapa bisa demikian cintanya para shahabat kepada
Rasulullah Saw. Karena Rasulullah Saw mendidik mereka dan mendakwahi mereka
dengan kecintaan yang dalam juga kepada mereka.
Ketika Rasulullah Saw
bersama anak angkatnya Zaid bin Haritsah ke Thaif beliau ditimpuki batu oleh
para pemuda dan anak-anak, sehingga membuat malaikat marah. Malaikat menawarkan
kepada Rasulullah Saw agar penduduk Thaif diberi adzab, tetapi Rasulullah Saw
menolak dan berkata: “Jangan, mereka tidak tahu bahwa saya ini Rasulnya.”
Kemudian beliau Saw berdoa: “Ya Allah berilah petunjuk bagi kaumku, karena
mereka tidak mengetahui.”
Seorang wanita tua selalu
menyakiti Rasulullah Saw dengan meletakkan duri dan najis di jalan yang biasa
dilalui Rasulullah Saw. Pada suatu ketika wanita itu sakit lantas Rasulullah
Saw menziarahinya dan menunjukkan kasih sayang terhadapnya. Lantas wanita tua
itu menangis dan memeluk agama Islam.
Pernah seorang Arab badui
menarik dengan kasar jubah Rasulullah Saw sampai berbekas pada lehernya.
Rasulullah Saw tidak marah, malah menghadiahkan jubah itu kepadanya. Ada juga
seorang Arab Badui kencing di satu sudut Masjid Nabawi. Para Shahabat marah tetapi
Rasulullah berkata “biarkan dia menyelesaikan hajatnya.” Setelah selesai
Rasulullah Saw sendiri yang membasuh najis itu.
Sewaktu hijrah ke
Madinah, Rasulullah Saw dikejar oleh Suraqah. Setiap kali kuda Suraqah
mendekati Rasulullah Saw kudanya tersungkur jatuh. Rasulullah Saw tidak
bertindak apa-apa dan memaafkannya sampai Suraqah menyerah dan tidak akan
mengganggu Rasulullah Saw lagi.
Rasulullah Saw
mengajarkan cinta kepada orang tua, anak kecil, tetangga, sesama muslim bahkan
kepada non muslim. bagaimana mencintai non muslim, yaitu dengan bersikap sedih
jika teman kita, saudara kita yang masih non muslim belum juga masuk ke dalam
agama Islam.
Itulah sekilas tentang
kecintaan Rasulullah Saw kepada para shahabat, sampai-sampai ketika sakaratul
maut, yang di sebut bukan anaknya, hartanya, tetapi yang disebut adalah
ummatnya. Makanya wajar jika shahabatnya menjadi sangat cinta dan peduli kepada
Rasulullah Saw, yang ditunjukkan oleh para shahabat dengan pengorbanan kepada
Rasulullah Saw.
Begitu juga bagi guru dan
orang tua, jika ingin anak-anaknya memiliki kepribadian saling mencintai,
mengasihi, peduli antar sesama maka bagi orang tua harus memberikan teladan
terlebih dahulu kepada mereka tentang bagaimana cara mencintai dan mengasihi antar
sesama. Disamping memberikan teladan, guru dan orang tua juga harus mengajari
dan mendidik mereka dengan cinta dan kasih sayang. Semakin cinta kita kepada
mereka maka insyaalloh mereka juga akan cinta dan sayang kepada kita.
Sebagaimana cintanya para shahabat kepada Rasulullah Saw. Mudah-mudahan kita
termasuk orang yang diberi petunjuk oleh Allah Swt untuk selalu mengikuti
petunjuk dan sunnah2 Rasulullah Saw. amin ya Rabbal alamin.
RIWAYAT HIDUP
RASULULLAH SAW
Khatib berwasiat agar kita selalu meningkatkan ketaqwaan
kepada Allah swt, taqwa dalam arti takut kepada Allah dimanapun kita berada dan
taqwa dalam arti mengerjakan apa yang diperintah-Nya dan selalu menjauhi apa
yang dilarang-Nya
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt
Hari ini bertepatan dengan hari pertama di bulan Rabiul
Awal. bulan dilahirkannya Nabi Muhammad Saw.
Maka dari itu pada khutbah kali ini, khatib akan menceritakan, bagaimana
Nabi Muhammad SAW mengalami berbagai kesulitan di masa kecilnya, namun beliau
mampu mengatasinya sehingga memperoleh keberhasilan dimasa-masa selanjutnya.
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt
Memang Nabi di lahirkan dalam keadaan yatim dan dalam
keadaan miskin, begitu juga ketika meninggal dunia, nabi meninggal dalam
keadaan miskin, karena nabi tidak meninggalkan apapun kecuali 7 dirham saja.
Seluruh hartanya termasuk baju perangnya sudah diserahkan seluruhnya untuk
kepentingan kaum muslimin.
Tetapi walaupun demikian, bukan berarti masa remaja dan masa
mudanya beliau dilalui dengan kemiskinan. Bahkan sebaliknya, nabi Muhammad Saw
ketika remaja dan masa mudanya, beliau
adalah orang yang sangat produktif dan orang yang sangat kaya raya.
Nabi Muhammad Saw merintis karirnya sebagi pengembala ternak
pada umur 8 tahun. pekerjaan mengembala
ternak ini ternyata memberikan pelajaran yang berarti kepada Nabi Muhammad
tentang manajemen yang baik, dan seorang anak kecil dilatih untuk bertanggung
jawab dan dipupuk jiwa kepemimpinannya. Diantaranya, biasanya para pengembala
harus mampu mengarahkan ternaknya kepadang gembalaan yang subur. Disamping itu,
pengembala juga harus mengendalikan hewan ternaknya agar tidak tersesat, dan
pengembala juga harus melindungi ternaknya dari gangguan binatang buas ataupun
pencuri. Pengembala juga mempunyai banyak waktu untuk perenungan berbagai hal,
misalnya tentang masyarakat disekitarnya, tentang alam dan tentang Tuhannya.
Pada umur 12 tahun, nabi mulai merintis karirnya di
perdagangan. Saat itu nabi menjadi karyawannya
abu thalib. Untuk menyertai pamannya berdagang ke Negara syiria dan Jordan.
Selama menjadi karyawan beliau sangat menekuni usaha itu dengan baik dan jujur,
sehingga ketika berumur 16 tahun beliau sudah beberapa kali keliling jazirah
arab sehingga memiliki banyak relasi, baik di Mekkah maupun diluar Mekkah.
Kemudian ketika berumur 17 tahun, Nabi Muhammad memulai
usahanya sendiri, sehingga ia bukan lagi menjadi karyawan biasa, tetapi
saat itu, ia menjadi manager, ia menjadi manager perdagangannya
Khadijah. Ia mengambil dagangan dari seeorang janda kaya di Mekkah saat itu
yang bernama Khadijah, lalu ia menjualnya. Wilayah perdagangannya meliputi
Yaman, Syiria, Basrah, Irak, Jerash di Jordania, Bahrain dan kota kota lainnya.
Dengan demikian di usia muda, nabi telah berkeliling dunia, nabi telah menjadi
pedagang regional, karena perdagangannya meliputi hampir seluruh jazirah Arab.
Pada umur 25 tahun, Nabi sudah sangat mapan. karena
kejujurannya dan usaha yang selalu meningkat membuat Khadijah tertarik.
Sehingga pada usia itu, nabi menikah dengan Khadiah. Dan nabi memberi mahar
beberapa ekor onta untuk Khadijah. Ketika menikah dengan Khadijah, nabi bukan
lagi menjadi karyawan, dan bukan lagi menjadi manager, tetapi sudah menjadi
pemimpin perusahaan. Ia dan Khadijah menangani segala yang ia rintis dari
remaja bersama Khadijah. Sehingga usahanya semakin meningkat dan meningkat.
Bukan karena kerja kerasnya saja tetapi karena kejujurannya.
Pada masa muda, nabi sudah menyandang predikat al-amin yang
berarti jujur, amanah dan bertanggung jawab, predikat ini bukan dari dirinya
sendiri dan bukan dari Allah swt sebagai wahyu, tetapi predikat ini datang dari
masyarakat sekitarnya.
Saat itu, jika seseorang ingin menitipkan uang ataupun
barang maka yang dicari adalah Muhammad Saw. Makanya ketika terjadi konflik di
Mekkah yang melibatkan beberapa Qabilah tentang siapa yang paling berhak
meletakkan hajar aswad ketempat semula, Muhammadlah yang menyelesaikan konflik
itu. Karena ia sangat jujur dan sangat
adil. Dan Nabi sudah sangat dikenal oleh masyarakatnya sebelum ia diangkat
menjadi utusan Allah.
Menjelang umur 40 tahun, nabi memulai karirnya dengan
menjadi investor. Bukan ia lagi yang bekerja untuk mendapatkan uang, tetapi
uang yang bekerja untuk dirinya. Pada saat itu, nabi sudah mencapai apa yang
diistilahi oleh para ekonom dengan ‘kebebasan waktu dan uang’. Ia sudah cukup
banyak memiliki karyawan untuk mendagangkan usahanya. Sehingga ia mulai
memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi dirinya dan masyarakatnya.
Beliau mulai sering menyendiri (uzlah) di gua hira, merenungi dirinya,
siapa Tuhannya, dan merenungi masalah akhlaq dan sosial yang ada pada
masyarakatnya,. Hal ini terus ia lakukan sampai ia mendapatkan wahyu yang
pertama. Sejak itulah beliau memulai periode baru dalam hidupnya sebagai
seorang utusan Allah.
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt
Kewirausahaan tidak terjadi begitu saja, tetapi hasil dari
suatu proses yang panjang dan dimulai sejak masih kecil. Pengalaman masa kecil
dapat mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan seseorang.
Nabi Muhammad Saw, sejak kecil sudah banyak mendapatkan
cobaan dan ujian. Beliau mempunyai pengalaman pahit dengan terlahir sebagai
yatim, ketika berumur 6 tahun ibunda beliau wafat. Setelah itu dititipkan
kepada kakeknya. Tidak berlangsung lama, selama 2 tahun, kakek beliau wafat.
Nabi kecil saat itu berusia 8 tahun, dititipkan kepada pamannya Abu
Thalib. Sayangnya, Abu Thalib merupakan
salah satu anak Abdul Muthalib yang paling sederhana hidupnya, sehingga tidak jarang
Muhammad kecil harus membantu ekonomi keluarganya.
Ujian nabi tidak berhenti sampai situ saja. Ketika menikah
dengan khadijah, beliau dikaruniai anak. Anak laki-laki, seluruhnya meninggal
pada usia yang sangat belia. Anak perempuannya meninggal kala ia sedang
berjuang menyebarkan agama Islam. Hanya Fatimah saja yang meninggal setelah
Nabi Muhammad saw wafat.
Mungkin latar belakang seperti ini yang memang digariskan
Allah swt kepada calon rosul yang akan mengemban risalah kenabian dan yang akan
menjadi pemimpin umat. (Laqod kana lakum
fi rasulillahi uswatun hasanah)
Kalau kita benar benar cinta kepada Nabi Muhammad SAW maka
bacalah sejarah beliau, tidak mungkin seseorang dikatakan cinta sampai ia benar
benar mengetahui sejarahnya, kehidupannya, akhlaqnya. Kalau kita membaca
sejarahnya, semakin kita membaca dan semakin kita mengetahui maka semakin
menjadi–jadi kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw.
Kalau kita mengaku cinta kepada Nabi Muhammad Saw mari kita
intropeksi diri sudah berapa kali kita membaca sejarah Rasul saw. Karena ada Maqolah
: “Man ahabba sakhsaon qolladahu”. Siapa yang cinta kepada seseorang maka
dia akan mengkutinya. “yuhsarul mar’u ma’a man ahab”.. manusia nanti
dibangkitkan dari alam kuburnya bersama orang yang dicintainya. Kalau yang ia
cintai artis maka ia akan dibangkitkan dari alam kuburnya bersama artis itu
tapi kalau yang ia cintai adalah Rasullullah SAW maka ia akan dibangkitkan dari
alam kuburnya bersama Rasulullah SAW.
Jadikan 5 menit setiap hari sebagai wirid untuk membaca
shalawat kepada nabi Muhammad saw. didalam maqolah dikatakan :
إِذَا اَحَبَّ النَّاس فَلْيُكْثِرْ مِنْ ذِكْرِهِ
kalau seseorang sudah cinta maka ia akan selalu menyebutnya
(berkali kali, berulang ulang, dilisan maupun didalam hati)
Ada seseorang murid mengahadap ulama sholeh, murid ini
menginginkan dapat bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Tetapi aneh,
ulama sholeh itu malah menganjurkan untuk makan ikan sebanyak-banyaknya. Tetapi setelah makan ikan jangan minum air.
Benar, ketika malam hari ia bermimpi di dalam tidurnya, tapi bukan mimpi Rasul.
yang ia mimpikan adalah ia seolah-olah berada ditengah danau dan ia sedang
meminum air danau itu sepuas–puasnya, karena sebelum tidur ia merasa kehausan
karena belum minum air semenjak makan ikan tadi.
Setelah pagi hari ia menghadap lagi kegurunya, ia bercerita
bahwa ia tidak memimpikan Rasul seperti apa yang ia inginkan, malah ia
memipikan danau yang sangat jernih airnya dan miminum air danau sepuas -
puasnya.
Apa jawab guru :
jawab guru adalah :
إِذَا كَانَ اشْتِيَاقُكَ اِلَى الرَّسُوْلِ كَاشْتِيَاقِكَ اِلَى الْمَاءِ فَسَتَرَاكَ
الرَّسُوْل
artinya : “kalau kamu merindukan Rasul SAW saat itu, seperti
kamu merindukan air untuk minum, maka kamu akan bermimpi bertemu Rasulullah
SAW.”
Mudah –mudahan kita semua dapat mengambil hikmah dari
perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw, sehingga hikmah dan pelajaran ini dapat
kita wariskan kepada anak anak dan keluarga kita. Amin ya Rabbal alamin
MUBASYAROH BIL
JANNAH
Rasulullah Saw pernah bersabda tentang 10 shahabat yang
dijamin masuk surga, siapa saja:“Abu
Bakar di Surga, Umar di Surga, Utsman di Surga, Ali di Surga, Tolhah di Surga,
az-Zubair di Surga, Abdurrohman bin ‘Auf di Surga, Sa’d di Surga, Sa’ied di
Surga dan Abu ‘Ubaidah bin al-Jarroh di Surga.”
Para Sahabat Rasulullah Saw ibarat bintang-bintang yang
berkelipan dan rembulan yang bersinar terang. Jika mengamati periode sejarah
kehidupan mereka, pastilah akan terlihat sebuah pancaran sinar yang merasuk ke
dalam hati dan memenuhi seluruh perasaan. Kemudian akan didapati juga sebuah
hidayah yang akan menunjukkan ke jalan kebenaran dan menorong untuk senantiasa
berbuat baik.
Para sahabat selalu berlomba-lomba untuk ibadah dan berbuat
kebaikan. Dan mereka selalu cemburu dan termotivasi jika ada salah satu sahabat
yang telah melakukan kebaikan. Nabi pernah bercerita : Ketika
aku masuk ke dalam surga dan melihat di dalamnya terdapat sebuah rumah atau
sebuah istana lalu aku bertanya: Milik siapakah istana ini? Mereka menjawab:
Milik Umar bin Khathab. Aku bermaksud memasukinya, namun segera teringat olehku
kecemburuanmu. Mendengar itu seketika Umar menangis haru dan berkata: Wahai Rasulullah
saw., apakah orang seperti engkau dicemburui. (HR.
Muslim).
Umar
memang salah satu shahabat yang selalu cemburu jika ada salah satu shahabat
yang telah melakukan suatu kebaikan. Pernah pada suatu hari, Nabi Muhammad Saw
shalat subuh. Tatkala beliau selesai shalat, beliau bertanya, ‘siapakah di
antara kalian yang pagi ini puasa?” Umar menjawab, ‘wahai Rasulullah, sebelum
tidur tadi malam, aku tidak berniat puasa, dan pagi ini aku tidak berpuasa.”
Abu Bakar berkata, “aku wahai Rasulullah, sebelum tidur tadi malam aku berniat
puasa dan pagi ini aku berpuasa. Kemudian Nabi Saw bertanya lagi, siapa di
antara kalianyang pagi ini menjenguk orang sakit? Umar berkata, tadi kita
menunaikan shalat dan masih baru selesai, bagaimaa kita dapat menjenguk orang
sakit? Abu bakar berkata, aku wahai Rasulullah, orang orang memberitahuku bahwa
saudaraku Abdurahman bin auf sakit, lantas aku sempatka untuk menghampirinya
dalam perjalanan menuju masjid. Kemudian nabi saw bertanya lagi, siapa di
antara kalian yang pagi hari ini sudah bersedekah? Umar berkata, wahai
Rasulullah, kami masih tetap bersamamu semenjak selesai mengerjakan shalat,
bagaimaa kami dapat bersedekah? Abu bakar berkata, ‘aku wahai rasulullah,
ketika aku memasuki masjid, ternyata ada seorang pengemis. Pada saat itu cucuku
dari abdurahman bin abi bakar memiliki sepotong roti, lantas aku mengambilnya
dan memberikan kepada pengemis itu. lantas nabi bersabda, “aku memberi kabar
gembira akan surga, aku memberi kabar surga” dalam riwayat lain disebutkan,
barangsiapa yang menggabungkan amalan tersebut maka ia masuk surga.
Umar
bin al-Khaththab berkata, “ Abu Bakar selalu menggungguliku dalam hal
kebaikan.” Karena hal itu juga Ali bin Abu Thalib berkata, “Abu Bakar adalah
seorang pemenang. Demi Allah, tidaklah kami saling berlomba-lomba dalam
kebaikan melainkan Abu Bakar adalah pemenangnya.”
Itulah didikan nabi, bagaimana menjadikan murid muridnya
yaitu para shahabat menjadi seorang muslim yang peduli sosial, lingkungan dan
menjadi orang yang penuh tanggung jawab.
Ketika menjadi khalifah, Umar bin Khaththab seseorang yang
sangat bertanggung jawab. Pernah suatu malam Umar ra berjalan-jalan di Madinah
guna melihat keadaan kota, mencari pedagang yang curang, dan sebagainya.
Terkadang dia juga tidur malam di tengah-tengah rakyatnya demi menjadi mereka,
kalau memang kondisi mengharuskan demikian. Dalam melakukan hal itu, dia
ditemani oleh orang-orang pilihannya yang sangat menaatinya.
Pernah suatu hari ada sekelompok pedagang yang datang ke
Madinah. Kemudian mereka beristirahat di darah Muslah, yaitu tempat yang berada
di dekat Madinah. Lantas Umar pergi dengan ditemani oleh Abdurrahman bin Auf
untuk menjaga mereka. Tidak lama kemudia, mereka berdua mendengar tangisan
seorang bayi, “takutlah kepada Allah dan berbuat baiklah kamu kepada anakmu!”.
“Aku melihatmu bahwa kau merupakan ibu yang tidak baik. Apa yang menyebabkan
anakmu tidak tenang semenjak tadi malam?!” wanita tersebut menjawab, “wahai
hamba Allah, sesungguhnya aku telah menyapih anakku”. Lantas Umar bertanya,
“mengapa?”, wanita itu menjawab, “karena Umar tidak akan memberikan santunan
melainkan bagi anak yang sudah disapih.” Lantas Umar bertanya lagi, “Berapa
umur anak ini?”. tatkala Umar mengetahui bahwa wanita tersebut menyapih anaknya
sebelum waktunya, maka dia menyuruh seseorang untuk mengumumkan , wahai
manusia, hendaknya kalian tidak tergesa-gesa untuk menyapih anak-anak kalian!
Karena, sesungguhnya kami akan memberi santunan bagi setiap bayi yang lahir
dalam agama Islam”.
Umar juga seorang yang sangat peduli sosial. Suatu hari,
Umar juga pernah keluar rumah dengan ditemani pembantunya yang bernama Aslam,
menuju sebuah tempat di dekat Madinah yang dikenal Shirar. Kemudia dia melihat
ada sebuah api yang menyala. Ternyata di sana ada seorang wanita dengan
beberapa anaknya dan sebuah periuk yang dipanggang di atas api. Anak-anaknya
terus menangis. Umar berkata, “Assalamualaikum wahai pemilik cahaya. Lantas
wanita tersebut menjawab, “wa’alaikum salam”. Umar berkata, “boleh aku mendekat?”.
Wanita tersebut menjawab, “mendekatah dengan baik dan tinggalkanlah kami!”.
Kemudian Umar mendekat dan bertanya, “ada masalah apa kalian?, wanita tersebut
menjawab, “Kami kemalaman dan kedinginan”. Umar bertanya, lantas mengapa
anak-anak ini menangis?” wanita itu menjawab, “mereka lapar”. Umar bertanya,
“apa yang kau masak di periuk ini?” wanita itu menjawab, “air, untuk membuat
mereka diam dan tertidur ... Allah-lah yang akan memutuskan hukum antara kami dan Umar!”. Umar
bertanya, “apa yang dilakukan Umar terhadap kalian”. Wanita tersebut menjawab,
“dia memimpin kami kemudian melupakan kami!”. Lantas Umar menghadapku (Aslam)
dan berkata, “ayo ikut aku!” lantas kami sehgera pergi ke Darud Daqiq (tempat
penyimpanan tepung). Kemudian dia mengeluarkan satu karung tepung dan satu
mangkuk besar lemak, dan berkata, “angkat tepung dan lemak ini ke pundakku biar
aku membawanya”. Aku berkata, “Biarlah aku yang akan membawanya”. Dia menjawab,
“apakah kau mau menanggung dosaku kelak di hari kiamat?”.
Lantas aku mengangkat tepung ke pundaknya. Kemudia dia
segera pergi dan aku mengikutinya. Kemudain dia meletakkan tepung itu di depan
wanita tersebut. Setelah itu, dia mengambil sedikit tepung dan berkatakepada
wanita itu, Biarkanlah aku membuatmu harirah—sejenis makanan yang
terbuat dari tepung dan susu. Kemudian dia mulai meniup api di bawah periuk.
Jenggotnya begitu lebat hingga aku melihat asap keluar dari sela-sela
jenggotnya. Tidak berapa lama akhirnya dia selesai memasak untuk mereka. Lantas
Umar menurunkan periuk tersebut dan menuangkan harirah di sebuah piring dan
berkata kepada wanita tersebut. “Suapilah mereka dan aku yang mengipasi makanan
ini agar dingin”. Hal itu terus dilakukan sampai akhirnya anak-anak itu
kenyang. Lantas wanita itu berkata, “semoga Allah membalasmu dengan kebnaikan,
dengan hal ini kau lebih utama daripada Umar.”
Umar juga mempunyai kasih
sayang terhadap hewan sebagaimana kasih sayangnya terhadap manusia. karena,
sejatinya kasih sayang itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah-pisah
sekalipun terkadang kadarnya berbeda-beda antara satu dengan orang dengan lainnya.
Musib bin Darim berkata, “Dulu aku pernah melihat Umar memukul seorang
laki-laki dan mengancamnya lantaran lelaki tersebut membebani untanya dengan
barang yang berat”.
Karakter lain yang nampak pada diri Umar adalah sikap
toleransi. Kasih sayang Umar tidak hanya terbatas pada kaum muslimin saja
bahkan dengan orang-orang non-Islam. Pernah suatu ketika dia melihat orang tua
yang buta bertanya tentang pintu masuk. Tatkala Umar mengetahui bahwa orang tua
tersebut beragama Yahudi, dia berkata kepadanya, “apa kebutuhanmu?”. Orang tua
tersebut menjawab, “aku ingin minta upeti, hal-hal yang aku butuhkan, dan
sekaligus gandum!”. Kemudian Umar menuntunnya menuju ke rumahnya dan memberinya
sesuatu yang dapat mencukupinya. Kemudia Umar menulis surat kepada petugas
Baitul Mal yang berisi, “Urus orang ini dan orang-orang yang sepertinya. Demi
Allah, kita tidak adil jika meminta upeti di masa mudanya, dan meleantarkannya
ketika dia sudah tua. Sedekah hanyalah untuk orang-orang fakir dan miskin.
Orang-orang fakir dari kalangan umat Islam, dan orang ini dari golongan
orang-orang miskin Ahli Kitab. Gugurkanlah pungutan upeti darinya dan dari
orang-orang seperti dia!”.
SHALAT
BERJAMA’AH
Rasulullah Saw bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا
ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ
رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي
اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ
ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ
أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ
اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Tujuh golongan yang akan mendapat naungan di bawah naungan
Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, di antaranya adalah imam
yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah dan orang yang
hatinya terpaut dengan masjid...” (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Nawawi menjelaskan maksud dari “muallaqun fil
masajid” atau orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid adalah orang
yang sangat cinta dengan masjid dan selalu berupaya untuk sholat di dalamnya.
Rasulullah Saw sering menganjurkan sahabat-sahabatnya untuk
melaksanakan shalat secara berjamaah di masjid baik dalam keadaan sehat maupun
sakit. Diceritakan oleh Abdullah bin Utbah bahwa ia datang kepada Aisyah lalu
berkata: ‘wahai Aisyah, ceritakan kepadaku tentang sakitnya Rasulullah? Aisyah
menjawab: “baiklah” lalu ia bercerita: “Sakit Rasulullah Saw semakin parah”
Kemudian Nabi bertanya: “apakah semua sudah shalat?” kami menjawab: belum wahai
Nabi, mereka menunggumu. Kemudian Nabi minta diambil satu mangkuk air, beliau
kemudian berwudhu, dan Nabi siap berangkat kemasjid, tiba-tiba ia jatuh
pingsan, ketika sadar, nabi bertanya lagi, apakah semua sudah shalat? Kami
menjawab, belum ya Rasulullah. Nabi meminta diambilkan air lagi, kemudia kami
membawakan air, Nabi lalu berwudhu, kemudian iagin berangkat ke Masjid nabi
pingsan lagi. setelah sadar nabi kembali bertanya: apakah orang-orang sudah
shalat? Kami menjawab: belum wahai Rasulullah, mereka masih menunggumu. Dan itu
terjadi hingga tiga kali, kemudian nabi mengirim seseorang untuk menyuruh Abu
Bakar mengimami shalat isya itu, lalu sholatlah Abu Bakar mengimami para
sahabat.
Dalam kondisi yang sakit parah itu, Rasulullah Saw tetap
berupaya untuk shalat di masjid sampai beliau pingsan tiga kali. Adi bin Hatim,
salah satu sahabat Rasulullah Saw: “tidaklah masuk waktu shalat sejak aku masuk
Islam kecuali aku sudah dalam keadaan berwudhu”. Said bin Musayyaib seorang
tabi’in berkata: “tidaklah aku mendengar adzan kecuali aku sudah berada
dimasjid”. Diceritakan juga oleh imam Abi Syaibah bahwa Rabi’ bin Khaitsam
dalam keadaan sakit, ia dipapah oleh dua orang untuk shalat berjamaah di
masjid. Lalu disampaikan kepadanya, bukanka ia diberikan kemudahan untuk tidak
mendatangi shalat berjama’ah. Beliau berkata: siapa yang mendengar adzan
hendaklah ia mendatanginya walaupun dalam keadaan merangkak.
Begitulah kisah-kisah para sahabat Rasulullah Saw dan
genereasi setelahnya, yang tidak pernah udzur dan alasan untuk tidak
melaksanakan panggilan Allah Saw dananjuran Rasulullah Saw. Hal ini juga
diperkuat lagi dengan kisah kisah para pemimpin ummat Islam terdahulu, yang
menjadi teladan ummat, di tengah kesibukan mereka mengurus negara mereka tak
pernah melupakan untuk mendatangi sholat secara berjama’ah, bahkan mereka
adalah orang-orang yang mengingatkan masyarakatnya untuk mendatangi shalat
berjama’ah, sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin Khattab, suatu ketika ia
tidak mendapati beberapa orang menghadiri shalat berjama’ah, maka ia menyuruh
beberapa orang untuk mencari orang tersebut agam shalat berjama’ah
bersama-sama. Begitu juga yang dilakukan Ali bin Abi Thalib, tatkala ia keluar
dari rumahnya untuk shalat berjamah’ah, ia selalu berteriak-teriak: Sholat,
sholat.
Kenapa para sahabat bisa sedemikian antusias untuk selalu
menjaga shalat berjama’ah dimasjid. Karena banyak sekali Sabda Rasul yang
bercerita tentang keutamaan Shalat berjama’ah diantanya:
صَلاةُ الْجَمَاعَةِ أفْضَلُ مِنْ صَلاةِ الْفَرْدِ بِسَبْعٍ
وَعِشْرِيْنَ دَرَجَة
Bahwa
Shalat
berjama`ah lebih utama daripada shalat sendirian dua puluh tujuh derajat. Kalau pahala itu
kita simbolkan dalam bentuk uang, maka yang sholat sendirian akan mendapatkan
seratus ribu rupiah dan bagi yang shalat berjamaah akan mendapatkan uang
sebesar dua juta tujuh ratus ribu rupiah. Dan jelas itu sangat besar sekali
perbedaannya.
أبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ((صَلاةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلاتِهِ
فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ ضِعْفًا وَذَلِكَ أنَّهُ إذَا
تَوَضَّأ فَأحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إلَى الْمَسْجِدِ لا يُخْرِجُهُ إلاّ
الصَّلاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إلاّ رُفِعَتْ لَهُ بِهَادَرَجَةٌ وَحُطَّتْ
عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ فَإذَا صَلَّى لَمْ تَزَلِ الْمَلائِكَةُ تُصَلِّي
عَلَيْهِ مَا دَامَ فِي مُصَلاّهُ تَقُوْلُ : اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ
اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، وَلا يَزَالُ أحَدُكُمْ فِي صَلاةٍ مَا انْتَظَرَ
الصَّلاةَ)).
Rasululahbersabda:Pahala
shalat seseorang yang berjamaah melebihi pahala shalat sendirian di rumahnya
dan dipasarnyadua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu apabila ia berwudhu`
dengan sebaik-baiknya, kemudian ia pergi menuju masjid, tidak ada tujuan lain
kecuali untuk shalat berjama`ah maka tidaklah setiap langkah yang diayunkannya
melainkan terangkat baginya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu dosa,
apabila ia melakukan shalat berjama`ah maka para malaikat senantiasa
mendoakannya selama ia masih berada di tempat shalatnya dan juga ia belum
berhadats. Para Malaikat berdoa : “Allahumma shalli `alaihi, Allahummarhamhu
(Ya Allah, Ampunilah dia dan rahmatilah).” Dan tetap ia dianggap shalat selama
ia menunggu waktu shalat berikutnya tiba.) Lafadz hadits Al Bukhari.
jika
diangkat derajat disisi Allah di simbolkan dengan jabatan, maka siapa yang
shalat berjama’ah akan diangkat derajat dan jabatannya untuk lebih dekat dengan
Allah Swt dan dihapuskan dosa dosa yang lalunya. Kemudian, terkadang kita ingin
orang tua kita mendoakan kita, kita ingin guru-guru kita, orang sholeh
disekitar kita mendoakan kita, tetapi selama kita berada dimasjid, malaikat
tanpa dipinta, mereka mendoakan kita dengan doa yang cukup indah “ya allah
ampunilah orang ini, ya allah berilah rahmat bagi orang ini” dan ini terus
menerus didoakan kepada kita selama kita berada di masjid.
Bagaimana
agar kita selalu termotivasi untuk selalu melakukan shalat berjama’ah dimasjid,
yang pertama adalah keinginan yang dan jujur dalam hati kita untuk melaksanakan
shalat berjama’ah. Yang kedua adalah selalu berdoa dan memohon kepada Allah Swt
agar dimudahkan dalam ketaatan kepadanya dengan berupaya melakukan shalat
secara berjama’ah. Rasulullah Swt pernah berpesan kepada Muadz bin Jabal agar
selalu membaca doa ini setiap selesai shalat :
اللَّهُمَّ
اَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَ حُسْنَ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur padamu dan
beribadah dengan baik kepadamu”.
Semoga
Allah swt menjadikan kita hamba-Nya yang selalu dibukakan hati kita untuk
selalu mendekat kepada-Nya dan meneladani Rasulullah Saw, sahabatnya dan para
tabi’in dalam semangat mereka beribadah kepada Allah Swt. Amin ya Robbal
Alamin.
RUMAH DI SURGA
Allah membuat isteri Fir'aun
perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku,
bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah
Aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah Aku dari kaum yang zhalim.
“ad-Dunya
mazroatul akhiroh” dunia adalah ladang untuk
akhirat. Jika seseorang telah melaksanakan kewajiban yang diperintahkan Allah
maka bergegaslah untuk berusaha mencari keuntungan, pahala, dan janji-janji
Allah swt. Karena banyak sekali pahala yang telah disiapkan bagi orang-orang
yang shaleh. Diantaranya adalah janji Allah swt yang akan membangunkan rumah
disurga jika kita mengerjakan ibadah–ibadah sunnah ini sebagaimana termaktub
dalam sunan al-Tirmidzi :
وَقَدْ
رُوِيَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ
بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا صَغِيرًا كَانَ أَوْ كَبِيرًا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا
فِي الْجَنَّةِ
Diriwayatkan
dari nabi Muhammad Saw, bahwasanya beliau bersabda: barangsiapa membangun
karena Allah masjid baik kecil maupun besar maka akan membangunkan Allah
baginya rumah di surga.
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ
عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ
بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ
الْفَجْرِ
Bersabda
Rasulullah saw barangsiapa dengan tekun, gigih melaksanakan dua belas raka’at
dari shalat sunnah (qabliah ba’diyah) membangunkan Allah baginya rumah di
surga, yaitu empat raka’at sebelum dzuhur dua raka’at sesudah dzuhur dua
raka’at setelah magrib dan dua rakaat setelah isya dan dua rakaat sebelum
subuh.
قالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ
عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الْجَنَّةِ
Bersabda
Rasulullah saw barangsiapa shalat dhuha dua belas raka’at akan membangunkan
Allah baginya gedung terbuat dari emas di surga.
Orang yang beriman adalah
orang yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat ini untuk hidup yang panjang,
hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk yang maha hidup yaitu allah swt.
Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup, kita jangan takut mati,
jangan mencari mati dan jangan lupakan mati tetapi orang mukmin adalah orang
yang merindukan mati Karena mati adalah pintu perjumpaan dengan allah swt, mati
bukanlah akhir cerita hidup, tetatpi mati adalah awal dari cerita sebenarnya
maka sambutlah mati dengan ketakwaan.
Untuk mempersiapkan
kematian maka jagalah sunnah nabi setiap harinya :
1.
Solat tahajjud, karena kemuliaaan seorang mukmin
terletak pada tahajjudya, jadikan asupan awal ketubuh kita adalah udara
sepertiga malam yang kaya akan oksigen
2.
Membaca alqur’an sebelum terbit matahari. Alangkah baiknya sebelum mata
melihat dunia, sebaiknya mata membaca alquran terrlebih dahulu
3.
Sebelum melangkah kemanapun, langkahkan kaki untuk sholat subuh berjamaah
dimasjid, karena masjid pusat keberkahan untuk orang beriman untuk menjawab
panggilan ilahi
4.
Jaga shalat dhuha karena kunci rizki terletak pada shalat dhuha
5.
Jaga sedekah setiap harikarena allah sangat suka kepada orang yang
bersedekah dan malaikat akan mendoakan setiap harinya
6.
Jaga eudhu terus menerus. Khalifah ali berjkata : orang yang selalu
berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walaupun ia tidak sedang
shalat dan dijaga dan didoakan oleh para malaikat dengan doa ya allah ampuni
dan sayangi dia.
7.
Yang terakhir adalah istigfat setiap saat.
Nabi selalu setiap selesai shalat
beristigfar 3 x.Perbuatan ibadah saja perlu kita istigfari apalagi selain
ibadah. Karena bisa jadi wudhunya shalatnya belum sempurna.
Oleh karena itu, mari
kita melatih konsentrasi, terutama dalam masalah niat, agar niat kita hanya
karena Allah swt, agar ibadah yang
dikerjakan mendapatkan pahala dari Allah swt, jangan sampai seperti yang Allah
firmankan:
Artinya : “Dan kami
hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan)
debu yang berterbangan”. yang dimaksud dengan amal
mereka disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di
dunia tetapi amal-amal itu tak dibalas oleh Allah karena mereka tidak beriman. Maka
dari itu, Nabi Muhammad Saw sebelum
sholat pernah mengingatkan para sahabat dengan perkataan: “ shollu
solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah–olah sholat ini adalah sholat
terakhir bagi kalian. Kalau ini dilakukan dalam ibadah
kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi
manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani, mendapatkan pahala dan
keuntungan dari Allah swt dan kita berharap menjadi manusia yang bahagia baik
baik didunia maupun diakhirat kelak. Amin.
FARDU dan
SUNNAH
Imam al-Ghazali ra dalam kitabnya yang bernama bidayatulhidayah
mengatakan:
إعْلَمْ أَنَّ أَوَامِرَ اللهِ فَرَائِض وَنَوَافِل فَالفَرْضُ هُوَ رَأْسُ
المْاَلِ وَالنّفْلُ هُوَ الرِّبْح
Yang artinya “Ketahuilah bahwa perintah Allah swt itu
terdiri dari yang wajib dan sunnah. Adapun wajib adalah modal, modal awal perdagangan,
sedangkan sunnah adalah keuntungan
Menurut Imam al-Ghazali ra: Ibadah wajib jika diumpakan
dengan perdagangan, maka ibadah wajib itu seperti modal awal perdagangan sedangkan
ibadah sunnah seperti keuntungan yang diraih dalam menjalankan modal tersebut.
Contoh ibadah wajib seperti shalat lima waktu, puasa
Ramadhan, zakat mal dan zakat fitrah. Sedangkan ibadah sunnah seperti sholat
Dhuha, tahajud, witir, membaca al-Qur’an, dzikir, puasa senin kamis, puasa nabi
daud, sodaqoh dengan menyantuni anak yatim, kaum dhuafa, menyumbang perbaikan
jalan, masjid,sekolah,dsb.
Jika seseorang banyak melakukan ibadah-ibadah sunnah maka
banyak pula keuntungan yang akan ia dapatkan dan sebaliknya semakin sedikit
ibadah sunnah yang ia kerjakan maka sedikit pula keuntungan yang akan ia
dapatkan, bahkan jika tidak mengerjakan ibadah sunnah sama sekali ia tidak akan
mendapatkan keuntungan sama sekali.
Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah
Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika modal
yang diberikan selalu berkurang. Bagaimana mungkin seseorang mengharapkan
pahala sunnah atau mengharapkan keuntungan dari Allah swt jika kewajiban yang
diperintahkan oleh Allah swt selalu ditinggalkan. Bagaimana mungkin seseorang
mengharapkan pahala sunnah shalat dhuha jika shalat subuh ditinggalkan.
Bagaimana seseorang mengharapkan pahala puasa senin kamis kalau puasa ramadhan
ditinggalkan.
Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika modalnya
selalu berkurang atau mungkin habis. Yang ada ialah ia harus terlebih dahulu
menutupi modalnya baru setelah itu ia baru akan mendapatkan keuntungan dari
allah swt.
Maka dari itu Imam al-Ghazali ra. membagi manusia menjadi 3 dalam menjalankan
perintah Allah swt :
Yang pertama adalah saalimun/ orang yang selamat
yaitu orang yang hanya mengerjakan ibadah wajib saja. Yang kedua adalah roobihun/
orang yang beruntung yaitu orang yang mengerjakan ibadah wajib dan sunnah dan
yang ketiga adalah khoosirun/ orang yang rugi, yaitu orang yang
meninggalkan ibadah wajib.
Imam al-Ghazali melanjutkan tulisannya dalam kitabnya: “jika engkau tidak menjadi orang yang
beruntung atau roobihun yaitu orang yang mengerjakan ibadah wajib dan sunnah
maka berusahalah agar anda menjadi orang yang selamat, yaitu orang yang hanya
mengerjakan ibadah wajib saja”.
Mudah mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah swt untuk
dapat menunaikan perintah-Nya baik yang wajib maupun yang sunnah. Amin ya rabbal alamin.
Ma’asyirol Muslimin
Rahimakumullah
Rasulullah saw bersabda :
مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ الْمُتَقَرِّبُوْنَ بِمِثْلِ أَدَاءِ مَاافْتَرَضْتُ عَلَيْهِمْ
وَلَا يَزَالُ العَبْدُ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
Maksud dari hadits ini adalah :
Jika seseorang ingin mendekatkan diri kepada Allah swt atau
ingin dikatakan dekat dengan Allah swt maka kerjakanlah ibadah wajib dan jika
seseorang ingin dicintai Allah swt maka belumlah cukup hanya dengan mengerjakan
yang diwajibkan oleh Allah swt saja, tapi juga harus selalu mengerjakan
ibadah-ibadah sunnah.
Semoga kita termasuk golongan yang dicintai oleh Allah swt
dikarenakan kita sering mengerjakan yang disunnahkan oleh Allah Swt, amin ya rabbal alamin.
Ma’asyirol Muslimin
Rahimakumullah
“ad-Dunya
mazroatul akhiroh” dunia adalah ladang untuk
akhirat. Jika seseorang telah melaksanakan kewajiban yang diperintahkan Allah
maka bergegaslah untuk berusaha mencari keuntungan, pahala, dan janji-janji
Allah swt. Karena banyak sekali pahala yang telah disiapkan bagi orang-orang
yang shaleh. Diantaranya adalah janji Allah swt yang akan membangunkan rumah
disurga jika kita mengerjakan ibadah–ibadah sunnah ini sebagaimana termaktub
dalam sunan al-Tirmidzi :
وَقَدْ
رُوِيَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ
بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا صَغِيرًا كَانَ أَوْ كَبِيرًا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا
فِي الْجَنَّةِ
Diriwayatkan
dari nabi Muhammad Saw, bahwasanya beliau bersabda: barangsiapa membangun
karena Allah masjid baik kecil maupun besar maka akan membangunkan Allah
baginya rumah di surga.
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ
عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ
بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ
الْفَجْرِ
Bersabda
Rasulullah saw barangsiapa dengan tekun, gigih melaksanakan dua belas raka’at
dari shalat sunnah (qabliah ba’diyah) membangunkan Allah baginya rumah di
surga, yaitu empat raka’at sebelum dzuhur dua raka’at sesudah dzuhur dua
raka’at setelah magrib dan dua rakaat setelah isya dan dua rakaat sebelum
subuh.
قالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ
عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الْجَنَّةِ
Bersabda
Rasulullah saw barangsiapa shalat dhuha dua belas raka’at akan membangunkan
Allah baginya gedung terbuat dari emas di surga.
Ma’asyirol
Muslimin Rohimakumullah
Allah swt maha pengasih lagi maha
penyayang kepada hambanya. Selama hambanya selalu ingin berbuat baik, ingin
mendekatkan diri kepada Allah swt, insya
Allah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi.di dalam hadits di
sebutkan :
منْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كُتِبَتْ
لَهُ حَسَنَةً وَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَعَمِلَهَا كُتِبَتْ لَهُ عَشْرًا إِلَى
سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ تُكْتَبْ
وَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَتْ
Rasulullah Saw bersabda: “barangsiapa
bermaksud (berniat, berkeinginan) mengerjakan kebaikan kemudian tidak jadi
melakukannya, maka dicatat baginya suatu kebaikan, dan barangsiapa bermaksud
mengerjakan kebaikan kemudian ia melakukannya maka dicatat baginya sepuluh
sampai tujuh ratus kali lipat pahala kebaikan, dan barang siapa bermaksud
mengerjakan keburukan kemudian tidak jadi melakukannya maka tidak dicatat
(bahkan dicatat sebagai suatu kebaikan disisi Allah swt) dan jika mengerjakan
keburukan tersebut dicatat (hanya satu keburukan saja).
Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah
Jadi dengan bermaksud, berniat baik
saja Allah akan memberikan pahala, dan jika melakukan kebaikan itu Allah akan
memberi kita pahala kebaikan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat atau
berlipat – lipat ganda.
Betapa pentingnya niat yang ada di
dalam hati kita. Sampai – sampai Rasulullah saw bersabda :
“semua amal
perbuatan itu dengan niat dan sesungguhnya bagi setiap orang itu apa yang telah
diniatinya” Dalam kitab ta’lim muta’allim
disebutkan : “berapa banyak amal perbuatan yang berbentuk amal dunia, lalu
menjadi amal akhirat karena niatnya bagus; dan berapa banyak amal akhirat
karena buruk niatnya maka menjadi amal dunia”
Kalau seseorang bekerja
urusan duniawi, seperti membangun rumah, atau menyapu jalan, tetapi hatinya ikhlas,
niatnya baik, maka itulah yang akan dibalas disisi Allah swt pada hari
pembalasan kelak.Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang membaca Al-Qur’an
atan sedang sholat tahajud tapi hatinya tidak ikhlas ataupun riya maka itulah
yang dinilai oleh Allah swt.
Niat kita saat ini, pasti
berbeda-beda. Ada yang niat hanya sebatas menggugurkan kewajiban shalat saja,
ada yang niat karena rasa syukur kepada Allah swt dan mematuhi segala
perintah–perintahnya. Ada yang niatnya satu, ada yang niatnya dua, ada yang
niatnya bermacam-macam dan lain-lain sebagainya.
Oleh karena itu, mari
kita melatih konsentrasi, terutama dalam masalah niat, agar niat kita hanya
karena Allah swt, agar ibadah yang
dikerjakan mendapatkan pahala dari Allah swt, jangan sampai seperti yang Allah
firmankan:
Artinya : “Dan kami hadapi segala amal
yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang
berterbangan”. yang dimaksud dengan amal
mereka disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di
dunia tetapi amal-amal itu tak dibalas oleh Allah karena mereka tidak beriman.
Maka dari itu, Nabi Muhammad Saw sebelum sholat pernah
mengingatkan para sahabat dengan perkataan: “ shollu solatalmuwaddi’”
sholatlah kalian seolah–olah sholat ini adalah sholat terakhir bagi kalian,
seolah-olah shalat ini adalah shalat perpisahan, bahwa setelah sholat ini
bayangkan kalian akan dijemput oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis,
kita akan sholat dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan
sebaik–baik, untuk persembahkan itu
semua kehadirat Allah swt.
Kalau ini dilakukan dalam
ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan
menjadi manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani, mendapatkan pahala dan
keuntungan dari Allah swt dan kita berharap menjadi manusia yang bahagia baik
baik didunia maupun diakhirat kelak. Amin amin ya rabbal alamin.
RIZKI HALAL
Tidak boleh bagi
seorang muslim menjadikan dunia sebagai cita-cita dan keinginannya yang
terbesar. Namun wajib bagi mereka memposisikan dunia sebagai ladang tempatnya
beraktifitas dan beramal untuk meraih kesuksesan di negeri akhirat.
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda; "من كانت
الدنيا همه، فرق الله عليه أمره، وجعل فقره بين عينيه، ولم يأته من الدنيا إلا
ماكتب له، ومن كانت الآخرة نيته، جمع الله له أمره، وجعل غناه في قلبه وأتته
الدنيا وهي راغمة" أخرجه ابن ماجه وغيره. “Barangsiapa
menjadikan dunia sebagai tujuannya, niscaya Allah akan menghancurkan
urusannya dan menjadikan kefakiran berada di hadapan matanya. Dan tidaklah ia
mendapatkan dari dunia ini, melainkan sesuatu yang telah ditakdirkan padanya
saja. Tetapi barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, niscaya
Allah akan menyatukan urusannya, menjadikan kekayaannya di dalam hatinya, dan
rezki dunia akan mendatanginya meski ia tidak memprediksinya.”. (HR. Ibnu
Majah dan yang lainnya). Ketahuilah wahai
saudaraku, bahwa harta haram adalah satu diantara hal yang mengundang murka
Allah. Imam Ibnu al Qayyim –rahimahullah- berkata; “Tidaklah seorang hamba
memilih harta haram melainkan karena satu diantara dua hal, yaitu; (yang
pertama) persangkaan buruknya kepada Allah bahwa jika ia taat kepada Allah
dan mengedepankan hukum-Nya atas kemewahan dunia, niscaya Allah tidak akan
menggantinya dengan sesuatu yang halal dan lebih baik. (Sebab yang kedua)
adalah syahwat yang mendominasi hingga mengalahkan sabar dan akal sehatnya,
meski sebenarnya ia mengetahui bahwa seorang yang meninggalkan perkara haram
karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan hal yang lebih baik. Hal
pertama disebabkan karena minimnya ilmu yang dimilikinya, sedang hal yang
kedua disebabkan karena lemahnya akal dan pandangannya.”. (al Fawaaid, hal.
48) Iman (keyakinan kepada
Allah swt) dan Takwa, adalah satu diantara sebab dibukakannya pintu rahmat,
kebaikan dan berkah dari Allah swt. Allah berfirman; “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah
kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” Iman (yakin yang
terdapat dalam hati) dan Takwa adalah sumber kebaikan. Barangsiapa beriman
dan bertakwa kepada Allah niscaya Ia akan menjadikan jalan keluar dari segala
permasalahan yang dihadapinya. Allah akan menunjukinya jalan keluar dari arah
yang tidak diprediksinya. Dan sungguh, bumi ini tidak akan sempit bagi
seorang yang bertakwa kepada Allah. Rezki dan penghidupan pun tidak akan
menjadi susah bagi orang yang takut dan bertakwa kepada-Nya. Diantara sebab
terbukanya pintu-pintu keberkahan adalah doa dan harapan yang dipanjatkan
hanya kepada Allah. Dialah Zat tempat kembali dan bermohon. Oleh karena itu,
jika rezki menjadi sempit, hati menjadi gundah, utang semakin bertumpuk,
ketuklah pintu Allah yang tidak sekalipun orang yang mengetuknya akan kembali
dengan penyesalan. Mintalah hanya kepada-Nya, sesungguhnya Dia adalah Zat
yang maha mulia lagi dermawan. Allah
tidak akan menolak seorang pun yang datang mengetuk pintu-Nya, dan
tidaklah pula akan menyesal orang yang datang berharap di hadapan-Nya. Ya Allah, cukupkanlah
segala hajat kami dan jagalah kami dengan rezki-Mu yang halal dari harta yang
haram, dengan ketaatan kepada-Mu dari segala perilaku maksiat, dan dengan
karunia-Mu dari segala bentuk penawaran dari yang selain Engkau. Ya Allah,
karuniakanlah bagi kami keberuntungan dari setiap kebaikan dan selamatkanlah
kami dari setiap dosa dan pelanggaran. |
MEMBACA
AL-QUR’AN
Al-Qur’an merupakan kalam
(perkataan) Allah Swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw melalui mailakat
Jibril dengan lafal dan maknanya. Sebagai Kitab Allah, Al-Qur’an menempati
posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam. Al-Qur’an
berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat manusia dalam mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Oleh karena itu,
sebaik-baik manusia adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan
mengajarakannya. (Muttafaqun alaih)
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ
القُرْأَنَ وَ عَلَّمَهُ
Begitu juga, sebaik-baik
dzikir adalah membaca al-Qur’an. Kenapa? Karena al-qur’an adalah firman Allah
swt.
Didalam hadits dikatakan
: “Barangsapa disibukkan dengan mengkaji Al-qur’an dan menyebut nama-Ku,
sehingga tidak sempat meminta kepada-Ku, maka Aku berikan kepadanya sebaik-baik
pemberian yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta. Dan keutamaa kalam
Allah atas perkataan lainnya adalah seperti keutamaan Allah atas Makhluknya
(HR. Tirmidzi)
“sesungguhnya orang yang
tidak terdapat dalam rongga badannya sesuatu dari Al-qur’an adalah seperti
rumah roboh” (HR. Tirmidzi)
Banyak keutamaan yang telah diraih oleh Rasulullah dan
sahabatnya disebabkan mereka banyak membaca, menghafal dan merenungkan
isi Al-Qur’an. Keutamaan membaca al-qur’an antara lain :
1.
Mendapatkan
Manfaat keduniawian
Sebuah kajian baru membuktikan bahwa semakin banyak hafalan
dan bacaan seseorang terhadap al-Qur’an, maka semakin baik pula kematangan dan
ketenangan hidupnya, kesehatan psikisnya, meningkatkan keterampilan dasar para
siswa, serta pengaruhnya terhadap nilai prestasi siswa. Bahkan melalui
penelitian tersebut dibuktikan bahwa dengan banyaknya hafalan atau membaca
al-Qur’an dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada seseorang dan
membantunya terjaga dari berbagai penyakit.
Karena itu, Allah swt
berfirman, “sebenarnya, Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam
dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat
Kami kecuali orang-orang yang lalim” (QS. Al-Ankabut [29],: 49)
Dari Abu Hurairah RA
berkata, telah bersabda Rasulullah Saw, “ Tidaklah berkumpul suatu kaum
dalam satu masjid dari masjid Allah swy, mereka membaca Kitabullah (Al-Qur’an),
saling mengajar di antara mereka kecuali akan turun kepada mereka suatu
ketenangan, akan diliputi rahmat dan akan dikelilingi oleh para malaikat dan
Allah swt akan selalu menyebutnya di
sisi-Nya. (HR. Muslim)
Ini adalah sebagian dari manfaat keduniawian, sedangkan
manfaat diakhirat jauh besar lagi.
2.
Mendapatkan
kedudukan utama di akhirat
يُقَالُ لِصَاحِبِ القُرْأنِ اِقْرَأوَ ارْتَقِ وَ رَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ
فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ أخِرِ أيَةٍ يَقْرَأٌ بِهَا
“(Pada hari kiamat
nanti) akan dikatakan kepada ahli Al-Qur’an, ‘Bacalah! Naiklah (menuju
tingkatan-tingkatan surga) dan bacalah dengan tartil, sebagaimana engkau
membacanya ketika didunia! Karena sesungguhnya tempat kedudukanmu berada pada
akhir ayat yang engakau baca”. (Hadits Hasan Shahih, Shahih Sunan Abu Dawud 1464 dan
Shahih Sunan Tirmidzi 2914)
Maksud dari hadits ini
adalah semakin banyak seseorang membaca al-Qur’an maka akan semakin tinggi pula
derajatnya di surga nanti.
اقْرَؤُوْا القُرْأنَ فَإِنَّهُ
يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ
“Rasulullah bersabda : “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan
datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi pembacanya”. (HR
Muslim dari Umamah)
Sebagaimana hadits yang
diriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa Nabi
Muhammad saw bersabda: “orang yang membaca al-Qur’an dengan mahir adalah
bersama para malaikat yang mulia lagi ta’at, sedangkan orang yang membaca
al-Qur’an dengan tergagap(tertegun) dan susah membacanya (belum lancar) baginya
dua pahala.” (Hadits muttafaq alaih) dua pahala, yakni pahala
membaca dan pahala susah payah.
Dari Sahl bin Muadz
al-Juhhany berkata, telah bersabda Rasulullah Saw: “Barangsiapa yang membaca
dan mengamalkan apa yang ada didalamnya, maka (Allah) akan memberikan mahkota
kepada kedua orangtuanya pada hari kiamat yang cahanya lebih bagus dari sinar
matahari”. (HR. Ahmad)
Siapa yang membaca Al Qur’an,
mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada
hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya
dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya
bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua
memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim)
3.
Mendapatkan
pahala yang berlipat ganda
Diriwayatkan Dari Ibnu Mas’ud,
Rasulullah Saw bersabda: “ Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah
maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali
lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu
huruf , lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. At-Tirmizdi)
Maksudnya adalah satu
huruf al-Qur’an itu sama dengan satu kebaikan, lalu satu kebaikan itu akan
Allah berikan sepuluh pahala. Sama halnya dengan puasa Ramadhan, jika kita
puasa satu hari di bulan suci Ramadhan, maka akan di balas minimal sepuluh kali
lipatnya. (setiap hasanah kebaikan diganjar sepuluh kali lipatnya), Maka dari
itu siapa yang puasa 6 hari dibulan syawal sama seperti puasa satu tahun penuh.
Karena kalau kita puasa ramadhan 30 hari dikali 10 sama dengan 300, kemudian 6
hari dibulan syawal dikali 10 sama dengan 60, jumlah total 360. 360 itu adalah
jumlah hari dalam satu tahun menurut bulan hijriyyah. Maka dari itu, bagi yang belum berpuasa
syawal, berpuasalah, karena masih ada kesempataan beberapa hari lagi.
Dalam hadits disebutkan :
‘Barangsiapa berpuasa
penuh dibulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan
syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun’. (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairoh RA,
Nabi Muhammad Saw bersabda: ‘Barangsiapa berpuasa Ramadhan lantas disambung
dengan enam hari di bulan syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama
setahun. (HR. Al-Bazzar)
Disamping itu juga,
dengan membiasakan puasa setelah ramadhan menandakan diterimanya puasa
Ramadhan, karena apabila Allah Swt menerima amal seorang hamba, pasti Allah
akan menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagaian orang
bijak mengatakan : “Pahala amal kebajikan adalah kebaikan yang ada
sesudahnya”. Oleh karena itu, barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian
melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas
terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan
suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda
tertolaknya amal yang pertama.
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
4.
Mendapatkan
kedudukan yang mulia
لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ : رَجُلٌ أَتَاهُ اللهُ القُرْأنَ فَهُوَ
يَقُوْمُ بِهِ أنَاءَ الَّيْلِ وَ أنَاءَ النَّهَار وَ رَجُلٌ اَتَاهُ الله مَالًا
فَهُوَ يُنْفِقُهُ اَنَاءَ الَّيْلِ وَ أَنَاءَ النَّهَارِ . متفق عليه
Dari Ibnu ‘Umar RA dari
Nabi Muhammad Saw, ia bersabda: “Tidak dibenarkan iri hati kecuali kepada
dua orang; seorang lelaki yang dikaruniai Allah hapalan Al-Qur’an maka ia
membacanya sepanjang malam dan siang, dan seorang lelaki yang diberi Allah
harta lalu ia menginfakkannya sepanjang malam dan siang”. (muttafaq
‘alaih).
Sabda Rasulullah Saw “Sesungguhnya
Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia”, Beliau Saw ditanya, Siapa
mereka wahai Rasulullah, Beliau Saw menjawab, “Mereka adalah Ahlul Qur’an,
mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya (HR. Ahmad dan Ibnu
Majah)
Al-Qur’an diturunkan
untuk dibaca oleh kaum muslimin, setelah itu direnungkan, dipahami maknanya,
kemudian diamalkan. Sehingga al-Qur’an nanti akan menjadi syafa’at dan penolong
kita di hari akhirat kelak.
Tetapi bagaimana mungkin
kita dapat merenungkan makna Al-Qur’an, dan mengamalkan isi kandungannya jika
kita sampai saat ini masih belum bisa membaca al-Qur’an atau masih terbata-bata
dalam membaca al-Qur’an. Bagaimana mungkin kita akan mengkhatamkan al-Qur’an,
yang setiap hurufnya dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt, sehingga dapat
dikatakan bahwa al-Qur’an adalah ladang pahala bagi kita, jika kita sampai saat
ini belum ada mujahadah/ sunguh-sungguh dari dalam diri kita untuk bisa
membaca al-Qur’an dengan baik.
Maka dari itu, setelah
kita mengatahui betapa banyak keutamaan membaca Al-Qur’an, maka mulai hari,
mari kita memperbanyak membaca al-Qur’an, dan bila ada diantara kita belum bisa
membaca al-Qur’an maka jangan patah semangat karena insyaalah kita menjadi orang
yang terbaik karena kita belajar al-Qur’an. Dan jika diantara kita masih belum
lancar membaca al-Qur’an maka jangan khawatir, karena Allah akan memberi dua
pahala, yaitu pahala membaca al-Qur’an dan pahala bersusah payah.
Teruslah membaca
al-Qur’an, karena al-Qur’an akan menjadi penolong pada hari akhirat kelak, pada
hari harta, saudara, teman tidak ada yang bisa membantu kita kecuali
orang-orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih. Teruslah kita
memerintahkan anak-anak kita untuk mengaji al-qur’an, karena dengannya kita
akan dipakaikan jubah kemuliaan diakhirat kelak, jubah yang tidak kita dapatkan
sewaktu didunia. Dan teruslah kita membaca al-Qur’an karena sohibul qur’an
akan memilih sendiri tingkatannya didalam surga kelak, mudah-mudahan kita
termasuk keluarga Allah swt didunia, amin ya Rabbal alamin.
WARA’
Sifat Wara’ adalah sikap takut yang mendorong seseorang
untuk meninggalkan perbuatan yang boleh, sebagai sikap kehati-hatian.
Diantara tanda-tanda sifat wara’ adalah :
1.
Sangat
berhati-hati dari yang haram dan syubhat
2.
Membuat
pembatas diantaranya dan yang dilarang
3.
Menjauhi
semua yang diragukan
4.
Tidak
berlebihan dalam persoalan yang boleh
5.
Tidak
memberikan fatwa/ atau jawaban tentang agama tanpa berdasarkan ilmu
6.
Meninggalkan
perkara yang tidak berguna
Diantara buah dari sifat wara adalah :
1.
Memjaga
diri dari istidraj
2.
Menjaga agama dan kehormatan
Diantara sikap Wara para sahabat bahwa mereka sangat
khawatir terhadap diri mereka dari sifat nifaq.
Sesungguhnya orang orang yang bertakwa, orang yang yakin
keberadaan Allah swt, ia tidak akan melakukan hal-hal yang dilarang dan ia akan
berhati-hati dari setiap perkara yang bisa menyebabkan kemurkaan Allah swt.
Maka wara disini adalah sifat takut yang membuat seseorang
meninggalkan banyak hal yang dibolehkan. Jika hal itu menjadi samar-samar bagi
dirinya atas kehalalannya.
كُنْ وَرَعًا تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ
“Jadilah orang yang wara’ niscaya engkau menjadi orang yang
paling beribadah”
“sesungguhnya yang halal dan haram itu jelas. Dan diantara
keduanya banyak hal-hal yang subhat yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya.
Barangsiapa yang menjaha diri dari hal-hal yang syubhat maka ia telah
membersihkan agama dan kehormatannya”
Ibnu Hajar berkata : “Dalam hadits ini menjadi dalil bahwa
barangsiapa yang tidak menjaga diri syubhat dalam usaha dan kehidupannya, tidak
memelihara perkara agama, dan tidak menjaga sifat muru’ah, berarti ia telah
menawarkan dirinya untuk mendapat celaan,
Diantara renungan Ibnu Qoyyim rahimahullah dalam hadits
Rasulullah, ia menyatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah mengumpulkan semua
sifat wara’ dalam satu kata, yaitu :
“termasuk tanda baik keislaman seseorang, ia meninggalkan
hal-hal yang tidak dianggap penting baginya”.
“Kebaikan adalah sesuatu yang jiwa merasa tenang dan hati
merasa tentran kepadanya. Sedangkan dosa adalah sesuatu yang jiwa tidak merasa
tenang dan hati tidak merasa tentram kepadanya, sekalipun orang-orang
memberikan berbagai komentar kepadamua”.
“sesuatu yang diingkari hatimu, maka tinggalkanlah”
Orang-orang yang memiliki kedudukan yang tinggi selalu
bersikap hati-hati untuk diri mereka sendiri dengan berhati-hati dari sebagian
yang halal yang bisa membawa kepada sesuatu yang makruh atau haram.
“seseorang hamba tidak bisa mencapai derajat takwa sehingga
ia meninggalkan yang tidak dilarang karena khawatir dari sesuatu yang dilarang.
HADIAH UNTUK
AHLI KUBUR
Ada sebuah pertanyaan, apakah boleh seseorang menghadiahkan
pahala bacaan Al-Qur’an dan zikir kepada orang yang sudah meninggal dunia?
Jawabannya adalah ya, itu boleh, pahala bacaan al-Qur’an itu
akan sampai kepada mereka yang sudah meninggal dunia, bahkan mereka bisa
mendapatkan pengampunan dosa atau peningkatan derajat, mendapatkan kebahagiaan
dan lain sebagainya.
Apa dalilnya?
Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad Saw :
“Bacalah Yaasin kepada orang-orang mati diantara kalian”
Rasulullah bersabda :
“Yasin adalah jantung Al-Qur’an. tidaklah seseorang
membacanya dengan niat hanya karena Allah dan akhirat melainkan Allah akan
mengampuninya, maka bacakanlah ia kepada orang-orang mati diantara kalian”.
Hadits ini bersifat umum, mencakup bacaan kepada orang yang
sedang sakaratul maut atau kepada orang yang sudah meninggal dunia. Didalamnya
terdapat dalil bahwa bacaan tersebut sampai kepada orang yang sudah meninggal
dunia dan mendatangkan manfaat baginya. Perbedaan pendapat hanya jika pembaca
tidak berdo’a setelahnya dengan do’a semacam ini: “Allahummaj’al tsawaba ma
qara’nahu ila fulan” (ya allah jadikanlah bacaan pahala bacaan kami untuk
fulan).
Jika ia membaca doa maka maka tidak ada perbedaan pendapat
diantara ulama, karena dikategorikan sebagai do’a sebagaimana firman Allah Swt
:
10. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin
dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Tuhan
Kami, berilah ampunan kepada Kami dan saudara-saudara Kami yang telah
beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam
hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau
Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."
Tetapi jika ia tidak berdoa demikian, maka menurut pendapat
yang masyhur dalam mazhab syafi’I bahwa pahalanya tidak sampai. Namun ulama
Mazhab Syafi’I generasi belakangan atau khlof, menyatakan bahwa pahala bacaan
dan dzikir sampai juga kepada mayyit seperti mazhab 3 yang lainnya.
Imam Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad mengatakan :
bahwa diantara yang paling besar keberkahannya dan paling banyak manfaatnya
untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah bacaan
Al-Qur’an. hal ini terdapat dalam kitab
katnyanya yang bernama saabil al-iddikaar.
Sahabat Ibnu Umar juga mengatakan : jika salah seorang di
antara kalian mati, maka janganlah kalian menahannya. segerakanlah untuk
dikubur dan bacakanlah permulaan Al-Baqarah di dekat kepalanya dan didekat
kedua kakinya dengan penutup surat Al-Baqarah. (hadits ini diriwayatkan oleh
at-thabari dala al-kabir dan imam bayhaqi).
Maka dari itu di anjurkan membaca ayat apapun dari Al-Qur’an
baik didekat kubur maupun jauh. Dan jika sampai mengkhatamkan Al-Qur’an
seluruhnya itu lebih baik. sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab
Riyadusshalihin dan Kitab Al-Adzkar.
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah swt
Bahkan ulama menyatakan bahwasanya dibolehkan seseorang
memberikan pahala amalnya kepada orang lain, baik itu berupa bacaan maupun yang
lainnya (misalnya shodaqoh). dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Amru
bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya bahwa nabi saw bersabda:
“dibolehkan bagi salah seorang di antara kalian jika ia
hendak bersedekah dengan sukarela, dia memberikannya kepada kedua orangtuanya.
dengan demikian, kedua orangtuanya mendapatkan pahala sedekahnya dan dia pun
mendapatkan seperti pahala kedua orangtuanya tanpa mengurangi pahala kedua
orangtuanya sedikit pun.”
Bagaimana dengan Firman Allah Swt :
39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain
apa yang telah diusahakannya,
dan bagaimana juga dengan sabda nabi : Idza mata ibnu adam
inqata’a amaluhu..” (jika manusia mati, maka terputuslah amalnya..”.
Dalam kitab ar-ruh karya Ibnu Qayyim dikatakan : Al-Qur’an
tidak menafikan seseorang mendapatkan manfaat dari usaha atau amalan orang
lain, tetapi Al-Qur’an hanya memberitahukan bahwasanya dia tidak mendapatkan
lagi kecuali dari hasil usahanya/amalnya. adapun usaha orang lain, maka itu
adalah milik orang yang melakukan. jika menghendaki dia dapat memberikannya
kepada orang lain, dan jika menghendaki dia dapat menahannya hanya untuk
dirinya sendiri. Allah swt tidak mengatakan : sesungguhnya dia tidak boleh menerima
manfaat kecuali lantaran apa yang diusahakannya sendiri.
begitu juga sabda nabi saw : “inqata’a amaluhu” (terputuslah
amalnya), nabi hanya memberitahukan tentang keterputusan amalnya untuk dirinya.
adapun amal orang lain, maka itu menjadi hak orang yang melakukannya. jika dia
memberikan maka sampai kepadanya bukan pahala dari amalnya sendiri karena ia
telah meninggal duna.
didalam hadits diriwayatkan
bahwa seorang wanita mengangkat bayinya dan bertanya : wahai rasulullah,
apakah anak ini mendapatkan pahala haji? beliau menjawab, “benar dan bagimu
pahala”. yang lainnya bertanya kepada Nabi, ibuku terluputkan dirinya
(meninggal dunia tanpa meninggalkan wasiat), apakah ia mendapatkan pahala jika
aku bersedekah atas nama dia? nabi menjawab, ya, benar.
mudah-mudahan khutbah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
dan ketahuilah bahwa diantara yang terbesar keberkahannya dan terbanyak
manfaatnya untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah
bacaan Al-Qur’an Al-Adzhim dan menghadiahkan pahalanya kepada mereka.
ZIARAH KUBUR
Apa hukum ziarah kubur? Ziarah kubur adalah sunnah yang
dianjurkan. Memang ziarah kubur pernah dilarang pada masa permulaan Islam.
Karena ceritanya seperti ini; asal muasal masyarakat jahiliyah menyebah
berhala, dahulu ketika nenek moyang mereka di utus kepada mereka Nabi atau ada
orang soleh diantara mereka, dan ketika Nabi atau orang sholeh itu meninggal
dunia, masyarakat pada waktu itu ingin mengabadikannya dalam bentuk patung yang
menyerupai Nabi atau orang sholeh itu, dan patungnya ditaruh di dekat
kuburannya. Niat mereka saat itu hanya ingin mengenang kebaikannya dan
menjadikan simbol kebaikan sehingga masyarakat saat itu dapat terus mengingat
kebaikan dan selalu berada dalam jalan yang lurus. Tetapi pemahaman itu tidak
dipahami oleh generasi selanjutnya, cucu cucu mereka. mereka mengganggap bahwa
patung itu adalah tuhan mereka yang diagung-agungkan oleh nenek moyang mereka.
makanya setelah mereka membuat patung – patung, berhala – berhala, mereka
beryakinan bahwa mereka mengikuti agama nenek moyang mereka yang benar. Nabi
melarang karena pada permulaan Islam aqidah mereka masih lemah.
Kemudian larangan ziarah ini dihapus berdasarkan hadits : “Dulu
aku melarang kalian berziarah kubur (sekarang) hendaknya kalian berziarah
kubur”
Dalam satu riwayat terdapat tambahan, “Sesungguhnya ziarah
kubur memperlembut hati, membuat air mata bercucuran dan mengingatkan pada
akhirat”.
Diriwayatkan dari aisyah bahwa Rasulullah SAW pernah keluarh
menuju pemakaman Baqi’. dan di sana beliau mengucapkan : “Assalamualaikum bagi mu di persemayaman kaum
muslimin, sesungguhnya kami juga insyaallah akan menyusul kalian. ya Allah,
Ampunilah penghuni Baqi al-Gharqad”.
Para ulama mengatakan bahwa ziarah kubur merupakan kebiasaan
Nabi SAW dan sahabat-sahabat beliau pun melakukan ziarah kubur saat beliau
masih hidup. Nabi bahkan mengajari mereka tentang tata cara ziarah kubur.
ziarah kubur merupakan ritual yang dianjurkan untuk medapatkan penyadaran dan
pelajaran. Tetapi jika ketika berziarah, menyebut-nyebut keutamaan mayyit,
menangis, dan meratapinya, bahkan sampai melukai diri sendiri, sebagaimana yang
dilakukan pada masa jahiliyyah, maka perkara ini yang dilarang oleh Nabi
Muhammad SAW.
Apakah orang yang sudah meninggal dunia dapat merasakan dan
mendengarkan apa yang dilakukan dan dikatakan di dekat mereka? jawabannya
adalah ya. oleh karena itu, nabi SAW menganjurkan ziarah kepada orang-orang
yang sudah mati dan memberi salam kepada mereka dengan bentuk ungkapan kepada
pihak kedua. saat berziarah kemaqam Baqi Nabi SAW sering mengucapkan :
“Assalamualaikum bagimu di persemayaman kaum muslimin,
sesungguhnya kami juga insyaallah akan menyusul kalian. ya Allah, Ampunilah
penghuni Baqi al-Gharqad”.
Sungguh jauh kemungkinan Nabi SAW memberi salam kepada kaum
yang tidak mendengar.
Diriwayatkan pula dari Aisyah RA,
“Tidaklah seseorang menziarahi kubur saudaranya lantas duduk
disisinya melainkan dia merasa nyaman dengannya dan ruhnya dikembalikan
kepadanya hingga dia bangkit dari sisinya.
Dalam hadits lain dikatakan :
Tidaklah seseorang melewati kubur saudaranya yang dikenalnya
di dunia lantas memberi salam kepadanya, melainkan ruhnya dikembalikan
kepadanya hingga membalas salamnya.
Dalam kitab zaadul ma’ad karya Ibnu Qoyyim dikatakan
bahwasanya arwah-arwah orang yang mati mendekat dikubur mereka dan dipertemukan
pada hari jum’at. mereka pun mengetahui orang-orang yang menziarahi mereka dan
orang yang melewati mereka, memeberi salam kepada mereka dan menemui mereka
pada hari itu lebih dari pengetahuan terhadap mereka dihari – hari lain.
Semoga khutbah kali ini dapat bermanfaat bagi kita dan dapat
kita jadikan ibroh di masa yang akan datang, amin ya rabbal alamin.
TANDA
ORANG BERTAKWA
الــم {1} ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ هُدَى لِلْمُتَّقِينَ {2}
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا
رَزَقْنَاهُمْيُنْفِقُونَ {3} وَالَّذِينِ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ
وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِاْلآخِرَةِ هُمْ يُوِقنُونَ {4} أُولَـئِكَ
عَلَى هُدًى مِن رَبِّهِمْ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ{5}
Alif
laam miim. (QS. 2:1)Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa, (QS. 2:2)(yaitu) mereka yang beriman kepada yang
ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka, (QS. 2:3)Dan mereka yang beriman kepada Kitab
(al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah
diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS.
2:4)Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb-nya,dan merekalah
orang-orang yang beruntung. (QS. 2:5)
Tanda – tanda orang yang bertakwa ialah :
Pertama : beriman kepada yang ghaib. Hal-hal yang
ghaib adalah sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh pancaindra. pengetahuan
tentang yang ghaib itu semata-mata berdasarkan kepada petunjuk-petunjuk Allah
swt. Karena kita telah beriman pula kepada firman-firman dan
petunjuk-petunjuk-Nya, Termasuk yang ghaib ialah Allah, para malaikat, hari
kiamat, surga, neraka, mahsyar dan sebagainya. Pangkal iman kepada yang ghaib
ialah iman kepada Allah swt.
Kedua: Melaksanakan shalat, yaitu
mengerjakan dan menunaikan shalat dengan menyempurnakan rukun dan syaratnya,
terus menerus mengerjakannya setiap hari sesuai yang diperintahkan Allah swt,
baik lahir maupun bathin. yang dimaksud dengan lahir ialah mengerjakan shalat
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditentukan oleh sunnah Rasul SAW. dan
yang dimaksud ‘bathin’ ialah mengerjakan shalat dengan hati yang khusuk dengan
segala ketundukan dan kepatuhan kepda Allah dan merasakan ketundukan dan
kepatuhan kepada Allah, dan merasakan keagungan dan kekuasaan Allah yang
menguasai dan menciptakan seluruh ala mini.
Ketiga: menginfakkan sebagian rezeki yang telah
dianugerahkan Allah. Ialah memberikan sebagian rezeki atau harta kepada
orang – orang yang ditentukan agama untuk infak dijalan Allah, pembangunan
sekolah, rumah ibadah, rumah sakit, jalanan dan lain sebagainya
Keempat: Beriman kepada kitab-kitab yang telah
diturunkan-Nya, yaitu beriman kepada Al-Qur’an dan kitab-kitab seperti
Taurat, Zabur, Injil dan sahifah-sahifah yang diturunkan kepada Nabi-nabi
sebelum Nabi Muhammad Saw.
Kelima: Beriman kepada adanya hari
akhirat. Akhirat ialah tempat manusia berda setelah dunia ini lenyap.
“beriman akan adanya akhirat” ialah benar-benar percaya adanya hidup yang kedua
setelah dunia ini berakhir.
Orang – orang yang mempunyai sifat yang
lima diatas adalah orang-orang yang bertakwa. semakin seseorang yakin dan
percaya akan lima hal ini, maka ia semakin bertakwa.
DOA
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Turmudzi :
الدُّعَاءُ مُخُّ العِبَادَةِ
Do’a adalah intisari ibadah.
Dalam hadits lain, yang diriwayatkan oleh Abu Dawud,
Rasulullah juga pernah bersabda;
الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةِ
Do’a itu adalah ibadah.
Menurut imam al-Khattabi, yang dimaksud dengan do’a adalah “harapan
seorang hamba kepada Allah Swt untuk mendapatkan pertolongan”.
Karena hakikat do’a adalah sikap “butuh kepada Allah”
إِفْتِقَارُ اللهِ
Dan hakikat do’a yang
lain adalah “upaya manusia untuk membebaskan diri dari beban kehidupan
dengan mengharapkan kekuatan Allah”.
Dengan mengharapkan campur tangan Allah dalam permasalahan –
permasalahan yang dihadapinya.
Maka dari itu, dengan doa, kerisauan dan kesepian dapat
diatasi. Dengan do’a semangat hidup dapat ditingkatkan, dan dengan do’a segala
macam keburukan dapat disingkirkan.
Kita dianjurkan untuk selalu berdoa kepada Allah, agar kita
menjadi dekat dengan Allah swt, walaupun dengan bahasa kita. Sejak mulai bangun tidur, kita berdoa kepada
Allah agar kehidupan kita sepanjang hari ini selamat.
Sebelum dan sesudah makan kita juga berdoa, agar makanan
yang kita makan ini menjadi berkah, dan yang kita makan ini merupakan makanan
yang halal.
Ketika menggenakan pakaian kita berdo’a, agar akhlak yang
ada dalam diri kita bagus sebagaimana bagusnya pakaian yang kita pakai.
Ketika berangkat
bekerja, kita berdo’a agar mendapatkan rizki yang halal sehingga dapat
menafkahi keluarga.
Begitu juga ketika naik kendaraan, kita berdo’a agar
kendaraan yang kita kendarai selamat sampai tujuan dan keluarga yang
ditinggalkan dijaga oleh Allah swt.
Apabila kita bertemu dengan orang lain kita juga mengucapkan
salam, yang isinya adalah saling mendo’akan keselamatan satu dengan yang
lainnya.
Apabila ada teman yang mendapatkan musibah, kita do’akan
agar ia dikaruniai kesabaran oleh Allah swt.
Apabila kita memiliki permasalahan dalam hidup kita, dan
sepertinya permasalahan itu tidak dapat kita hadapi, kita berdo’a kepada Allah,
ya Allah saya titipkan permasalahan ini pada-Mu, karena kami tidak sanggup
menghadapinya. Sedangkan kami akan menghadapi sisa – sisa permasalahan yang
kami anggap kami sanggup menghadapinya.
Maka dari itu Allah berfirman;
Wahai hambaku…..“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan aku
kabulkan do’amu. Sesungguhnya orang – orang yang menyombongkan diri
daripada-Ku, akan kami masukkan kedalam neraka Jahannam, dalam keadaan hina
dina.”
Menurut Ibn Arabi dalam kitab fushushulhikam, beliau
mengatakan bahwa semua do’a itu pasti dikabulkan oleh Allah Swt. Hanya saja ada
yang langsung dikabulkan, terkadang ada pula yang tertunda, dan salah satu
faktor penundaan itu adalah rasa cinta dan rindu Allah terhadap suara hambanya
yang sedang berdoa.
Do’a adalah upaya mengosongkan setiap beban yang ada dalam
diri kita dan kita serahkan permasalahan–permasalahan itu kepada Allah swt.
Kita berdoa, karena kita mencari ketenangan dalam hidup kita. Ketenangan yang
hakiki, yaitu ketenangan yang ada didalam hati manusia. Apabila keresahan dan
kekhawatiran selalu menghantui dalam kehidupan kita, do’a adalah obat yang
paling ampuh untuk menyembuhkannya.
Nanti malam adalah malam tahun baru masehi, sama seperti
ketika malam tahun baru hijriyyah,
sebaiknya kita tidak menonjolkan kehura-huraan, lebih-lebih menjurus
kepada kemaksiatan dan pelanggaran hukum.
Didalam Islam diajarkan setiap pergantian tahun, bahkan
setiap pergantian malam, agar kita berdo’a dan intropeksi diri atas apa yang
telah kita perbuat sebelumnya. kita berdo’a kepada Allah swt agar tahun yang
akan datang lebih baik lagi. kita juga
berdo’a kepada Allah agar merubah takdir jelek kita kepada takdir yang lebih
baik lagi. kita juga berdo’a kepada Allah agar ditahun yang akan datang kita di
jauhkan dari godaan syaitan yang terkutuk, sambil bersyukur kepada Allah swt
karena masih diberi kesempatan, masih diberi panjang umur untuk bertaubat dan
beribadah kepada Allah swt, dan terakhir kita memohon kepada Allah agar sisa
umur ini dapat berguna, dapat bermanfaat untuk keluarga, masyarakat, bangsa dan
agama ini. amin ya rabbal alamin.
ZUHUD
Ada cerita menarik dari seorang Mahatma Gandi dari India
sana, cerita ini sangat patut untuk kita perhatikan.
Pada suatu hari, ketika mahatma gandi sedang naik kereta,
tiba–tiba salah satu sendalnya lepas
dan keluar dari kereta. Tanpa
berpikir panjang, gandi langsung melepas sandal satunya lagi dan melemparnya
keluar kereta. Kemudian salah satu temannya kaget melihat kelakuan mahatma
gandi tersebut dan bertanya : kenapa kamu melakukan hal itu?, mahatma gandi
dengan penuh hikmah menjawab : saya lebih senang kalau nanti ada orang
menemukan sandal saya dalam keadaan utuh (kedua–duanya) sehingga dapat
bermanfaat nantinya untuk digunakan,
kalau dia menemukan satu sandal saja maka tidak bermanfaat.
Banyak hikmah yang bisa diambil dari kejadian diatas,
contohnya, dengan kecepatan yang diputuskan olehnya untuk membuang salah satu
sandalnya menandakan bahwa dia adalah seorang yang sudah terbiasa untuk selalu
berbuat kebaikan kepada siapapun juga. Termasuk orang yang tidak ia kenal
sekalipun dan termasuk orang yang akan menikmati kemudian hari walaupun orang
itu tidak mengetahui milik siapa sebenarnya sandal itu.
Selanjutnya, dia tidak menyesal atas sesuatu yang telah
terjadi, dan tidak ada penyesalan atas sesuatu yang sudah dianggap hilang.
Apalagi sandal itu termasuk sesuatu yang tidak terlalu penting atau berharga
menurutnya, sehingga dia tidak perlu merepotkan satu kereta dengan marah –
marah, atau mencaci maki atau berkata kotor yang mungkin nantinya banyak orang
lain terganggu dengan ulahnya tersebut.
Dengan demikian mahatma gandi telah merubah, sesuatu yang
tadinya merupakan bencana dan petaka bagi dia, menjadi kenikmatan bagi dia
pribadi karena telah berupaya memberikan manfaat bagi orang lain. Dan dia
senang itu !
Cerita diatas mungkin bisa disimpulkan dua kesimpulan utama
yang pertama tentang hubbudunya atau cinta dunia dan yang kedua tentang marah
atau ghadab dalam bahasa arabnya.
Bahwa salah satu doa yang diajarkan oleh ulama salafussoleh
adalah :
“ya Allah jadikan/ letakkan dunia ditangan saya dan jangan
engkau letakkan dunia di hati saya”. Dalam artian, bahwa dunia ini adalah milik
Allah semata, apabila suatu saat Allah hendak mengambilnya kembali maka hati
kita tidak marah dan tidak menggerutu. Atau kalau ada orang yang perlu kita
beri atau kita sedekahi, kita tidak merasa berat untuk memberikannya atau
melepaskan dari diri kita.
Dan do’a salafussoleh ini bukan ditafsirkan kita harus juhud
atau meninggalkan dunia. Tidak…!! Bahkan saya menarik kesimpulan dari cerita
para sahabat nabi bahwa juhud itu bukan berarti kita meninggalkan dunia tapi
hakikat zuhud adalah kita hendaklah menguasai dunia, akan tetapi dunia tidak
berada didalam hati kita.
Kesimpulan yang kedua tentang ghadab atau marah, Imam
ghazali pernah berkata tentang marah, katanya :
“Seseorang itu marah karena orang itu menginginkan setiap
perkara atau kejadian berlangsung atau terjadi sesuai dengan kehendaknya atau
kemauannya dan bukan atas kehendak atau kemauan Allah swt”.
Kalau seseorang marah karena sendalnya jatuh keluar kereta
maka dalam pikirannya tertanam penyesalan karena jatuhnya sandal keluar itu
bukan kehendak dan keinginannnya makanya dia marah, tapi kalau dia berpikir
bahwa sandal itu jatuh karena kehendak Allah swt yang mengatur semua manusia
didunia ini maka ia tidak akan marah – marah atau menyesal.
Jadi marah itu tergantung kepada otak yang ada dikepala kita
atau pemikiran seseorang mengenai sesuatu hal dan juga tergantung kepada hati
atau qolb yang yang ada dalam tubuh manusia bagaimana menyikapi suatu perkara.
Ada suatu cerita, di salah satu rumah seorang suami menunggu
kedatangan istrinya yang terlambat pulang. Setelah pulang sang suami memarahi
istrinya bahkan memukulnya. Sedangkan dirumah yang lain, istrinya terlambat
pulang kerumah, kemudian sang suami menunggu didepan pintu, dan ketika istrinya
sampai rumah sang suami lantas memeluknya dengan penuh kehangatan.
Ada cerita lagi, di salah satu mobil yang tejebak macet,
nampak pengendara mobil menampakkan raut muka yang masam atau cemberut, bahkan
terkadang marah – marah dan keluar perkataan – perkataan kotor. Sedangkan
dimobil yang satunya lagi, nampak tersenyum, hatinya tenang, santai seperti
tidak terjadi kemacetan.
Apa yang membedakan keadaan keduanya?
Adapun rumah yang pertama, kejadiannya adalah istri
terlambat pulang kerumah, dan sang suami mempunyai pikiran bahwa istrinya tidak
lagi taat kepadanya, istrinya tidak lagi menghormatinya sebagai seorang suami.
Maka dari itu dia marah dan menyambut istrinya dengan pukulan. Sedangkan rumah
yang kedua, sang suami berpikiran, bahwa istrinya terlambat pulang kerumah,
mungkin terjadi apa – apa dijalan, timbul rasa khawatir, dan kasihan, maka dari
itu ketika istrinya datang langsung dipeluk oleh sang suami dengan pelukan
hangat.
Sama halnya dengan pengendara mobil yang terjebak macet.
Dimobil pertama mungkin supirnya panik, karena dia berpikiran bahwa macet ini
disebabkan pengguna jalan yang main salip, tidak ada jiwa sosial dijalan raya,
egois, atau macet karena ketidakseriuasan polisi mengatur jalan dan
ketidakseriusan pemerintah menanggulagi kemacetan di jalan ini, makanya dari
awal macet sampai ketempat tujuan bahkan mungkin kebawa sampai ketempat tidur,
dia terus marah – marah, kecewa dan bisa jadi mencaci maki yang tidak jelas
ditujukan kesiapa. Sedangkan mobil yang satunya lagi berpikiran, mungkin saat
macet ini saat yang tepat untuk berzikir kepada allah swt atau membaca salawat
kepada nabi Muhammad saw. Karena dirumah sibuk dengan keluarga dan dikantor
sibuk dengan pekerjaan.
Maka dari itu nabi dan para salafussoleh selalu
mengingatkan, bahwa sa’adah atau kebahagiaan seseorang sebenarnya terletak pada
hatinya yang ada didalam tubuh manusia bukan kebahagiaan seseorang dengan mobil
yang mewah, rumah yang besar, tetapi kebahagian hakiki adanya didalam hati
seseorang.
Maka dari itu ibnu taymiyah pernah berucap ketika para musuh
dan para penghasudnya ingin menangkapnya dan menjebloskan dia kepenjara atau
mengusirnya jauh – jauh dari kampungnya. Perkataan ini sangat bagus sekali,
alangkah baiknya kalau perkataan ini kita tulis besar – besar disetiap kamar
kita, Ucap ibnu taymiyah !
“Mereka (musuh-musuhku) mau berbuat apa lagi denganku!
Surgaku ada didalam hatiku...hatiku ini tempatku beristirahat dan bersenang –
senang, dan surga ini serta kesenangan ini selalu bersamaku didalam hati. Tidak
ada yang bisa memisahkan aku dengan surgaku. Kalau aku dipenjara maka berarti
aku berkholwah, atau beruzlah, untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, kalau
mereka mau membunuhku maka aku akan mati syahid, dan kalau mereka mau
mengusirku atau mengeluarkanku dari kampungku maka berarti aku sedang hijrah
atau sedang jalan-jalan”. Subhanallah... ini adalah perkataan ulama besar yang
patut kita contoh.
MUROHHAB YA RAMADHAN
Alhamdulillah kita beberapa hari lagi akan masuk kedalam
bulan suci ramadhan, yaitu bulan yang dinanti nanti oleh para orang – orang
soleh dilseluruh jagad raya ini.
Orang orang sholeh itu sudah dari jauh jauh hari
mengharapkan bisa dipertemukan lagi dengan bulan suci ramadhan. Dan mereka
berharap apabila dipertemukan lagi dengan bulan suci ramadhan mereka akan
beribadah dengan sebaik – baiknya ibadah, dengan sekhusyu’ khusyu’nya ibadah,
agar ibadah yang akan dijalankannya nanti diterima disisi Allah swt. Mereka
akan mempersembahkan sesuatu yang terbaik dari ibadah mereka untuk dipersembahakan
kepada Allah swt.
Karena Allah swt akan menerima sesuatu yang terbaik yang
diberikan dan dipersembahkan untuknya. Mungkin kita masih ingat cerita, Ketika
Allah swt menerima sesuatu yang dipersembahkan Habil, tapi tidak menerima
sesuatu yang dipersembahkan Qabil, kenapa? karena Habil mempersembahkan dengan
sesuatu yang terbaik yang ia miliki.
Kita pun seharusnya begitu, kalau kita berzakat maka zakat
yang kita keluarkan dari harta yang terbaik yang kita miliki. Apabila
memberikan makanan maka makanan yang terbaik yang kita berikan. Apabila berupa
hewan ternak maka kita berikan binatang yang baik yang tidak cacad atau tidak
sedang sakit.
Begitu juga dengan ibadah, ibadah puasa misalnya, ibadah
shalat tarawih dan ibadah membaca alqur’an, Allah swt akan menerima ibadah yang
terbaik yang kita persembahkan kepadanya. Terlebih lagi Allah swt berfirman
dalam hadits qudsi : bahwa “ setiap amal yang dilakukan manusia adalah untuk
dirinya sendiri kecuali…ibadah puasa. Sebab puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku
sendiri yang akan memberi ganjarannya”.
Kalau kita mempersembahkan yang terbaik untuk Allah swt,
kemudian apa yang kita persembahkan kepada-Nya diterima oleh-Nya. Maka berarti
Allah swt cinta kepada kita. Kalau Allah swt sudah cinta kepada kita?
Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Zuhair bin
Harb, dari Jarir, dari Suhail bin Abi Shalih, dari Abu Hurairah, (ada didalam
kitab riyadussholihin) bahwa Rasulullah saw bersabda : “ Jika Allah sudah cinta
kepada Hamba-Nya, Dia berseru kepada
Malaikat Jibril : sesungguhnya Allah mencintai pulan bin pulan maka cintailah
dia. Kemudian jibril berseru kepada penghuni langit : sesungguhnya Allah
mencintai fulan bin fulan, maka cintailah dia. Kemudian para penghuni langit
mencintainya, lalu ia dicintai pula oleh penghuni bumi”.
Kalau Allah sudah cinta kepada hamba-Nya, berarti Allah
selalu menghendaki kebaikan untuknya, Allah swt akan selalu memberikan
petunjuk-Nya, dan Allah swt akan selalu memberikan kenikmatan-Nya serta
rahmat-Nya. Oleh karena itu didalam do’a do’a kita kita dianjurkan untuk
berdo’a dengan intinya do’a. apa itu intinya do’a yaitu : allahumma inni
asaluka hubbaka ya allah. Ya allah saya sangat mengharapkan kecintaan dari-Mu
ya Allah.
Kalau orang itu sudah dicintai oleh penghuni langit. Berarti
mereka akan selalu memohon ampunan serta ampunan, dan selalu berdo’a dan berdo’a untuknya,
yaitu untuk orang – orang yang dicintai Allah swt.
Kalau penghuni bumi sudah cinta kepadanya, maka kecintaan
akan datang dari hati mereka dan maka
kecintaan dan kerinduan yang dalam, selalu ingin bertemu dan mendo’akannya. Dan
ini akan terjadi kepada kita apabila kita selalu mempersembahkan yang terbaik
kepada Allah swt. Kita beribadah dengan sebaik – baiknya, kita melakukan hidup
didunia mengikuti apa yang telah Allah perintahkan kepada hamba-Nya dan
menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Oleh karena itu,
setiap bulan suci Ramadhan, para sahabat Rasulullah saw dengan sekuat
tenaga meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah mereka, agar ibadah mereka
diterima disisi Allah swt. Mereka bertadarrus Alqur’an, mereka shalat malam,
mereka bersedekah. Mereka juga lebih banyak menghabiskan waktu beri’tikaf
dimasjid. Mereka khawatir seandainya seluruh amaliyah Ramadhan yang mereka
kerjakan tidak sempurna sehingga tidak menjadi yang terbaik untuk dipersembahkan
kepada Allah swt.
Atas dasar itulah, setiap malam penghabisan bulan suci
Ramadhan, Sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahuwajhah sambil menampakkan wajah
yang cemas dan gelisah serta sambil berlinangan air mata, beliau berkata :
“Wahai ... dapatkah kiranya aku mengetahui siapakah gerangan/ siapakah orang
yang sudah pasti diterima amalan ibadah puasanya, agar aku … dapat mengucapkan
selamat berbahagia kepadanya?”.
Mudah – mudahan amalan ibadah kita termasuk yang diterima
disisi Allah swt. Amin.
ROHANI DAN JASMANI
Didalam sejarah, ada seorang ulama muslim terkemuka, yang
bernama Ibnu Sina. Ibnu Sina ini mempunyai pemikiran yang sangat menarik untuk
dipahami dan dihayati oleh kaum muslimin, pemikiran itu mengenai konsep Jasmani
dan Rohani manusia.
Menurutnya, jasmani manusia tak ubahnya seperti binatang dan
tumbuh-tumbuhan. Jasmani itu membutuhkan makanan, jasmani itu membutuhkan
minuman, jasmani itu perlu bergerak, berkembang biak dan lain sebagainya. Itu
adalah ciri - ciri dari jasmani.
Disamping jasmani, manusia mempunyai rohani. Rohani ini
biasanya berhubungan dengan hal-hal yang abstrak atau hal – hal yang tidak nampak.
Rohani sangat membutuhkan jasmani manusia sebagai tempat
tinggalnya, karena jasmanilah yang bergerak, bertindak dan berperan didunia
ini. Akan tetapi walau berjalan beriringan, rohani dan jasmani merupakan satuan
unit yang masing – masing berdiri sendiri.
Hal ini dapat dibuktikan, bahwa rohani manusia tidak akan
hancur dengan hancurnya badan. Rohani manusia tidak akan mati dengan matinya
jasad. Walaupun jasmani seseorang mati karena kecelakaan atau terkena bencana
alam, tetap rohani manusia akan terus hidup. Dan rohani inilah yang nantinya
yang akan mempertanggungjawabkan seluruh amalannya dihari pembalasan kelak.
Menurut Ibnu Sina, Jasmani manusia, karena sifatnya fisik
dan nampak didunia, maka sebab akibatnya akan terasa didunia. Contohnya,
apabila kita tidak makan maka kita akan lapar. Apabila kita tidak minum maka
kita akan merasa haus, apabila kita
terjatuh maka kita akan sakit bahkan terluka, apabila kita terlalu banyak
pikiran maka kita akan pusing.
Berbeda dengan rohani manusia, rohani manusia karena
bersifat abstrak, dan tidak nampak dimata, maka pembalasannya akan dirasakan
nanti di akhirat. Karena hal-hal yang menyangkut masalah rohani yang mengetahui
hanya dirinya sendiri dan Allah swt. Tidak ada satu orangpun yang
mengetahuinya.
Hal-hal yang abstrak itu contohnya adalah keikhlasan, riya,
kejujuran atau berdusta, husnudzan atau
su’udzan, ketawadu’an atau kesombongan,
ghibah, iri, dengki, hasud, dan lain sebagainya.
Apabila jasmani kita shalat atau membaca Al-qur’an, yang
dinilai oleh Allah swt bukan hanya gerakan shalatnya saja atau lantunan
qur’annya saja, karena itu bersifat jasmani semata, tapi yang dilihat adalah
apa yang berada didalam jasmani yaitu rohani. Misalnya, niatnya ikhlas atau
tidak ikhlas, apakah ada perasaan riya, seperti ingin dilihat manusia atau
tidak, apakah ada perasaan sombong atau tidak. Itulah nanti yang akan dinilai
oleh Allah swt dan rohanilah yang akan mempertanggungjawabkannya diakhirat
kelak.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa banyak
perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena niatnya yang baik, dan
berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi perbuatan duniawi karena niatnya yang
buruk”.
Kalau kita mengerjakan urusan duniawi, seperti membangun
rumah, atau menyapu jalan, tetapi hati kita ikhlas, niat kita baik, maka itulah
yang akan dibalas disisi Allah swt pada hari pembalasan kelak.
Begitu pula sebaliknya, apabila kita membaca Al-Qur’an atan
kita mengerjakan ibadah shalat atau mengerjakan urusan ukhrawi, tapi hatinya
tidak ikhlas, bahkan riya (ingin dipuji orang) maka itulah yang dinilai oleh
Allah swt.
Dahulu ada seorang ulama, bermimpi pada malam hari melihat
cahaya Al-qur’an, tetapi ada satu halaman al-Qur’an yang hitam, gelap, tidak
bercahaya. Lantas setelah terbangun dari tidurnya, sang ulama merenungkan
kembali tentang mimpinya itu. Ternyata ketika beliau sedang membaca Alqur’an
pada sepertiga malam tadi, melintas
seseorang didepan rumahnya. Pada saat itu terlintas didalam hatinya
perasaan riya’, (ingin dipuji orang), mungkin
karena beliau sedang membaca Alqur’an dan mungkin hanya dia saja satu desa yang
sedang bangun malam. Semenjak itulah, beliau bertaubat dan menyesali atas
perbuatannya tersebut.
Betapa pentingnya rohani yang ada dalam diri kita. Disamping
kita memberikan konsumsi yang bagus untuk jasmani kita, kita juga harus
memberikan konsumsi yang baik untuk rohani kita.
Kalau jasmani kita diberikan makanan yang enak atau dihiasi
perhiasan yang bagus, pakaian yang bagus, agar lebih nampak indah, kita juga
harus memberikan konsumsi yang baik kepada rohani kita.
Konsumsi rohani kita bisa berupa dzikir kepada Allah swt,
ingat kepada Allah, bisa juga dengan shalat, dengan membaca Al-qur’an,
mengikuti pengajian – pengajian seprti majlis dzikir maupun majlis ilmu,
berpikiran positif, husnudzan, berprasangka baik kepada seseorang, dan
lain-lain sebagainya.
Sebagaimana firman Allah swt :
اَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ القُلُوْب
“Dengan mengingat Allah niscaya
hati akan menjadi tenang”
Rohani harus kita rawat seperti kita merawat jasmani, rohani
harus kita jaga seperti kita menjaga jasmani.
Karena jasmani seperti rohani.
Contonhnya adalah : bila kita terbiasa sarapan pagi, tetapi
suatu hari kita tidak sarapan, maka perut atau jasmani kita akan terasa lapar.
Begitu juga jika kita terbiasa membaca Alqur’an atau terbiasa shalat diawal
waktu maka rohani kita akan resah apabila kita tidak membaca Alqur’an atau
shalat diakhir waktu.
Niat sholat jum’at kita saat ini, bisa jadi berbeda-beda.
Ada yang niat hanya sebatas menggugurkan kewajiban shalat saja, ada yang
berniat untuk syiar Islam, ada yang berniat untuk mengungkapkan rasa syukur
kepada Allah swt dan mematuhi segala perintah – perintahnya. Ada yang niatnya
satu, ada yang niatnya dua, ada yang niatnya bermacam – macam dan lain-lain
sebagainya.
Oleh karena itu, kita harus sering melatih konsentrasi kita
terutama dalam masalah niat, agar jasmani dan rohani kita menjadi seimbang.
Maka dari itu, nabi
Muhammad saw sebelum sholat fardu selalu mengingatkan para sahabat dengan
perkataan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah – olah
sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa setelah sholat ini kita bayangkan
kita akan dijemput oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis, kita akan
sholat dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik –
baiknya.
Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita,
dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang seimbang antara
jasmani dan rohani, dan kita berharap menjadi manusia yang bahagia baik di dunia
maupun diakhirat kelak. Amin.
KHUTBAH WADA’
Sebentar lagi, kita akan melaksanakan hari raya iedul adha
pada tanggal 10 Dzulhijjah 1430 H. Pada tanggal tersebut jama’ah haji sedang
melakukan amaliyah ibadah haji diantaranya mabit dimuzdalifah, melontar jumroh
Aqobah, bahkan sebagian sudah melaksanakan thawaf ifadhah dan sa’i. pada saat
itu jama’ah sedang berjuang dengan sekuat tenaga untuk dapat meyelaikan kewajian haji.
Pada hari sebelumnya, yaitu tanggal 09 Dzulhijjah, jama’ah
haji melaksanakan wukuf dipadang Arafah. Jutaan manusia berada dalam satu
tempat yang dinamakan Arafah. Mereka bermunajat, berdoa dan berzikir, bertaubat
kepada Allah swt. Linangan air mata tidak terbendung, tumpah ruah dipadang
arafah bersamaan dengan jerit tangis
para jama’ah yang sedang melaksanakan salah satu rukun haji itu.
“al-hajju Arafah” wukuf dipadang Arafah itu adalah
puncaknya ibadah haji. Pada hari tu Allah membanggakan umat manusia yang sedang
bertaubat dihadapan para malaikatnya. Dan pada hari itu pula, adalah hari yang
paling banyak Allah mengampunkan dan membesakan hambanya dari siksa api neraka.
Pada hari arafah itu pula, Rasulullah berkhutbah, pada haji
wada’, dan turunlah ayat yang menjadi symbol bahwa agama Islam telah sempurna,
sehingga menandakan bahwa sebentar lagi Rasulullah Saw akan wafat meninggalkan
dunia, keluarga, dan para sahabatnya.
“Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu”.
Maka hari itu menjadi peristiwa yang bersejarah dalam umat
Islam. Pada saat itu rasulullah berkhutbah dengan penuh semangat dan kadang menangis, terharu dengan
perjuangan dakwahnya menyebarkan agama Islam selama 23 tahun. Sebagaimana kita
ketahui bahwa Rasulullah berdakwah di Makkah selama 13 tahun dan hanya berhasil
mengislamkan puluhan orang, tetapi setelah hijrah ke Madinah dan berdakwah
selama 10 tahun banyak raja-raja dan sultan-sultan disemenanjung jazirah Arab
masuk Islam sehingga berbondong-bondong rakyatnya masuk Islam pula.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Rasulullah selama di mekkah,
dakwahnya focus pada perubahan pola pikir masyarakat jahiliyah saat itu. Yaitu
bagaimana mereka tidak mengaggap batu itu tuhan, bagaimana mereka tidak
membunuh bayi wanita yang baru lahir karena bayi wanita tidak menganggakat
derajat keluarga, bagaimana mereka berfikir bahwa riba atau rentenir yang
dipraktekkan merupakan kezaliman bagi orang yang membutuhkan, dan lain
sebagainya. Maka dari itu, Rasulullah butuh waktu lama untuk merubah pola pikir
masyarakat jahiliyah saat itu, sehingga hanya segelintir orang saja yang masuk
Islam.
Tetapi setelah hijrah ke Madinah, pola pikir masyarakat
sudah berubah dan terbangun, sehingga banyak yang tertarik untuk mempelajari
Islam yang di bawa oleh nabi Muhammad Saw. Dengan pola pikir yang sudah
diterima masyarakat banyak, rasulullah dengan mudahnya membangun Negara Islam
berikut perundang-undangannya, sehingga menjadi Negara yang kuat, dan
berbondong-bondanglah orang untuk memeluk agama Islam.
Pada khutbah kali ini, khatib akan membacakan khutbahnya
rasulullah saat wukuf dipadang Arafah, pada saat haji wada’, sesungguhnya
didalam khutbah ini terkandung pola pikir dan prinsip-prinsip Islam yang harus
dijalankan oleh pemeluknya, demikian khutbahnya :
Wahai manusia! Dengarkanlah olehmu perkataan saya, karena
sesungguhnya saya tidak tahu apakah saya masih akan bertemu lagi dengan kamu
sesudah tahun ini, atau tidak?
Wahai manusia! Sesungguhnya darahmu dan harta bendamu adalah
suci bagi kamu sampai kamu menghadap Allah Swt. Sesungguhnya kamu akan bertemu
(menghadap) Allah Swt dan ia akan
menanyakan tentang amal perbuatanmu.
Barangsiapa yang menerima amanah, maka hendaklah ditunaikan
kepada orang yang memberikan amanah itu.
Sesungguhnya segala (bentuk) riba sudah aku hapuskan.
Janganlah kamu berlaku zalim, dan jangan pula dizalimi orang.
Sesungguhnya kebiasaan saling balas dendam dengan
menumpahkan darah sebagai adat kebiasaan zaman jahiliyah lalu telah aku
hapuskan.
Kemudian wahai manusia ! sesungguhnya syaitan telah putus
asa karena tidak akan ada yang menyembahnya lagi diatas bumi ini. Jika kamu
mengikutinya, maka dia akan senang, oleh sebab itu senantiasa berwaspadalah
terhadapnya.
Kemudian wahai manusia! Sesungguhnya kamu mempunyai hak atas
isteri-isteri kamu, dan isteri-isterimu juga mempunyai hak atas kamu.
Berbuat baiklah kepada wanita. Sesungguhnya kaum wanita itu
adalah orang yang harus ditolong di sisi kamu, kamu harus memperlakukan mereka
sebagai amanah dari Allah swt.
Wahai manusia! Saya tinggalkan pada kamu sebuah pegangan,
jika kamu berpegang teguh kepadanya, kamu tidak akan sesat selama-lamanya,
yaitu Kitab Allah dan Sunnah Nabi saw.
Wahai manusia! Dengarkanlah olehmu perkataan saya,
pikirkanlah dan pelajarilah. Bahwasanya setiap muslim adalah bersaudara satu
dengan yang lainnya.
Maka perhatikanlah !
(Nabi bertanya kepada seluruh hadirin yang mendengarkan)
bukankah telah saya sampaikan pesan ini kapadamu? (menjawab hadirin: ya sudah)
Rasulullah berkata kemudian : ya Allah, maka saksikanlah.
Rasulullah ingin diyakinkan oleh manusia, dan diperlihatkan
Allah selaku yang memeritahkan, bahwa ia telah menyebarkan dakwahnya kepada
seluruh umat manusia, maka dijawab oleh manusia saat itu, “ya Sudah” wahai
Rasulullah.
WALIMATUSSAFAR HAJI
Assalamu`alaikum wr.wb
Yang kami hormati para asatidz, para hujjaj, tokoh
masyarakat, yang mohon maaf tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu
namun tidak mengurangi rasa hormat dan cinta saya kepada mereka, begitu juga
kepada para jama’ah para tamu yang hadir pada acara walimatussafar ini, guna
mendoakan sohibulbayt, sekaligus syukuran sohibulbayt atas kepergiannya ketanah
suci.
Yang kami hormati calon duyufurohman, tamu allah bapak
romelih dan ibu marminah, mudah – mudahan disehatkan badannya, diberkahkan
rizkinya, dipanjangkan umurnya dalam taat kepada Allah, sehingga dapat
menunaikan ibadah haji dengan sempurna, dapat menjalankan ibadah baik ibadah
yang wajib maupun ibadah yang sunnah, dan kembali lagi ketanah air dengan
selamat dengan membawa haji mabrur dan bertemu kembali dengan anak – anak dan
keluarga yang dicintainya, amin ya rabbal alamin.
Berdirinya saya disini bukan untuk ceramah, tapi hanya
sekedar menjadi perwakilan dari KBIH Al-manar, kebetulan pak romelih dan ibu
marminah ini pada tahun ini pergi haji lewat KBIH al-manar dan kebetulan pada
tahun ini saya yang menjadi pimpinan sekaligus pembimbing dari mulai berangkat
sampai kembali lagi ketanah air. Saya membawa kurang lebih dua bis, sekitar 60
orang. Ade saya ustadz lufi bawa 30 orang dari cianjur, umi dan abi membawa 40
orang dari bogor. Dan h makki membawa 24 orang dari Jakarta. Kenapa misah-
misah, karena jama’ah sekarang ini inginnya daftar sekarang, tahun ini juga
harus berangkat, sekarang nga bias, saat ini dijakarta dan didepok kalau mau
pergi haji harus sabar nunggu 3 tahun baru bisa berangkat setelah daftar.
Alhamdulillah di kbih almanar tidak seperti itu, daftar tahun sekarang
berangkat tahun sekarang, kecuali yang didepok. Didepok karena ada kebijakan
dari gubernur, jadi pak romelih sampai sabar nunggu 2 tahun, baru bias
berangkat tahun ini, alhamdulillah.
Yang penting berangkat, walaupun masih lama, masih satu
bulan lagi, biasanya nih jamaah haji yang udah – udah kalau udah ketahuan mau pergi haji udah nga
sabar kepengenannya untuk pergi haji, tapi pas udah dimekkah, apalagi kalau
udah dimadinah, kalau sudah melaksanakan semua rukun haji, bawaanya mau pulang
terus, rindu sama rumah, sama keluarga, kaya kita, pas musim panas maunye musim
hujan, pas musim hujan maunye musim panas. Jadi semua ini adalah godaaan syetan
kepada manusia untuk melemahkan manusia untuk beribadah kepada Allah swt.
Ada 3 hal yang disarankan sebelum calon jama’ah haji pergi
berangkat haji menuji tanah suci mekkah :
1.
Menghilangkan penyakit
rohani/hati (syirik, dengki, hasud,
riya, sombong)
Menghilangkan penyakit
hati ini bisa ditepuh dengan tiga hal :
a.
Meluruskan niat
b.
Bertaubat kepada Allah
swt dengan memperbanyak dzikir dan doa mohon bimbingan Allah
c.
Silaturahmi dengan sanak
family (walimatussafar) mohon maaf dan doa restu
2.
Melunasi hutang, masalah
– masalah yang menyangkut tanggung jawab pekerjaan dan keluarga
3.
Membuat surat wasiat
a) meluruskan niat.
Manusia mempunyai jasmani dan rohani, jasmani adalah badan
kita, yang nampak oleh kita, sebelum kita pergi haji 2 bulan sebelumnya kita
sudah diperiksa oleh dokter puskesmas maupun RSUD. Kita diperiksa agar badan
kita sehat, sehingga mampu untuk menjalankan ibadah haji nantinya. Disamping
jasmani Manusia mempunyai satu lagi yang ada dalam jasani/badan kita, tidak
kelihatan oleh kita yaitu rohani.
Bedanya rohani dengan jasmani :
Yang pertama, rohani ini tidak akan hancur dengan hancurnya
badan. Walaupun ia mati tapi roh manusia akan tetap hidup. Dan roh inilah nanti
yang akan mempertanggung jawabka semua amalannya di hari pembalasan kelak,
mudah-mudahan kita termasuk orang masuk syurganya Allah swt, amin.
Yang kedua : Apa yang ada dalam rohani, tidak dapat dilihat
oleh manusia, yang mengetahui apa yang ada dalam rohani hanya dia dan allah swt, tidak ada satupun orang
mengetahuinya. Contohnya : keikhlasan, riya, kesombongan, tawadhu, kejujuran,
kebohongan, suudzon, husnudzon, iri, dengki, hasud dan lain – lain.. Apabila
jasmani kita shalat atau membaca Al-qur’an, yang dinilai oleh Allah swt
bukanlah hanya shalatnya atau baca alqur’annya saja, karena itu bersifat jasmani
semata, tapi yang dilihat adalah apa yang berada didalam jasmani yaitu rohani.
Misalnya, niatnya ikhlas atau tidak ikhlas, apakah ada perasaan riya, seperti
ingin dilihat orang atau tidak, apakah ada perasaan sombong atau tidak. Itulah
nanti yang akan dinilai oleh Allah swt.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa banyak
perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena niatnya yang baik, dan
berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi perbuatan duniawi karena niatnya yang
buruk”.
Kalau seseorang bekerja urusan duniawi, seperti membangun
rumah, atau menyapu jalan, tetapi hatinya ikhlas, niatnya baik, maka itulah
yang akan dibalas disisi Allah swt pada hari pembalasan kelak.
Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang membaca Al-Qur’an
atan sedang sholat tahajud tapi hatinya tidak ikhlas ataupun riya maka itulah
yang dinilai oleh Allah swt.
Dahulu ada seorang ulama, bermimpi pada malam hari melihat
cahaya Al-qur’an, tetapi ada satu lembar gelap, tidak bercahaya. Lantas setelah
terbangun dari tidurnya, sang ulama merenungkan kembali tentang mimpinya itu.
Memang ketika beliau sedang membaca Alqur’an pada sepertiga malam tadi, datang seseorang melintas didepan rumahnya.
Pada saat itu sempat terlintas didalam dirinya rasa riya’, mungkin karena
beliau sedang membaca Alqur’an dan mungkin hanya dia satu desa yang sedang
bangun malam. Semenjak itulah, beliau bertaubat dan menyesali atas perbuatannya
tersebut.
Oleh karena itu, kita harus sering melatih konsentrasi kita
terutama dalam masalah niat, agar jasmani dan rohani kita menjadi seimbang.
Maka dari itu, nabi besar Muhammad saw
sebelum sholat selalu mengingatkan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian
seolah – olah sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa setelah sholat ini
bayangkan kalian akan dijemput oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis,
kita akan sholat dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan
sebaik – baik, yang akan kita persembahkan itu semua kehadirat Allah swt. Kalau
ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita,
insyaallah kita akan menjadi manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani,
dan kita berharap menjadi manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat
kelak. Amin amin ya rabbal alamin.
b. Bertaubat kepada Allah swt dengan memperbanyak dzikir dan
doa mohon bimbingan Allah
Betapa pentingnya rohani yang ada dalam diri kita. Disamping
kita memberikan konsumsi yang bagus untuk jasmani kita, kita juga harus
memberikan konsumsi yang baik untuk rohani kita.
Kalau jasmani kita diberikan makanan yang enak, lezat atau
dihiasi perhiasan yang bagus, pakaian yang bagus, agar lebih nampak indah, kita
juga harus memberikan konsumsi yang baik kepada rohani kita.
Konsumsi rohani kita bisa berupa dzikir kepada Allah swt,
shalat, membaca Al-qur’an, berpikiran positif, husnudzan, bersangka baik kepada
seseorang, dan lain-lain sebagainya. Sebagaimana firman Allah swt :
الا بذكر الله تطمئن القلوب
“Dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang”
Rohani harus kita rawat seperti kita merawat jasmani, rohani
harus kita jaga seperti kita menjaga jasmani kita. Karena jasmani seperti rohani.
Bila kita terbiasa sarapan pagi, tetapi suatu hari kita
tidak sarapan, maka perut atau jasmani kita akan terasa lapar. Begitu juga
apabila kita membiasakan membaca Alqur’an atau membiasakan shalat awal waktu
maka rohani kita akan resah dan gelisah apabila kita tidak membaca Alqur’an
atau shalat diakhir waktu.
Seluruh amalan ibadah haji dari mulai thawaf, sa’i, wukuf di
padang arafah, mudzdalifah, dan mina, yang diucapkan jama’ah haji kala itu
hanya dzikir dan dzikir untuk mengagungkan nama Allah swt., Ketika thawaf dan
sa’i, para jama’ah mengucapkan “subhanallah walhamdulillah walailahaillallah
wallahuakbar”. Ketika wukuf dipadang Arafah, jutaan jama’ah secara serentak
mengumandangkan Asma Allah, seakan –
akan langit bergetar mendengarkan Asma Allah yang dikumadangkan kala itu.
Apalagi kala mereka menangis, bertaubat, meratapi kesalahan – kesalahan masa
lalu mereka, dengan duduk bersimpuh dan histeris, yang terdengar dari mulut –
mulut mereka hanya asma allah, ….. allah, allah, allah. La ilahaillah
allahakbar. Pada saat itulah, Allah
membanggakan para jama’ah didepan para malaikat.
Dzikir itu adalah menyebut nama Allah, menggagungkan nama
Allah. Dzikir itu bisa dengan shalat, haji, tadarus al-qur’an, istigfar dan
lain sebagainya.Kita diperintahkan untuk banyak berzikir baik dalam posisi
duduk maupun berdiri, ketika malam atau siang hari. Kita diperintahkan untuk
membaca “bismillah” ketika kita hendak memulai suatu pekerjaan. “bismillah” itu
termasuk dzikir kepada Allah swt. Ketika menyelesaikan suatu perkara kita
diperintahkan untuk mengucapkan ‘alhamdulillah” yang artinya segala puji bagi
Allah swt. Ketika senang terhadap
sesuatu kita mengucapkan “subhanallah”. Ketika berbuat kekhilafan kita
beristigfar. Sebelum menyembelih kambing atau hewan ternak lainnya kita
diperintahkan menyebut nama Allah terlebih dahulu. Ketika malam iedulfitri atau ieduladha kaum muslimin diperintahkan
untuk “Takbiran”. Takbiran itu adalah dzikir kepada Allah swt untuk
mengagungkan nama-Nya sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad saw.
c.
Silaturahmi dengan sanak
family (walimatussafar) mohon maaf dan doa restu
Dengan acara walimatussafar ini, calon jemaah haji meminta
maaf kepada para hadirin apabila ada kesalahan kesalahan baik yang disengaja
maupun tidak disengaja. Agar bertemu dengan Allah nanti dalam keadaan yang
suci, amin ya rabbal alamin.
Pesan kedua ali syariati adalah :
2. Melunasi hutang,
masalah – masalah yang menyangkut tanggung jawab pekerjaan dan keluarga
Ada cerita pada zaman nabi Muhammad saw :
Ketika itu ada seorang sahabat meninggal dunia, kemudian
nabi diharap oleh keluarga almarhum itu untuk menjadi imam shalat janazah..
sebelum nabi mensholati jenazah nabi bertanya kepada keluarga almarhum, apakah
almarhum ini masih mempunyai hutang? Dijawab oleh keluarganya? Iya wahai
rasulullah, almarhum masih mempunyai hutang 3 dirham. Langsung nabi
memerintahkan kepada keluarganya untuk mensholati saja, tap nabi tidak mau
mensholati. Kemudian berkata keluarga almarhum, ya nabi solatkanlah almarhum,
nanti saya yang akan membayar hutang itu.akhirnya nabi mau mensolatkan.
Kemudian setelah dikuburkan, keesokan harinya ditanya orang tersebut oleh nabi,
apakah sudah dibayar hutangnya, jawabannya belum. Keesokan harinya ditanya
lagi, jawabannya belum. Keesokan harinya ditanya lagi, dan dijawab sudah.
Lantas nabi berkata L al-an baridat jildatuh. Sekarang baru dingin kulitnya
almarhum di kuburan sana.
Pesan ketiga ali syariati adalah :
2. menulis wasiat
Wasiat ini, kalau dalam bahasa arab berasal dari kalimat
waso, wasiat ini bias punya dua arti, yang pertama ada wasa, memberi nasihat,
yang kedua adalah wasiat. Wasiat itu adalah harta yang diinginkan oleh penulis
wasiat agar dikeluarkan nanti setelah mati.
Makanya kalau khatib jum’at itu jangan bilang, khotib
berwasiat. Yang paling bagus adalah khotib memberi nasihat kepada jamaah dan
kepada diri khotib sendiri. Kalau wasiat itu adalah harta yang dikeluarkan
kalau sudah mati.
Makanya sebagai calon jemaah haji, kita harus membuat
wasiat. Baik berbentuk nasihat maupun hal-hal yang lain yang ingin dibagikan.
Wasat ini nga perlu diumumin, disimpen aja dilemari. Atau
catetan tagihan hutang, siapa tahu saja kalau kita meninggal dunia hutang kita
bias dibayarkan oleh ahli waris kita.
KHUTBAH IEDUL FITRI
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبرالله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر كبيرا, والحمد لله كثيرا,
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً, لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ
وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّجُنْدَهُ, وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ.
لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن
وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ
رَمَضَانَ شَهْر الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَة
لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن،
اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ الْكِرَامِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى
اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن. قال الله فى القرأن الكريم : يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah atas nikmat-ni’mat yang telah diberikan. Sehingga kita dapat berkumpul di
masjid yang berkah ini untuk menunaikan ibadah shalat iedul fitri berjama’ah.
Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw,
Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad
Saw pada hari la yanfau malun wala banun illa man atallaha biqolbin salim.
Khatib berwasiat kepada kaum muslimin, agar bertakwa kepada
Allah dengan sebaik-baiknya taqwa dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan
Muslim dan beriman kepada Allah Swt.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Bulan Ramadhan baru saja pergi meninggalkan kita. Ada
perasaan bahagia bercampur sedih. sedih, karena hari-hari yang penuh dengan rahmat
dan maghfirah serta dilipatgandakan pahala kebajikan telah meninggalkan
kita semua. Belum tentu tahun depan kita dapat berjumpa kembali dengan bulan
suci Ramadhan. Kita menyadari betapa banyak kesempatan berharga yang diberikan
oleh Allah swt pada bulan suci Ramadhan kemarin yang masih kita lewatkan
sia-sia. Kita juga patut berbahagia, karena kita telah berhasil melewati hari-hari
yang istimewa dengan amalan-amalan yang diperintahkan Allah Swt. Ada rasa
syukur karena kita telah dapat menunaikan puasa Ramadhan tahun ini dan ada
harapan kalau puasa kita mudah-mudahan diterima disisi Allah Swt. Amin ya
Robbal Alamin.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Allah swt yang menciptakan manusia, sudah pasti mengerti
tentang manusia. Jika Allah memerintahkan sesuatu pasti ada tujuan dan
mashlahat bagi manusia dan bukan sesuatu yang sia-sia, Jika Allah memerintahkan
shalat pasti ada tujuannya, jika Allah memerintahkan shodaqoh pasti ada
tujuannya, dan Jika Allah memerintahkan haji pasti ada tujuannya, begitu juga
Allah swt memerintahkan untuk berpuasa pasti ada tujuannya.
Salah satu tujuan, diperintahkan puasa Ramadhan adalah agar
kita menjadi orang yang bertakwa, sebagaimana ayat 183 Surat al-Baqaroh Allah
berfirman :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (al-baqarah 183)
Puasa Ramadhan melatih agar kita
menjadi orang-orang yang bertaqwa, kita dikarantina, digembleng agar kita
benar-benar menjadi orang yang bertakwa. Berhasil atau tidaknya kita melakukan
ibadah puasa akan tampak dari ketakwaan kita
setelah kita keluar dari bulan suci Ramadhan ini dan ujian ketakwaan
kita di mulai dari bulan syawal ini. Jika tidak ada perubahan dalam ketakwaan
kita maka kita hanya menjadi pelaku yang melewati bulan suci Ramadhan sebagai
rutinitas ritual belaka.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Menurut Imam Kusairi “Takwa” dapat
diartikan dari huruf-huruf yang dirangkai didalamnya yaitu huruf Ta, Qof, Waw
dan Ya. Adapun huruf taqwa yang pertama adalah :
5.
“Ta”=Tawadhu, rendah hati. Puasa itu moment menumbuhkan kesadaran kepada kita
tentang makna tawadhu, rendah hati, tidak cepat emosi dalam menghadapi
permasalahan hidup. Pernah ada suatu cerita, ketiaka Abu Jahal sudah kehabisan
jalan dan cara untuk menyakiti Rasul,
akhirnya ia menyewa orang yang tugasnya adalah meludahi Rasul setiap
kali bertemu dengannya di jalanan. Dikala beliau diludahi beliau tersenyum. Hal
ini berulang-ulang kali dilakukan. Sampai suatu hari beliau lewat di tempat itu
dan tidak ada lagi yang meludahinya. Lantas Rasulullah saw mencari dan bertanya
kepada seseorang. Biasanya kalau saya lewat sini saya diludahi oleh seseorang,
sekarang dimana dia? Dijawab: oh .. ia sedang sakit demam panas wahai
Rasulullah. Mendengar berita itu Rasulullah saw langsung pulang ke rumah untuk
mengambil makanan berupa roti dan kurma, beliau lalu bergegas menjenguk orang
yang sedang sakit itu, sekalipun yang sakit adalah orang yang selalu menyakiti
beliau. Sesampai beliau dirumahnya beliau mengetuk pintu dengan mengucapkan
salam, lalu Rasulullah masuk, apa yang terjadi, orang yang menyakiti Rasulullah
saw berkata: ya Muhammad bukan main
akhlaqmu, tiap hari engkau lewat, tiap hari saya ludahi, saya sakiti hatimu,
tapi dikala saya sakit belum ada teman dekat seorangpun yang datang menjenguk
saya, engkau malah datang lebih dahulu. Bukan main akhlaqmu wahai Muhammad maka
mulai saat ini saksikanlah wahai muhammd saya memeluk agamamu.
Huruf Taqwa
yang kedua adalah :
6. “Qof” adalah Qona’ah yang artinya merasa cukup. Puasa
melatih kita untuk merasa cukup. Contohnya pada saat kita berpuasa segalanya
ingin kita beli, dan segalanya ingin kita makan dan minum saat berbuka puasa
nanti. Tetapi ketika waktu buka puasa datang, sesuaikah yang kita makan dan
minum dengan keinginan tadi siang?”, mungkin minum satu tegak air saja sudah
terasa segarnya.
Huruf Taqwa yang ketiga adalah :
7. “Wawu”yaitu Wara’ artinya meninggalkan sebagian yang
halal dan subhat agar tidak terjerumus kedalam sesuatu yang haram. Dalam hadits
dikatakan yang halal itu sudah jelas dan yang haram itu sudah jelas dan
diantara keduanya ada perkara syubhat. Seperti nabi melarang untuk untuk
mengembala kambing dipinggir ladang kepunyaan orang lain, dikhawatirkan kambing
itu masuk kedalam ladang orang lain dan memakan rumputnya. Ini adalah sifat
wara’ (hati-hati) dengan meninggalkan sebagian yang halal agar tidak terjerumus
kedalam yang subhat apalagi yang haram.
Banyak sekali
kisah salafussholeh tentang sifat wara’ ini. Seperti ayahnya Imam
al-Ghazali yang mengabdi kepada seorang petani selama berbulan-bulan,
bertahun-tahun hanya sekedar diikhlaskan dari satu buah aple yang ia makan
padahal apel tersebut sedang hanyut di sungai. Imam hasan basri pernah membeli
satu kilo kurma dipasar, ketika sampai rumah ditemukan semut mati ada di dalam kantong kresek kurma tersebut dan
kemudian ia kembali lagi kepasar hanya untuk mengembalikan semut mati itu.
Karena ia tidak merasa pernah membeli semut mati tersebut. Dalam kisah lain.
Sudah terjadi kesepakatan atas pembayaran 10 onta milik Rasulullah. Kemudian
ontanya dibawa oleh sang pembeli. Rasulullah Saw baru ingat bahwa ada satu onta
yang sedang sakit, akhirnya dikejar pembeli tersebut dan dikembalikan lagi
uangnya untuk jatah satu onta yang sedang sakit itu.
Makanya
perilaku Rasulullah Saw ini ditiru oleh para sahabatnya, seperti Abu Bakar Siddiq. Suatu ketika Beliau memakan sesuatu yang dibawa oleh
pelayannya. Pelayan itu berkata: tahukah engkau wahai Abu Bakar tentang makanan
itu ?. Ketika masa jahiliyyah, pernah saya meramal seseorang, sedang saya tidak
pandai meramal. Namun saya berhasil menipunya. Maka orang itupun memberikan
makanan itu kepadaku sebagai upah dari ramalanku, dan makanan itulah yang
engkau cicipi. Mendengar hal tersebut, Abu Bakar lantas memasukkan tangannya ke
mulutnya dan memuntahkan makanan yang telah berada di dalam perutnya. Abu Bakar
berkata; “Andai saja makanan itu tidak
keluar kecuali bersamaan dengan keluarnya ruhku, niscaya aku tetap akan mengeluarkannya.
Ya Allah, ampunilah aku terhadap hal buruk yang terbawa bersama aliran darah
dan telah mengotori ususku ini.”.
Kejadian serupa, juga
menimpa Umar bin Khaththab. Beliau pernah meminum susu dan beliau sangat
menyukainya. Kemudian Umar bertanya kepada orang yang telah memberisusu
tersebut. Dari mana engkau mendapatkannya?. Orang itu berkata; saya memerahnya
dari unta sedekah yang saya lalui di jalanan. Mendengarnya, Umar langsung
memasukkan tangannya ke dalam mulutnya dan memuntahkan susu tersebut.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Mereka semua adalah
tauladan kita. Mereka keluarkan sesuatu yang haram, yang telah masuk ke dalam
tubuh mereka secara tidak disadari. Bagaimana dengan kita yang dengan sengaja
mencari makanan haram untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga, anak dan istri
kita. (wal Iyadzubillah)
Huruf yang terakhir dari
Takwa adalah “Ya"
8.
“Ya”yaitu
Yakin. Orang yang berhasil puasanya akan memiliki keyakinan yang kuat terutama
keyakinan kepada Alllah Swt. Dan kuatnya keyakinan tersebut merupakan ciri
orang yang bertakwa. Kalau ibadah shalat bisa dilihat orang sehingga timbul
sugesti untuk rajin shalat. Haji, orang lain ikut mengantarkannya, sehingga
menjadi semangat untuk pergi haji, beda dengan puasa? Siapa yang tahu kalau
kita sedang ibadah puasa kecuali kita dan Allah, hal tersebut didasari karena
kita yakin bahwa Allah itu ada dan hanya Allah yang akan membalas ibadah puasa
kita.
Maka
dari itu setelah puasa ini, karena keyakinan kita kepada Allah telah kita latih
dan dibiasakan. Maka dalam segala aktivitas, kita selalu melibatkan Allah
didalamnya. Dahulu ketika kita sakit, yang pertama dicari adalah dokter,
mengunjungi rumah sakit dan berupaya mencari obat. Dulu ketika kita punya
hutang, kita panik dan gelisah mencari
solusi agar bisa membayar hutang. Dulu, ketika punya masalah, kita
buru-buru bercerita kepada orang lain mengenai permasalahan. Tetapi setelah
Ramadhan ini, jika sakit, sebelum kedokter kita shalat taubat dulu minta kepada
Allah agar disembuhkan, sebelum berdagang kita berdoa dulu kepada Allah dengan
melakukan shalat dhuha dua rakaat, agar daganganya laris. Jika punya banyak
permasalahan dalam hidup komunikasikan dulu dengan Allah melalui shalat
istikharah atau hajat, minta petunjuknya sebelum dikomunikasikan kepada orang
lain.
Maasyirol Muslimin Rohimakumullah
Jika kita telah berpuasa dengan
benar dan mengantarkan pelakunya menjadi orang yang bertakwa, maka Allah akan
menjanjikan sesuatu kepada dia, apa itu?, Allah swt berfirman dalam surat
at-Talaq;
وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertaqwa kepada
allah, maka allah akan memberi jalan keluar kepadanya dan Allah akan
memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”
Ma’asyrol Mu’minin Rohimakumullah
Semoga Allah Swt memberikan ni’mat sehat dan panjang umur
sehingga kita dapat berjumpa dengan bulan suci Ramadhan di tahun-tahun yang
akan datang. Semoga kesucian Ramadhan yang baru saja kita tinggalkan ini
berhasil menyirami kehidupan nyata dalam sebelas bulan kemudian, Jika ditahun
berikutnya amal kita lebih buruk, dibanding tahun-tahun sebelumnya, ada baiknya
kita intropeksi diri. Semoga ibadah yang
telah kita kerjakan dengan penuh mujahadah selama bulan suci ramadhan
ini diterima dan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt. Amin amin ya
rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
وتقبل مني و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ
كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah ke-2
الله أكبر الله أكبر الله
أكبر الله أكبر الله أكبر الله
أكبر الله أكبرولله الحمد
الحمد لله الذي جعلنا من العائدين و
الفائزين اما بعد :
فيا عباد الله اتقواالله
حق تقاته ولا تموتن الا و أنتم مسلمون. قال الله تعالى فى القرأن الكريم. أعوذ
بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم. ان الله و ملا ئكته يصلون على
النبى ياايها الذين امنوا صلوا عليه و سلموا تسليما.اللهم صل على سيدنا محمد و على
ال سيدنا محمد, كما صليت على سيدنا ابراهيم و على ال سيدنا ابراهيم . و بارك على
سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد كما باركت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم فى العالمين انك حميد
مجيد .
Ma’asyiral muslimin. dengan kebersihan,
ketulusan dan kerendahan hati, marilah kita bermunajat kepada Allah.
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين, و الصلاة و السلام على
نبينا محمد واله وصحبه اجمعين.
اللهم تــَقــَبــَّلْ مِنــَّا
صَلاتــَنـَا و صِيَامـَنَا و قِيـَامَنَا و رُ كـــُوْعَنَـا و سُجُوْدَنــَا.
اللهمّ تقبل مِنــَّا صَالـِحَ أَعْمَالـِـنَا,
وَتــَجَاوَزْعـَنَّـاسَيـِّــئاَتـِـنَا, وَزَلاَّتــِنَا, وَتــُبْ عَلَيـْنَا
إِنــَّكَ أَنــْتَ التـــَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. اللهم أَعِدْ عَلَيْنَـا شَهْـرَ
رمضانَ أَعْوَامًا عَــدِيـــْدَةً, وَأَزْمَانــًا مَدِيْدَة.ً
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa kedua
orangtua kami, dosa saudara–saudara kami, dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan
mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada.
Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami ilmu yang bermanfaat,
berilah kami rizki yang halal serta berkah, Jadikanlah keluarga kami keluarga
yang sakinah mawaddah warrahmah,
jadikanlah anak–anak kami anak yang sholeh dan sholehah yang berguna
bagi keluarga, agama dan negara.
Ya Allah, jika bala bencana yang menimpa diri kami, negeri
kami, karena perbuatan maksiat yang kami perbuat, jadikanlah saat ini saat
ampunan, ya Allah.
Ampuni sebusuk apapun diri kami, ampuni sebanyak apapun dosa
yang kami perbuat. Ampuni segelap apapun masa lalu kami, ampuni senista apapun
aib – aib kami yang kami sembunyikan selama ini, ya Allah.
Ya Allah, ampuni jika selama ini kami mendustakan-Mu,
meremehkan keagungan-Mu, melupakan kasih sayang-Mu, ampuni jika nikmat yang Kau
berikan kepada kami, kami gunakan untuk berkhianat kepada-Mu ya Allah. Ampuni
jikalau kami begitu sombong kepada-Mu, ampuni amal-amal ibadah kami yang amat
jarang ini ya Allah. Shalat kami yang hampir tiada khusuk, ampuni sedekah kami
yang amat kikir, ya Allah. Ampuni kezaliman kami kepada anak-anak kami,
saudara-saudara kami ya Allah dan ampuni kezaliman kami kepada orangtua kami Ya
Allah.
Ya Allah, ampuni jika ada orang terhina dan tersesat karena
lisan atau perbuatan kami. Ampuni andaikan ada harta haram, makanan haram, yang
melekat pada tubuh kami ya Allah.
Ya Allah, jadikanlah
puasa Ramadhan ini sebagai syafa’at dan
penolong bagi kami. Ya Allah, berilah kami kemampuan untuk tetap taat kepada-Mu
setelah hari raya ini.
Ya Allah ya Tuhan kami, matikanlah kami dalam keadaan
beriman kepada-Mu ya Allah, matikan kami dalam keadaan husnul khotimah,
jangan matikan kami dalam keadaan su’ul khotimah. Masukkanlah kami
kedalam surga-Mu bersama orang–orang yang engkau cintai, jangan masukkan kami
kedalam nerakamu karena kami tidak mampu atas azab-Mu yang sangat pedih.
Allahumma ya Aziz ya Jabbar ya Mutakabbir ya Muntaqimu.
Datangkanlah bala bencana adzab yanfg hebat pada zionis Israel dengan semua
sekutunya, hinakan mereka, ceraiberaikan persatuan mereka, luluh lantahkan
kekuatan mereka, binasakan tentara mereka dengan tentara-Mu ya Allah.
Allahumma ya rahman, ya rohim, ya salaam. Selamatkan dan
lindungin kaum muslimin dan muslimat di palestina, menangkan para Mujahidin,
terimalah mereka yang wafat sebagai Syuhada-Mu, satukan hati mereka kaum
muslimin dan muslimat, amin YRA.
Allhumma Aslih wulata umurina, Allahumma waffiqhum lima fihi
sholahul islam wal muslimin. Ya Allah Jadikanlah pemimpin-pemimpin kami
pemimpin yang baik, yang adil dan tidak dzalim. Jauhkan mereka dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme. Bantulah pemimpin kami agar dapat menjalankan tugas
dengan baik sesuai dengan kemaslahatan Islam dan kaum Muslimin. Amin YRA.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا
أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ
عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ
لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا
فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبـَّنــا آتــِـنـَا في
الدُّنــْيَا حَسَنَةً وفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنــَا عَذَابَ النّــَارِ وصلى
الله على سيدنا محمد و على أله و صحبه أجمعين و الحمدلله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
KHUTBAH IEDUL
FITRI
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبرالله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر كبيرا, والحمد لله كثيرا,
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً, لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ
وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّجُنْدَهُ, وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ.
لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن
وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ
رَمَضَانَ شَهْر الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَة
لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن،
اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ الْكِرَامِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى
اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن. قال الله فى القرأن الكريم : يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah atas nikmat-ni’mat yang telah diberikan. Sehingga kita dapat berkumpul di
masjid yang berkah ini untuk menunaikan ibadah shalat iedul fitri berjama’ah.
Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw,
Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad
Saw pada hari la yanfau malun wala banun illa man atallaha biqolbin salim.
Khatib berwasiat kepada kaum muslimin, agar bertakwa kepada
Allah dengan sebaik-baiknya taqwa dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan
Muslim dan beriman kepada Allah Swt.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Baru saja kita ditinggal pergi Bulan Ramadhan. Ada perasaan
bahagia bercampur sedih. sedih, karena hari-hari yang penuh dengan rahmat
dan maghfirah serta dilipatgandakannya pahala kebajikan telah meninggalkan
kita semua. Belum tentu tahun depan kita dapat berjumpa kembali dengan bulan
Ramadhan. Kita menyadari betapa banyak kesempatan berharga yang diberikan oleh
Allah swt pada bulan suci Ramadhan kemarin yang masih kita lewatkan sia-sia.
Dan kita juga patut berbahagia, karena kita telah berhasil melewati hari-hari
yang istimewa dengan amalan-amalan yang diperintahkan Allah Swt. Ada rasa
syukur karena kita telah dapat menunaikan puasa Ramadhan tahun ini. Ada harapan
kalau puasa kita diterima disisi Allah Swt. Amin ya Robbal Alamin.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Kita sering menjumpai kenyataan yang berbeda dalam
kemusliman kita. Ada orang yang rajin sembahyang tapi kemungkaran jalan terus.
Ada orang sering berpuasa tapi tidak peka sosial, sama anak yatim cuek, sama
fakir miskin acuh. Ada orang yang sudah berangkat haji tapi sombong, sering
menindas dan berlaku sewenang-wenang. Ada orang sering membantu pembangunan
masjid, sekolah misalnya, tetapi korupsi jalan terus, dan lain sebagainya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Allah swt yang menciptakan manusia, sudah pasti mengerti
tentang manusia. Jika Allah memerintahkan sesuatu pasti ada tujuannya untuk
manusia itu sendiri, tidak sia-sia, Jika Allah memerintahkan shalat pasti ada
tujuannya, jika Allah memerintahkan shodaqoh pasti ada tujuannya, dan Jika
Allah memerintahkan haji pasti ada tujuannya, begitu juga Allah memerintahkan
untuk berpuasa pasti ada tujuannya.
Salah satu tujuan, diperintahkan untuk berpuasa adalah agar
kita menjadi orang yang bertakwa, sebagaimana ayat 183 Surat al-Baqaroh Allah
berfirman :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (al-baqarah 183)
Pertanyaannya adalah, apakah kita
ini sudah menjadi orang yang bertakwa? Jawabannya: Belum tentu! Kalau kita
orang muslim atau orang Islam, itu mungkin?.
Seperti ini, apakah kita semua bisa
bernyanyi? Jawabannya adalah iya. Semua bisa bernyanyi? Tapi apakah kita semua
ini penyanyi? Jawabannya adalah tidak. Karena untuk menjadi penyanyi dibutuhkan
latihan-latihan sehingga ia bisa menjadi penyanyi profesional. Begitu juga
menjadi orang-orang yang muttaqin. Apakah kita bisa menulis? Jawabannya
adalah iya. Tapi apakah kita semua jurnalis? Jawabannya belum tentu.
Kita semua sudah muslim (sudah
menjadi orang islam) untuk mencapai level mu’min saja (orang yang percaya) kita
harus sering banyak latihan-latihan dan pembiasaan-pembiasaan. Contohnya: Iman
atau Percaya kepada Allah saja masih turun naik. Iman atau percaya kepada hari
akhir saja terkadang kita masih sering lupa, bahwa semua amal perbuatan kita
akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.
Nah, puasa ini melatih kita agar
kita menjadi orang-orang yang bertaqwa, kita sedang dikarantina, digembleng
agar kita benar-benar menjadi orang yang bertakwa. Berhasil atau tidaknya kita
melakukan ibadah puasa akan tampak dari ketakwaan kita seusai kita berpuasa.
Jika tidak maka kita hanya menjadi pelaku yang melewati bulan Ramadhan sebagai
rutinitas ritual belaka.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Para ahli tafsir berpendapat bahwa Allah menurunkan banyak
kitab kemuka bumi ini. ma’na kitab-kitab yang Allah turunkan kedunia ini
tercakup dalam satu kitab yaitu al-Qur’an al-Karim. Dan ma’na al-Qur’an
al-Karim tercakup dalam satu surah yaitu surah al-Fatihah yang merupakan ummul
Qur’an.
Seorang Muslim membaca surah al-Fatihah minimal dalam shalat
5 waktu terdapat 17 raka’at, berarti minimal seorang muslim membaca 17 kali
dalam satu hari. Itu belum termasuk shalat sunnah, ketika berdo’a dan lain
sebagainya.
Surah al-Fatihah ini terdiri dari 7 ayat. 5 ayat yang
pertama merupakan ‘atstsana’ yaitu pujian untuk Allah Swt dan 2 ayat yang
terakhir merupakan permohonan hamba kepada Allah swt. Maknanya jika kita
mempunyai hajat/ keinginan maka perbanyaklah memuji Allah dengan berzikir
memperbanyak memyebut ‘asma’nya lantas berdoa.
Apa doa yang terdapat dalam surah al-Fatihah. Doanya adalah:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
‘ihdina” ya Allah tunjukilah kami. Ya Allah berilah kami hidayah (huda).
Allah Swt lantas menjawab permohonan hambanya tersebut di
awal surah al-Baqarah.
الــم
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ هُدَى لِلْمُتَّقِينَ
“Alif laam
miim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan, padanya petunjuk bagi mereka
yang (ingin) bertaqwa.”
Jadi jawaban dari doa kita di dalam surah al-fatihah itu
adalah al-Qur’an al-Karim. Kalau kita memohon hidayah dan petunjuk dari Allah
Swt. Maka Allah Swt menjawab, al-Qur’an merupakan sumber hidayah, al-Qur’an
merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.
Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah
Kalau tujuan dari ibadah puasa adalah mencetak
manusia-manusia bertakwa. Maka Allah Swt menurunkan al-Qur’an kemuka bumi ini
sebagai pedoman bagi orang-orang yang ingin bertakwa.
Yang jadi permasalahan adalah penelitian Lembaga Survei
Indonesia (LSI) bersama Goethe Institute menunjukkan bahwa hanya 10% saja kaum
muslim Indonesia yang selalu menyibukkan dirinya dengan membaca Al Quran.
Memang Islam agama mayoritas di negara kita ini, tapi hanya 10% saja diantara
kita yang dekat kesehariannya dengan al-Qur’an.
Padahal banyak sekali manfaat yang diperoleh dari membaca
al-Qur’an baik duniawi maupun ukhrowi. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ahmad
Al-Qadhi menyimpulkan bahwa al-Qur’an mampu menciptakan ketenangan bathin
(psikologis) dan mereduksi ketegangan-ketengangan saraf (fisiologis). Lebih
dari itu, Dr.Ahmad Al-Qadhi menyatakan bahwa ternyata membaca Al-Quran selepas
Maghrib dan Subuh dapat meningkatkan kecerdasan otak sampai 80 persen. Orang
yang menyibukkan dirinya dengan membaca al-Qur’an akan terhindar dari penyakit
tua yaitu pikun.
Dengan membaca Al-Qur’an seseorang akan mengetahui keruh
hatinya atau tidak. Semakin banyak membaca al-Qur’an maka itu pertanda hatinya
bersih. Tetapi baru satu lembar membaca al-Qur’an sudah gelisah itu pertanda
hati kita sedang keruh dan kotor dengan dosa. Al-Qur’an juga merupakan tanda
kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Kalau seorang penulis buku saja senang jika
bukunya di baca orang, Allah Swt tentu senang jika Kalam-Nya/ Firman-Nya di
baca oleh hamba-hambanya.
Ma’asyrol Mu’minin Rohimakumullah
Mari sama-sama kita intropeksi diri kita masing-masing.
Sudah berapa kali kita mengkhatamkan al-Qur’an pada ramadhan yang lalu atau
mungkin kita belum menyentuh al-Qur’an sama sekali. Padahal bulan Ramadhan
adalah bulan dilipatgandakan semua amal ibadah kita termasuk membaca al-Qur’an.
Semoga kita semua di beri lagi ni’mat sehat dan panjang umur
oleh Allah Swt sehingga kita dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan di
tahun-tahun yang akan datang. Semoga kesucian Ramadhan yang baru saja kita
tinggalkan ini berhasil menyirami kehidupan nyata kita dalam sebelas bulan
kemudian, Jika ditahun berikutnya amal kita lebih buruk, dibanding tahun-tahun
sebelumnya, ada baiknya kita intropeksi diri.
Semoga ibadah yang telah kita kerjakan dengan penuh mujahadah
selama bulan suci ramadhan ini diterima dan dilipatgandakan pahalanya oleh
Allah swt. Amin amin ya rabbal alamin.
بارك الله لي و لكم في القرأن الكريم و نفعني و إياكم بما فيه من الأيات و
الذكر الحكيم وتقبل مني و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم فاستغفروا ربكم انه
كان غفارا
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبرولله الحمد
الحمد لله الذي جعلنا من العائدين و الفائزين
أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له و أشهد ان محمدا عبده و رسوله لا
نبي بعده . اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على اله و أصحابه اجمعين. اما بعد :
فيا عباد الله اتقواالله حق تقاته ولا تموتن الا و أنتم مسلمون.
Ma’asyiral muslimin
Akhirnya dengan kebersihan, ketulusan dan kerendahan hati,
marilah kita bermunajat kepada Allah
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب
العالمين, و الصلاة و السلام على نبينا محمد واله وصحبه اجمعين.
اللهم تــَقــَبــَّلْ صَلاتــَنـَا و صِيَامـَنَا و قِيـَامَنَا و رُ
كـــُوْعَنَـا و سُجُوْدَنــَا. اللهمّ تقبل مِنــَّا صَالـِحَ أَعْمَالـِـنَا,
وَتــَجَاوَزْعـَنَّـاسَيـِّــئاَتـِـنَا, وَزَلاَّتــِنَا, وَتــُبْ عَلَيـْنَا
إِنــَّكَ أَنــْتَ التـــَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. اللهم أَعِدْ عَلَيْنَـا شَهْـرَ
رمضانَ أَعْوَامًا عَــدِ يـــْدَةً, وَأَزْمَانــًا مَدِيْدَة.ً
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا, وَأَصْلِحْ وُلّاَةَ أُمُوْرِ
الْمُسْلِمِيْنَ أَجْمَعِيْنَ, وَوَفِّقْهُمْ جَمِيْعًا لِتَحْكِيْمِ
شَرِيـْعَتـِكَ, وَالْعَمَلِ بِكِتَابِكَ, وَالالْتِزَامِ بِسُنَّةِ نَبِيِّكَ,
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهم بــِرَحْمَتِكَ أَعِزَّ
الإِسْلاَمَ وَالُمسْلمِينَ, اللهم انــْصُرْ إِخْوَانــَـنَا المُجَاهِدِيْنَ على
أَعْدَائِكَ أَعْداءِ الدِّيْنَ.
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa kedua
orangtua kami, dosa saudara–saudara kami, dosa guru–guru kami, juga ampuni dosa
kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada.
Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami ilmu yang bermanfaat,
berilah kami rizki yang halal serta barakah,
Jadikanlah keluarga kami keluarga yang harmonis, keluarga yang sakinah
mawaddah warrahmah, jadikanlah
anak–anak kami anak yang sholeh dan sholehah yang berguna bagi agama, bangsa
dan masyarakat.
.Ya Allah, Engkaulah yang mempunyai petunjuk tentang segala
hal. Dalam semua permasalahan yang kami hadapi, tunjukilah kami jalan yang
benar. Jalan yang dapat menyelesaika masalah-masalah kami dengan sempurna,
bukan jalan yang hanya melahirkan masalah baru. Jangan kembalikan kami ke dalam
kesusahan ya Allah setelah Engkau ringankan beban kami. Karena Engkau Maha
mengetahui kemampuan kami.
Hadirlah ya Allah ditengah ketidakberdayaan kami. Hadirlah
ya Allah ditengah lemahnya kami menghadapi problematika hidup dan kehidupan,
hadirlah ya Allah, disetiap episode kehidupan yang kami jalani. Jangan biarkan
kami berjalan seperti orang buta yang berjalan didalam hutan kegelapan, sebab
tidak ada cahaya dan hidayah dari-Mu.
Ya Allah, kami pasrahkan segala urusan dan peruntukkan nasib
kami kepada-Mu ya Allah. Tidak ada yang mustahil bagi-Mu, tidak ada yang tidak
mungkin dihadapan kuasa-Mu, termasuk penyelesaian masalah-masalah kami, dan
jawaban atas setiap keinginan kami. Engkaulah Allah Tuhan kami. Hidupkanlah ya
Allah, hidupkan iman di dada kami, dikehidupan kami ya Allah.
Ya Allah, jadikanlah
puasa kami sebagai syafa’at/penolong
bagi kami pada hari tidak berguna lagi harta maupun anak, kecuali yang datang
kepada Allah dengan hati yang bersih.
Ya Allah, berilah kami kemampuan untuk tetap taat kepada-Mu
setelah hari raya ini.
Ya Allah ya Tuhan kami, matikanlah kami dalam keadaan
beriman kepada-Mu ya Allah, matikan kami dalam keadaan husnul khotimah,
jangan matikan kami dalam keadaan su’ul khotimah. Masukkanlah kami
kedalam surga-Mu bersama orang–orang yang engkau cintai, jangan masukkan kami
kedalam nerakamu karena kami tidak mampu atas azab-Mu yang maha pedih.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا
تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا
رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ
لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ
الْكَافِرِينَ رَبـَّنــا آتــِـنـَا في
الدُّنــْيَا حَسَنَةً وفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنــَا عَذَابَ النّــَارِ وصلى
الله على سيدنا محمد و على أله و صحبه أجمعين و الحمدلله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
KHUTBAH IEDUL
FITRI
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر 9x ولله الحمد
الله أكبر كبيرا, والحمد لله كثيرا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً
وَّأَصِيْلاً, لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ
عَبْدَهُ, وَأَعَزَّجُنْدَهُ, وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لآإِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ
الْكَافِرُوْن,
أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.
قال الله فى القرأن الكريم: يا ايها
الذين امنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah Swt atas ni’mat yang diberikan kepada kita. Sehingga kita dapat berkumpul
di masjid al-Magfiroh ini untuk menunaikan ibadah shalat iedul fitri secara
berjama’ah.
Shalawat dan salam marilah kita junjungkan kepada nabi
Muhammad Saw, beserta keluarga dan para sahabatnya, tabi’in dan tabiut-tabi’in,
serta kepada siapa saja yang mengikuti jejak mereka sampai hari kiamat. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang dapat
mentauladani akhlak Rasulullah saw, mengamalkan sunnah-sunnahnya, sehingga kita termasuk orang yang diberi
syafaat kelak pada hari tidak berguna lagi harta dan anak kecuali orang-orang
yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Amin ya Rabbal-alamin.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Khatib berwasiat kepada seluruh kaum muslimin yang hadir
pada hari ini, marilah kita sama–sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah
swt dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan beriman, amin ya robbal
alamin
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Baru beberapa saat kita ditinggal pergi Bulan Ramadhan. Ada
perasaan bahagia bercampur sedih. Bahagia, karena kita telah berhasil melewati
hari-hari dibulan suci Ramadhan dengan amalan-amalan yang diperintahkan Allah
Swt. Kita juga bersedih, karena hari-hari yang penuh dengan rahmat dan
maghfirah serta dilipatgandakannya pahala kebajikan telah meninggalkan kita
semua. Belum tentu tahun depan kita masih dapat berjumpa kembali dengan bulan
Ramadhan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Dibulan suci ramadhan ini kita sangat merasakan kedekatan
dengan Allah Swt. Hal itu dikarenakan kita telah melaksanakan perintah–perintah
Allah dengan baik, baik yang sifatnya wajib seperti puasa ramadhan, menunaikan
zakat dan mendirikan shalat lima waktu, maupun yang sifatnya sunnah seperti
shalat witir, tarawih, bersedekah, memperbanyak dzikrullah dan tadarrus
al-Qur’an.
Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab bidayatulhidayah
mengatakan :
إعلم أن أوامر الله تعالى فرائض ونوافل فالفرض هو رأس المال والنفل هو الربح
Yang artinya : “Ketahuilah bahwa perintah Allah swt itu terdiri dari perintah
yang wajib dan perintah yang sunnah. Adapun perintah yang wajib adalah modal
sedangkan perintah yang sunnah adalah
keuntungan.
Maksud imam al-Ghazali: Ibadah wajib jika diumpamakan dengan
perdagangan maka ibadah wajib adalah modal awal ketika ingin berdagang,
sedangkan ibadah sunnah adalah keuntungan yang diperoleh setelah menjalankan
ibadah wajib atau setelah menjalankan modal perdagangan tersebut.
Maka dari itu, semakin banyak ibadah sunnah yang dikerjakan
maka semakin banyak keuntungan yang didapatkan. Semakin sedikit ibadah sunnah
yang dikerjakan maka semakin sedikit pula keuntungan yang didapatkan. Jika
tidak mengerjakan ibadah sunnah sama sekali maka tidak ada keuntungan yang
dapat ia dapatkan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika modalnya
habis atau berkurang. Maksudnya adalah seseorang yang selalu meninggalkan
kewajiban yang Allah perintahkan kepadanya maka modalnya akan habis atau
berkurang. Jika modalnya habis maka tidak mungkin ia mendapatkan keuntungan.
Seseorang tidak mungkin mendapatkan pahala sunnah, tidak mungkin mendapatkan
keuntungan dan derajat disisi Allah swt dengan mengerjakan ibadah sunnah
apabila ibadah wajib ditinggalkan.
Maka dari itu, imam al-ghazali rahimahullah membagi
manusia menjadi 3:
Yang pertama adalah orang yang selamat, yaitu orang yang
hanya mengerjakan ibadah wajib saja. Yang kedua adalah orang yang beruntung,
yaitu orang yang mengerjakan ibadah wajib sekaligus ibadah sunnah dan yang
ketiga adalah orang yang merugi, yaitu orang yang tidak mengerjakan ibadah
wajib.
Dalam kitabnya, imam al-Ghazali melanjutkan: “jika engkau
tidak dapat menjadi orang yang beruntung maka berusahalah agar engkau menjadi
orang yang selamat”.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Rasulullah saw bersabda dalam hadits Qudsi :
ما تقرب إلي المتقربون بمثل أداء ماافترضت عليهم ولا يزال العبد يتقرب إلي
بالنوافل حتى أحبه
Maksud dari hadits ini adalah :
Jika seseorang ingin mendekatkan diri kepada Allah swt maka
kerjakanlah ibadah wajib tetapi jika seseorang ingin lebih dari itu, yaitu
ingin dicintai dan disayang oleh Allah swt maka belumlah cukup hanya dengan
mengerjakan ibadah wajib saja tapi harus juga mengerjakan amalan-amalan sunnah
beserta Adab-adabnya.
Seseorang tidak hanya mengerjakan kewajiban wudhu saja
tetapi menjalankan sunnahnya misalnya dengan membaca do’a sebelum dan sesudah
berwudhu, bahkan setiap basuhan anggota badan ketika berwudhu ada do’anya,
kemudian tidak berbicara saat wudhu dan lain sebagainya.
Adab shalat antara lain,
mengosongkan hati daripada selain Allah, membaca taawudz dan surah
annas sebelum shalat serta memakai baju yang bersih dan sopan.
Adab shadaqah antara lain, meluruskan niat, menyembunyikan
shadaqah, dan mendahulukan kerabat dekat.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Allah swt hanya akan menerima sesuatu yang terbaik yang
diberikan dan dipersembahkan untuknya. Mungkin kita masih ingat cerita, Ketika
Allah swt menerima sesuatu yang dipersembahkan Habil, tapi tidak menerima
sesuatu yang dipersembahkan Qabil.
Qabil dan Habil adalah putranya Nabi Adam AS. Al-Qur’an
mengisahkan keduanya agar menjadi i’tibar dan hikmah bagi orang-orang
mu’min. Habil adalah seorang peternak yang mempunyai peternakan domba,
sedangkan Qabil adalah seorang petani yang memiliki tanaman pertanian. Mereka
berdua diperintahkan berkurban oleh Allah Swt. Kemudian mereka berkurban dengan
harta yang mereka miliki. Habil memilih seekor domba yang paling baik untuk
dijadikan kurban sedangkan Qabil memilih gandum yang terburuk dari hasil
pertaniannya untuk berkurban. Kemudian keduanya menyerahkan harta kurban
masing-masing kepada Allah. Tiba-tiba turunlah api dari langit yang membakar
kurban Habil dan membiarkan kurban Qabil. Itu pertanda kurban Habil diterima
oleh Allah Swt sedangkan Qabil tidak diterima.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Allah menerima kurban Habil, karena Habil
mempersembahkan sesuatu yang terbaik
yang ia miliki. Begitu juga dengan ibadah kita, kalau ingin ibadah kita
diterima disisi Allah swt, maka kita juga harus memberikan ibadah yang terbaik.
Shalat yang terbaik, wudhu yang terbaik, shadaqah yang terbaik, puasa yang
terbaik,
Kalau kita sudah mempersembahkan ibadah yang terbaik,
kemudian ibadah kita diterima disisi Allah swt. Maka Allah swt telah jatuh
cinta kepada kita. Kalau Allah swt sudah cinta kepada kita, maka para malaikat
pun akan cinta kepada kita, kalau para malaikat telah cinta maka para penghuni
langit pun akan cinta kepada kita, kalau penghuni langit telah cinta maka
penghuni bumi pun akan cinta pula kepada kita.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh Radiallahuanhu
bahwa rasulullah saw bersabda :“ Jika Allah sudah cinta kepada
Hamba-Nya, Dia akan berseru kepada Malaikat Jibril : wahai Jibril ...
sesungguhnya Aku telah mencintai fulan bin fulan, maka cintailah dia. Lantas
malaikat Jibril menyerukan seruan Allah ini kepada penghuni langit : wahai penghuni
langit ... sesungguhnya Allah telah mencintai fulan bin fulan, maka cintailah
dia. Lantas para penghuni langit mencintai orang tersebut, lalu orang itu
dicintai pula oleh para penghuni bumi”.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Kalau Allah sudah cinta kepada hamba-Nya, berarti Allah akan
selalu menghendaki kebaikan untuknya, Allah swt akan selalu memberikan
petunjuk-petunjuk-Nya, dan Allah swt akan selalu memberikan kenikmatan serta
rahmat-Nya. Allah pasti akan memberikan rizki kepadanya, baik rizki kesehatan,
harta, keluarga yang sakinah, panjang umur, dan hidup yang barakah, asalkan
kita selalu beribadah kepada Allah dengan sebaik-baik ibadah.
Kalau dicintai oleh para penghuni langit, penghuni langit
nanti akan memohon ampunan dan ampunan,
dan selalu berdo’a dan berdo’a untuknya. Jika penghuni bumi cinta kepada
dirinya, maka orang–orang disekilingnya
akan cinta pula kepadanya dengan kecintaan yang datang dari hati mereka.
Dengan kecintaan dan kerinduan yang dalam, selalu dan selalu ingin bertemu dan
selalu ingin mendo’akannya. Dan tentu ini akan terjadi kepada kita, apabila kita selalu mempersembahkan ibadah
yang terbaik.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Atas dasar itulah, setiap malam penghabisan bulan suci
Ramadhan, Sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahuwajhah sambil
menampakkan wajah yang cemas dan gelisah, serta sambil berlinangan air mata,
beliau berkata : “Ya Allah, dapatkah kiranya aku mengetahui siapakah gerangan
yang sudah pasti diterima amalan ibadah puasanya, agar aku dapat mengucapkan
selamat berbahagia dan selamat beruntung kepadanya. Ya Allah,kemudian siapakah
orang-orang yang bernasib malang, karena tidak diterima puasanya oleh Allah swt
supaya aku dapat menghiburnya?”.
Para shahabat Rasulullah Saw ketika enam bulan selepas
Ramadhan mereka berdoa, “Ya Allah terimalah puasa dan amalan kami dibulan
Ramadhan”. Setengah tahun berikutnya mereka berdoa, “Ya Allah, sampaikan umur
kami hingga kami menjumpai Ramadhan lagi”.
Maasyirol Muslimin Rohimakumullah
Agar ibadah kita menjadi ibadah yang terbaik, nabi Muhammad
saw sebelum sholat mengingatkan para sahabat dengan perkataan “shollu
solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah-olah sholat ini adalah sholat
perpisahan, sholatlah kalian seolah-olah setelah sholat ini kita akan dijemput
oleh malaikat maut untuk meninggalkan dunia selama-lamanya. Dengan demikian
kita akan sholat dengan sekhusyu-khusyunya sholat dan kita akan beribadah
dengan sebaik–baiknya ibadah. Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam
pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang
bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak. Amin amin ya rabbal alamin.
Maasyirol Muslimin Rohimakumullah
Semoga kesucian Ramadhan yang baru saja kita tinggalkan ini
berhasil menyirami kehidupan nyata kita dalam sebelas bulan berikutnya. Jika
ditahun berikutnya amal kita lebih buruk, dibanding tahun-tahun sebelumnya, ada
baiknya kita sama–sama saling intropeksi diri.
Semoga ibadah yang telah kita kerjakan dengan penuh mujahadah
selama bulan suci ramadhan ini diterima disisi Allah swt. Amin amin ya
rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْم
الله أكبر 7X ولله الحمد.
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْر الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَة لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ،
أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا صَادِقُ الْوَعْدِ
الأَمِيْن،
اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِهِوَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا، اما بعد :
فيا عباد الله اتقواالله حق تقاته
ولا تموتن الا و أنتم مسلمون.
قال الله تعالى فى القرأن الكريم.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم. إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ
اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ.
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و الموءمنين و الموءمنات الأحياء منهم و
الأموات, انك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضي الحاجات.
اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ
الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ
وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا
فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa kedua
orangtua kami, dosa saudara–saudara kami, dosa guru–guru kami, juga ampuni dosa
kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada.
Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami ilmu yang bermanfaat,
berilah kami rizki yang halal serta barakah, Jadikanlah keluarga kami keluarga
yang sakinah mawaddah warrahmah,
jadikanlah anak–anak kami anak yang sholeh dan sholehah yang berguna
bagi agama, bangsa dan masyarakat.
Ya Allah, jadikanlah
puasa kami sebagai syafa’at/penolong
bagi kami pada hari tidak berguna lagi harta maupun anak, kecuali yang datang
kepada Allah dengan hati yang bersih.
Ya Allah, berilah kami kemampuan untuk tetap taat kepada-Mu
setelah hari raya ini.Ya Allah Jadikanlah kami termasuk orang yang tidak
melupakan-Mu sekejap mata pun, tidak pula melengahkan-Mu sedikitpun, dan tidak
termasuk orang yang selalu mengundur-undur waktu untuk mendekatkan diri
kepada-Mu ya Allah.
Ya Allah ya Tuhan kami, matikanlah kami dalam keadaan
beriman kepada-Mu ya Allah, matikan kami dalam keadaan husnul khotimah,
jangan matikan kami dalam keadaan su’ul khotimah. Masukkanlah kami
kedalam surga-Mu bersama orang–orang yang engkau cintai, jangan masukkan kami
kedalam nerakamu karena kami tidak mampu atas azab-Mu yang maha pedih.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا
تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا
رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ
لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبـَّنــا آتــِـنـَا في الدُّنــْيَا حَسَنَةً وفي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنــَا عَذَابَ النّــَارِ
وصلى الله على سيدنا محمد و على أله و صحبه أجمعين
و الحمدلله رب العالمين والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
KHUTBAH IEDUL ADHA
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله(9) أكبر
كبيرا, والحمد لله كثيرا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً, لآإِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّجُنْدَهُ,
وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ
إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَأَمَّا بَعْدُ:
فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ
فَازَ الْمُتَّقُوْن
Maasyirol Muslimin
Rohimakumullah. Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah Swt atas segala ni’mat yang telah diberikan sehingga kita dapat berkumpul
dimasjid yang mulia ini. Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada nabi
Muhammad Saw, beserta keluarga dan para sahabatnya, tabi’in dan tabiit-tabi’in,
serta kepada siapa saja yang mengikuti jejak mereka sampai hari kiamat.
Mudah-mudahan kita termasuk orang yang dapat mentauladani akhlak Rasulullah
saw, mengamalkan sunnah-sunnahnya,
sehingga kita termasuk orang yang diberi syafaat kelak pada hari tidak
berguna lagi harta dan anak kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan
hati yang bersih. Amin yra
Maasyirol Muslimin
Rohimakumullah. Khatib berwasiat kepada seluruh kaum muslimin yang hadir
pada hari ini, marilah kita sama-sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt
dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan beriman kepada Allah swt, amin
yra
Maasyirol Muslimin
Rohimakumullah. Hari ini adalah yang mulia, hari penuh keteladanan dan
pengorbanan dari satu keluarga mulia, yaitu keluarga Nabiyullah Ibrahim As,
beserta anak dan istrinya. Keteladanan dan pengorbanan itu dapat kita saksikan
melalui ibadah yang saat ini dikerjakan oleh kaum muslimin seluruh dunia yaitu
ibadah qurban dan ibadah haji. Kesabaran nabiyullah ibrahim As ketika
mendapatkan ujian dari Allah Swt karena tidak kunjung mendapatkan seorang
putra, kemudian setelah berdoa dan berusaha, akhirnya ia diberi seorang putra
yang bernama Ismail As, tetapi ketika Ismail As sudah beranjak dewasa, dan
Ibrahim As semakin mencintainya, Allah Swt menginginkan kembali pemberiannya
itu, akhirnya melalui proses yang yang panjang, semua keluarga ikhlas untuk
melepas Ismail As, kemudian Allah swt
menyuruh menggantinya dengan seekor kambing, dan bahkan setelah itu
Allah swt menambahkan rizki kepada Ibrahim yang telah berhasil melewati ujian
dari Allah Swt dengan memberikan seorang putra yang bernama Ishak As.
Maasyirol Muslimin
Rohimakumullah. Ujian dan musibah bisa saja terjadi
kepada setiap orang, terlepas dia itu soleh atau tidak, muslim atau tidak, tua
ataupun muda. Bahkan Nabi Muhammad Saw yang merupakan makhluk yang paling
dicintai oleh Allah swt-pun mendapatkan ujian, cobaan, musibah yang datangnya
silih berganti.
Sebagaimana kita ketahui,
bahwa nabi Muhammad Saw terlahir dalam keadaan yatim, bapaknya meninggal dunia
ketika nabi berumur 6 bulan dikandungan. Setelah itu nabi ditinggalkan oleh
ibunya untuk selama-lamanya ketika nabi berumur 6 tahun. Ini adalah ujian yang
berat kepada Nabi Muhammad Saw bagaimana
kalau ini terjadi kepada kita (wal’iyazu billah).. Kemudian setelah itu
Nabi di titipkan kepada kakeknya. Ketika Nabi sudah sangat dekat dengan kakek
yang dicintainya, kakeknya meninggal dunia, saat itu nabi berumur 8 tahun.
Kemudian nabi dititipkan kembali kepada pamannya yang bernama Abu thalib,
kebetulan diantara paman-paman nabi yang hidupnya paling sederhana adalah Abu
thalib, sehingga mengharuskan kepada nabi untuk membantunya dengan
mengembalakan hewan ternak kepunyaan penduduk Makkah untuk mendapatkan upah.
Belum lagi, nabi
ditinggal mati oleh anak anak yang dicintainya. Karena seluruh keturunan Nabi
Muhammad meninggal dunia pada saat Nabi masih hidup kecuali satu orang saja
yaitu Fatimah Azzahra. Anak laki pertamanya yang bernama Qasim,
meninggal ketika usianya mencapai 2 tahun. Kemudian Anak lakinya Abdullah
meninggal ketika usianya 1 tahun, dan anak lakinya Ibrahim meninggal
ketika berusia 1 tahun 10 bulan. Ini merupakan musibah yang sangat besar untuk
nabi Muhammad saw. Seorang ayah yang menanti-nanti keturunan dari seorang istri
yang mengandung selama 9 bulan, akhirnya anak-anak itu dipanggil oleh allah swt
pada usia yang masing sangat belia.
Belum lagi anak perempuan
Nabi Muhammad saw, yang Zainab,
Ruqayyah dan Ummu kulsum, mereka semua meninggal dunia setelah beranjak
dewasa dan setelah melangsungkan perkawinan. Mereka semua meninggal dunia, kala
Nabi Muhammad saw masih hidup dan menyaksikan kematian mereka semua. Bagaimana
kalau ini terjadi kepada kita sebagai seorang ayah yang menyaksikan langsung
kematian anak-anaknya. Ditinggal mati oleh satu anak saja seakan akan kita
tidak sanggup menghadapinya, sedangkan Rasulullah Saw, 6 anaknya dimatikan oleh
Allah swt kala Nabi masih hidup. Itu adalah ujian untuk nabi akhir zaman, ujian
kepada nabi yang walaupun ditimpa musibah tetap totalitas keimanannya terjaga
kepada Allah swt.
Maka dari itu nabi sering
diolok-olok oleh orang kafir dengan sebutan ‘abtar’ yaitu orang yang
terputus keturunannya. Karena seluruh anak laki-laki nabi Muhammad meninggal
pada usia yang masih sangat belia sedangkan waktu itu seorang anak laki-laki
menjadi kebanggaaan keluarga pada masa jahiliyyah. Karena nabi sering
diolok-olok oleh orang kafir, maka nabi
Muhammad menjadi sedih, sehingga turunlah surat al-kautsar yang juga merupakan
syariat untuk melakukan shalat dan berkurban terutama pada hari iedul adha dan
hari tasyriq nanti. Allah Swt berfirman: bismillahirohmanirohim;
إنا أعطينك الكوثر فصل لربك وانحر إن شانئك هو الأ بتر
Yang artinya : (1)Sungguh,
kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak, (2) maka laksanakanlah
shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah, (3) Sungguh, orang-orang yang
membencimu justru dialah yang abtar’ (karena)
terputus (dari rahmat Allah swt)
Di dalam surat ini :
Allah swt memberi semangat, motivasi
kepada Nabi Muhammad saw yang sering ditimpa musibah, yang pertama,
wahai Muhammad walaupun engkau sering
ditimpa musibah, ingatlah bahwa engkau juga telah banyak mendapatkan nikmat
dari Allah swt. Yang kedua, maka dari itu walaupun engkau ditimpa musibah
tetaplah engkau mendirikan shalat dan berkurban sebagai rasa syukur kepada
Allah swt. Dan ayat terakhir, Allah Swt
memberi semangat kepada nabi Muhammad saw. Wahai nabi biarlah mereka
mengolok–olokmu dengan perkataan ‘abtar’ karena justru yang ‘abtar’
adalah mereka semua, karena mereka semua telah terputus dari rahmat Allah swt.
Ma’asyirol muslimin
Rohimakumullah
Ibadah kedua yang dapat
dipetik dari perjalanan tauladan kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya adalah
ibadah haji. Melalui ibadah haji kita dapat melihat jutaan manusia, dari suku
bangsa, etnis, budaya dan negara yang berbeda-beda. Mereka datang ketanah suci
hanya untuk mengagungkan nama Allah swt.
Bahwa Seluruh amalan ibadah haji dari mulai thawaf, sa’i,
wukuf di arafah, mabit di mudzdalifah dan di mina, dan ketika melontar jumroh,
yang diucapkan jama’ah haji kala itu hanya dzikir dan dzikir untuk mengagungkan
nama Allah swt.
Ketika thawaf dan sa’i, para jama’ah mengucapkan “subhanallah
walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar”. Ketika wukuf di Arafah,
jutaan jama’ah secara serentak memanggil nama Allah Swt, seakan-akan langit
bergetar mendengarkan Asma Allah
yang dikumadangkan kala itu. Apalagi kala mereka menangis, bertaubat, meratapi
kesalahan-kesalahan masa lalu mereka, sambil duduk bersimpuh yang terdengar
dari mulut-mulut mereka hanya asma allah, allah, allah, allah. La
ilahaillah allahakbar. Pada saat itulah,
Allah Swt membanggakan manusia dihadapan para malaikat.
Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah. Haji merupakan
perjalanan seorang hamba untuk lebih dekat mengenal Allah Swt. Karena mengenal
Allah atau beribadah kepada Allah Swt
itu adalah tujuan hidup yang utama dari seorang muslim.
Maka dari itu, tujuan itulah yang seharusnya menjadi tujuan
utama dalam kehidupaan kita sehari-hari. Tujuan ketika beribadah, ketika
bekerja bahkan ketika belajar.
Ketika belajar misalnya, jadikan tujuan itu di atas segala
itu tujuan. Baik tujuan pribadi, tujuan sekolah maupun tujuan nasional
pendidikan. Karena pada hakikatnya manusia diciptakan untuk beribadah kepada
Allah Swt.
Jadi di dalam Islam, pendidikan yang baik adalah pendidikan
yang mampu mengantarkan lulusannya menjadi manusia yang mengenal Allah
Swt. Didalam pendidikan Islam, bagaimana
kurikulumnya, pendidiknya, sarananya, kegiatan sekolahnya ditujukan untuk
mengenalkan siswa kepada penciptanya yaitu Allah Swt.
Sehingga nanti diharapkan tidak lagi ada tawuran antar
pelajar, antar mahasiswa, tidak lagi mereka saling bunuh membunuh padahal
mereka sama-sama orang Islam. ajarkan mereka sholat dhuha sebelum berangkat
sekolah memohon kepada Allah untuk dimudahkan dalam segala urusannya, ajarkan
mereka shalat tahajud memohon kepada Allah agar diselesaikan semua
masalah-masalahnya bukan justru malah curhat melalui facebook maupun twiter.
Ajarkan anak-anak kita al-Qur’an sejak dini, ajarkan
anak-anak kita zikir setelah shalat fardhu, semua itu untuk tujuan yang utama
yaitu mengenal dan beribadah kepada Allah Swt.
Dengan demikian, mudah-mudahan diri kita, anak-anak dan
keluarga kita memiliki keimanan yang kuat dikarenakan telah telah mengenal
Allah swt dan juga berhati lembut karena hatinya selalu disirami dengan dzikir
kepada Allah Swt, sehingga menjadi generasi yang natinya dapat berguna bagi
dirinya, keluarganya, masyarakat dan bangsanya, amin yra
Allahuakbar 3 x
walillahilhamd, Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah
Dihari bahagia ini, mudah-mudahan Allah swt menerima dan
melipatgandakan seluruh amal ibadah dan kebaikan yang telah kita perbuat,
semoga Allah swt menerima puasa Sunnah yang telah kita kerjakan dan Semoga
Allah swt senantiasa memberikan kemuliaan kepada mereka yang berkurban pada
hari ini dengan derajat yang mulia disisi Allah swt. Amin.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ،
ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم و تقبل منى و منكم تلاوته انه هو
السميع العليم ، أقول قولي هذا فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
الله أكبر الله أكبر الله أكبر (7) الله أكبرولله الحمدالحمد لله أشهد ان لا
اله الا و أشهد ان محمدا عبده و رسوله. اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على اله و
أصحابه اجمعين. اما بعد
فيا عباد الله اتقواالله حق تقاته ولا
تموتن الا و أنتم مسلمون.
Ma’asyiral muslimin Akhirnya dengan ketulusan
dan kerendahan hati, marilah kita bermunajat kepada Allah
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين, و الصلاة و السلام على
نبينا محمد واله وصحبه اجمعين.
اللهم تــَقــَبــَّلْ صَلاتــَنـَا و
صِيَامـَنَا و قِيـَامَنَا و رُ كـــُوْعَنَـا و سُجُوْدَنــَا. اللهمّ تقبل
مِنــَّا صَالـِحَ أَعْمَالـِـنَا, وَتــَجَاوَزْعـَنَّـاسَيـِّــئاَتـِـنَا,
وَزَلاَّتــِنَا, وَتــُبْ عَلَيـْنَا إِنــَّكَ أَنــْتَ التـــَّوَّابُ
الرَّحِيْمُ .اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا, وَأَصْلِحْ وُلّاَةَ أُمُوْرِ
الْمُسْلِمِيْنَ أَجْمَعِيْنَ, وَوَفِّقْهُمْ جَمِيْعًا لِتَحْكِيْمِ
شَرِيـْعَتـِكَ, وَالْعَمَلِ بِكِتَابِكَ, وَالالْتِزَامِ بِسُنَّةِ نَبِيِّكَ,
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa kedua
orangtua kami, dosa saudara–saudara kami, dosa guru–guru kami, juga ampuni dosa
kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada.
Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami ilmu yang bermanfaat,
berilah kami rizki yang halal serta barakah,
Jadikanlah keluarga kami keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah, jadikanlah anak–anak kami anak yang sholeh
dan sholehah yang berguna bagi agama, bangsa dan masyarakat.
Ya Allah Jadikanlah kami termasuk orang yang tidak
melupakan-Mu sekejap mata pun, tidak pula melengahkan-Mu sedikitpun, dan tidak
termasuk orang yang selalu mengundur-undur waktu untuk mendekatkan diri
kepada-Mu ya Allah.
Ya Allah ya Tuhan kami, matikanlah kami dalam keadaan
beriman kepada-Mu ya Allah, matikan kami dalam keadaan husnul khotimah,
jangan matikan kami dalam keadaan su’ul khotimah. Masukkanlah kami
kedalam surga-Mu bersama orang–orang yang engkau cintai, jangan masukkan kami
kedalam nerakamu karena kami tidak mampu atas azab-Mu yang maha pedih.
رَبـَّنــا آتــِـنـَا في الدُّنــْيَا
حَسَنَةً وفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنــَا عَذَابَ النّــَارِ وصلى الله على
سيدنا محمد و على أله و صحبه أجمعين و الحمدلله رب العالمين والسلام عليكم ورحمة
الله وبركاته
KHUTBAH IEDUL ADHA
الله أكبر…9 x
الله أكبر كبيرا, والحمد
لله كثيرا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً, لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّجُنْدَهُ, وَهَزَمَ
الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ
مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ.
الحمد لله الذي امرنا ان
ننظر انفسنا ما قدمت لغد اشهد ان لا إله إلا الله هدى من شاء إلى دين الله الصمد و
أشهد أن محمدا عبده و رسوله خير داع لمصالح العباد فصلوات الله و سلامه على النبي
المصطفى أرسله إلى دار الرشاد وعلى أله و أصحابه ومن تبعه بإحسان للإعتماد ( أما
بعد) فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ
فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.
Ma’asyirol Muslimin
Rohimakumullah
Pagi ini, dikumandangkan takbir,
tahmid dan tahlil untuk mengagungkan Allah swt. Kaum Muslimin
berduyun-duyun bersama sanak keluarga dan handai tolannya mendatangi lapangan
dan masjid-masjid untuk melaksanakan Shalat Iedul Adha, termasuk kita yang
berada di lingkungan Pondok Pesantren Al-Manar Azhari ini.
Hari ini adalah hari yang
sangat mulia, hari keteladanan dan perjuangan penuh pengorbanan dari satu
keluarga mulia, keluarga nabiyallah Ibrahin AS, beserta anak dan
istrinya. Melalui Ibadah haji dankurban, kita dapat melihat, memahami dan
mengambil pelajaran bagaimana Nabi Ibrahim AS dan keluarganya mampu
mengaktualisasikan nilai – nilai kesabaran atas ujian dari Allah untuk mereka
dan mampu jugasetelah itu mengaktualisasikan nilai nilai keimanan secara
totalitas kepada Allah swt.
Ma’asyirol Muslimin
Rohimakumullah
Karena bukan kita saja
atau bangsa ini saja yang diuji oleh Allah swt, Nabi Muhammad pun, yang
merupakan Nabi akhir zaman, makhluk yang paling dicintai oleh Allah swt,
mendapatkan ujian, cobaan, musibah yang datang silih berganti.
Sebagaimana kita ketahui,
nabi terlahir dalam keadaan yatim, bapaknya meninggal dunia ketika nabi berumur
6 bulan dikandungan. Setelah itu nabi ditinggalkan oleh ibunya untuk selamanya
ketika nabi berumur 6 tahun. Coba kita bayangkan ujian yang diterima oleh Nabi
Muhammad Saw. Kemudian Nabi di titipkan kepada kakeknya. Ketika Nabi sudah
sangat dekat dengan kakekyang dicintainya, kakeknya meninggal dunia, saat itu
nabi berumur 8 tahun (Seumuran dengan anak kelas 2 SD saat ini). Kemudian nabi
dititipkan kembali kepada pamannya yang bernama Abu thalib, kebetulan diantara
paman-paman nabi yang hidupnya paling sederhana adalah Abu thalib, sehingga
nabi membantunya dengan mengembalakan kambing kepunyaan penduduk Makkah untuk
mendapatkan upah.
Nabi dari kecil sudah
mendapatkan ujian dari Allah swt sehingga ketika Nabi menjadi pemimpin agama
dan negara, nabi sudah sangat kuat untuk menghadapi ujian – ujian yang lain.
Belum lagi, nabi
ditinggal mati oleh anak anak yang dicintainya. Kala itu nabi masih menjadi
ayah muda. Karena anak keturunan nabi seluruhnya meninggal sebelum nabi wafat
kecuali satu yaitu Fatimah azzahra. Anak laki pertamanya yang bernama Qasim,
meninggal ketika usianya mencapai 2 tahun. Kemudian Anak lakinya Abdullah
meninggal ketika usianya 1 tahun, dan anak lakinya Ibrahim meninggal ketika
berusia 1 tahun 10 bulan. Ini merupakan musibah yang sangat besar untuk nabi
Muhammad saw, bagaimana kalau musibah ini terjadi kepada kita, (waliyazu
billah). Seorang ayah yang menanti-nanti keturunan dari seorang ibu yang
mengandung selama 9 bulan, akhirnya anak – anak itu dipanggil oleh allah swt
pada usia yang masing sangat belia.
Belum lagi anak perempuan
Nabi Muhammad saw, Zainab, Ruqayyah dan Ummu kulsum, mereka semua meninggal
dunia setelah beranjak dewasa dan setelah melangsungkan perkawinan. Mereka
semua meninggal dunia, kala Nabi Muhammad saw masih hidup dan menyaksikan kematian
mereka semua. Bagaimana kalau ini terjadi kepada kita sebagai seorang ayah yang
menyaksikan langsung kematian anak – anaknya. Ditinggal mati oleh satu anak
saja seakan akan kita tidak sanggup menghadapinya, sedangkan Rasulullah, 6
anaknya dimatikan oleh Allah swt kala Nabi masih hidup.
Itu adalah ujian untuk
nabi akhir zaman, ujian kepada nabi yang walaupun ditimpa musibah tetap
totalitas keimannanya terjaga kepada Allah swt.
Belum lagi olok – olokan
dari orang-orang yang membenci nabi dengan sebutan ‘al-abtar’ yang artinya
adalah orang yang terputus keturunan. Karena pada zaman jahiliyyah seorang yang
memiliki keturunan terutama anak laki – laki, sangat dibanggakan sekali. Sedangkan
seluruh anak laki nabi meninggal ketika masih kecil. Maka dari itu, karena nabi
sering diolok – olok, turunlah surat al-kautsar yang juga merupakan syariat
untuk melakukan shalat dan berkurban terutama pada iedul adha dan hari tasyriq
nanti.
إنا أعطينك الكوثر فصل لربك وانحر إن شانئك هو الأ بتر
(1)Sungguh, kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak,
(2) maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah, (3) Sungguh,
orang – orang yang membencimu justru dialah yang ‘al-abtar’ terputus
(dari rahmat Allah swt)
Allah swt memberi
semangat kepada Nabi Muhammad saw yang sering ditimpa musibah, yang pertama,
wahai Muhammad walaupun engkau sering
ditimpa musibah, ingatlah bahwa engkau juga telah banyak mendapatkan nikmat
dari Allah swt. Yang kedua, maka dari itu walaupun engkau ditimpa musibah
tetaplah engkau mendirikan shalat dan berkurban sebagai rasa syukur kepada
Allah swt. Dan ayat terakhir, Allah memberi semangat kepada nabi Muhammad saw.
Wahai nabi biarlah mereka mengolok – olokmu dengan perkataan ‘al-abtar’
karena justru yang ‘al-abtar’ adalah mereka semua, mereka semua terputus
dari rahmat Allah swt.
Ma’asyirol Muslimin
Rohimakumullah
Indonesia saat ini sedang
banyak di timpa musibah. Musibah bisa saja terjadi
pada setiap orang, terlepas dia itu soleh atau tidak, muslim atau tidak, tua
ataupun muda. Islam mengajarkan agar kita mengambil hikmah dari setiap musibah
yang menimpa. Terlepas apakah musibah itu kecil atau besar.
Ada beberapa hal yang bisa diambil hikmahnya dari musibah yang terjadi,
antara lain sebagai berikut.
Pertama, bagi setiap Muslim yang soleh,
musibah ditujukan untuk menguji keimanannya (Baca; QS. 29: 2-3). Sebab, seorang
yang mengaku sudah beriman kepada Allah belum tentu sungguh-sungguh beriman.
Karenanya, Allah perlu menguji mereka yang mengaku beriman dengan musibah.
Jika mereka tetap sabar dan istiqamah di jalan Allah, berarti mereka
itulah orang yang sungguh-sungguh beriman dan Allah akan menaikkan derajatnya
sekaligus menghapus sebagian dosa-dosanya melalui musibah itu. Mereka akan
mendapat kabar gembira berupa surga dan kenikmatan-kenikmatan yang ada di
dalamnya. (Baca; QS. 41:30).
Kedua, bagi setiap Muslim musibah bisa pula
sebagai peringatan agar mereka mau kembali ke jalan yang benar (Baca; QS.
30:41).
Dalam hadis riwayat Al-Hakim dijelaskan, apabila umat manusia melakukan
berbagai kemungkaran dan kemaksiatan maka akan datang kepada mereka bencana
berupa gempa bumi, dan penyakit-penyakit yang berbahaya lainnya.
Ketiga, musibah juga berarti peringatan dari
Allah bahwa sesungguhnya manusia adalah makhluk yang sangat lemah di hadapan
Allah. Kesadaran ini perlu terus ditumbuhkan karena manusia berkecenderungan
merasa paling kuat, paling besar, dan paling berguna sehingga mudah untuk
sombong.
Kesombongan inilah yang menyebabkan kita sering menolak kebenaran dan
meremehkan orang lain. Firman Allah SWT, ''Dan janganlah kamu berjalan di muka
bumi dengan sombong” (Baca; QS. 17: 37).
Keempat, terkadang dengan musibah-musibah
tersebut Allah SWT ingin mengambil sebagian hamba-Nya sebagai syuhada.
Sekalipun Dia mengutuk manusia dengan bencana, tetapi orang-orang mukmin yang
ikut terkena musibah jika bersabar akan mendapat pahala besar. Sebaliknya, bagi
yang meninggal dunia mereka adalah syuhada. (Baca; QS. 3: 140).
Kelima, bagi orang-orang yang ingkar dan tidak
beriman, musibah tidak lain adalah azab atau siksaan yang ia peroleh di dunia
ini. Sesungguhnya musibah tersebut sebagian yang sangat kecil dari siksa
akhirat yang didahulukan Allah SWT di muka bumi ini bagi mereka. Azab itu
sendiri terjadi ketika manusia yang ada membiarkan berbagai kemaksiatan dan
kemungkaran terjadi di sekitarnya tanpa peduli. Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.
mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya manusia jika
mereka melihat orang yang berbuat zholim dan tidak mencegahnya, maka telah
dekatlah azab Allah yang akan menimpa mereka seluruhnya." (HR At-Tirmidzi)
Keenam, Allah ingin menguji kesalehan sosial
para hamba-Nya yang tidak terkena musibah, apakah mereka terketuk hatinya untuk
membantu saudara-saudara mereka yang sedang menderita atau tidak. Didalam
hadits disebutkan: ''Perumpamaan
orang mukmin terhadap orang mukmin yang lain adalah seperti satu tubuh, jika
salah satu anggota badan sakit maka seluruh jasad ikut merasakan sakit hingga
merasa demam.'' (HR Bukhari dan Muslim).
Ketujuh (atau yang terakhir) musibah alam
misalnya tsunami dan gempa bumi sesungguhnya cara Allah untuk menunjukkan
tanda-tanda kiamat sehingga memperkuat keyakinan bahwa hari kiamat pasti akan
terjadi (Baca; QS. 56:1-7). Ini agar umat manusia sadar akan adanya kehidupan
hakiki di hari akhir, lalu mereka mau berjuang membela kebenaran di muka bumi
untuk kebahagiaan di hari akhir nanti.
Semoga musibah-musibah yang datang silih berganti mengunjungi bangsa ini
bisa menjadi sebuah wasilah (jalan) bagi kita untuk lebih yakin kepada
keagungan dan kemahabesaran Allah SWT.
Selain itu semoga musibah ini bisa menjadikan diri kita agar lebih sadar
dan menyadari bahwa kita (setiap manusia) adalah makhluk lemah dihadapan Allah
swt.
بارك الله لي و لكم في القرأن الكريم و نفعني و إياكم بما فيه من الأيات و
الذكر الحكيم وتقبل مني و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم
الله أكبر…X7
الحمد لله الذي جعل الليل و النهار خلفة لمن اراد ان يذكر او اراد شكورا أشهد
ان لا اله الا الله وحده لا شريك له و أشهد ان محمدا عبده و رسوله لا نبي بعده .
اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على اله و أصحابه اجمعين. اما بعد : فيا عباد الله اتقواالله حق تقاته ولا تموتن
الا و أنتم مسلمون.
الحمد لله رب العالمين, و الصلاة و السلام على نبينا محمد واله وصحبه اجمعين.
Ya Allah, Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami memohon syafaat
(pertolongan) dari Nabi dan Rasul-Mu Muhammad SAW pada hari dimana harta benda
dan anak tidak dapat memberi pertolongan sesuatu apapun.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, hati
yang khusuk, lidah yang selalu menyebut nama-Mu, rizki yang luas, halal dan
baik, serta perbuatan amal shaleh yang diterima disisi-Mu yang Allah.
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa kedua
orangtua kami, dosa saudara – saudara kami, dosa guru – guru kami, juga dosa
orang mukmin dan mukminat, muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup atau
pun yang telah tiada.
Ya Allah, andaikata bala bencana yang menimpa diri kami,
negeri kami, karena perbuatan maksiat yang kami perbuat, jadikanlah saat ini
saat ampunan, ya Allah.
Ampuni sebusuk apapun diri kami, ampuni sebanyak apapun dosa
yang kami perbuat. Ampuni segelap apapun masa lalu kami, ampuni senista apapun
aib–aib kami yang kami sembunyikan selama ini, ya Allah.
Ya Allah, ampuni jika selama ini kami mendustakan-Mu,
meremehkan keagungan-Mu, melupakan kasih sayang-Mu, ampuni jika nikmat yang Kau
berikan kepada kami, kami gunakan untuk berkhianat kepada-Mu ya Allah. Ampuni
jikalau kami begitu sombong kepada-Mu, ampuni amal-amal ibadah kami yang amat
jarang ini ya Allah. Shalat kami yang hampir tiada khusuk, ampuni sedekah kami
yang amat kikir, ya Allah. Ampuni kezaliman kami kepada anak-anak kami ya
Allah, ampuni kezaliman kami kepada orangtua kami Ya Allah.
Ya Allah, ampuni jika ada orang terhina dan tersesat karena
lisan atau perbuatan kami. Ampuni andaikan ada harta haram, makanan haram, yang
melekat pada tubuh kami ya Allah.
Ya Allah, Matikan kami dalam keadaan beriman ya Allah,
matikan kami dalam keadaaan muslim ya Allah dan
matikan kami dalam keadaan husnul khotimah, dan jangan matikan kami
dalam keadaan su’ulkhotimah ya Allah. Masukkan kami kedalam surgamu ya Allah,
jangan masukkan kami kedalam nerakamu ya Allah, sesungguhnya kami sangat takut
ya Allah atas siksa api neraka. Kami sangat takut ya Allah atas adzabmu ya
Allah. Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami Ya Allah.
اللهم تــَقــَبــَّلْ
صَلاتــَنـَا, اللهم تقبل صِيَامـَنَا, اللهم تقبل قِيـَامَنَا, اللهم تقبل رُ
كـــُوْعَنَـا, اللهم تقبل سُجُوْدَنــَا. اللهمّ تقبل مِنــَّّا صَالـِحَ
أَعْمَالـِـنَا, وَتــَجَاوَزْعـَنَّـاسَيـِّــئاَتـِـنَا, وَزَلاَّتــِنَا,
وَتــُبْ عَلَيـْنَا إِنــَّكَ أَنــْتَ التـــَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
اللهم اقْسِمْ لَنـَا مِنْ
خَشْيَتـِكَ مَا تــَحُوْلُ بــِهِ بـَيْنــَنَا وَبـــَيـْنَ مَعْصِيَتـِكَ،
وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلـِّـغـُنـَا بــِـهِ جَنّـَتــَكَ، ومن اليَـقـِـيْنِ
مَا تــُهـَـوِّنُ بــِهِ عَلَـيْنـَا مَصَائـِبَ الدُّنـــْيَا، اللهم مَتــِـّـعْنـَا
بــِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنــَا وَقُوَّاتــِنَا مَا أَحْيَيْتـَنَا،
وَاجْعَلْهُ الوَارِثَ مِنـَّـا،
وَاجْعَلْ ثــَأْرَنـــَا على مَنْ
ظَلَمـَنـَا, وَانــْصُرْنــَا على مَنْ عَادَانــَا، وَلاَ تـَجْعَلْ
مُصِيْبَتــََنـَا في دِيــْنِنـَا، ولا تجعل الدنيا أَكْبـَرَ هَمِّنـَا وَلاَ
مَبـْلَـغ َ عِلْمِنــَا, ولا تُسلِّطْ عَلَيْنـَا بــِذُنــُوْبــِنـَا مَنْ لاَ
يـَخَافُكَ وَلاَ يَــرْحَمُنـَا.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ ذُ
نُـــــوْبَنَا وَاسْتــُُرْ عُيُوْبَنَا وَأََصْلِحْ أََوْلاَدنَــَا
وَأََصْلِحْْ بَنَاتِنَا وَنِسَاءَنَــَا, وَوَفِّقْهُمْ جَمِيْعاً لِمَا
تُحِبُّهُ وَتَرْضَى.
اَللَّهُمَّ َأََصْلِحْ
أَئِمَّتَنَا, وَأََصْلِحْ وُلّاَةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ أََجْمَعِيْنَ,
وَوَفِّقْهُمْ جَمِيْعًا لِتَحْكِيْمِ شَرِيـْعَتـِكَ, وَالْعَمَلِ بِكِتَابِكَ,
وَالالْتِزَامِ بِسُنَّةِ نَبِيِّكَ, بِرَحْمَتِكَ يَا أََرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللهم بــِرَحْمَتِكَ
أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالُمسْلمِينَ, اللهم احْفَظْ الإِسْلاَمَ وَأَهْلَهُ في
كُلِّ مَكَانٍ
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا
إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا
حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا
طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا
فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ .رَبـَّنــا آتــِـنـَا في
الدُّنــْيَا حَسَنَةً وفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنــَا عَذَابَ النّــَارِ.
والحمد لله رب العلمين
KHUTBAH IEDUL
ADHA
Kaum Muslimin Rohimakumullah
Pada pagi hari yang berbahagia ini marilah kita panjatkan
puji dan syukur kehadirat Allah swt seraya mengagungkan Asma-Nya dengan
kalimat-kalimat thoyyibah, Allah Akbar 3x Lailaha illah Allahuakbar Walillahilhamdu.
Shalawat dan salam tak lupa kita sampaikan kepada manusia
agung pilihan Tuhan untuk menjadi teladan dan panutan kita semua yaitu Nabi
besar Muhammad saw. Mudah-mudahan kita semua dengan segala kemampuan yang ada,
dapat meneladani sunnah sunnahnya. Amin ya rabbalalamin.
Allahuakbar 3X walillahilhamd, Kaum Muslimin Rohimakumullah
Hari ini adalah hari yang sangat mulia, hari keteladanan dan
perjuangan penuh pengorbanan dari satu keluarga mulia, keluarga nabiyallah
Ibrahin AS, beserta anak dan istrinya. Melalui Ibadah haji dank urban, kita
dapat melihat, memahami dan mengambil pelajaran bagaimana Nabi Ibrahim AS dan
keluarganya mampu mengaktualisasikan nilai – nilai kesabaran atas ujian dari
Allah untuk mereka dan mampu juga mengaktualisasikan nilai nilai keimanan
secara totalitas kepada Allah swt.
Allahuakbar 3x walilahilhamd, Kaum Muslimin Rahimakumullah
Jika kita pahami, Ibadah haji sesungguhnya telah memberikan
pelajaran yang sangat berharga buat kita. Melalui ibadah haji kita dapat
melihat jutaan manusia , dari suku bangsa, etnis, budaya dan negara yang
berbeda – beda. Mereka datang ketanah suci hanya untuk mengagungkan nama Allah
swt.
Seluruh amalan ibadah haji dari mulai thawaf, sa’i, wukuf di
padang arafah, mudzdalifah, dan mina, yang diucapkan jama’ah haji kala itu
hanya dzikir dan dzikir untuk mengagungkan nama Allah swt.
Ketika thawaf dan sa’i, para jama’ah mengucapkan
“subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar”. Ketika wukuf
dipadang Arafah, jutaan jama’ah secara serentak mengumandangkan Asma Allah, seakan – akan langit bergetar
mendengarkan Asma Allah yang dikumadangkan kala itu. Apalagi kala mereka
menangis, bertaubat, meratapi kesalahan – kesalahan masa lalu mereka, dengan
duduk bersimpuh dan histeris, yang terdengar dari mulut – mulut mereka hanya
asma allah, ….. allah, allah, allah. La ilahaillah allahakbar. Pada saat
itulah, Allah membanggakan para jama’ah
didepan para malaikat.
Allahuakbar 3X walillahilhamd, Kaum Muslimin Rahimakumullah
Dzikir itu adalah menyebut nama Allah, menggagungkan nama
Allah. Dzikir itu bisa dengan shalat, haji, tadarus al-qur’an, istigfar dan
lain sebagainya.
Kita diperintahkan untuk banyak berzikir baik dalam posisi
duduk maupun berdiri, ketika malam atau siang hari. Kita diperintahkan untuk
membaca “bismillah” ketika kita hendak memulai suatu pekerjaan. “bismillah” itu
termasuk dzikir kepada Allah swt. Ketika menyelesaikan suatu perkara kita
diperintahkan untuk mengucapkan ‘alhamdulillah” yang artinya segala puji bagi
Allah swt. Ketika senang terhadap
sesuatu kita mengucapkan “subhanallah”. Ketika berbuat kekhilafan kita
beristigfar. Sebelum menyembelih kambing atau hewan ternak lainnya kita
diperintahkan menyebut nama Allah terlebih dahulu. Ketika malam iedulfitri atau ieduladha kaum muslimin diperintahkan
untuk “Takbiran”. Takbiran itu adalah dzikir kepada Allah swt untuk
mengagungkan nama-Nya sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad saw.
Allahuakbar 3 X walillahilhamd, Hadirin yang dimuliakan
Allah swt.
Pada suatu ketika Nabi
Muhammad saw pernah ditodongkan pedang kelehernya oleh seorang kafir.
Lantas orang itu bertanya kepada Nabi : wahai Muhammad, siapa yang akan
menolong engkau dalam keadaan seperti ini? Lalu Nabi Muhammad menjawab dengan
tenang : Allah… allah … allah. Seketika itu juga pedang yang ditempelkan
keleher nabi terpental jatuh ketanah, orang kafir itu gemetar mendengar nama
Allah tersebut, dan lantas ia menyatakan untuk memeluk agama Islam. Subhanallah,
itu adalah kekuatan dzikir kepada Allah swt.
Bilal bin Rabah ketika perut dan dadanya ditindih oleh batu,
yang keluar dari mulutnya hanyalah nama Allaaah ahad, allah ahad, allah ahad.
Dia ucapkan dengan penuh keyakinan bahwa hidup ini hanya untuk tuhan yang satu.
Dan bilal tidak mempedulikan yang lain walaupun ditindih dengan batu besar
ditengah pandang tandus yang luas.
Allahuakbar 3 x walillahilhamdu, Hadirin yang dimuliakan
Allah swt
Dzikir yang ajarkan oleh baginda Rasul saw yang pertama kali
adalah kalimat “La ilaha illahu”. Kalimat lailahaillahu ini adalah kalimat yang
secara otomatis menafikan atau meniadakan tuhan – tuhan yang lain selain Allah
swt.
Dengan kalimat ‘lailahaillahu” rasulullah mengajarkan kepada
kita kebebasan kepada setiap manusia, bahwa “la ila” artinya adalah tidak ada
tuhan. Apakah itu tuhan manusia, atau tuhan berhala, itu tidak ada, yang ada
adalah Tuhan Allah swt, tuhan yang berhak dan patut disembah, tidak ada tuhan
selainnya.
Jadi dengan prinsip ‘lailahaillah’ tadi, maka seorang
pekerja dituntut ikhlas dalam menjalankan pekerjaannya, seorang suami dituntut
ikhlas karena Allah dan bertanggung jawab terhadap keluarganya karena dilandasi
cinta karena Allah swt, seorang istri dalam melayani suami dan mendidik
anak-anaknya harus dialandasi rasa ikhlas, semuanya dilakukan karena semata –
mata hanya beribadah kepada Allah Swt.
Oleh karena itu dengan prinsip “la ilahaillah” (tiada tuhan
selain Allah) seorang pekerja dituntut untuk menjadi pekerja yang propesional
dan bertanggung jawab, bekerja bukan ketika dilihat atasannya saja, tapi ia
bekerja karena ada yang selalu dan setiap saat melihat yaitu Allah swt. Begitu
juga buat pendakwah atau guru ngaji misalnya, dengan prinsip ‘lailahaillahu”
harus lebih berani mengungkapkan yang bathil itu bathil dan yang benar itu
benar, karena dakwahnya karena Allah bukan karena yang lain. Seorang murid juga
dengan prinsip “lailahaillahu” harus lebih bertanggungjawab dan sungguh sungguh
dalam pelajarannya, ketika membaca, menghafal pelajaran bukan karena dilihat
oleh guru atau karena takut hukumannya, tapi seorang murid harus belajar
bersungguh sungguh karena Allah swt.
Maka dari itu dzikir ‘la ilahaillallahu’ ini bukan hanya
sebatas kita lafalkan saja, atau kita wiridkan saja 100, 200, hingga 1000 kali,
tetapi perlu kita hayati maknanya dalam dalam, sehingga dengan penghayatan
dzikir kepada Allah itulah, nantinya kita akan menjadi orang yang
bertanggungjawab, professional dan selalu istiqomah dalam kebaikan. Amin amin
ya rabbal alamin.
Setiap kita melakukan dzikir dengan khusu’, tawadhu’ dan
penuh keikhlasan, coba rasakan perubahan mental dan jiwa yang ada dalam diri
kita. Kita pasti akan mendapatkan kelembutan serta kejernihan hati.
Barangkali, awal dari pendidikan akhlak mulia terbentuk
karena pengaruh dzikir tadi. Apalagi kalau dilakukan dengan khusu dan sempurna.
Sebagaimana perkataan seorang ulama besar : “jagalah shalat kita agar kita
dijaga oleh shalat”. Atau “jagalah dzikir kita agar kita dijaga oleh dzikir”.
KHUTBAH IDUL ADHA
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبرالله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر كبيرا, والحمد لله كثيرا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً
وَّأَصِيْلاً, لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ
عَبْدَهُ, وَأَعَزَّجُنْدَهُ, وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لآإِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ
الْكَافِرُوْنَ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْر الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَة لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ،
أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ
الأَمِيْن،
اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ الْكِرَامِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ
وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Pertama–tama marilah kita
panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala ni’mat yang telah
diberikan kepada kita. Shalawat dan salam marilah kita junjungkan kepada nabi
Muhammad Saw, beserta keluarga dan para sahabatnya, tabi’in dan tabiut-tabi’in,
serta kepada siapa saja yang mengikuti jejak mereka sampai hari kiamat.
Mudah-mudahan kita termasuk orang yang dapat mentauladani akhlak Rasulullah
saw, mengamalkan sunnah-sunnahnya,
sehingga kita termasuk orang yang diberi syafaat kelak pada hari tidak berguna
lagi harta dan anak kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang
bersih. Amin ya Rabbal-alamin.
Khatib berwasiat kepada
seluruh kaum muslimin yang hadir pada hari ini, marilah kita sama-sama
meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dan janganlah kita mati kecuali dalam
keadaan beriman kepada Allah swt, amin ya robbal alamin
Ma’asyirol Muslimin
Rohimakumullah
Pagi ini, dikumandangkan takbir,
tahmid dan tahlil untuk mengagungkan Allah swt. Kaum Muslimin
berduyun-duyun bersama sanak keluarga dan handai tolannya mendatangi lapangan
dan masjid-masjid untuk melaksanakan Shalat Iedul Adha.
Hari ini adalah hari yang
sangat mulia, hari keteladanan dan perjuangan penuh pengorbanan dari satu
keluarga mulia, keluarga nabiyallah Ibrahim AS, beserta anak dan
istrinya. Melalui Ibadah haji dankurban, kita dapat melihat, memahami dan
mengambil pelajaran bagaimana Nabi Ibrahim AS dan keluarganya mampu
mengaktualisasikan nilai nilai kesabaran atas ujian dari Allah dan mereka mampu
setelah itu mengaktualisasikan nilai nilai keimanan secara totalitas kepada
Allah swt.
Ma’asyirol Muslimin
Rohimakumullah
Ujian dan musibah bisa saja terjadi pada setiap orang, terlepas dia itu soleh atau
tidak, muslim atau tidak, tua ataupun muda. Islam mengajarkan agar kita
mengambil hikmah dari setiap musibah yang menimpa. Terlepas apakah musibah itu
kecil atau besar.
Ma’asyirol Muslimin
Rohimakumullah
Nabi Muhammad SAW, yang
merupakan Nabi akhir zaman, makhluk yang paling dicintai oleh Allah swt pun
mendapatkan ujian, cobaan, musibah yang datang silih berganti.
Sebagaimana kita ketahui,
nabi terlahir dalam keadaan yatim, bapaknya meninggal dunia ketika nabi berumur
6 bulan dikandungan. Setelah itu nabi ditinggalkan oleh ibunya untuk selamanya
ketika nabi berumur 6 tahun. Coba kita bayangkan ujian yang diterima oleh Nabi
Muhammad Saw. Kemudian Nabi di titipkan kepada kakeknya. Ketika Nabi sudah
sangat dekat dengan kakek yang dicintainya, kakeknya meninggal dunia, saat itu
nabi berumur 8 tahun. Kemudian nabi dititipkan kembali kepada pamannya yang
bernama Abu thalib, kebetulan diantara paman-paman nabi yang hidupnya paling
sederhana adalah Abu thalib, sehingga nabi membantunya dengan mengembalakan
hewan ternak kepunyaan penduduk Makkah untuk mendapatkan upah.
Nabi dari kecil sudah
mendapatkan ujian dari Allah swt sehingga ketika Nabi menjadi pemimpin agama
dan negara, nabi sudah sangat kuat untuk menghadapi ujian-ujian yang lain.
Belum lagi, nabi
ditinggal mati oleh anak anak yang dicintainya. Kala itu nabi masih menjadi
ayah muda. Karena anak keturunan nabi seluruhnya meninggal sebelum nabi wafat
kecuali satu yaitu Fatimah azzahra. Anak laki pertamanya yang bernama Qasim,
meninggal ketika usianya mencapai 2 tahun. Kemudian Anak lakinya Abdullah
meninggal ketika usianya 1 tahun, dan anak lakinya Ibrahim meninggal ketika
berusia 1 tahun 10 bulan. Ini merupakan musibah yang sangat besar untuk nabi
Muhammad saw, bagaimana kalau musibah ini terjadi kepada kita, (waliyazu
billah). Seorang ayah yang menanti-nanti keturunan dari seorang ibu yang
mengandung selama 9 bulan, akhirnya anak-anak itu dipanggil oleh allah swt pada
usia yang masing sangat belia.
Belum lagi anak perempuan
Nabi Muhammad saw, Zainab, Ruqayyah dan Ummu kulsum, mereka semua meninggal
dunia setelah beranjak dewasa dan setelah melangsungkan perkawinan. Mereka
semua meninggal dunia, kala Nabi Muhammad saw masih hidup dan menyaksikan kematian
mereka semua. Bagaimana kalau ini terjadi kepada kita sebagai seorang ayah yang
menyaksikan langsung kematian anak-anaknya. Ditinggal mati oleh satu anak saja
seakan akan kita tidak sanggup menghadapinya, sedangkan Rasulullah, 6 anaknya
dimatikan oleh Allah swt kala Nabi masih hidup.
Itu adalah ujian untuk
nabi akhir zaman, ujian kepada nabi yang walaupun ditimpa musibah tetap
totalitas keimannanya terjaga kepada Allah swt.
Belum lagi olok-olokan
dari orang-orang yang membenci nabi dengan sebutan ‘al-abtar’ yang
artinya adalah “orang yang terputus keturunan”. Karena pada zaman jahiliyyah
seorang yang memiliki keturunan terutama anak laki-laki, sangat dibanggakan
sekali. Sedangkan seluruh anak laki nabi meninggal ketika masih kecil. Maka
dari itu, karena nabi sering diolok-olok, maka turunlah surat al-kautsar yang
juga merupakan syariat untuk melakukan shalat dan berkurban terutama pada hari
iedul adha dan hari tasyriq nanti. Allah Swt berfirman:
إنا أعطينك الكوثر فصل لربك وانحر إن شانئك هو الأ بتر
(1)Sungguh, kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak,
(2) maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah, (3) Sungguh,
orang-orang yang membencimu justru dialah yang ‘al-abtar’ terputus (dari
rahmat Allah swt)
Allah swt memberi
semangat kepada Nabi Muhammad saw yang sering ditimpa musibah, yang pertama,
wahai Muhammad walaupun engkau sering
ditimpa musibah, ingatlah bahwa engkau juga telah banyak mendapatkan nikmat
dari Allah swt. Yang kedua, maka dari itu walaupun engkau ditimpa musibah
tetaplah engkau mendirikan shalat dan berkurban sebagai rasa syukur kepada
Allah swt. Dan ayat terakhir, Allah memberi semangat kepada nabi Muhammad saw.
Wahai nabi biarlah mereka mengolok–olokmu dengan perkataan ‘al-abtar’
karena justru yang ‘al-abtar’ adalah mereka semua, mereka semua terputus
dari rahmat Allah swt.
Ma’asyirol Muslimin
Rohimakumullah
Kita diperintahkan Allah
swt untuk selalu berzikir, mengingat dan menggagungkan Allah dimanapun kita
berada dan dalam kondisi apa pun juga, terutama ketika kita terkena musibah dan
mendapat ujian dari Allah swt.
Ibadah haji sesungguhnya
telah memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita. Melalui ibadah
haji kita dapat melihat jutaan manusia, dari suku bangsa, etnis, budaya dan
negara yang berbeda-beda. Mereka datang ketanah suci hanya untuk mengagungkan
nama Allah swt.
Seluruh amalan ibadah haji dari mulai thawaf, sa’i, wukuf di
padang arafah, mabit di mudzdalifah, melontar jumroh di mina, yang diucapkan
jama’ah haji kala itu hanya dzikir dan dzikir untuk mengagungkan nama Allah
swt.
Ketika thawaf dan sa’i, para jama’ah mengucapkan “subhanallah
walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar”.Ketika wukuf dipadang
Arafah, jutaan jama’ah secara serentak mengumandangkan Asma Allah, seakan – akan langit
bergetar mendengarkan Asma Allah yang dikumadangkan kala itu. Apalagi
kala mereka menangis, bertaubat, meratapi kesalahan-kesalahan masa lalu mereka,
dengan duduk bersimpuh dan histeris, yang terdengar dari mulut-mulut mereka
hanya asma allah, ….. allah, allah, allah. La ilahaillah allahakbar.
Pada saat itulah, Allah membanggakan
para jama’ah didepan para malaikat.
Dzikir adalah menyebut dan menggagungkan nama Allah. Dzikir
itu bisa dengan shalat, tadarus al-qur’an, istigfar, wirid rutin harian dan
lain sebagainya.
Kita diperintahkan untuk banyak berzikir baik dalam posisi
duduk maupun berdiri, ketika malam atau siang hari. Dzikir bukan hanya sebatas
kita lafalkan saja, atau kita wiridkan saja, tetapi perlu kita hayati maknanya
dalam dalam, sehingga dengan penghayatan dzikir kepada Allah itulah, nantinya
kita akan menjadi orang yang selalu istiqomah dalam kebaikan. Amin ya rabbal
alamin.
Setiap kita melakukan dzikir dengan khusu’, tawadhu’ dan
penuh keikhlasan, coba rasakan perubahan mental dan jiwa yang ada dalam diri
kita. Kita pasti akan mendapatkan kelembutan serta kejernihan hati. Barangkali,
awal dari pendidikan akhlak mulia terbentuk karena pengaruh dzikir tadi.
Apalagi kalau dilakukan dengan khusu’ dan sempurna.
Allahuakbar 3 x
walillahilhamd, Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah
Dihari bahagia ini, mudah-mudahan Allah swt menerima seluruh
amal ibadah dan kebaikan yang telah kita perbuat, semoga Allah swt menerima
puasa Sunnah yang telah kita kerjakan dan Semoga Allah swt senantiasa
memberikan kemuliaan kepada mereka yang berkurban pada hari ini dengan derajat
yang mulia disisi Allah swt.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات
والذكر الحكيم ، أقول قولي هذا فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبرولله الحمد
الحمد لله أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له و أشهد ان محمدا عبده و
رسوله لا نبي بعده . اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على اله و أصحابه اجمعين.
اما بعد :
فيا عباد الله اتقواالله حق تقاته ولا تموتن الا و أنتم مسلمون.
Ma’asyiral muslimin
Akhirnya dengan kebersihan, ketulusan dan kerendahan hati,
marilah kita bermunajat kepada Allah
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب
العالمين, و الصلاة و السلام على نبينا محمد واله وصحبه اجمعين.
اللهم تــَقــَبــَّلْ صَلاتــَنـَا و صِيَامـَنَا و قِيـَامَنَا و رُ
كـــُوْعَنَـا و سُجُوْدَنــَا. اللهمّ تقبل مِنــَّا صَالـِحَ أَعْمَالـِـنَا,
وَتــَجَاوَزْعـَنَّـاسَيـِّــئاَتـِـنَا, وَزَلاَّتــِنَا, وَتــُبْ عَلَيـْنَا
إِنــَّكَ أَنــْتَ التـــَّوَّابُ الرَّحِيْمُ .اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا, وَأَصْلِحْ وُلّاَةَ أُمُوْرِ
الْمُسْلِمِيْنَ أَجْمَعِيْنَ, وَوَفِّقْهُمْ جَمِيْعًا لِتَحْكِيْمِ
شَرِيـْعَتـِكَ, وَالْعَمَلِ بِكِتَابِكَ, وَالالْتِزَامِ بِسُنَّةِ نَبِيِّكَ,
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa kedua
orangtua kami, dosa saudara–saudara kami, dosa guru–guru kami, juga ampuni dosa
kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada.
Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami ilmu yang bermanfaat,
berilah kami rizki yang halal serta barakah,
Jadikanlah keluarga kami keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah, jadikanlah anak–anak kami anak yang sholeh
dan sholehah yang berguna bagi agama, bangsa dan masyarakat.
Ya Allah Jadikanlah kami termasuk orang yang tidak
melupakan-Mu sekejap mata pun, tidak pula melengahkan-Mu sedikitpun, dan tidak
termasuk orang yang selalu mengundur-undur waktu untuk mendekatkan diri
kepada-Mu ya Allah.
Ya Allah ya Tuhan kami, matikanlah kami dalam keadaan
beriman kepada-Mu ya Allah, matikan kami dalam keadaan husnul khotimah,
jangan matikan kami dalam keadaan su’ul khotimah. Masukkanlah kami
kedalam surga-Mu bersama orang–orang yang engkau cintai, jangan masukkan kami
kedalam nerakamu karena kami tidak mampu atas azab-Mu yang maha pedih.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا
تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا
رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ
لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ
الْكَافِرِينَ رَبـَّنــا آتــِـنـَا في
الدُّنــْيَا حَسَنَةً وفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنــَا عَذَابَ النّــَارِ وصلى
الله على سيدنا محمد و على أله و صحبه أجمعين و الحمدلله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
MC
Assalamualikum
wr. Wb
Yang kami
hormati Kepala Kantor Kementrian Agama Jakarta Selatan “Bapak H. Aslih
Kurniawan, SH, MM”
Yang kami
hormati kasie Penamas Kementrian Agama Jakarta Selatan “ Ibu Dra. Hj. Khadijah
Munir, MA”
Yang kami hormati
Kepala KUA Cilandak “Bapak Drs. Mudhafar”
Yang kami
Hormati Ketua Pokjaluh Jakarta Selatan
Para
Koordinator Penyuluh, serta kawan – kawan PAF se Jakarta Selatan
(Pembukaan
Puja – Puji Syukur)
(Shalawat)
Hari ini Rabu,
03 Maret 2010 bertempat di KUA kecamatan Cilandak, Kita akan bersama – sama
mengikuti acara pertemuan dan Pembinaan PAF se Jak-Sel dengan tema :
..................
Mudah –
mudahan dari awal samapi berakhirnya acara ini senantiasa mendapatkan rahmat
dan karunia Allah swt.
Bapak – Ibu yang
berbahagia
Kita akan
bersama – sama mengawali acara ini dengan ayat – ayat suci al-Qur’an dan sari
tilawahnya, dilanjutkan dengan sambutan – sambutan, diteruskan dengan
pengarahan dan pembinaan.
Kemudian acara
dilanjutkan kembali dengan presentasi makalah dan dirangkai dengan do’a dan
diakhiri dengan penutup.
Hadirin yang
berbahagia
Kami
beritahukan bahwa pertemuan kita kali ini telah diawali dengan pembacaan yasin,
tahlil, shalawat dan dzikir asmaul husna,
Maka dengan
mengharap ridho serta rahmat dan inayahnya kembali kita lanjutkan acara ini
dengan membaca “Basmalah”
·
Selanjutnya mari kita
dengarkan dengan khusyu dan seksama pembacaan al-Qur’an oleh ibu Hj. Novriza SQ
(Pamais Kec. Cilandak) dan diterjemahkan oleh ibu Hindun, S.H.I (PAF),
kepadanya kami persilahkan……….. Allahummarhamna bilqur’an………
·
Acara selanjutnya adalah
sambutan – sambutan
·
Sambutan pertama oleh
coordinator penyuluh kec. Cilandak “Ibu Hj. Saidah Hanum, MA” kepadanya kami
persilahkan… terima kasih atas sambutan yang telah disampaikan
·
Selanjutnya, mari kita
dengarkan sambutan dan ucapan selamat dating dari Kepala KUA kec. Cilandak
“Bapak Drs. Mudhafar, dengan segala hormat kami haturkan … Terima kasih atas
sambutannya
·
Bapak ibu yang berbahagia
mari kita dengarkan pengarahan dan pembinaan oleh Kepala Kantor Kementrian
Agama Jakarta Selatan, yang terhormat Bapak H. Aslih Kurniawan, SH, MM kami
haturkan ……terima kasih kami sampaikan semoga apa yang disampaikan beliau menjadi
motivasi untuk PAF Jakarta Selatan sehingga dapat meningkatkan etos kerja
maksimal.
·
Selanjutnya, mari kita
dengarkan pembinaan kasie Penamas Kementrian Agama Jakarta Selatan “Ibu Hj.
Khodijah, MA, kepadanya kami haturkan …Terima kasih kami sampaikan semoga apa
yang disampaikan oleh beliau menjdi harapanyang tidak bosan bosannya ditekankan
kepada para penyuluh untuk menjadi penyemangat kinerja Penyuluh Agama se
Jakarta Selatan. Mudah- mudahan harapan dan cita – cita beliau terkabul, Amin
ya mujibassailin.
·
Bapak ibu yang kami
hormati
·
Sebelum Pemaparan makalah
yang dipimpin oleh Bapak Fadhil, sebagai moderator, maka kita akan bersama –
sama mengaminkan doa yang akan dipimpin oleh al-ustad al-hafid al-mukarom Naif,
M.Pd kepadanya kami persilahkan.
·
Hadirin Bapak ibu yang
berbahagia, selesai sudah acara pembinaan penyuluh Agama se Jakarta Selatan,
saya sebagai pimpinan acara dan segenap Penyuluh Agama Kec. Cilandak mohon maaf
atas segala kekhilafan, mari kita lanjutkan acara presentasi makalah yang akan
dipimpin oleh bapak fadhil, SH, MM, sepenuhnya waktu dan acara kami berikan
kepada beliau.
- Wassalamualaikum
wr. Wb
SAMBUTAN
DI AZHARI CILANDAK
Yang
kami hormati para hadirin, para tamu undangan, bapak ibu yang dimuliakan Allah
Swt.
Pertama
– tama marilah kita panjatkan puja puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan
kita ni’mat Iman, Islam, dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul pada
kesempatan ini, untuk menyaksikan pertunjukan kreatifitas para siswa – siswi
Azhari Islamic school cilandak dan setalah acara ini ada pembagian raport untuk
mengetahui hasil belajar siswa yang ditempuh selama semester dua ini pada tahun
ajaran 2008 – 2009.
Shalawat
dan salam marilah kita junjungkan kepada Nabi Besar Muhammad Saw, mudah –
mudahan kita, anak – anak kita, keluarga kita menjadikannya sebagai panutan,
dan qudwatun hasanah. Amin ya rabbal alamin.
Alhamdulillah
kita sudah melalui satu tahun masa pelajaran, banyak ilmu yang telah diserap
oleh anak – anak kita. Banyak perubahan yang nampak baik dalam bentuk fisik
maupun dalam bentuk sikap, mudah – mudahan perubahan itu selalu menuju kepada
arah kebaikan, amin ya Rabbal alamin.
Alhamdulilah,
seluruh kegiatan yang telah diprogramkan selama satu tahun berjalan dengan
lancar, walaupun ada yang tidak sesuai dengan tanggal yang canangkan diawal
tahun tapi program itu tetap berjalan sesuai dengan apa yang sudah
disosialisasikan lewat parents handbook. Mudah – mudahan tahun depan bisa lebih
baik lagi dari tahun yang sudah berlalu. Amin ya rabbal alamin.
Alhamdulillah,
program tahfizhnya tahun depan lebih digalakkan lagi, untuk kelas satu
alhamdulillah sudah melebihi target yang dicapai, yang seharusnya hanya satu
juz dikelas satu, menjadi satu juz setengah yang telah berhasil dicapai.
Sehingga lebih memudahkan untuk mencapai target kelas dua nanti. Kelas dua dan
seterusnya juga sama ada peningkatan. Akan tetapi ditermin 4 ini saya harus
memaksakan kembali untuk belajar ulang dari awal membaaca Qur’an deng metode
Qira’ati, agar bacaan, makhrajnya benar sehingga hapalan yang dibaca nanti enak
didengar oleh telinga siapapun yang mendengarnya dikarenakan makraj, dan
tajwidnya benar. Dan program Qira’ati ini tidak lama, semakin ia menyelesaikan
Qira’ati maka semakin cepat pula ia kembali untuk menghafal Al-Qur’an dengan
sebanyak – banyaknya. Mudah- mudahan anak – anak kita dimudahkan dalam
menghafal Qur’an, Amin ya Rabbal Alamin.
Ada
beberapa kelas nanti yang sudah harus menggunakan kurikulum Al-Azhar dalam mata
pelajaran bahasa Arab dan Islamic Studies atau tarbiyah Islamiyah, dan
kurikulum ini menggunakan Bahasa Arab. Anak – anak kita agar dipersiapkan dan mohon
bantuannya dalam hal itu.
Metode
tahfidz Quran dan pengajaran bahasa Arab, diadopsi langsung dari lembaga Al
Azhar Assyarif Cairo Mesir. Lembaga pendidikan Al Azhar yang telah berdiri
sejak tahun 1034 ini, terbukti menghasilkan beribu-ribu sarjana andal di
seluruh dunia.
Maka
dari itu kami mengundang bapak/ ibu sekalian untuk belajar mengaji terlebih
dahulu bersama kita, bersama guru – guru. Target sekolah untuk tahap pertama
adalah belajar Qira’ati dan ini bagi yang mau saja. Rata – rata guru disini
memulainya dari Qira’ati yang paling dasar yaitu satu, dua, dan tiga. Termasuk
saya memulai dari Qira’ati tiga dan alhamdulillah sekarang baru lulus Qira’ati
6. setelah kita menyelesaikan Qira’ati, kita bisa membaca Al-Qur’an dengan
baik, kita tahu huruf Arab, maka nanti sekolah akan mengadakan kursus bahasa
Arab untuk orang tua wali murid. Tujuan dari kursus ini adalah agar orangtua
wali murid dapat menemani anak – anaknya ketika belajar dirumah. Jadi anaknya
belajar dan orangtuanya juga belajar. Mudah – mudahan program ini dapat
terlaksana, amin ya rabbal alamin.
TK –
SD Azhari yang ada disini mempunyai kelanjutannya nanti dalam tingkatan
selanjutnya yaitu SMP dan SMA Almanar Azhari yang berada dikawasan cinere limo,
kebetulan saya tinggal disaya. Sekolah disana hampir mirip melakukan hal yang
serupa dengan disini, walaupun kita akan segera menuju kesana yaitu konsentrasi
pada tahfiz Al-Qur’an, Bahasa dan pembelajaran IT, kalau disana setiap siswa
memiliki laptop pribadi, ada kolam renang, setiap kamar diisi oleh 4 orang
santri dan ber – AC. Mudah – mudahan ditahun yang akan datang Azhari bisa
mengembangkan sekolahnya dalam lanjutan tingkat pertama dalam bentuk full day,
amin ya rabbal alamin.
Konsep
azhari sebenarnya sangat sederhana sekali, yaitu ingin mengembalikan kejayaan
Islam pada 700 yang lalu. Karena kita sudah berada pada tahun seribu empaat
ratusan masehi. Pada 700 tahun pertama Islam, Islam dalam keaadaan gemilang,
dan 700 tahun terakhir Islam dalam keadaan kemunduran. Pada 700 pertama Islam
tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Seorang ibnu sina, dia ahli
dalam bidang science dan kedokteran akan tetapi ia adalah ulama dan seorang
yang hafal Qur’an. Ibnu Khaldun seorang sosiolog, tapi ia hafal alqur’an,
banyak lagi tokoh – tokoh hebat seperti mereka. Mudah – mudahan anak – anak
kita dapat seperti mereka. Amin ya rabbal alamin.
Strategic
planning ke depan, Azhari akan membuka cabangnya di seluruh
Indonesia. Tujuan jangka pendek Azhari, mencari murid sebanyak – banyaknya yang
mengiingikan sesuai dengan konsep yang diinginkan oleh pendiri Azhari. Tujuan
menengahnya, menjaga kualitas pendidikan. Tujuan jangka panjang Azhari,
membangun peradaban Indonesia melalui generasi muslim berkarakter profesional.
Berhasil
tidaknya pendidikan, tergantung pada 5 hal, yakni visi dan misi sekolah, konsep
pendidikan, manajemen pendidikan, kualitas guru. Dalam proses belajar mengajar,
kelas Azhari diisi maksimal 24 siswa. Suasana dikondisikan menyenangkan. Siswa
dibangkitkan keaktifannya, kekritisan, kemandirian, sifat ksatria, memupuk
kepedulian dan berani bertanggung jawab bila sikap dan pendapatnya
keliru.Dengan active learning dan penguasaan bahasa Inggris, siswa
disiapkan belajar ke berbagai pusat kemajuan seperti di Eropa dan Amerika.
Dengan konsep Islam sebagai way of life, bisa mengisi kemajuan itu
dengan nilai peradaban. Kemajuan tak beradab terbukti menyengsarakan bangsa
lain. Azhari berharap siswanya jadi muslim profesional. Mereka musti ambil
bagian sebagai penebar rahmatan lil’alamin, sekecil apapun dandengan
apapun yang mereka miliki.
CERAMAH AGAMA
Imam gozali dalam bukunya Ihya Ulumuddin mengatakan:
إعلم أن أوامر الله فرائض ونوافل فالفرض هو رأس المال والنفل هو الربح
Yang artinya “Ketahuilah bahwa perintah Allah swt itu
terdiri dari fardu dan sunnah. Adapun fardu adalah modal, modal dasar
perdagangan, sedangkan sunnah adalah keuntungan
Menurut imam Ghazali : Ibadah fardu kalau diumpakan dengan
perdagangan adalah sebagai modal awal ketika ingin berdagang sedangkan ibadah
sunnah adalah keuntungan yang diraih dalam menjalankan modal perdagangan.
Semakin banyak ibadah sunnah yang dikerjakan oleh seseorang
maka semakin banyak keuntungan yang didapatkan.
Begitu juga
sebaliknya semakin sedikit mengerjakan ibadah sunnah maka sedikit pula
keuntungan yang didapatnya, bahkan seseorang jika tidak mengerjakan ibadah
sunnah sama sekali maka tidak ada keuntungan yang dapat ia raih.
Hadirin yang dimuliakan allah swt
Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika modalnya
selalu berkurang. Bagaimana mungkin seseorang mengharapkan pahala sunnah atau
mengharapkan keuntungan dari Allah swt jika kewajiban yang diperintahkan Allah
swt selalu ditinggalkan. Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika
modalnya selalu berkurang atau habis. Yang ada ia harus menutupi modalnya
terlebih dahulu baru setelah itu ia mendapatkan keuntungan.
Maka dari itu Imam ghazali membagi manusia dalam menjalankan
perintah Allah menjadi 3 :
Yang pertama adalah orang yang selamat (saalimun), yaitu
orang yang hanya mengerjakan ibadah fardu saja.
Yang kedua adalah orang yang beruntung (roobihun), yaitu
orang yang mengerjakan amalan amalan fardu dan sunnah
Yang ketiga adalah orang yang rugi (khoosirun), yaitu orang
yang tidak mengerjakan amalan fardu.
Dalam kitabnya, imam ghazali melanjutkan perkataannya: “jika engkau tidak dapat menjadi orang yang
beruntung maka berusahalah agar anda menjadi orang yang selamat”.
Mudah mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah untuk dapat
menunaikan amalan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah, amin ya rabbal alamin.
Hadirin yang dmuliakan Allah swt
Rasulullah saw bersabda :
ما تقرب إلي المتقربون بمثل أداء ماافترضت عليهم ولا يزال العبد يتقرب إلي
بالنوافل حتى أحبه
Allah swt berfirman dalam hadits qudsi : “ dan tidaklah
hambaku mendekatiku kecuali dengan dengan mengerjakan apa yang telah aku wajibkan kepada mereka”.
Dan tidak henti – hentinya hambaku mendekatkan diri kepadaku dengan amalan –
amalan sunnah sehingga aku mencintainya.
Maksud dari hadits ini adalah :
Jika seseorang ingin mendekatkan diri kepada Allah swt atau
ingin dikatakan dekat dengan Allah swt maka kerjakanlah amalan amalan wajib dan
jika seseorang ingin dicintai Allah swt maka belumlah cukup hanya dengan
mengerjakan yag diwajibkan oleh Allah saja, tapi juga harus selalu mengerjakan
.amalan-amalan sunnah.
Orang yang dekat dengan seseorang belum tentu orang itu
mencintainya, tetapi jika orang cinta dengan seseorang, walaupun jauh tetap
saja terasa dekat karena rasa cinta yang dimilikinya. Begitu juga kecintaan
Allah swt kepada hambanya yang dicintai-Nya.
Semoga kita termasuk golongan yang dicintai oleh Allah swt
dikarenakan kita sering mengerjakan yang disunnahkan oleh Allah Swt, amin ya rabbal alamin.
وَقَدْ
رُوِيَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ
بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا صَغِيرًا كَانَ أَوْ كَبِيرًا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا
فِي الْجَنَّةِ
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ
رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ
رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ
الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ
عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الْجَنَّةِ
Apabila jasmani kita
shalat atau membaca Al-qur’an, yang dinilai oleh Allah swt bukanlah hanya
shalatnya atau baca alqur’annya, karena itu bersifat jasmani semata, tapi yang
dilihat adalah apa yang berada didalam jasmani yaitu rohani. Misalnya, niatnya
ikhlas atau tidak ikhlas, apakah ada perasaan riya, seperti ingin dilihat orang
atau tidak, apakah ada perasaan sombong atau tidak. Itulah nanti yang akan
dinilai oleh Allah swt dan rohanilah yang akan mempertanggungjawabkannya
diakhirat kelak, bukan jasmani.
Oleh karena itu, Nabi
Muhammad saw bersabda : “berapa banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan
ukhrowi karena niatnya yang baik, dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi
perbuatan duniawi karena niatnya yang buruk”.
Kalau seseorang bekerja
urusan duniawi, seperti membangun rumah, atau menyapu jalan, tetapi hatinya
ikhlas, niatnya baik, maka itulah yang akan dibalas disisi Allah swt pada hari
pembalasan kelak.
Begitu pula sebaliknya,
apabila seseorang membaca Al-Qur’an atan sedang sholat tahajud tapi hatinya
tidak ikhlas ataupun riya maka itulah yang dinilai oleh Allah swt.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةً
وَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَعَمِلَهَا كُتِبَتْ لَهُ عَشْرًا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ
ضِعْفٍ وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ تُكْتَبْ وَإِنْ
عَمِلَهَا كُتِبَتْ
Hadirin yang dimuliakan
Allah swt
Dahulu ada seorang ulama,
bermimpi pada malam hari melihat cahaya Al-qur’an, tetapi ada satu lembar
gelap, tidak bercahaya. Lantas setelah terbangun dari tidurnya, sang ulama
merenungkan kembali tentang mimpinya itu. Memang ketika beliau sedang membaca Alqur’an
pada sepertiga malam tadi, datang
seseorang melintas didepan rumahnya. Pada saat itu sempat terlintas didalam
dirinya rasa riya’, mungkin karena beliau sedang membaca Alqur’an dan mungkin
hanya dia satu desa yang sedang bangun malam. Semenjak itulah, beliau bertaubat
dan menyesali atas perbuatannya tersebut.
Hadirin yang dimuliakan
Allah swt
Betapa pentingnya rohani
yang ada dalam diri kita. Disamping kita memberikan konsumsi yang bagus untuk
jasmani kita, kita juga harus memberikan konsumsi yang baik untuk rohani kita.
Kalau jasmani kita
diberikan makanan yang enak, lezat atau dihiasi perhiasan yang bagus, pakaian
yang bagus, agar lebih nampak indah, kita juga harus memberikan konsumsi yang
baik kepada rohani kita.
Konsumsi rohani kita bisa
berupa dzikir kepada Allah swt, shalat, membaca Al-qur’an, berpikiran positif,
husnudzan, bersangka baik kepada seseorang, dan lain-lain sebagainya.
Sebagaimana firman Allah
swt :
الا بذكر الله تطمئن
القلوب
“dengan mengingat Allah hati
akan menjadi tenang”
Rohani harus kita rawat
seperti kita merawat jasmani, rohani harus kita jaga seperti kita menjaga
jasmani kita. Karena jasmani seperti
rohani.
Bila kita terbiasa
sarapan pagi, tetapi suatu hari kita tidak sarapan, maka perut atau jasmani
kita akan terasa lapar. Begitu juga apabila kita membiasakan membaca Alqur’an
atau membiasakan shalat awal waktu maka rohani kita akan resah dan gelisah
apabila kita tidak membaca Alqur’an atau shalat diakhir waktu.
Niat kita saat ini, pasti
berbeda-beda. Ada yang niat hanya sebatas menggugurkan kewajiban shalat saja,
ada yang berniat untuk syiar Islam, ada yang berniat untuk mengungkapkan rasa
syukur kepada Allah swt dan mematuhi segala perintah – perintahnya. Ada yang
niatnya satu, ada yang niatnya dua, ada yang niatnya bermacam – macam dan
lain-lain sebagainya.
Oleh karena itu, kita
harus sering melatih konsentrasi kita terutama dalam masalah niat, agar jasmani
dan rohani kita menjadi seimbang.
Maka dari itu, nabi besar Muhammad saw sebelum sholat selalu
mengingatkan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah – olah sholat
ini adalah sholat perpisahan, bahwa setelah sholat ini bayangkan kalian akan dijemput
oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis, kita akan sholat dengan sekhusyu’
khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik – baik, yang akan kita
persembahkan itu semua kehadirat Allah swt.
Kalau ini dilakukan dalam
ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan
menjadi manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani, dan kita berharap
menjadi manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak. Amin amin ya
rabbal alamin.
CERAMAH PINDAH
RUMAH
Yang kami hormati para asatidz, alim ulama,
tokoh masyarakat serta para hadirin yang dimuliakan Allah Swt.
Pertama – tama marilah kita panjatkan puji serta syukur
kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita ni’mat yang tak terhingga,
diantaranya adalah ni’mat iman dan Islam, ni’mat sehat walafiat, berkah rizki,
panjang umur, sehingga kita dapat hadir ditempat ini guna untuk memenuhi
undangan dari shohibul hajat.
Mudah-mudahan bagi shohibul hajat dan keluarga
besarnya, Allah swt menjauhkan dari
segala bala’, semoga Allah swt mengabulkan seluruh hajatnya dan memudahkan
segala urusannya, rumah yang
ditempatinya saat ini, menjadi rumah yang penuh berkah, semoga Allah menjadikan keluarganya keluarga yang
harmonis, keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, anak-anaknya menjadi
anak-anak yang shaleh dan shalehah, berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya,
berbakti kepada orangtuanya, serta berguna bagi agama dan negaranya, amin ya
robbal alamin.
Begitu juga kepada kepada almarhum, semoga allah swt
mengampuni seluruh dosanya dan melipatgandakan setiap amal kebaikannya,
kuburannya dijadikan raudhoh min riyadiljannah, amin ya rabbal alamin.
Hadirin, bapak, ibu yang dimuliakan Allah swt
Allah swt berfirman didalam surat
attahrim, ketika ingin memberi perumpamaan wanita-wanita yang kafir padahal
suami-suami mereka adalah orang sholeh bahkan nabi dan wanita yang mu’min
padahal suaminya adalah kafir atau fir’aun. Bunyi ayat itu adalah :
ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ
كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادَنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهَمُا فَلَمْ
يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلاَ النَّارَ مَعَ
الدَّاخِلِينَ {10} وَضَرَبَ اللهُ مَثَلاً لِلَّذِينَ ءَامَنُوا امْرَأَتَ
فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِندَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
وَنَجِّنِي مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
{11} وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِى أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا
فِيهِ مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ
الْقَانِتِينَ {12}
Allah membuat
isteri Nuh dan isteri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada
di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu
kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu
tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan
(kepada keduanya):"Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk
(neraka)". (QS. 66:10)
Dan Allah
membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang yang beriman, ketika ia
berkata:"Ya Rabbku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga
dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari
kaum yang zalim". (QS. 66:11)
dan Maryam
puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya
sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan
Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat. (QS. 66:12).
Dalam ayat ini, Allah berbicara tentang dua wanita kafir
yang menjadi istri orang shaleh atau nabi, yaitu istri nabi Nuh dan nabi Luth.
Keduanya akan dimasukkan kedalam neraka karena keingkarannya kepada Allah swt.
Al-Qur’an juga berbicara tentang dua wanita shalihah yang
pertama adalah maryam binti ‘imron dan yang kedua adalah asiyah binti muzahim
atau istri fir’aun. Kedua wanita ini merupakan contoh bagi kita akan kekuatan
iman yang dimilikinya.
Singkat cerita, ketika Masyitoh tukang sisir putri fir’aun
dilaporkan telah menyembah Allah dan mengingkari fir’aun sebagai tuhan. Lalu
masyitoh beserta kedua anaknya dimasukkan kedalam kuali yang berisi minyak
panas tanpa ketakutan sedikitpun.
Asyiah yang menyaksikan kejadian tersebut langsung marah
kepada fir’an. Asiyah juga sudah lama mengikuti ajaran nabi musa dan harun
untuk menyembah Allah swt. Ketika
fir’aun mengetahui bahwa istrinya beriman kepada Allah swt, maka kedua tangan
dan kakinya diikat dibawah terik matahari, kemudian fir’aun menyiksanya, jika
fir’aun berlalu darinya para malaikat menanunginya dengan sayap-sayapnya agar
terhindar dari terik matahari. Ketika disiksa itu asiyah berdoa: ya rob,
bangunkanlah untukku disisi-Mu sebuah rumah di dalam surga”.
Allah swt lantas mengabulkan do’a aisyah dengan membangunkan
rumah disurga dan rumah itu diperlihatkan kepada Asiyah, maka ia pun tersenyum
dan tertawa. Melihat asiyah tertawa, Fir’aun keheranan: “tidaklah kalian heran
dengan kegilaan asiyah, kita siksa dia, eh ... dia malah tertawa”.
Diakhir cerita, Allah swt akhirnya mencabut nyawa asiyah dan
mengabulkan do’anya serta mengabadikannya didalam al-Qur’an surat attahrim ayat
11 tersebut.
Hadirin yang dimulikan Allah swt
Boleh nga sih kita berdo’a agar dibangunkan rumah buat kita
surga nanti. Sebagaimana do’a istrinya fir’aun tadi. Kita tahu bahwa bangun
rumah didunia itu susah, jangan kan rumah, apartemen, kontrakan sepetak saja
susah kita buat. Betul nga?.
Tapi kalau kita beriman kepada Allah, yakin bahwa Allah itu
ada dan akan memenuhi segala janji-janjinya, ada beberapa ibadah atau amalan
yang apabila kita mengerjakannya maka Allah akan membangunkan bagi kita rumah
disurga nanti :
Di dalam sunan al-Tirmidzi
disebutkan, Rasulullah saw bersabda
وَقَدْ
رُوِيَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ
بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا صَغِيرًا كَانَ أَوْ كَبِيرًا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا
فِي الْجَنَّةِ
Diriwayatkan
dari nabi Muhammad Saw, bahwasanya beliau bersabda: barangsiapa membangun
karena Allah masjid baik kecil maupun besar maka akan membangunkan Allah
baginya rumah di surga
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ
عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ
بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ
الْفَجْرِ
Bersabda
Rasulullah saw barangsiapa dengan tekun, gigih melaksanakan dua belas raka’at
dari shalat sunnah (qabliah ba’diyah) membangunkan Allah baginya rumah di
surga, yaitu empat raka’at sebelum dzuhur dua raka’at sesudah dzuhur dua
raka’at setelah magrib dan dua rakaat setelah isya dan dua rakaat sebelum subuh.
قالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ
عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الْجَنَّةِ
Bersabda Rasulullah saw barangsiapa shalat dhuha dua belas raka’at akan
membangunkan Allah baginya gedung terbuat dari emas di surga.
Imam gozali dalam bukunya Ihya Ulumuddin mengatakan:
إعلم أن أوامر الله فرائض ونوافل فالفرض هو رأس المال والنفل هو الربح
Yang artinya “Ketahuilah bahwa perintah Allah swt itu
terdiri dari fardu dan sunnah. Adapun fardu adalah modal, modal dasar
perdagangan, sedangkan sunnah adalah keuntungan
Menurut imam Ghazali : Ibadah fardu kalau diumpakan dengan
perdagangan adalah sebagai modal awal ketika ingin berdagang sedangkan ibadah
sunnah adalah keuntungan yang diraih dalam menjalankan modal perdagangan.
Semakin banyak ibadah sunnah yang dikerjakan oleh seseorang
maka semakin banyak keuntungan yang didapatkan.
Begitu juga
sebaliknya semakin sedikit mengerjakan ibadah sunnah maka sedikit pula
keuntungan yang didapatnya, bahkan seseorang jika tidak mengerjakan ibadah
sunnah sama sekali maka tidak ada keuntungan yang dapat ia raih.
Hadirin yang dimuliakan allah swt
Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika modalnya
selalu berkurang. Bagaimana mungkin seseorang mengharapkan pahala sunnah atau
mengharapkan keuntungan dari Allah swt jika kewajiban yang diperintahkan Allah
swt selalu ditinggalkan. Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika
modalnya selalu berkurang atau habis. Yang ada ia harus menutupi modalnya
terlebih dahulu baru setelah itu ia mendapatkan keuntungan.
Maka dari itu Imam ghazali membagi manusia dalam menjalankan
perintah Allah menjadi 3 :
Yang pertama adalah orang yang selamat (saalimun),
yaitu orang yang hanya mengerjakan ibadah fardu saja.
Yang kedua adalah orang yang beruntung (roobihun),
yaitu orang yang mengerjakan amalan amalan fardu dan sunnah
Yang ketiga adalah orang yang rugi (khoosirun), yaitu
orang yang tidak mengerjakan amalan fardu.
Dalam kitabnya, imam ghazali melanjutkan perkataannya: “jika engkau tidak dapat menjadi orang yang
beruntung maka berusahalah agar anda menjadi orang yang selamat”.
Mudah mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah untuk dapat
menunaikan amalan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah, amin ya rabbal alamin.
Hadirin yang dimuliakan Allah swt
Mulai dari sekarang banyakin niat
untuk berbuat baik, banyakin niat dan amalkan apa yang diperintah oleh Allah
swt baik yang wajib maupun sunnah. Kalau hanya sebatas niat saja, itupun
diganjar oleh Allah swt :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةً
وَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَعَمِلَهَا كُتِبَتْ لَهُ عَشْرًا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ
ضِعْفٍ وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ تُكْتَبْ وَإِنْ
عَمِلَهَا كُتِبَتْ
Oleh karena itu, Nabi
Muhammad saw bersabda : “berapa banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan
ukhrowi karena niatnya yang baik, dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi
perbuatan duniawi karena niatnya yang buruk”.
Kalau seseorang bekerja
urusan duniawi, seperti membangun rumah, atau menyapu jalan, tetapi hatinya
ikhlas, niatnya baik, maka itulah yang akan dibalas disisi Allah swt pada hari
pembalasan kelak.
Begitu pula sebaliknya,
apabila seseorang membaca Al-Qur’an atan sedang sholat tahajud tapi hatinya
tidak ikhlas ataupun riya maka itulah yang dinilai oleh Allah swt.
Niat kita saat ini, pasti
berbeda-beda. Ada yang niat hanya sebatas menggugurkan kewajiban shalat saja,
ada yang berniat untuk syiar Islam, ada yang berniat untuk mengungkapkan rasa
syukur kepada Allah swt dan mematuhi segala perintah – perintahnya. Ada yang
niatnya satu, ada yang niatnya dua, ada yang niatnya bermacam – macam dan
lain-lain sebagainya.
Oleh karena itu, kita
harus sering melatih konsentrasi kita terutama dalam masalah niat, agar jasmani
dan rohani kita menjadi seimbang. Maka dari itu, nabi besar Muhammad saw sebelum sholat selalu
mengingatkan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah – olah
sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa setelah sholat ini bayangkan kalian
akan dijemput oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis, kita akan sholat
dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik – baik, yang
akan kita persembahkan itu semua kehadirat Allah swt.
Kalau ini dilakukan dalam
ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan
menjadi manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani, dan kita berharap
menjadi manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak. Amin amin
ya rabbal alamin.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ
ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ
وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Dari Abu Hurairoh ra,
bahwa Rasulullah saw bersabda : jika manusia meninggal dunia maka akan terputus
amalannya kecuali tiga yaitu Shadaqah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak
Soleh yg mendoakannya.
Shadaqah jariyah adalah
mendermakan sebagian rizki kita untuk hal kebaikan. Sedangkan jariyah artinya
mengalir, jadi shadaqah jariah adalah shadaqah yang pahalanya terus mengalir
walaupun si pemberi shadaqah telah meninggal dunia. Contohnya adalah: Memberikan alqur’an kepada
seseorang, setiap saat al-qur’an itu dibaca, maka pemberi alqur’an akan terus
mendapatkan pahala dan kebaikan walaupun telah meninggal dunia, Menyumbang
kursi roda kerumah sakit, maka setiap orang sakit menggunakannya, maka kita
mendapatkan kebaikan, Menanam pohon, Membantu pendidikan anak, Mewakafkan
tanah, gedung untuk kegaiatan sosial., Melibatkan diri dalam pembangunan
masjid, sekolah, jalanan, dll
ilmu yang bermanfaat
adalah mengajarkan suatu kebaikan kepada seseorang kemudian ilmu itu
dimanfaatkan oleh orang itu untuk berbuat kebaikan pula. Contohnya adalah :
Mengajarkan sholat kepada seseorang, selama orang itu melakukan sholat maka
anda akan mendapatkan pahala walaupun kita telah tiada Mengajarkan al-Qur’an,
selama orang tersebut membaca al-Quran maka pahala tetap mengalir kepada kita
walaupun kita telah tiada
Anak sholih yang
mendoakan kedua orangtuanya meskipun orangtuanya telah tiada namun mereka tetap
mendapatkan kiriman pahala dari anak-anaknya yang mendokan untuk mereka. Atau
anak itu berbuat kebaikan maka orangtua mereka akan tetap mendapatkan kiriman pahala
dari perbuatan baik anak-anak mereka, termasuk amalan-amalan shaleh yang
diamalkan sianak, orang tua akan mendapatkannya tanpa mengurangi pahala anak
tersebut sedikitpun. Maka disinilah letak penting mendidik anak dijalan yang
baik, mendasari mereka dengan agama dan budi pekerti yang baik adalah sebuah
pondasi yang musti ditanam oleh orangtua mereka kepada setiap anaknya.
BERBAKTI
KEPADA ORANG TUA
بسم الله و الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول
الله اما بعد :
Saudara-saudaraku yang dirahmati
Allah, sebagai seorang Muslim kita wajib berbakti kepada ibu-bapak sebagaimana
difirmankan Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 36: Yang artinya:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan
berbuat baiklah kepada dua orangtua
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah.
Ayat tadi
memerintahkan kepada kita agar senantiasa menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa,
dan berbuat baik kepada kedua orangtua kita. Cobalah kita hitung jasa kedua
orangtua kita, tentu tidak akan mampu menghitungnya, karena jasa mereka sangat
besar tiada terkira.
Saat hamil,
ibu selalu dalam kepayahan karena mengandung kita, sementara bapak bekerja
siang dan malam untuk kelahiran kita. Begitu pula saat lahir, mereka pun
mencurahkan segala perhatian dan kasih sayang kepada kita. Bahkan sampai
sekarang kasih sayangnya tiada terkira. Subhanallah, betapa mulia jasa kedua
orangtua kita!
Suatu hari,
ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW, “Siapakah yang patut memperoleh
penghormatan terbaik dariku, wahai Nabi?”
“Ibumu,”
jawab Nabi singkat.
”Lalu siapa
lagi?” sahabat kembali bertanya.
“Ibumu,”
Nabi tetap memberi jawaban yang sama.
“Lalu
siapa?” sahabat itu terus bertanya.
“Ibumu,”
lagi-lagi Nabi memberi jawaban yang sama hingga tiga kali.
“Lalu siapa,
wahai Nabi?”“Ayahmu.”
Karena
itulah, barangsiapa yang durhaka kepada kedua orangtua, niscaya Allah akan
menurunkan siksa dan neraka balasannya. Panasnya, duuuuh…. Minta ampun!
Pokoknya puanas banget, ratusan kali lipat panasnya dari api di bumi ini. Nah,
sebagai generasi shalih dan shalihah, marilah kita berbakti kepada kedua
orangtua dan senantiasa berdoa untuk mereka:
Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua
orangtuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku di kala
aku masih kecil.
Saudara-saudaraku
yang dirahmati Allah, demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf atas
segala kekurangan dan kesalahan.
Billahit-taufiq
wal hidayah.. Wassalamuaikum Wr. Wb.
KEUTAMAAN
BULAN RAMADHAN
بسم الله و الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول
الله اما بعد :
Saudara-saudaraku
yang dirahmati Allah, hari ini kita sudah mendekati penghujung Sya’ban. Itu
artinya, bulan Ramadhan akan segera tiba. Tentu kita senang menyambutnya,
karena Ramadhan adalah bulan yang selalu dinanti-nantikan oleh umat Muslim
sedunia.
Berbicara
tentang Ramadhan, Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 183:
Yang
artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”
Ayat di atas
menegaskan kepada kita bahwa puasa Ramadhan wajib hukumnya. Barangsiapa tidak
mau berpuasa, maka Allah akan membalasnya dengan siksa dan neraka.
Saudara-saudaraku
yang dirahmati Allah, tahukah Anda bahwa Ramadhan memiliki keutamaan yang luar
biasa. Ramadhan adalah bulan dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka.
Puasa Ramadhan dapat menghapus dosa yang telah lalu. Dan masih banyak lagi
keutamaan-keutamaan lainnya. Karena itulah, pada bulan Ramadhan nanti, marilah
kita berpuasa dan memperbanyak amal ibadah kepada Allah Ta’ala.
Saudara-saudaraku
yang dikasihi Allah, kita harus tahu bahwa berpuasa itu bukan hanya menahan
lapar dan haus. Tetapi yang lebih penting adalah menahan diri dari godaan hawa
nafsu. Katanya puasa, e… setiap hari sukanya marah-marah! Katanya puasa, e…
malah nyolong ayam tetangga! Ini nih yang bahaya, sebab Nabi telah bersabda, “
Betapa
banyak orang berpuasa, tetapi tidak ada yang diperolehnya kecuali hanya lapar
dan dahaga.”
Sayang
sekali kalau puasa kita sia-sia, tidak mendapatkan pahala tetapi hanya lapar
dan haus yang kita rasa. Untuk itu, marilah kita luruskan niat berpuasa
semata-mata karena Allah
Ta’ala, dengan menjauhi segala larangan-Nya dan
memperbanyak amal ibadah kepada-Nya.
“Saya
berniat berpuasa esok hari untuk menunaikan puasa Ramadhan tahun ini karena
Allah Ta’ala.”
Demikian
yang dapat saya sampaikan. Meski singkat, semoga bermanfaat. Pak Haji beli
durian, mohon maaf bila ada kesalahan.
Billahit-taufiq
wal hidayah..Wassalamualikum Wr Wb.
PUISI
Getaran Jiwa
Kepala tertunduk lesu
Jiwa bergetar pilu
Air mata tak mampu terbendung
Kala kusebut asma-Mu Yang Agung
Ya Allah...
Mengapa bau teringat
Setelah semua terlanjur
Mengapa baru tersadar
Setelah semua hancur
Terlalu jauh langkahkan kaki
Pijak kenikmatan semu duniawi
Tersenyum bangga
Karena masih di atas segalanya
Tak pernah tersadar
Semua hanya sementara
PUISI
Ampuni Sujudku
Ya Allah...
Malu tunduk ku di hadap-Mu
Kecil luruh jiwa raga
Kau Maharaja
Tak daya jagat raya
Alam semesta luas
Tunduk hanya pada-Mu
Maha Kau cipta
Sujudku tak luntur, tak goyah
Hanya pada-Mu
Apa arti dunia terlena dibuat manusia
Lupa akan Maha-Mu
Malu aku di hadap-Mu
Ya Allah, ampuni aku!
Lumpur gunung lautan samudera dosa
Hanya Kau penyuci
Ampun ya Allah, Maha Pedih siksa-Mu
Alam kekal menantiku
Aku berlindung kepada-Mu
Aku yang hina dina, Kau pengangkat muliaku
Ridho-Mu, ku rindu
Amiinn!
Dalam Sujudku
Ya Rabb...
Kubersujud mengagungkan kemuliaan-Mu
Bersimpuh menghadap rahmat-Mu
Memohon petunjuk
Untuk dosa-dosa yang diperbuat kedua mataku
Untuk kenakalan tanganku
Untuk kesalahan langkah dan kejahilan lisanku
Kumohon ampunan-Mu ya Allah...
Kuharap agar rahmat-Mu terpancar mengenai
akhlakku
Dan kasih sayang-Mu mewujud dalam setiap gerak
langkah hidupku
Curahkanlah hidayah-Mu, ya Rabb
Agar hidup ini semakin indah dengan
keberkahan-Mu
Sebab aku telah bosan ya Rabb, bergelimpangan
dengan dosa
Kurindu kesolehan itu terwujud dalam asaku
Laksana seorang mujahid, pejuang dien-Mu
Perindu syahid di jalan-Mu
Dengan pertolongan-Mu
Pilihlah aku sebagai prajurit-Mu yang mukhlis
amiinnn
BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
Assalamu”alaikum
wr. Wb.
Segala puji
bagi Allah Tuhan seluruh alam. Semoga rahmat dan salam tetap dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad Saw dan kepada keluarga serta seluruh sahabatnya.
Dalam
kesempatan ini saya akan berceramah dengan tema berbakti pada orangtua.
Mungkin yang
pertama kali terlintas di benak kita adalah mengapa kita harus berbakti kepada
orangtua? Jawabannya adalah; karena merekalah yang membesarkan kita dari kecil
hingga kini. Merekalah yang mengasuh kita, membimbing kita, mendidik kita, dan
tanpa kita sadari pengorbanan mereka sangatlah besar.
Berbakti
kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal sholeh yang mulia bahkan
disebutkan berkali-kali dalam Al Quran. Allah Ta’ala berfirman dalam surat
An-Nisa ayat 36:
“Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada kedua orangtuamu.”
Kewajiban kita sebagai anak terhadap
orangtua adalah berbuat baik kepada orang tua karena dosa terbesar setelah
musyrik adalah durhaka kepada orang tua.
Dan jangan
sekali-kali kita berbuat durhaka kepada orang tua. Ingatlah begitu dahsyatnya
ancaman bagi siapapun yang durhaka kepada orang tua. Ibnu ‘Umar juga menegaskan
bahwa tangisan orangtua termasuk kedurhakaan yang besar.
Kini, saya
akan bercerita tentang sahabat Rasulullah yang bernama Alqamah. Dia seorang
pemuda yang giat beribadah. Suatu ketika dia sakit keras, maka istrinya
mengirim utusan kepada Rasulullah untuk memberitahukan keadaan Alqamah. Maka,
Rasulullah pun mengutus beberapa sahabatnya untuk menjenguk Alqamah dan
menyuruh mereka untuk menalqin Alqamah untuk mengucapkan La ilaha ilallah.
Namun, saat
para sahabat menalqin Alqamah, ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan La
ilaha illallah.
Setelah
mereka melaporkan hal itu pada Rasulullah, Rasulullah pun bertanya, “Apakah
Alqamah masih punya orangtua?”
Seseorang
menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah tua
renta.”
Rasulullah
pun mengirim utusan untuk menemui ibu Alqamah. Beliau berkata, “Katakan pada
ibu Alqamah, “jika kau masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah datanglah,
namun jika tidak, biarlah Rasulullah yang datang menemuimu.”
Ketika
utusan itu sampai pada ibu Alqamah dan menyampaikan pesan beliau, ibu Alqamah
berkata, “Saya lebih berhak mendatangi beliau.”
Sesampainya
di rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam dan Rasulullah pun menjawab
salamnya.
Lalu Rasulullah bersabda kepadanya,
“Wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau
berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan memberitahukan kepadaku.
Bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqamah?”
Sang ibu
menjawab, “Wahai Rasulullah, dia rajin mengerjakan shalat, banyak puasa dan
senang bersedekah.”
Lalu
Rasulullah bertanya lagi, “Lalu apa perasaanmu padanya?”
Dia
menjawab, “Saya marah kepadanya Wahai Rasulullah.”
Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa?”
Dia
menjawab, “Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya
dan diapun durhaka kepadaku.”
Maka, Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak
bisa mengucapkan syahadat.”Rasulullah memikirkan cara agar ibu Alqamah mau
memaafkan Alqamah. Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk mengumpulkan kayu
bakar.Si ibu berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?”
Beliau menjawab, “Saya akan
membakarnya dihadapanmu.”Dia menjawab, “Wahai Rasulullah , saya tidak tahan
kalau engkau membakar anakku dihadapanku.”Rasulullah bersabda, “Wahai Ibu
Alqamah, sesungguhnya adzab Allah lebih pedih dan lebih langgeng, kalau engkau
ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqamah, demi Dzat yang
jiwaku berada di Tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak akan memberinya
manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya.”
Akhirnya ibu Alqamah berkata, “Wahai
Rasulullah, Allah sebagai saksi, juga para malaikat dan semua kaum muslimin
yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku Alqamah”.Rasulullah pun
berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah
Alqamah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum.”
Bilal pun
berangkat. Dari luar rumah Alqamah, ternyata dia mendengar Alqamah mengucapkan
La Ilaha Illallah. Maka, Bilal pun masuk dan berkata, “Wahai sekalian manusia,
sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya sehingga tidak
bisa mengucapkan syahadat, dan ridhanya telah menjadikanya mampu mengucapkan
syahadat.” Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga.Maka, Rasulullah
melihatnya dan memerintahkan untuk dimandikan lalu dikafani, kemudian beliau
menshalatkannya dan menguburkannya,Lalu, di dekat kuburan itu beliau
bersabda, “Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang
melebihkan istrinya daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari Allah,
para malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalannya sedikitpun
kecuali kalau dia mau bertobat dan berbuat baik pada ibunya serta meminta
ridhanya, karena ridha Allah tergantung pada ridhanya dan kemarahan Allah
tergantung pada kemarahannya.”
Dari kisah
ini dapat kita ketahui pentingnya berbakti pada orang tua. Tentunya sebagai
anak kita mempunyai banyak salah pada orangtua kita. Segeralah meminta maaf
pada mereka, karena ridho Allah bergantung pada ridho orangtua.
Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan. Maaf
bila ada salah kata dan hanya kepada Allah saya mohon ampun.Wabillahitaufiq wal
hidayat. Wass. Wr. Wb.
PIDATO ATHIRA
Assalamualikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
الحمد لله رب العالمين اشهد ان لا إله إلا الله و أشهد أن محمدا عبده و رسوله
( أما بعد)قال العلماء : عام جديد لمن طاعته تزيد
Yang kami
hormati Bapak Ibu Guru
Yang kami hormati para Dewan Juri
Alhamdulillah
… kita sudah berada di tahun baru yaitu tahun 2012 masehi… umat islam juga
punya tahun baru yang akan kita peringati kurang lebih satu minggu lagi
bertepatan dengan tanggal 1 muharrom 1434 hijriyyah
Maka dari
itu, marilah kita menengok kebelakang,
apakah tahun lalu, sudah kita pergunakan dengan sebaik mungkin. Untuk belajar,
menghafal, berbakti kepada orang tua, dan menjalankan yang diperintahkan oleh
Allah subhanahu wa ta’ala.
Teman teman
yang disayangi Allah
Apakah tahun
lalu belajar kita lebih semangat atau malas malasan.
Apakah Bacaan
al-Qur’an kita sudah ada kemajuan
Apakah kita
sering membaca Al-Qur’an di rumah atau malah sering main – mainan
Apakah kita
sering membahagiakan orang tua dirumah,
dengan membantunya dan ramah kepadanya atau malah sering bikin kesal dan
merepotkannya
Apakah kita
sudah membiasakan untuk shalat lima waktu, baik di sekolah maupun dirumah?
teman-temanku
sekalian
Kita sebagai
seorang murid tentunya mempunyai kewajiban juga untuk selalu belajar dengan
giat. Agar cita-cita kita dapat tercapai. Rasulullah saw mewajibkan
memerintahkan kepada kita untuk selalu menuntut ilmu. Karena dengan ilmulah
kebahagiaan dunia dan akhirat akan kita raih. Sebagaimana Hadits Rasulullah
saw:
“Man aroda
dunia fa `laihi bil `ilmi.
wa man arodal
akhiroh fa `alihi bil `ilmi
wa man aroda
humaa fa`alihi bil `ilmi”
artinya:
“siapa yang ingin bahagia di dunia harus memiliki ilmu. siapa yang ingin
bahagia di akhirat harus memiliki ilmu, dan siapa saja yang ingin bahagia dunia
akhirat harus memiliki ilmu”
Teman-teman
yang di sayangi Allah.
Oleh karena
itu, di tahun baru ini dan disemester dua ini, mari kita tingkatkan semangat
belajar kita, jangan lagi malas-malasan, jangan lagi bolos sekolah, jangan lagi
berbohong, berusahalah untuk selalu jujur di setiap ucapan dan tindakan
Sebagaimana
lagu ini :
Bicara
jujurlah … tanpa kau berbohong … menjaga lisanmu … kawan
Hatimu kan
tenang … tanpa dirisaukan … engkau akan dipercaya
Demikianlah
pidato dari saya, dan akhirnya saya ucapkan:
Wassalamualikum
warahmatullahi wabarakatuh
(Special for
my angel Aisha Tara Athira
God Bless
every your step…….amien……)
SAMBUTAN
KHATAM AL-QUR’AN
Dalam hadits yang terdapat dalam Kitab Sunan Abu Dawud dan
Musnad Imam Ahmad, bahwa Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ
قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا
لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا
Dari Sahl bin Muadz al-Juhhany berkata,
telah bersabda Rasulullah Saw: “Barangsiapa yang membaca al-Qur’an dan
mengamalkan apa yang ada didalamnya, maka (Allah swt) akan memberikan mahkota
kepada kedua orangtuanya pada hari kiamat yang cahanya lebih bagus dari sinar
matahari”.
Kemudian hadits shahih yang
diriwayatkan dari hampir seluruh kutubussittah menyebutkan:
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ
الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Dari Abu Hurairoh ra, bahwa Rasulullah
saw bersabda : jika manusia meninggal dunia maka akan terputus amalannya
kecuali tiga yaitu Shadaqah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak Soleh yg
mendoakannya.
·
Shadaqah jariyah adalah mendermakan sebagian rizki kita untuk hal
kebaikan. Sedangkan jariyah artinya mengalir, jadi shadaqah jariah adalah
shadaqah yang pahalanya terus mengalir walaupun si pemberi shadaqah telah
meninggal dunia. Contohnya adalah:
1.
Memberikan alqur’an kepada seseorang, setiap saat al-qur’an itu dibaca,
maka pemberi alqur’an akan terus mendapatkan pahala dan kebaikan walaupun telah
meninggal dunia.
2.
Menyumbang kursi roda kerumah sakit, maka setiap orang sakit
menggunakannya, maka kita mendapatkan kebaikan
3.
Menanam pohon
4.
Membantu pendidikan anak
5.
Mewakafkan tanah, gedung untuk kegaiatan sosial.
6.
Melibatkan diri dalam pembangunan masjid, sekolah, jalanan, dll
·
Ilmu yang bermanfaat adalah mengajarkan suatu kebaikan kepada seseorang
kemudian ilmu itu dimanfaatkan oleh orang itu untuk berbuat kebaikan pula.
Contohnya adalah :
1.
Mengajarkan sholat kepada seseorang, selama orang itu melakukan sholat
maka anda akan mendapatkan pahala walaupun kita telah tiada
2.
Mengajarkan al-Qur’an, selama orang tersebut membaca al-Quran maka pahala
tetap mengalir kepada kita walaupun kita telah tiada
·
Anak sholih yang mendoakan kedua orangtuanya meskipun orangtuanya telah
tiada namun mereka tetap mendapatkan kiriman pahala dari anak-anaknya yang
mendokan untuk mereka. Atau anak itu berbuat kebaikan maka orangtua mereka akan
tetap mendapatkan kiriman pahala dari perbuatan baik anak-anak mereka, termasuk
amalan-amalan shaleh yang diamalkan sianak, orang tua akan mendapatkannya tanpa
mengurangi pahala anak tersebut sedikitpun.
Maka disinilah letak penting mendidik
anak dijalan yang baik, mendasari mereka dengan agama dan budi pekerti yang
baik adalah sebuah pondasi yang musti ditanam oleh orangtua mereka kepada
setiap anaknya.
CERAMAH MAULID
Para hadirin yang dimuliakan allah Swt
Dewan guru yang kami hormati, wabil khusus kepada kepala
sekolah dan jajarannya
Adik-adik, para shahabat yang kami banggakan.
Dalam suasana yang penuh khidmat ini, marilah kita panjatkan
puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala limpahan rahmat dan
nikmat-Nya serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat berkumpul di
tempat yang penuh berkah ini, dalam keadaan sehat walafiyat, untuk bersama-sama
memperingati maulid Nabi besar Muhammad Saw. Mudah-mudahan kehadiran kita
senantiasa mendapatkan ridha Allah Swt dan Syafa’at Rasulullah Saw, karena
kegiatan ini merupakan bukti kecintaan kita kepada Allah Swt dan Rasul-Nya.
Amin
Tak lupa shalawat dan salam, marilah kita sanjungkan
kepangkuan junjungan kita Nabi Muhammad Saw berserta keluarga dan shahabatnya
dan seluruh ummat yang mengikuti petunjuknya.
Pada bulan Rabiul Awal ini kita peringati maulid Nabi
Muhammad Saw. Dimana kita tidak bosan-bosan memperingatinya, setiap kita
memperingati maka semakin bertambah cinta kita kepadanya. Mengapa demikian,
karena yang kita peringati adalah seorang pemimpin besar, pemimpin agama,
pemimpin ummat manusia, yang dipilih dan diangkat langsung oleh Allah Swt,
pemimpin sekaligus penutup para Nabi dan Rasul. Dia adalah orang yang paling
dekat dengan Allah, yang namanya diabadikan berdampingan dengan-Nya: Lailahaillah
Muhammadurrosulullah. Dia lah yang menjamin ummatnya masuk surga dan dialah
yang membawa rahmat bagi seluruh alam sebagaimana firman Allah Swt: “wama
arsalnaka illa rahmatan lilalamin” ‘tidaklah kami mengutus engkau (wahai
Muhammad) kecuali untuk memberi rahmat (sebagai penebar kasih sayang) kepada
seluruh alam.’
Beliaulah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib yang
dilahirkan di kota Makkah pada tahun gajah ditengah-tengah masyarakat
jahiliyyah, penyembah patung dan berhala, pecandu minuman keras, gemar berjudi
dan membunuh anak perempuan yang baru dilahirkan.
Dan Nabi Muhammad Saw dilahirkan dalam keadaan yatim dan
mengalami berbagai macam kesulitan di masa kecilnya namun beliau bisa
mengatasinya dan memperoleh keberhasilan di masa muda dan masa-masa
selanjutnya.
Nabi di lahirkan dalam keadaan yatim dan dalam keadaan
miskin, begitu juga ketika meninggal dunia, nabi meninggal dalam keadaan
miskin, karena nabi tidak meninggalkan apapun kecuali 7 dirham saja. Seluruh
hartanya diserahkan untuk kepentingan kaum muslimin.
Tetapi walau demikian, bukan berarti masa remaja dan masa
mudanya beliau dilalui dengan kemiskinan. Bahkan sebaliknya, nabi Muhammad Saw
ketika remaja dan masa mudanya, beliau
adalah orang yang sangat produktif, berhasil dan kaya raya.
Nabi Muhammad Saw merintis karirnya sebagi pengembala ternak
pada umur 8 tahun. pekerjaan mengembala
ternak ini ternyata memberikan pelajaran yang berarti kepada Nabi Muhammad
tentang manajemen yang baik, dan seorang anak kecil dilatih untuk bertanggung
jawab dan dipupuk jiwa kepemimpinannya. Diantaranya, biasanya para pengembala
harus mampu mengarahkan ternaknya kepadang gembalaan yang subur. Disamping itu,
pengembala juga harus mengendalikan hewan ternaknya agar tidak tersesat, dan
pengembala juga harus melindungi ternaknya dari gangguan binatang buas ataupun
pencuri. Pengembala juga mempunyai banyak waktu untuk perenungan berbagai hal,
misalnya tentang masyarakat disekitarnya, tentang alam dan tentang Tuhannya.
Pada umur 12 tahun, nabi mulai merintis karirnya di
perdagangan. Saat itu nabi menjadi karyawannya
abu thalib. Untuk menyertai pamannya berdagang ke Negara syiria dan Jordan.
Selama menjadi karyawan beliau sangat menekuni usaha itu dengan baik dan jujur,
sehingga ketika berumur 16 tahun beliau sudah beberapa kali keliling jazirah
arab sehingga memiliki banyak relasi, baik di Mekkah maupun diluar Mekkah.
Kemudian ketika berumur 17 tahun, Nabi Muhammad memulai
usahanya sendiri, sehingga ia bukan lagi menjadi karyawan biasa, tetapi
saat itu, ia menjadi manager, ia menjadi manager perdagangannya
Khadijah. Ia mengambil dagangan dari seeorang janda kaya di Mekkah saat itu
yang bernama Khadijah, lalu ia menjualnya. Wilayah perdagangannya meliputi
Yaman, Syiria, Basrah, Irak, Jerash di Jordania, Bahrain dan kota kota lainnya.
Dengan demikian di usia muda, nabi telah berkeliling dunia, nabi telah menjadi
pedagang regional, karena perdagangannya meliputi hampir seluruh jazirah Arab.
Pada umur 25 tahun, Nabi sudah sangat mapan. karena
kejujurannya dan usaha yang selalu meningkat membuat Khadijah tertarik.
Sehingga pada usia itu, nabi menikah dengan Khadiah. Dan nabi memberi mahar
beberapa ekor onta untuk Khadijah. Ketika menikah dengan Khadijah, nabi bukan
lagi menjadi karyawan, dan bukan lagi menjadi manager, tetapi sudah menjadi
pemimpin perusahaan. Ia dan Khadijah menangani segala yang ia rintis dari
remaja bersama Khadijah. Sehingga usahanya semakin meningkat dan meningkat.
Bukan karena kerja kerasnya saja tetapi karena kejujurannya.
Pada masa muda, nabi sudah menyandang predikat al-amin yang
berarti jujur, amanah dan bertanggung jawab, predikat ini bukan dari dirinya
sendiri dan bukan dari Allah swt sebagai wahyu, tetapi predikat ini datang dari
masyarakat sekitarnya.
Saat itu, jika seseorang ingin menitipkan uang ataupun
barang maka yang dicari adalah Muhammad Saw. Makanya ketika terjadi konflik di
Mekkah yang melibatkan beberapa Qabilah tentang siapa yang paling berhak
meletakkan hajar aswad ketempat semula, Muhammadlah yang menyelesaikan konflik
itu. Karena ia sangat jujur dan sangat
adil. Dan Nabi sudah sangat dikenal oleh masyarakatnya sebelum ia diangkat
menjadi utusan Allah.
Menjelang umur 40 tahun, nabi memulai karirnya dengan
menjadi investor. Bukan ia lagi yang bekerja untuk mendapatkan uang, tetapi
uang yang bekerja untuk dirinya. Pada saat itu, nabi sudah mencapai apa yang
diistilahi oleh para ekonom dengan ‘kebebasan waktu dan uang’. Ia sudah cukup
banyak memiliki karyawan untuk mendagangkan usahanya. Sehingga ia mulai
memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi dirinya dan masyarakatnya.
Beliau mulai sering menyendiri (uzlah) di gua hira, merenungi dirinya,
siapa Tuhannya, dan merenungi masalah akhlaq dan sosial yang ada pada
masyarakatnya,. Hal ini terus ia lakukan sampai ia mendapatkan wahyu yang
pertama. Sejak itulah beliau memulai periode baru dalam hidupnya sebagai
seorang utusan Allah.
Nabi Muhammad Saw, sejak kecil sudah banyak mendapatkan
cobaan dan ujian. Beliau mempunyai pengalaman pahit dengan terlahir sebagai
yatim, ketika berumur 6 tahun ibunda beliau wafat. Setelah itu dititipkan
kepada kakeknya. Tidak berlangsung lama, selama 2 tahun, kakek beliau wafat.
Nabi kecil saat itu berusia 8 tahun, dititipkan kepada pamannya Abu
Thalib. Sayangnya, Abu Thalib merupakan
salah satu anak Abdul Muthalib yang paling sederhana hidupnya, sehingga tidak jarang
Muhammad kecil harus membantu ekonomi keluarganya. Ujian nabi tidak berhenti
sampai situ saja. Ketika menikah dengan khadijah, beliau dikaruniai anak. Anak
laki-laki, seluruhnya meninggal pada usia yang sangat belia. Anak perempuannya
meninggal kala ia sedang berjuang menyebarkan agama Islam. Hanya Fatimah saja
yang meninggal setelah Nabi Muhammad saw wafat.
Mungkin latar belakang seperti ini yang memang digariskan
Allah swt kepada calon rosul yang akan mengemban risalah kenabian dan yang akan
menjadi pemimpin umat. (Laqod kana lakum
fi rasulillahi uswatun hasanah)
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt
Disamping kita mengenang kelahiran Rasulullah SAW yang jatuh
pada tanggal 12 Rabiul Awal besok hari, kita juga seharusnya mengingat wafatnya
Rasulullah Saw yang memang jatuh pada tanggal yang sama yaitu tanggal 12 rabiul
awal pada hari senin.
Kenapa kita harus mengingat wafatnya Rasulullah SAW, karena
dengan mengingatnya, mengenangnya kita akan semakin tau dan mengerti betapa
besarnya kecintaan Rasulullah Saw kepada kita.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT
Saya akan bercerita sedikit tentang detik – detik terakhir
menjelang wafatnya Rasulullah saw, yaitu sekitar 3 bulan sebelum Nabi wafat,
kala itu nabi sedang khutbah wukuf di padang Arafah, turunlah wahyu ;
Yang artinya : “Pada hari ini telah aku sempurnakan untukmu
agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatmu dan telah aku ridhoi Islam
menjadi agama bagi mu”
Abu bakar siddiq dan sebagian sahabat merasakan bahwa
Rasulullah saw akan wafat tidak lama setelah turunnya ayat tersebut.
Pada hari minggu
tepatnya tanggal empat rabiul awal, yaitu delapan hari sebelum Rasulullah saw
wafat, beliau pergi berziarah ke maqam baqi dan mendoakan ahli baqi.
Sekembalinya dari Maqam Baqi, nabi mulai
merasakan pusing dikepalanya. penyakit ini adalah penyakit yang pertama yang dirasakan sebelum nabi Saw
meninggal dunia.
Kemudian pada tanggal tujuh rabiul awal, nabi merasakan
sakit yang amat sangat dibanding hari-hari sebelumnya. Sampai-sampai nabi dirawat dan ditunggui oleh
istrinya aisha binti abi bakr ashshiddiq, kemudian ali bin abi tholib dan abbas
bin abi muthalib.
Walaupun dalam
kondisi sakit, nabi tetap memaksakan untuk berkhutbah pada tanggal 8 Rabiul
awal, yaitu empat hari sebelum wafat. Pada khutbah itu, dihadapan kaum muslimin
beliau berkata : “wahai kaum muslimin ada seseorang yang ditawari dunia beserta
isinya dan kemudian orang itu ditawari surga untuk bertemu Allah swt, maka
orang itu memilih bertemu allah swt”.
Abu bakar dengan perasaannya yang halus dan merupakan teman
nabi sejak kecil sangat paham bahwa orang yang dimaksud itu adalah Nabi
Muhammad Saw. Maka Abu Bakar menangis seketika.
Pada hari itu juga, merupakan sholat terakhirnya Nabi
Muhammad Saw bersama para sahabat, sehingga Nabi memerintahkan Abu Bakr Shiddiq
melalui Aisha binti Abi Bakr untuk menjadi imam sholat jama’ah. “Muru aba
bakr falyusolli finnaas”. Nabi menyuruh sampai tiga kali karena Aisha
sepertinya menolak akan hal tersebut.
Satu hari sebelum meninggal, yaitu pada tanggal 11 Rabiul
awal, nabi menafkahkan seluruh hartanya dan tidak meninggalkan sedikitpun
hartanya kecuali 7 dirham saja, nabi
juga membagikan seluruh senjatanya kepada para sahabat.
Pada pagi hari tanggal 12 rabiul awal, ketika itu abu bakar
sedang mengimami sholat subuh berjama’ah bersama para sahabat, Nabi melihat
mereka berjama’ah melalui jendela rumahnya dan nabi tersenyum melihat hal itu,
nabi sedang mengenang perjuangannya selama berpuluh-puluh tahun, nabi sedang
mengenang perjalanan dakwahnya menyebarkan agama tauhid, mengajak manusia dari
menyembah berhala kepada menyembah Allah swt, dan saat itu adalah saat yang
terakhir para sahabat melihat nabi Muhammad SAW.
Pada waktu dhuha, Fatimah masuk ke kamar nabi, kemudian nabi
menanyakan kabar Fatimah. Setelah itu masuklah Abdurrahman bin abu bakr,
saudaranya aisha dengan membawa siwak, dan nabi menggunakan siwak itu, sambil berkata “assolah
assolah”. Nabi memperingatkan kepada kaum muslimin untuk menjaga shalat dan
tidak meninggalkannya.
Setelah itu datanglah malaikat maut dan meminta izin kepada
Nabi Muhammad SAW untuk mencabut nyawanya. Ketika dicabut nyawanya yang keluar
dari mulut nabi bukanlah hartanya yang ia kumpulkan selama masa mudanya, yang
keluar dari mulutnya bukan anak, cucu dan keluarganya, tapi yang keluar dari
mulutnya sebelum meninggal dunia adalah kita, kaum muslimin, dengan perkataan
“ummati ummati”.
Anas bin malik berkata : bahwa tidak ada hari yang paling
bahagia kecuali hari datangnya nabi Muhammad saw ke Madinah, dan tidak ada hari
yang paling sedih kecuali hari kematian nabi saw. Begitulah sekilas tentang
detik-detik wafatnya nabi Muhammad Saw.
Rasulullah sangat sayang kepada kita, Rasulullah sangat
cinta kepada kita. Maka sudah semestinya kita juga harus mencintai Rasulullah
saw. Bagaimana cara mencintai beliau?. Salah satunya adalah dengan membaca dan
mempelajari sejarah beliau. Karena tidak mungkin seseorang dikatakan cinta
sampai ia benar benar mengetahui sejarahnya, kehidupannya, akhlaqnya. Kalau
kita membaca sejarahnya, semakin kita membaca dan semakin kita mengetahui maka
semakin menjadi–jadi kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw.
Kalau kita benar benar cinta kepada Nabi Muhammad SAW maka
bacalah sejarah beliau, tidak mungkin seseorang dikatakan cinta sampai ia benar
benar mengetahui sejarahnya, kehidupannya, akhlaqnya. Kalau kita membaca
sejarahnya, semakin kita membaca dan semakin kita mengetahui maka semakin
menjadi–jadi kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw.
Kalau kita mengaku cinta kepada Nabi Muhammad Saw mari kita
intropeksi diri sudah berapa kali kita membaca sejarah Rasul saw. Karena ada Maqolah
: “Man ahabba sakhsaon qolladahu”. Siapa yang cinta kepada seseorang maka
dia akan mengkutinya. “yuhsarul mar’u ma’a man ahab”.. manusia nanti
dibangkitkan dari alam kuburnya bersama orang yang dicintainya. Kalau yang ia
cintai artis maka ia akan dibangkitkan dari alam kuburnya bersama artis itu
tapi kalau yang ia cintai adalah Rasullullah SAW maka ia akan dibangkitkan dari
alam kuburnya bersama Rasulullah SAW.
Jadikan 5 menit setiap hari sebagai wirid untuk membaca
shalawat kepada nabi Muhammad saw. didalam maqolah dikatakan :
إذا احب الناس فليكثر من ذكره
Kalau seseorang sudah cinta maka ia akan selalu menyebutnya
(berkali kali, berulang ulang, dilisan maupun didalam hati)
Ada seseorang murid mengahadap ulama sholeh, murid ini
menginginkan dapat bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Tetapi aneh,
ulama sholeh itu malah menganjurkan untuk makan ikan sebanyak-banyaknya. Tetapi setelah makan ikan jangan minum air.
Benar, ketika malam hari ia bermimpi di dalam tidurnya, tapi bukan mimpi Rasul.
yang ia mimpikan adalah ia seolah-olah berada ditengah danau dan ia sedang
meminum air danau itu sepuas–puasnya, karena sebelum tidur ia merasa kehausan
karena belum minum air semenjak makan ikan tadi.
Setelah pagi hari ia menghadap lagi kegurunya, ia bercerita
bahwa ia tidak memimpikan Rasul seperti apa yang ia inginkan, malah ia
memipikan danau yang sangat jernih airnya dan miminum air danau sepuas -
puasnya. Apa jawab guru : jawab guru adalah :
إذا كان اشتياقك الى الرسول كشتياقك الى الماء فستراك الرسول
artinya : “kalau kamu merindukan Rasul SAW saat itu, seperti
kamu merindukan air untuk minum, maka kamu akan bermimpi bertemu Rasulullah
SAW.”
Dalam kitab Jalaa-ul Afhaam karya Imam Ibnu Qayyim
al-Jauziyyah menyebutkan beberapa manfaat dari mengucapkan shalawat kepada Nabi
Muhammad Saw, diantaranya :
Yang pertama,
Shalawat merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Allah Swt, sebab Allah
berfirman :
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat
untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Dalam hadits lain juga
dikatakan :
البخيل من ذكرت عنده فلم يصل علىّ
Orang yang bakhil adalah orang yang apabila namaku disebut,
dia tidak mengucapkan shalawat kepadaku”.
Keutamaan yang kedua, terkabulnya do’a jika didahului dengan
shalawat atas Nabi Muhammad, dalam hadits disebutkan :
كل دعاء محجوب حتى يصلى على النبى صلى الله عليه و سلم
Setiap do’a masih terhalang hingga diucapkan shalawat kepada
Nabi Saw
Dan keutamaan yang ketiga, shalawat merupakan sebab
mendapatkan syafa’at dari Nabi Muhammad Saw. Jika ketika mengucapkan shalawat
diiringi dengan permohonan wasilah kepada beliau. Rasulullah bersabda : “apabila
kalian mendengar muadzin (menyerukan adzan), maka ucapkanlah seperti apa yang
ia ucapkan, lalu bershalawatlah kepadaku. Sebab siapa saja yang bershalawat
kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian
mohonkanlah al-wasilah kepada Allah, karena itu adalah sebuah kedudukan disurga
yang tidak akan diperoleh kecuali bagi seorang hamba di antara hamba-hamba
Allah, dan aku berharap akulah orangnya. Maka, siapa yang saja yang memohonkan
al-washilah, maka ia berhak mendapatkan syafa’at (HR. Muslim)
Maka dari itu do’a setelah adzan seperti ini :
اللهم رب هذه الدعوة التامة و الصلاة القائمة ات محمدا الوسيلة و الفضيلة و
ابعثه مقاما محموداالذي وعدته
Ya Allah, Rabb panggilan yang sempurna ini dan sholat yang
akan didirikan. Berikanlah kepada Muhammad al-washilah dan keutamaan. Serta
tempatkanlah dirinya pada maqam terpuji yang telah engkau janjikan kepadanya.
Rasulullah Saw berjanji “siapa saja yang memohonkan
al-washilah kepada nabi, maka ia berhak mendapatkan syafa’at
Keutamaan yang kempat adalah mendapatkan 10 kali shalawat
dari Allah bagi yang bershalawat sekali untuk Nabi.
من صلى عليّ صلاة، صلى الله عليه بها عشرا
Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, Allah akan
memberikan balasan shalawat kepadanya sepuluh kali
Shalawat dari Allah berarti Allah memberi rahmat, kalau dari
malaikat berarti malaikat memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin
berarti berdoa supaya diberi rahmat.
Mudah –mudahan kita semua dapat mengambil hikmah dari
perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw. Amin ya Rabbal alamin.
SAMBUTAN RADIO
ALMANAR
Yang kami hormati para ulama, para kyai para aparat
pemerintah, para sesepuh kota depok yang kami tidak sebutkan satu persatu,
wabil khusus kepada pengasuh pesantren al-manar azhari bapak KH. DR. Manarul
Hidayah, bapak H. Rhoma Irama, bapak menteri tenaga kerja dan transmigrasi,
bapak drs. H. Muhaimin Iskandar, M.Si, Bapak Kapolsek, Kapolres, Bapak camat,
Bapak Lurah, bapak Rukun warga dan rukun tetangga yang kami hormati. Para
alumni santri dari semua angkatan, para santri, para wali murid al-Manar Azhari
yang seluruhnya kami hormati. Terutama kepada Bapak/Ibu hadirin yang dimuliakan
Allah SWT. Amin ya Rabbal alamin.
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah atas
nikmat-ni’mat yang telah diberikan. Sehingga kita dapat berkumpul dipesantren
almanar azhari yang penuh berkah ini dalam acara launcing radio almanar 90.6
fm.
Shalawat dan salam marilah kita junjungkan kepada nabi
Muhammad Saw, Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapatkan syafa’at
Nabi Muhammad Saw pada hari la yanfa’u malun wala banun illa man atallaha
biqolbin salim. Amin ya robbal alamin.
Bapak Ibu dan Hadirin yang berbahagia
Saya atas nama keluarga besar pondok pesantren almanar
azhari mengucapkan selamat datang kepada Bapak/Ibu hadirin/hadirot sekalian
diPondok Pesantren Al-Manar Azhari dalam acara Launching Radio Al-Manar, Radio
Nada dan dakwah, Radio Tambatan Hati, Radio Benteng pendidikan Aswaja, ahli
sunnah wal jama’ah frekuensi 90.6 FM.
Ribuan terima kasih kami haturkan atas nama keluarga besar
al-Manar Azhari kepada Panitia yang telah bekerja keras dalam mensukseskan
acara ini. Kepada para donatur yang telah membantu baik moril ataupun materil.
Kepada seluruh aparat yang telah membantu acara ini. Serta kepada seluruh
santriwan dan santriwati yang telah mempersiapkan penyambutan untuk kita semua.
Selanjutnya kami mohon dibukakan pintu maaf yang seikhlas –
ikhlasnya atas kesalahan dan kekurangan dalam penyambutan dan penjamuan yang
kami berikan kepada Bapak/ibu sekalian.
Sebelum saya akhiri sambutan ini, saya mewakili keluarga
besar al-manar Azhari ingin mengajak kepada bapak/ibu sekalian untuk membantu
tersyiarnya radio 90.6 fm ini. yang bisa membantu dengan pengisian materi –
materi yang akan di siarkan di radio, silahkan mendaftarkan diri kepada panitia
dan staf radio untuk segera dijadwalkan.
Jika tidak bisa, bisanya hanya memberikan donatur untuk keberlangsungan
radio, keberlangsungan dakwah islam, maka itu pun tak mengapa, dan itu sangat
kami harapkan. jika itu tidak bisa maka saya mengharap kita menjadi pendengar
setia, radio 90.6 fm dan menginformasikan kepada yang lain bahwa telah ada
radio 90.6 fm, radionya abi manar, radionya bang h. rhoma irama, radionya cak
imin, yang terdapat di dalamnya nada sekaligus dakwah islam, sebagai benteng
pendidikan ahli sunnah waljama’ah.
Mudah – mudahan Allah swt memudahkan segala urusan kita.
Amin ya robbal alamin. Akhirul kalam, wallhuilmuwafiq ila aqwamithoriq,
wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.
MENEMPATI
RUMAH BARU
Para Ulama, Asatidz, tokoh masyarakat yang kami hormati.
Bapak, ibu, hadirin yang dimuliakan Allah Swt. khususnya shahibul bait, bapak
.... sekeluarga yang berbahagia.
Pertama – tama marilah kita panjatkan puji serta syukur
kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita ni’mat yang tak terhingga,
diantaranya adalah ni’mat iman dan Islam, ni’mat sehat walafiat, berkah rizki,
panjang umur, sehingga kita dapat hadir ditempat ini guna untuk memenuhi
undangan dari shohibul hajat berkenaan dengan menempati rumahnya yang baru
ini.
Mudah-mudahan shohibul hajat dan keluarganya dijauhkan dari
segala bala’, semoga Allah swt mengabulkan seluruh hajatnya dan memudahkan
segala urusannya, rumah yang
ditempatinya saat ini, menjadi rumah yang penuh berkah, semoga Allah menjadikan keluarganya keluarga yang
harmonis, keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, anak-anaknya menjadi
anak-anak yang shaleh dan shalehah, berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya,
berbakti kepada orangtuanya, serta berguna bagi agama dan negaranya, amin ya
robbal alamin.
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap
nikmat Rabbmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (QS.
93:11)
من لم يشكر الناس لم يشكر الله
“Siapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada
Allah”.
من لم يشكر القليل لم يشكر الكثير
“siapa yang tidak dapat mensyukuri nikmat
yang kecil, berarti ia tidak dapat mensyukuri nikmat yang besar”.
لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي
لَشَدِيد
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih". (QS. 14:7)
Mudah-mudahan Bapak ..... sekeluarga dapat betah menempati rumah baru ini
dan rumah ini dapat dijadikan sebagai sarana beribadah kepada Allah dan menjadi
tempat tinggal yang dapat menentramkan hati seluruh keluarga dalam membangun
rumah tangga yang sejahtera.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya
Allah, limpahkanlah rahmat dan sekelamatan atas junjungan kami Nabi Muhammad
Saw. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, luaskanlah tempat tinggal kami dan
berkahilah rizki kami. Ya Allah ya Tuhan Kami, tempatkanlah kami pada tenpat
yang diberkahi dan Engkau adalah sebaik-baik Pemberi tempat itu ya Allah.
Ya Allah, berikanlah kepada kami umur yang panjang dan badan
yang sehat, sinarilah hati kami, tetapkanlah iman kami, perbaikilah amal
perbuatan kami, luaskanlah rizki kami, dekatkanlah kami kepada kebaikan dan
jauhkanlah kami dari kejelekan, penuhilah segala kebutuhan kami dalam agama,
dunia dan akhirat. Tutuplah akhir hayat kami dengan kematian yang baik dan
jangan Engkau mengakhiri hidup kami dengan mati yang jelek.
CERAMAH
KEMATIAN
الحمد لله القائل في كتابه
الكريم اعوذبالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم، وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ, الَّذِينَ إِذَآ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ
قَالُوا إِنَّا للهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ, أُوْلآئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن
رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُوْلآئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ. وصلى الله على سيدنا
محمد و على أله وصحبه أجمعين, أما بعد.
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah
Swt yang senantiasa melimpahkan rahmat dan nikmatnya sehingga kita dapat hadir
bersama-sama dalam keadaan sehat walafiyat untuk mendoakan almarhum,
almagfurlah, membacakan al-Qur’an, beristigfar, berzikir, bertahlil dan berdoa
yang pahalanya kita hadiahkan kepada almarhum.
Banyak sekali manfaat dari berkumpulnya kita pada kesempatan
ini:
1.
Mengingatkan akhirat.
وَعَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ
الْحُصَيْبِ الْأَسْلَمِيِّ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : { كُنْت نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ
الْقُبُورِ فَزُورُوهَا } رَوَاهُ مُسْلِمٌ ، زَادَ التِّرْمِذِيُّ ( فَإِنَّهَا
تُذَكِّرُ الْآخِرَةَ " .
Dahulu saya melarang
menziarahi kubur, sekarang berziarahlah kepadanya! Karena demikian itu akan
mengingatkan kamu pada akhirat. (HR. Muslim dan Turmudzi).
كفى بالموت واعظا
Cukup dengan kematian ini
sebagai nasihat (Jami’ Shogir)
كَفَى بِالْمَوْتِ
مُزَهِّداً في الدُّنْيَا ، وَمُرَغِّباً في الآخِرَةِ
Cukup dengan kematian
seseorang menjadi zuhud terhadap dunia dan rindu dengan mempersiapkan diri
untuk akhirat. (al-Fath al-Kabiir)
2.
Sebagai ajang
silaturahim, mengingatkan tentang jasa-jasa dan kebaikan almarhum.
عن ابن عباس رضي الله
عنهما : عن النبي صلى الله عليه و سلم
فيما يروي عن ربه عز و جل . قال قال ( إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذلك
فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو هم بها وعملها
كتبها الله له عنده عشر حسنات إلى سبعمائة ضعف إلى أضعاف كثيرة ومن هم بسيئة فلم
يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو هم بها فعملها كتبها الله له سيئة
واحدة ) [ ر 7062 ]
عن ابن عباس رضي الله
عنهما : أن امرأة من جهينة جاءت إلى النبي
صلى الله عليه و سلم فقالت إن أمي نذرت أن تحج فلم تحج حتى ماتت أفأحج عنها ؟ قال
( نعم حجي عنها أرأيت لو كان على أمك دين أكنت قاضية ؟ . اقضوا الله فالله أحق
بالوفاء ) [ 6321 ، 6885 ]
Bahwasanya ada seorang
wanita dari Juhaina datang kepada Rasulullah Saw lalu berkata: “Sesungguhnya
ibuku pernah bernadzar hendak melakukan haji. bolehkah aku menghajikannya? Ya,
hajikanlah dia. Jawab Rasulullah Saw. Bagaimana pendapatmu sekiranya ibumu itu
mempunyai hutang apakah kamu melunasinya? Ya, jawab wanita itu, maka Rasulullah
saw pun bersabda: “Bayarlah piutang Allah, karena Allah lebih patut dilunasi.
عن ابن عباس ،أن النبي صلى
الله عليه وسلم سمع رجلا يقول : لبيك عن شبرمة ، قال: " من شبرمة " ؟
قال : أخ لى ، أو قريب لى ، قال : " حججت عن نفسك" ؟ قال : لا ، قال :
" حج عن نفسك ثم حج عن شبرمة "
Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Abbad RA, ia berkata :
“Bahwa Nabi Muhammad Saw mendengar seseorang berkata: “Ya Allah aku penuhi
panggilan-Mu atas naama Syubrumah”, Nabi Saw berkata: “Siapakah syubrumah? Ia
menjawab: saudaraku atau kerabatku, Nabi berkata: “kamu sudah haji untuk dirimu
sendiri? ia menjawab: belum. Nabi berkata: hajilah kami untuk dirimu sendiri
(dulu), kemudian hajilah atas nama syubrumah. (HR. Abu Dawud)
3.
Bakti anak sholeh dengan
bersedekah dan mendoakan orangtua bersama-sama.
Mengapa kita perlu mendoakan orang yang sudah meninggal
dunia. Sebab disebutkan dalam hadits bahwa mayat itu di dalam kuburnya ibarat
orang yang tenggelam di dalam air yang amat payah. Mereka menantika bacaan doa
dan istigfar dari anaknya atau orang tuanya, atau saudaranya bahkan dari
kerabatnya. Jika orang yang sudah meninggal mendapati hal tersebut, maka mereka
lebih senang dari pada mendapayi dunia dan seisinya.
Rasulullah Saw bersabda: Bersedekahlah kamu sekalian untuk
dirimu sendiri dan untuk ahli kuburmu walau hanya dengan seteguk air, jika kamu
sekalian tidak mampu bersedekah dengan seteguk air maka bersedekahlah dengan
satu ayat dari al-Qur’an. Maka berdoalah dengan memohon ampunan dan mengharap
rahmat Allah, maka sesungguhnya Allah telah berjanji akan mengabulkannya. (kitab durro an-Nasikhin hal. 95).
Imam Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad mengatakan :
bahwa diantara yang paling besar keberkahannya dan paling banyak manfaatnya
untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah bacaan
Al-Qur’an. hal ini terdapat dalam kitab
katnyanya yang bernama saabil al-iddikaar.
Sahabat Ibnu Umar juga mengatakan : jika salah seorang di
antara kalian mati, maka janganlah kalian menahannya. segerakanlah untuk
dikubur dan bacakanlah permulaan Al-Baqarah di dekat kepalanya dan didekat
kedua kakinya dengan penutup surat Al-Baqarah. (hadits ini diriwayatkan oleh
at-thabari dala al-kabir dan imam bayhaqi).
Maka dari itu di anjurkan membaca ayat apapun dari Al-Qur’an
baik didekat kubur maupun jauh. Dan jika sampai mengkhatamkan Al-Qur’an
seluruhnya itu lebih baik. sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab
Riyadusshalihin dan Kitab Al-Adzkar.
Ada sebuah pertanyaan, apakah boleh seseorang menghadiahkan
pahala bacaan Al-Qur’an dan zikir kepada orang yang sudah meninggal dunia?
Jawabannya adalah ya, itu boleh, pahala bacaan al-Qur’an itu
akan sampai kepada mereka yang sudah meninggal dunia, bahkan mereka bisa
mendapatkan pengampunan dosa atau peningkatan derajat, mendapatkan kebahagiaan
dan lain sebagainya.
Apa dalilnya?.Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad Saw:
عن معقل ابن يسار ، قال :
قال النبي صلى الله عليهوسلم : (اقرأوا (يس) على موتاكم)
“Bacalah Yaasin kepada orang-orang mati diantara kalian”
(HR. Abu Dawud).
Rasulullah Saw juga bersabda:
معقل بن يسار أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال و?يس قلب القرآن لا
يقرؤها رجل يريد الله والدار الآخرة إلا غفر له اقرؤوها على موتاكم .
“Yasin adalah jantung Al-Qur’an. tidaklah seseorang
membacanya dengan niat hanya karena Allah dan akhirat melainkan Allah akan
mengampuninya, maka bacakanlah ia kepada orang-orang mati diantara kalian”.
(HR. Annasai dan Attabari)
Hadits ini bersifat umum, mencakup bacaan kepada orang yang
sedang sakaratul maut atau kepada orang yang sudah meninggal dunia. Didalamnya
terdapat dalil bahwa bacaan tersebut sampai kepada orang yang sudah meninggal
dunia dan mendatangkan manfaat baginya. Perbedaan pendapat hanya jika pembaca
tidak berdo’a setelahnya dengan do’a semacam ini: “Allahummaj’al tsawaba ma
qara’nahu ila fulan” (ya allah jadikanlah bacaan pahala bacaan kami untuk
fulan).
Jika ia membaca doa maka maka tidak ada perbedaan pendapat
diantara ulama, karena dikategorikan sebagai do’a sebagaimana firman Allah Swt
:
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan
Anshor), mereka berdoa: "Ya Tuhan
Kami, berilah ampunan kepada Kami dan saudara-saudara Kami yang telah
beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam
hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau
Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."
Tetapi jika ia tidak berdoa demikian, maka menurut pendapat
yang masyhur dalam mazhab syafi’I bahwa pahalanya tidak sampai. Namun ulama
Mazhab Syafi’I generasi belakangan atau khlof, menyatakan bahwa pahala bacaan
dan dzikir sampai juga kepada mayyit seperti mazhab 3 yang lainnya.
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah swt
Bahkan ulama menyatakan bahwasanya dibolehkan seseorang
memberikan pahala amalnya kepada orang lain, baik itu berupa bacaan maupun yang
lainnya (misalnya shodaqoh). dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Amru
bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya bahwa nabi saw bersabda:
“dibolehkan bagi salah seorang di antara kalian jika ia
hendak bersedekah dengan sukarela, dia memberikannya kepada kedua orangtuanya.
dengan demikian, kedua orangtuanya mendapatkan pahala sedekahnya dan dia pun
mendapatkan seperti pahala kedua orangtuanya tanpa mengurangi pahala kedua
orangtuanya sedikit pun.”
عن عائشة رضي الله
عنها : أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه و
سلم إن أمي افتلتت نفسها وأظنها لو تكلمت تصدقت فهل لها أجر إن تصدقت عنها ؟ قال (
نعم )
Ibuku terluputkan dirinya (meninggal dunia tanpa
meninggalkan wasiat), dan aku berpendapat jika ia masih hidup pasti bersedekah,
apakah ia mendapatkan pahala jika aku bersedekah atas nama dia? nabi menjawab,
ya, benar.
Bagaimana dengan Firman Allah Swt :
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya,
dan bagaimana juga dengan sabda nabi :
" إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا منثلاث : صدقة جارية ، أو
علم ينتفع به ، أو ولد صالح يدعو له " رواهالجماعة إلا البخاري وابن ماجه)
Jika anak adam
meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal; shodaqoh jariyah,
ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan (orangtua)-nya.
Idza mata ibnu adam inqata’a amaluhu..” (jika manusia mati,
maka terputuslah amalnya..”. Dalam kitab ar-ruh karya Ibnu Qayyim dikatakan :
Al-Qur’an tidak menafikan seseorang mendapatkan manfaat dari usaha atau amalan
orang lain, tetapi Al-Qur’an hanya memberitahukan bahwasanya dia tidak
mendapatkan lagi kecuali dari hasil usahanya/amalnya. adapun usaha orang lain,
maka itu adalah milik orang yang melakukan. jika menghendaki dia dapat
memberikannya kepada orang lain, dan jika menghendaki dia dapat menahannya
hanya untuk dirinya sendiri. Allah swt tidak mengatakan : sesungguhnya dia
tidak boleh menerima manfaat kecuali lantaran apa yang diusahakannya sendiri.
begitu juga sabda nabi saw :
“inqata’a amaluhu” (terputuslah amalnya), nabi hanya memberitahukan
tentang keterputusan amalnya untuk dirinya. adapun amal orang lain, maka itu
menjadi hak orang yang melakukannya. jika dia memberikan maka sampai kepadanya
bukan pahala dari amalnya sendiri karena ia telah meninggal dunia.
جاء رجل إلى النبي صلى
الله عليه و سلم فقال يا رسول الله إن أمي ماتت وعليها صوم شهر أفأقضيه عنها ؟ .
قال ( نعم قال فدين الله أحق أن يقضى )
ابن عباس رضي الله
عنهما : أن سعد بن عبادة رضي الله عنه
توفيت أمه وهو غائب عنها فقال يا رسول الله إن أمي توفيت وأنا غائب عنها أينفعها
شيء إن تصدقت به عنها ؟ قال ( نعم )
عن ابن عباس رضي الله
عنهما : أن سعد بن عبادة رضي الله عنه
استفتى رسول الله صلى الله عليه و سلم فقال إن أمي ماتت وعليها نذر فقال ( اقضه
عنها )
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : رفعت امرأة إلى النبي صلى الله عليه وسلم
صبيا لها من محفة فقالت : يا رسول الله ، ألهذا حج ؟ قال : « نعم ، ولك أجر »
Seorang wanita mengangkat bayinya dan bertanya : wahai
rasulullah, apakah anak ini mendapatkan pahala haji? beliau menjawab, “benar
dan bagimu pahala”.
CERAMAH
PERKAWINAN
Hadratul Mukarromin, para
alim ulama dan kyai yang kami muliakan.
Para tamu undangan,
bapak-bapak, ibu-ibu dan segenap hadirin yang kami hormati. Bapak/ ibu shohibul hajat sekeluarga dan
mempelai pengantin yang berbahagia. Wabil khusus bapak haji ya'qub sekeluarga
yang kami hormati.
Pertama – tama marilah
kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita
ni’mat yang tak terhingga, diantaranya adalah ni’mat iman dan Islam, ni’mat
sehat walafiat, berkah rizki, panjang umur, sehingga kita dapat hadir ditempat
ini guna untuk memenuhi undangan untuk dapat menyaksikan pernikahan saudara ……
dengan …..
Mudah-mudahan Allah swt
member keberkahan kepada mereka berdua. Semoga Alloh swt menjadikan kelauarga
yang sakinah, mawaddah warohmah, di mudahkan segala urusannya dan dijauhkan dari segala bala yang menimpa, anak
keturunannya menjadi anak-anak yang shaleh dan shalehah, berbakti kepada Allah
dan Rasul-Nya, berbakti kepada orangtuanya, serta bermanfaat bagi bangsa dan
agamanya, amin ya robbal alamin.
Allah Swt berfirman:
وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ
خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ
بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berpikir. (QS. 30:21)
Alloh swt menciptakan kamu istri agar kamu tentram
bersamanya, dan Allah juga menciptakan rasa kasih sayang di antara mereka.
مَنْ تَزَوَّجَ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ نِصْفُ دِيْنِهِ
“Siapa yang telah menikah maka ia
menyempurnakan setengah agamanya”
من تزوج فقد أعطي نصف العبادة
من رزقه الله امرأة صالحة,فقد أعانه الله على شطر دينه،
فليتق الله في الشطر الباقي
1.
Muhammad Saw merupakan
suri tauladan dalam berkeluarga
Keberhasilan dalam memimpin keluarga
sering dijadikan salah satu kriteria bagi kesuksesan seseorang. Ia belum
dianggap sukses kalau keluarganya masih berantakan atau banyak persoalan yang
tidak terselesaikan. Betapa banyak pemimpin yang sukses dalam karir dan bisnis,
tetapi gagal dalam memimpin rumah tangga. Misalnya, ada pengusaha atau pejabat
yang anaknya terlibat narkoba atau tindak kriminal lainnya. Ada anak pejabat,
pengusaha yang merasakan kurang kasih sayang kedua orangtuanya. Sang ayah sibuk
berbisnis dan sang ibu juga punya kesibukan yang sama, sehingga anak-anak
mengalami sindrom broken-home, tidak kerasan dirumah. Mereka mencari
tempat-tempat yang mereka tidak dapatkan dirumah sehingga banyak yang
terjerumus kepergaulan yang membawa kepada banyak persoalan.
Nabi kita, Nabi Muhammad Saw merupakan
teladan bagi ummatnya. Beliau disamping pemimpin militer, seorang pengusaha,
seorang guru, beliau juga merupakan pemimpin keluarga yang harmonis. Beliau
adalah seorang ayah yang baik pada anak-anaknya dan seorang suami yang baik
pada istri-istrinya.
Di dalam al-Qur'an hanya dua Nabi yang
menggunakan kata "uswatun hasanah". Yaitu Nabi Muhammad Saw dan Nabi
Ibrohim AS.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (QS. 33:21)
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ
وَالَّذِينَ مَعَهُ
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia
Kenapa hanya dua Nabi saja yang menggunakan 'uswatun
hasanah'?. karena yang kedua nabi ini, bukan hanya dirinya saja yang patut di
tauladani dan di contoh, tetapi keluarganya, anak dan istrinya juga patut di
contohi.
Nabi Ibrahim punya dua anak ismail dan ishaq. Istrinya Saroh
dan hajar dibina dengan baik dan menjadi wanita yang shalihah. Kedua orang
putranya menjadi Nabi dan Rasul. Ismail menjadi contoh kesolehan dan ketaatan
kepada Allah dan orang tua dengan rela mengorbankan dirinya demi mematuhi
perintah Allah Swt.
Begitu juga dengan Nabi Muhammad Saw, mempunyai istri yang
merupakan ummahatul Mu'minin dan anaknya Fatimah yang melahirkan cucu-cucu yang
sholeh dan sholehah.
Berbeda dengan nabi yang lain, contohnya Nabi Adam, punya
anak namanya Qabil, ia membunuh saudaranya Habil. Nabi Nuh punta anak yang
bernama Kan'an yang durhaka dan tidak mau mengikuti ajaran bapaknya, Nabi Nuh
AS dan akhirnya mati ditenggelamkan oleh Allah Swt. Nabi Luth, istrinya
durhaka, penganut lesbian dan homoseksual dan mati di adzab oleh Allah Swt.
Allah Swt berfirman : “Allah
memberi perumpamaan tentang orang-orang kafir yaitu istri Nuh dan istri Luth.
Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara
hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka
kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah;
dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke neraka bersama orang-orang
yang masuk (neraka)”.(At-Tahrim : 14)
2.
Poligami
Nabi Muhammad Saw hanya memiliki seorang istri yaitu
khodijah binti Khuwaylid selama 25 tahun. Dalam masa itu, sama sekali tidak ada
sejarah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw ingin menikah dengan perempuan
lain.
Yang ada adalah Rasulullah bersama khodijah membina keluarga
dengan baik. Dikaruniai 6 orang anak. membina keluarganya sehingga menjadi
keluarga yang sangat sejahtera. Nabi memang lahir dalam keadaan miskin dan mati
dalam keadaan miskin tapi bukan berarti masa muda nabi dilalui dengan
kemiskinan. 8 tahun Nabi jadi pengembala, umur 12 tahun nabi belajar dagang,
umur 17 nabi nabi menjadi pemimpin perniagaan sehingga nabi punya uang banyak,
sehingga mampu memberi mahar kepada khodijah sebesar 20 ekor onta. Umur 25
tahun nabi menikah, umur 40 tahun nabi tidak bekerja lagi tapi menjadi
investor, orang lain yang bekerja, nabi tinggal mendapatkan keuntungan.
Rasululllah tidak menikah dengan perempuan lain semasa
khodijah masih hidup. Kemudian setelah dua tahun di tinggal oleh khodijah
barulah Rasulullah Saw menikah lagi dengan Saudah binti Zum'ah. Sebelum menikah
dengan Aisyah Rasululah menikah dengan Saudah. Saudah ini adalah perempuan
pertama yang dinikahi oleh Rasulullah Saw setelah khodijah wafat. Siapa Saudah.
Saudah ini seorang janda shahabat Nabi yang bernama Syukron al-Anshori,
Kulitnya hitam, berasal dari Sudan, punya 12 anak dan umurnya 70 tahun. Alasan
dinikahi Nabi agar keimanannya terjaga dari gangguan kaum Musyrik.
Sulit di cari zaman sekarang yang mau menikah dengan nenek2
yang usianya 70 tahun dan harus menganggung 12 anaknya.
3.
Suami yang sabar
Ujian dan musibah bisa saja terjadi kepada setiap orang, terlepas dia itu soleh atau
tidak, muslim atau tidak, tua ataupun muda. Bahkan Nabi Muhammad Saw yang
merupakan makhluk yang paling dicintai oleh Allah swt-pun mendapatkan ujian,
cobaan, musibah yang datangnya silih berganti.
Sebagaimana kita ketahui,
bahwa nabi Muhammad Saw terlahir dalam keadaan yatim, bapaknya meninggal dunia
ketika nabi berumur 6 bulan dikandungan. Setelah itu nabi ditinggalkan oleh
ibunya untuk selama-lamanya ketika nabi berumur 6 tahun. Ini adalah ujian yang
berat kepada Nabi Muhammad Saw bagaimana
kalau ini terjadi kepada kita (wal’iyazu billah).. Kemudian setelah itu
Nabi di titipkan kepada kakeknya. Ketika Nabi sudah sangat dekat dengan kakek
yang dicintainya, kakeknya meninggal dunia, saat itu nabi berumur 8 tahun.
Kemudian nabi dititipkan kembali kepada pamannya yang bernama Abu thalib,
kebetulan diantara paman-paman nabi yang hidupnya paling sederhana adalah Abu
thalib, sehingga mengharuskan kepada nabi untuk membantunya dengan
mengembalakan hewan ternak kepunyaan penduduk Makkah untuk mendapatkan upah.
Setelah Rasulullah
menikah dan dikarunia anak, satu persatu anaknya meninggalkan Rasulullah Saw.
Karena seluruh keturunan Nabi Muhammad Saw meninggal dunia pada saat Nabi masih
hidup kecuali satu orang saja yaitu Fatimah Azzahra. Anak laki pertamanya yang
bernama Qasim, meninggal ketika usianya 2 tahun. Kemudian Anak lakinya Abdullah
meninggal ketika usianya 1 tahun, dan anak lakinya Ibrahim meninggal
ketika berusia 1 tahun 10 bulan. Ini merupakan musibah yang sangat besar untuk
Nabi Muhammad saw. Seorang ayah yang menanti-nanti keturunan dari seorang istri
yang mengandung selama 9 bulan, akhirnya anak-anak itu dipanggil oleh allah swt
pada usia yang masing sangat belia.
Belum lagi anak perempuan
Nabi Muhammad saw, yang Zainab,
Ruqayyah dan Ummu kulsum, mereka semua meninggal dunia setelah beranjak
dewasa dan setelah melangsungkan pernikahan. Mereka semua meninggal dunia, kala
Nabi Muhammad saw masih hidup dan menyaksikan kematian mereka semua. Bagaimana
kalau ini terjadi kepada kita sebagai seorang ayah yang menyaksikan langsung
kematian anak-anaknya. Ditinggal mati oleh satu anak saja seakan akan kita
tidak sanggup menghadapinya, sedangkan Rasulullah Saw, 6 anaknya diwafatkan
oleh Allah swt kala Nabi masih hidup. Itu adalah ujian untuk nabi akhir zaman,
ujian kepada nabi yang walaupun ditimpa musibah tetap totalitas keimanannya
terjaga kepada Allah swt.
Maka dari itu nabi sering
diolok-olok oleh orang kafir dengan sebutan ‘abtar’ yaitu orang yang
terputus keturunannya. Karena seluruh anak laki-laki nabi Muhammad meninggal
pada usia yang masih sangat belia sedangkan waktu itu seorang anak laki-laki
menjadi kebanggaaan keluarga pada masa jahiliyyah. Karena nabi sering
diolok-olok oleh orang kafir, maka nabi
Muhammad menjadi sedih, sehingga turunlah surat al-Kautsar. Allah Swt
berfirman:
إنا أعطينك الكوثر فصل لربك وانحر إن شانئك هو الأ بتر
Yang artinya : (1)Sungguh,
kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak, (2) maka laksanakanlah
shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah, (3) Sungguh, orang-orang yang
membencimu justru dialah yang abtar’ (karena)
terputus (dari rahmat Allah swt)
Di dalam surat ini :
Allah swt memberi semangat, motivasi
kepada Nabi Muhammad saw yang sering ditimpa musibah, yang pertama,
wahai Muhammad walaupun engkau sering
ditimpa musibah, ingatlah bahwa engkau juga telah banyak mendapatkan nikmat
dari Allah swt. Yang kedua, maka dari itu walaupun engkau ditimpa musibah
tetaplah engkau mendirikan shalat dan berkurban sebagai rasa syukur kepada
Allah swt. Dan ayat terakhir, Allah Swt
memberi semangat kepada nabi Muhammad saw. Wahai Muhammad biarlah mereka
mengolok–olokmu dengan perkataan ‘abtar’ karena justru yang ‘abtar’
adalah mereka semua, karena mereka semua telah terputus dari rahmat Allah swt.
4.
Harmonis kepada keluarga
Setelah
Rasulullah SAW meninggal dunia, ada beberapa sahabat menemui Aisyah, memintanya
agar menceritakan perilaku rasulullah SAW, Aisyah sesaat tidak menjawab
permintaan itu. Airmatanya berderai. Kemudian dengan nafas panjang ia berkata
“Kaana kullu amrihi ‘ajaba’ (Perilakunya semuanya indah menakjubkan).
Ketika didesak untuk menceritakan perilaku Rasul yang
paling mempesona. Aisyah kemudian mengisahkan bagaimana Rasul yang mulia
ditengah malam bangun dan meminta izin kepada Aisyah untuk shalat malam.
“Izinkan aku beribadah kepada Rabbku,” ujar
Rasulullah kepada Aisyah.
Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah
selalu menciumnya ketika ingin pergi ke masjid dan Rasulullah Saw selalu
menciumnya walaupun dalam keadaan berpuasa. Aisyah juga pernah
berkata: aku pernah minum, kemudian aku memberikan minuman tersebut kepada Nabi
Muhammad Saw, kemudian beliau menempelkan mulutnya persis di tempat aku minum,
lalu beliau minum. Dan pernah aku memakan daging, kemudian aku memberikan daging
itu kepada Nabi, lalu beliau meletakkan mulutnya (didaging tsb) pada bekas
mulutku".
Rasulullah pernah suatu ketika terlalu malam pulang dari
perjalanan sehingga beliau tidak mau mengetuk pintu rumahnya. Sehingga beliau
tidur didepan pintu rumahnya, karena tidak mau mengetuk pintu, karena khawatir
menggannggu tidur Aisyah, istrinya.
Aisyah pun demikian, karena ingin langsung terbangun jika mendengar Nabi
datang, maka Aisyah tidur persis di depan pintu rumah.
Jangan mengharapkan istri kita sholehah kalau kita tidak
mensholehkan diri kita terlebih dahulu. Begitu juga sebaliknya, seorang istri
jangan mengharapkan mendapatkan suami sholeh kalau tidak mensholehakan dirinya
terlebih dahulu.
Itu adalah Rasulullah Saw yang tidak pernah mengatakan
"terlalu sibuk" untuk hal yang demikian. Padahal Rasulullah Saw
adalah orang yang super sibuk. Dalam hidupnya ia telah memimpin 19 perang
besar, ia juga sebagai hakim yang memutuskan perkara ummatnya, ia juga adalah
imam shalat lima waktu di masjid Nabawai, dan baginya sholat tahajud merupakan
kewajiban untuk dirinya. Tetapi ia masih mengatakan:
خيركم خيركم لاهله
"Yang
terbaik diantara kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya".
Begitu juga homatnya istri terhadap suami, Rasulullah Saw bersabda:
“Seandainya aku boleh memerintahkan manusia bersujud
kepada manusia lain, aku akan perintahkan para istri untuk bersujud pada suami
mereka karena besarnya hak suami yang dianugerahkan Allah atas mereka".
“Istri yang paling baik adalah yang membahagiakanmu,
saat kamu memandangnya, yang mematuhimu kalau kamu menyuruhnya, dan memelihara
kehormatan dirinya dan hartamu bila kamu tidak ada disisinya.”
“Bila seorang wanita meninggal dunia, dan suaminya
ridho sekali dengan tingkah lakuknya semasa hidupnya, maka wanita itu masuk
surga”.
Bagaimana
caranya agar tetap terjaga hubungan harmonis dalam keluarga:
1. Luruskan niat
Luruskan niat kita, agar pernikahan ini karena Allah Swt.
سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ
إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ
هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى
مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
Rasulullah
Saw bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatantergantung niatnya.
Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)
berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin
mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan)
Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya
atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai
sebagaimana) yang dia niatkan.
"berapa
banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena bagusnya niat dan
berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi perbuatan duniawi karena jeleknya
niat".
2. Niat Ibadah
إنَّكَ لن تُنفِقَ نفقةً
تبتغي بِها وجهَ اللهِ إلاَّ أُثِبْتَ عليها ، حتَّى اللُّقمَة تجعلُها في فيِّ
امرأتك
"Tidaklah kamu member satu nafkah pun yang kamu niatkan
untuk mengharap Ridha Allah Swt, kecuali kamu akan diberi pahala atasnya,
begitu juga apa yang kamu letakkan pada mulut istrimu". Dalam riwayat
lain: Sesungguhnya apa yang kamu nafkahkan maka hal itu adalah sedekah hingga
suapan yang kamu suapkan ke mulut istrimu".
3. Ajak anak istri kita beribadah kepada Allah Swt
“Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras,
yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”( At-Tahrim : 6)
kata قُوا merupakan fi’il amar (perintah), dan dalam kaidah ushul
fiqih dikatakan:
اللأصل في الأمر للوجوب
yaitu
melambangkan suatu kewajjiban, maka hukum yang muncul adalah memimpin dan
bertanggung jawab pada keluarga itu dengan memeliharanya dari api neraka adalah
suatu kewajiban bagi seorang mukmin laki-laki.
Semoga kita dapat mendidik dan memberi tauladan yang baik
kepada keluarga dan anak-anak kita. Semoga keluarga kita termasuk keluarga yang
sakinah mawaddah warohmah, keluarga yang berkah dan di ridhoi oleh Allah Swt.
Amin.
Marilah
kita antarkan kedua mempelai pada kehidupan mereka yang baru. Akhirnya, mari kita panjatkan doa kepada
kedua mempelai,
بَارَكَ اللهُ لَكَما وَبَارَكَ عَلَيْكَما وَجَمَعَ
بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ.
Semoga
Allah memberikan keberkahan dan menetapkan keberkahan itu padamu serta
menghimpun kalian berdua di dalam kebaikan.
ربنا هب لنا من أزواجنا وذريتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما
Semoga
berkat do’a dan restu hadirin, kedua mempelai diberikan kebahagiaan sepanjang
pernikahan mereka, dijauhkan dari segala rintangan dan mampu membentuk keluarga
yang bahagia, sakinah mawaddah wa rahmah, Amin.
CERAMAH WISUDA KELAS AKHIR
الحمدلله و الصلاة والسلام على رسول الله (أما بعد)
Bapak, ibu, hadirin yang dimuliakan Allah Swt.
Pertama – tama marilah kita panjatkan puji serta syukur
kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita ni’mat yang tak terhingga,
sehingga kita dapat hadir di pondok pesantren tercinta guna menghadiri wisuda
atau pelepasan santri kelas 12 SMA Al-Manar Azhari.
Para wisudawan yang kami cintai
Allah Swt berfirman:
إن الإنسان ليطغى أن رأه استغنى
"Sesungguhnya manusia itu sangat durhaka (sangat sombong)
apabila telah melihat dirinya merasa telah kaya (merasa dirinya telah cukup).
Para santriku, bahwa orang yang merasa dirinya telah pintar,
telah penuh terisi, atau merasa telah menjadi orang besar dan orang kaya, maka
orang yang semacam ini akan sulit dibentuk, orang yang semacam ini akan sulit
dibentuk jiwanya dan sulit ditambah dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Maka dari itu, tawadhu'lah kalian dimanapun kalian berada
dan kejarlah ilmu setinggi mungkin. Karena dengan ilmu kalian menjadi mulia,
karena dengan ilmu Allah akan mengangkat derajat kalian di sisi-Nya.
Sebagaimana firman Allah Swt:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Yang kedua: syukur
Ketauhilah bahwa kunci dari pada
pintu rizki ada pada kalimat yang satu ini, yaitu syukur.
لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي
لَشَدِيد
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih". (QS. 14:7)
Kunci daripada thariqat adalah pada
kalimat yang satu ini yaitu syukur.
Kunci motivasi ibadah kita kepada
Allah adalah syukur.
قَامَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم حَتَّى تَوَرَّمَتْ قَدَمَاهُ
- أَوْ سَاقَاهُ - فَقِيلَ لَهُ : أَلَيْسَ قَدْ غَفَرَ الله لَكَ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ ؟! فَقَالَ : أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا .
Rasulullah pernah shalat tahajud
sampai bengkak kakinya. Aisyah bertanya: ya Rasulullah bukankan engkau telah
diampuni dosa terdahulu dan dosa yang akan dating. Dikatakan: apakah tidak
boleh saya menjadi hamba Allah yang bersyukur.
Jadikan ibadah yang kita kerjakan
sebagai rasa syukur kita kepada Allah Swt. Dzikir, pembacaan ratib al-Haddad
sebagai rasa syukur yang Allah telah berikan kepada kita pada hari ini. Allah
telah memberikan banyak ni'mat kepada kita, betapa banyak syaraf yang ada di
tubuh kita, satu syaraf saja kejepit, sudah dirawat kita dirumah sakit hari
ini, apalagi ni'mat yang lain. Mata telinga tangan dan kaki kita.
من لم يشكر القليل لم يشكر الكثير
“siapa yang tidak dapat mensyukuri nikmat yang
kecil, berarti ia tidak dapat mensyukuri nikmat yang besar”.
Berapa banyak anak-anak kelas 12,
yang diwisuda di gubuk reot, tapi kalian di wisuda di tenda dan panggung yang
bagus.
Berapa banyak anak-anak kelas 12
diindonesia yang tidak diwisuda, tidak mengikuti acara pelepasan, tidak
mengikuti jalan-jalan perpisahan karena terkendala biaya.
Berapa banyak anak-anak kelas 12
yang diwisuda tanpa dihadiri orangtua, tapi kalian ada orang tua dan di hadiri
oleh orang tua.
Maka dari itu, bagaimana cara kita
bersyukur kepada Allah. Caranya yaitu bersyukur dan berterima kasih kepada
manusia.
من لم يشكر الناس لم يشكر الله
“Siapa tidak berterima kasih kepada manusia,
maka ia tidak bersyukur kepada Allah”.
Berterimakasihlah kalian kepada kedua orang tua yang telah membiayai
kalian, berterima kasihlah kalian kepada Abi dan Umi yang telah mengasuh
kalian, berterimakasihlah kalian kepada guru-guru kalian yang telah mengisi
kalian dengan ilmu pengetahuan, berterima kasihlah kalian dengan penjaga
sekolah, kebersihan, bagian dapur yang telah merawat kalian.
Jika kalian telah berterima kasih, maka kalian terlah bersyukur kepada
Allah Swt. Jika kalian telah bersyukur maka akan dibukakan pintu rizki dan ilmu
pengetahuan yang luas tak terhingga.
CERAMAH HAJI
لبيك اللهم لبيك – اللهم صل علي محمد – اللهم انا نسألك – ربنا أتنا
Assalamu`alaikum wr.wb
Yang kami hormati bapak ibu hadirin yang dimuliakan Allah
Swt, wabil khusus kepada para asatidz, para kyai, para ustadzat, tokoh
masyarakat, yang mohon maaf tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu
namun tidak mengurangi rasa hormat dan cinta kami kepada mereka.
Yang kami hormati calon duyufurohman, tamu allah bapak agus
dan ibu ... mudah – mudahan disehatkan badannya, diberkahkan rizkinya,
dipanjangkan umurnya dalam taat kepada Allah, sehingga dapat menunaikan ibadah
haji dengan sempurna, dapat menjalankan ibadah baik ibadah yang wajib maupun
ibadah yang sunnah, dan kembali lagi ketanah air dengan selamat, bertemu
kembali dengan anak – anak dan keluarga yang dicintainya, dengan membawa titel
haji yang mabrur dan mabruroh. amin ya rabbal alamin.
Rasulullah
Saw bersabda:
الحج
المبرور ليس له الجزاء الا الجنة
“Haji
yang mabrur tiada pahala yang lain (dari Allah Swt) kecuali surga” (HR. Bukhari
Muslim)
Di
dalam hadits lain juga disebutkan:
الحجاج
والعمار وفدالله إن سألوا أعطوا وان دعوا أجيبوا وان أنفقوا أخلف لهم
“Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan
umroh adalah tamu-tamu Allah. Apabila mereka memohon, tentu diberi. Jika mereka
berdoa, niscaya dikabulkan, dan jika mereka berbelanja (nafkah/ mengeluarkan
uang), niscaya di ganti”
Bapak
ibu hadirin yang dimuliakan Allah Swt. Ada 5 keistimewaan ibadah haji dibanding
ibadah-ibadah yang lainnya.
1.
GABUNGAN
3 JENIS IBADAH
Keistimewaan
ibadah haji yang pertama adalah bahwa haji merupakan gabungan tiga ibadah.
Ada
ibadah badaniyah, yaitu ibadah yang menitikberatkan pada kekuatan badan seperti
sholat atau puasa. Ada ibadah qolbiyah yang pengalamannya diperanutamakan oleh
hati semisal niat dan dzikir, dan ada ibadah maliyah, dimana harta menjadi
faktor dominan bagi kemungkinan terlaksananya ibadah tersebut, umpamanya zakat,
infaq, shodaqoh dan lain sebagainya.
Adapun
ibadah haji merupakan gabungan dari ketiganya. Haji adalah titik kumulasi
dimana ibadah badaniyah, qolbiyah, dan maliyah bertemu menjadi satu. Badan ikut
melaksanakan, hati ikut berperan dan harta pun turut menentukan. Ketiganya
merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di ceraiberaikan.
(((ada
yang badannya sehat, duitnya banyak, jalan-jalanya udah keliling eropa, tapi
niatnya nga ada, maka nga berangkat. Ada yang badannya sehat, hatipun
berhasyrat tapi jika biaya tidak ada, nga bakal kesampean)))
((haji
kosasi: haji ongkos di kasih, haji abidin: haji atas biaya dinas, haji tomat;
pergi haji tobat pulang haji kumat; haji agus: haji abis gusuran, haji yadi:
haji biaya pribadi))
2.
TERIKAT
TEMPAT DAN WAKTU KHUSUS
Adapun
keistimewaan haji yang kedua adalah bahwa ibadah haji ini terikat pada konteks
ruang dan waktu tertentu. Ibadah-ibadah yang lain, jika sudah datang waktunya,
bisa dilakukan dimana saja. Puasa ramadhan bisa dilakukan dimana saja. Zakat
pun kalau sudah samai nishabnya, mau dikeluarkan dimana saja boleh. Akan tetapi
ibadah haji hanya bisa dilakukan di tempat tertentu dan musim tertentu saja.
(((ada
sih ka’bah2an dipondok gede, sa’i2an juga ada, jumroh-jumrohan juga ada, Cuma
jumrohnya udah nga kaya gitu, disana udah besar 7 kali lipat)))
3.
PERTEMUAN
UMAT ISLAM INTERNASIONAL
Keistimewaan
yang ketiga adalah haji merupakan kongres Internasional Ummat Islam. Saat itu
mereka menyaksikan ummat Islam dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai
negara dan benua.
4.
NAPAK
TILAS PERJALANAN DAKWAH RASULULLAH
Keistimewaan
yang kempat, ibadah haji merupakan napak tilas dari sejarah hidup Rasulullah
Saw. Maka dari itu sudah menjadi keharusan bagi jama’ah haji untuk mengunjungi
Makam Rasulullah Saw, karena ada sebuah hadits mengatakan:
من
حج ولم يزوروني فقد جفاني زومن زراني ميتا فكأنما زاراني حيا
“Barangsiapa
pergi haji dan tidak menziarahi aku, maka ia telah mengecewakanku. Barangsiapa
menziarahiku sesudah mati, maka seolah-olah ia telah menziarahiku di masa
hidup(ku)”.
(((baca
sholawat:
يانبي
سلام عليك يارسول سلام سلام عليك
5.
MINIATUR
AKHIRAT
Dan
keistimewaan haji bagi ibadah yang lain (menurut imam al-Ghazali) adalah bahwa
perjalanan ibadah haji seperti perjalanan menuju akhirat untuk bertemu Allah
Swt. Haji merupakan miniatur kematian. Ketika mengucapkan selamat tinggal
kepada keluarga dan saudara, seakan akan mengucapkan selamat tinggal ketika
sakarotul maut.
Seorang
jama’ah haji ketika menyiapkan bekal untuk perjalanan seolah-olah menyediakan
bekal untuk akhirat. Ketika mengingat jauhnya perjalanan yang akan di tempuh
atau ada kekhawatiran ada halangan dan rintangan dalam perjalanan, maka
perjalanan akhirat lebih jauh dari itu dan memiliki banyak rintangan seperti
pertanyaan mungkar nakir dan siksa kubur. Ketika menggenakan pakaian ihrom yang
serba putih, maka itu merupakan gambaran daripada seseorang yang sudah mati di
balut dengan kain kafan. Ketika sa’i natara shafa dan marwah, itu menggambarkan
betapa hati manusia menjadi panik dan gusar ketika diombang-ambing oleh neraca
mizan di akhirat nanti, mana yang lebih berat dari keduanya itu. Ketika thawaf
seolah-olah manusia dibangkitkan dari alam kubur menuju padang mashsyar. Dan
ketika di padang Arafah, seolah-olah manusia dari mulai zaman Nabi Adam AS
sampai manusia yang terakhir wafat pada hari kiamat kelak dikumpulkan di padang
mahsyar.
Maka
dari itu ibadah haji akan membangkitkan kesadaran primer seseorang; yaitu dari
mana kita datang, dimana kita sekarang dan kemana kita akan kembali. Disaat
kita merenung dipadang arafah yang terhampar luas, betapa kecilnya kita saat
itu, disaat kita menanggalkan segalam macam status sosial kita.
A.
LURUSKAN NIAT
Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa banyak
perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena niatnya yang baik, dan
berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi perbuatan duniawi karena niatnya yang
buruk”.
((sholat sendiri cepet, lewat mertua langsung dilama2in.
Apalagi haji, orang sekampung nganter semua, perlu terus menerus meluruskan
niat, agar selalu niat ibadah haji karena Allah swt))
Kalau niatnya udah kuat, nanti dalam perjalanan menjumpai
hal-hal yang nga enak akan terasa nikmat.
Kenapa orang rela membayar jutaan rupiah, sampe sana harus
berdesak-desakan? Tidur tidak teratur, iklimnya panas, tapi mengapa kita belum
pernah dengan ada jama’ah haji kapok pergi haji. Ji, gimana kabar disana? Waduh
tobat cukup sekali aja saya pergi kesana dan kamu jangan coba2 pergi ke sana.
Sebaliknya yang sering kita dengan kerinduan, ya allaoh pada waktu thawaf wada
air mata berlinang membasahi pipi dan bathi saya menjerit; ya alloh kapan saya
bisa kembali lagi bertemu rumah-MU.
Sebagai bandingan kita bisa lihat ibu yang melahirkan
anaknya, saat ibu dihadapkan pada perjuangan , antara hidup dan mati. Di tengah
rasa sakit beliau tersenyum menyambut kelahiran anaknya.
(((kita mau pergi haji, bukan piknik, jadi touris, dll.
Niatnya kita ibadah, nanti abis ibadah ngeliat yang kuning-kuning baru mampir,
nukan tebalik)))
B.
SABAR
(((atos sunda jawa)
(((janjiann di tiang masjid)
Sabar ada 3: ketika taat, ketika
meninggalkan maksiat dan dikala menghadapi musibah.
C.
PERBANYAK IBADAH
(((pake rumus aji mumpung. Mungkung kita dimekkah kita
puas2in beribadah)))
Maka dari itu, nabi
besar Muhammad saw sebelum sholat selalu mengingatkan “ shollu solatalmuwaddi’”
sholatlah kalian seolah – olah sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa
setelah sholat ini bayangkan kalian akan dijemput oleh malaikat maut. Sehingga
secara otomatis, kita akan sholat dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan
beribadah dengan sebaik – baik, yang akan kita persembahkan itu semua kehadirat
Allah swt. Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam
kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang seimbang antara
jasmani dan rohani, dan kita berharap menjadi manusia yang bahagia baik di
dunia maupun diakhirat kelak. Amin amin ya rabbal alamin.
MELESTARIKAN HAJI YANG MABRUR
Ciri-cirinya:
عمله بعد الحج خير من قبله
“amal perbuatannya setelah haji lebih baik dari sebelumnya”
Bagaimana cara menjaganya:
Yang pertama: sholatnya semakin berkualitas. Dengan menjaga
waktu shalat, dilaksanakan dengan ikhlas dan khusyu. Apalagi dilakukannya
dengan sholat berjama’ah dimasjid.
من صلى في مسجدي اربعين
صلاة لا تفوته صلاة كتب له براءة من النار و براءة من العذاب و براءة من النفاق
“barangsiapa sholat dimajidku empat puluh waktu dan tidak
terputus maka orang tersebut akan di tulis bebas dari api neraka dan bebas dari
siksaan dan bebas dari munafiq”
صلاة في مسجدي هذا أفضل من الف صلاة فيما سواه إلا مسجد الحرام و صلاة في
المسجد الحرام أفضل من مائة ألف صلاة فيما سواه
“sholat dimasjidku ini lebih utama 1000 kali dibanding sholat di
masjid lainnya kecuali masjidil harom lebih utama 100.000 kali sholat dari pada
masjid lainnya”.
((di Indonesia: sholat sendiri dapet 1 tapi sholat
berjama’ah dapet 27 x))
لبيك اللهم لبيك
Pergi haji ke tanah suci # memenuhi panggilan ilahi
Dengan penuh syukur di hati # bahagia tidak terperi
Semoga selamat di dalam bakti # mendapatkan ridho ilahi
Wahai saudara semua # berdoalah pada yang kuasa
Semoga yang pergi ibadah # pulang kerumah bertemu keluarga
Rizki bertambah dan smakin berkah # rahmat ilahi datang
berlimpah
CUKUP
MATI SEBAGAI NASEHAT
Tema pembicaraan kali ini adalah
mengenai sebuah ayat al-Qur’ān yang sekiranya diturunkan kepada gunung niscaya
luluh lantah; yang apabila direnungkan oleh pembacanya maka hatinya bergetar
ketakutan dan air matanya mengalir; yang jika dihayati oleh orang yang
bergelimang maksiat maka ia akan bertaubat.
Ayat yang menyebutkan tentang pintu
gerbang dari sebuah perjalanan panjang dan begitu berat….
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ
الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ
عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdaya.” (QS. Āli `Īmrān [3]: 185.)
Kematian adalah langkah awal dari
perjalanan panjang yang memisahkan antara suami dan istrinya, orang tua dan
anak-anaknya, kekasih dan yang dicintainya dan saudagar dan kekayaannya.
Perjalanan yang muaranya adalah keabadian; kenikmatan Surga atau kesengsaraan
Neraka yang akan didapatkan.
Kematian merupakan hal yang diyakini
namun sering kali dilupakan; perkara yang diketahui kepastiannya akan tetapi
seringkali diabaikan. Pantaslah jika baginda Rasulullah Saw mengingatkan dengan
ucapkannya:
أَكْثِرُوْا
ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ – يَعْنِي الْمَوْت
“Perbanyaklah mengingat pemutus
segala kelezatan (yaitu kematian).”
Dahulu, jika Khalīfah `Utsmān Ibn
`Affān berdiri di dekat kuburan maka beliau menangis sejadi-jadinya sampai air
mata jatuh membasahi jenggotnya. Lalu Sahabat bertanya: Wahai Khalifah,
“(Ketika) Disebutkan Surga dan Neraka engkau tidak menangis (seperti ini),
justru ketika engkau berada di dekat kuburan engkau malah mencucurkan air mata?
`Utsmān bin Affan RA pun menjawab, “Rasulullah Saw pernah bersabda,
إِنَّ
الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ
أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ
“Sungguh, kubur merupakan tempat
pertama dari akhirat. Jika seseorang selamat darinya, maka yang berikutnya akan
lebih mudah. Namun, jika ia tidak selamat, maka yang berikutnya akan lebih
keras lagi.”
Tidak cukupkah kematian menjadi nasehat
untuk kita, mari kita bayangkan ketika kematian itu datang dengan dahsyatnya
sakarotul maut, alam kubur dengan kesunyian dan kegelapannya, hari kebangkitan
dengan detail perhitungannya, yang tidak ada satu perbuatanpun yang luput dari
perhitungan Allah, Neraka dengan siksanya yang kekal atau Surga dengan
kenikmatannya nan abadi.
كَفَى
بِالْمَوْتِ وَاعِظًا
“Cukuplah kematian sebagai pemberi
nasehat.”
Kita selalu mengganggap kematian itu
selalu berada sangat jauh dari kita, padahal sesungguhnya ia begitu dekat. Masa
kecil dan remaja bertahun-tahun yang lalu telah kita lewati, namun rasanya baru
kemarin, dan tanpa terasa kita berada pada hari ini. Hari esok dan yang akan
datang kepada kita hingga tiba-tiba kematian menghampiri menjemput kita untuk
mengarungi perjalanan yang sangat panjang dan begitu berat.
فَكَمْ مِنْ صَحِيْحٍ مَاتَ مِنْ غَيْرِ عِلَّةٍ # وَكَمْ مِنْ سَقِيْمٍ
عَاشَ حِيْنًا مِنَ الدَّهْرِ
Berapa banyak orang sehat yang meninggal tanpa sakit.
Dan berapa banyak orang sakit namun tetap hidup bertahun-tahun.
وَاللهُ الْمُوَفِّقُ إِلَى أَقْوَامِ
الطَّرِيْقِ ثُمَّ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه.
7 KEBAHAGIAAN HIDUP DI DUNIA
Ada seorang sahabat yang bernama Abdullah Ibnu Abbas, ditanya
oleh muridnya tentang kebahagiaan hidup di dunia ini. Lantas beliau menjawab,
bahwa ada 7 (tujuh) faktor kebahagiaan hidup di dunia ini.
1.
(قلب شاكر) Mempunyai Hati
Yang Selalu Bersyukur kepada Allah Swt.
Yaitu orang yang selalu
menerima apa yang Allah Swt berikan kepadanya, apapun bentuknya. Jika diberi
ni’mat maka ia pun bersyukur kepada Allah Swt dan jika ia di timpa musibah, ia
pun bersyukur kepada Allah Swt, semoga musibah yang menimpanya menjadi
penghapus dosa baginya dan dengan musibah itu, ia berharap akan semakin dekat
dengan Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ
يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ
كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
‘Tidak seorang muslim pun yang tertimpa suatu penyakit dan
lainnya, kecuali Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya melalui penyakit
tersebut, seperti sebatang pohon yang merontokkan daunnya,” (HR. Muslim. No.
4663).
2.
(الأزواج الصالحة) Memiliki
Pasangan hidup yang sholeh dan Sholehah.
Seorang suami sebagai
kepala keluarga, kelak akan dipintai pertanggungjawabannya diakhirat mengenai
kesholehan rumahtangganya dari mulai istri hingga anak-cucunya. Pasangan hidup
yang sholeh akan menciptakan keluarga yang sholeh dan jangan berharap mendapati
istri yang sholehah kecuali jika suami mensholehkan dirinya terlebih dahulu,
sebagaimana Rasulullah Saw.
3.
(الأولاد الأبرار) Mempunyai Anak
yang berbakti.
Berbakti kepada Allah dan
Rasulnya, berbakti kepada Ibu Bapaknya, berbakti kepada agama dan bangsanya.
Menjadi Anak yang sholeh dan Sholehah.
Ada kisah ketika
Rasulullah Saw sedang thawaf. Rasulullah Saw bertemu dengan anak muda yang
pundaknya lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah Saw bertanya kepada orang
tersebut: “Kenapa pundakmu itu?” Jawab anak muda: “Ya Rasulullah, saya datang
dari Yaman, saya mempunyai ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintainya, saya
tidak pernah melepaskannya. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat,
sholat dan ketika istirahat, selain itu saya selalu menggendongnya”. Lalu anak
muda itu bertanya: “Ya Rasulullah, apakah saya sudah (cukup) berbakti kepada orangtua? Rasulullah Saw
langsung memeluk anak muda tersebut dan mengatakan: “Sesungguhnya Allah ridho
kepadamu, kamu adalah anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anak muda
ketahuilah, bahwa cinta orangtuamu tidak akan pernah bisa terbalaskan olehmu”.
Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah seorang anak
tidak cukup untuk membalas segala cinta dan kebaikan orang tua selamanya.
4.
(البيعة الصالحة) Memiliki
Lingkungan dan pergaulan yang baik
Bertemanlah dengan
orang-orang sholih yang selalu mengingatkan kepada kebaikan. Rasulullah Saw
bersabda:
عَنْ
أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا مَثَلُ
الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ
فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا
أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ
وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
“Hadits riwayat Abu Musa ra, dari Nabi Saw, beliau bersabda:
‘Sesungguhnya perumpamaan berkawan dengan orang saleh dan berkawan dengan orang
jahat adalah seperti seorang penjual minyak wangi (misk) dan seorang peniup
dapur tukang besi. Penjual minyak wangi, dia mungkin akan memberikan kamu atau
kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapatkan aroma harum darinya.
Tetapi peniup dapur tukang besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu atau kamu
akan mencium bau yang tidak sedap,” (HR. Muslim. No. 4762).
Maka dekatilah alim
ulama, para kyai, para orang-orang sholeh. Dekatilah orang-orang yang jika
memandang wajahnya, kita menjadi bergairah untuk beribadah kepada Allah Swt,
sehingga membuat hati menjadi lapang, tenang dan tegar kembali.
5.
(المال الحلال) Hartanya halal.
Karena di dalam Islam itu
yang terpenting adalah kualitas harta bukan kuantitas harta. Dengan harta yang
halal maka insya Allah hidup akan berkah. Tetapi jika hartanya haram maka murka
Allah akan segera tiba dan menjadi penyebab terhijabnya do’a.
يأتي على الناس زمان لا
يبالي المرء ما أخذ منه، أمن الحلال أم من الحرام
“Akan datang sebuah zaman
yang ketika itu manusia tidak lagi menghiraukan sumber pendapatannya; apakah
berasal dari yang halal atau dari yang haram.”.
فإن ذلك لا تجاب لهم دعوة.
“Sesungguhnya doa orang
yang demikian ini tidaklah akan dikabulkan.”.
6.
(تفقه في الدين) Selalu Berusaha untuk Belajar dan Menambah
Ilmu Pengetahuan Agama.
Semakin mendalami ilmu
agama semakin cinta kepada Islam. Semakin penasaran tentang hakikat tuhan maka
semakin tinggi cintanya kepada Allah, semakin mempelajari siroh nabawi maka
semakin cinta kepada Nabi Muhammad Saw.
Dan yang terakhir ....
7.
العمر المبروك)) Mempunyai Umur
yang Berkah.
Berkah bukanlah cukup
atau mencukupi saja, tapi berkah itu ialah ketaatan kita kepada Allah Swt
dengan segala keadaan yang ada.
البَرَكَةُ تَزِيْدُ فِي طَاعَةِ اللهِ
Berkah itu ialah sesuatu
yang menambah ketaatanmu kepada Allah Swt.
Hidup yang berkah itu
bukan hanya sehat, tapi terkadang sakit justru menjadi berkah seperti Nabi
Ayyub AS, yang ketika sakit malah justru menambah ketaatannya kepada Allah Swt.
Tanah yang berkah itu
bukanlah tanah yang subur dan pemandangannya yang indah, tapi terkadang tanah
yang tandus seperti Mekkah mempunyai keberkahan dan keutamaan di sisi Allah
Swt.
Makanan yang berkah itu
bukan yang komposisi gizinya lengkap, akan tetapi makanan itu mampu mendorong
seseorang menjadi kuat dan taat beribadah kepada Allah Swt.
Ilmu yang berkah itu
bukan yang banyak tulisan dan bukunya, tapi ilmu yang berkah itu ialah ilmu
yang mampu menjadikan seseorang meneteskan airmata dan keringat untuk beramal
dan berjuang mencari Ridho Allah Swt.
Penghasilan yang berkah
itu bukan penghasilannya yang besar, tapi bagaimana penghasilan itu menjadi
manfaat atau menjadi jalan rizki bagi yang lain sehingga banyak orang yang
terbantu dan tertolong dengan penghasilannya tersebut.
Dan Umur yang berkah itu
bukan yang umurnya panjang, tapi kualitas umur yang digunakan untuk beribadah
kepada Allah Swt. Umur berkah itu
semakin tua semakin sholeh. Semakin tua semakin rindu untuk bertemu dengan Allah
Swt.
4 KEBAHAGIAAN HIDUP
Ada empat kunci kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحُسَيْنِ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ جَدِّهِ ، قَالَ
: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَرْبَعٌ مِنْ سَعَادَةِ
المَرْءِ فِي الدُّنْيَا: أَنْ تَكُوْنَ زَوْجَتُهُ صَالحِةَ،ٌ وَأَوْلَادُهُ أَبْرَاراً،
وَخُلَطَاؤُهُ صَالحِيِنَ، وَأَنْ يَكُوْنَ رِزْقُهُ فِي بَلَدِهِ.
“Diantara tanda kebahagiaan seseorang itu ada 4 perkara : memiliki isteri yang
sholihah, mempunyai anak yang berbakti, mempunyai teman yang shalih dan mencari
rizki dinegerinya sendiri.” (HR. Dailami dari Ali RA).
1. Memiliki
Pasangan Hidup yang Shalih atau Shalihah.
2. Memiliki Anak
yang berbakti/ Shalih.
3. Memiliki teman
bergaul dengan Orang Shalih.
4. Rizki yang diperoleh ada di daerahnya
sendiri.
1.
Memiliki Pasangan hidup
yang sholeh/ Sholehah.
Pasangan hidup yang
sholeh akan menciptakan keluarga yang sholeh juga. Seorang suami sebagai kepala
keluarga, kelak nanti di akhirat akan dipintai pertanggungjawabannya mengenai
kesholehan penghuni rumahtangganya dari mulai istri hingga anak-cucunya. Dan
jangan berharap mendapati istri yang sholehah kecuali suami mensholehkan
dirinya terlebih dahulu.
· Derajat Wanita dalam Islam
“Hadits
Riwayat Abu Hurairah ra, ‘Seseorang datang menghadap Rasulullah Saw dan bertanya,
‘Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik?.’
Rasulullah Saw menjawab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?.’ Beliau
menjawab, ‘Kemudian ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?.’ Beliau
menjawab, ‘Kemudian ibumu.’ Dia bertanya lagi: ‘Kemudian siapa?.’ Rasulullah
Saw menjawab lagi, ‘Kemudian ayahmu’,” Jadi Ibu tiga bapak satu.
Di Islam itu
derajat wanita diangkat dan di tinggikan. Coba kalau diagama kristen. Paus nga
boleh punya istri. Kalau di Islam paus itu kan kyai. Kalau di Islam kyai nga
boleh punya istri, kaga mau saya jadi kyai.
Sekarang paha
ayam KFC lebih mahal harganya daripada paha perawan.
Perempuan
disayang sama Nabi. Perempuan nga wajib sholat jum’at, makanya pantatnya
lebar-lebar. Soalnya kalau bapaknya sholat jum’at, ibunya sholat jum’at, nanti
anaknya sama siapa. Sudah gitu perempuan ada haid, ada emen. Kira-kira
bapak-bapak saya tanya nih, mendingan sholat apa mendingan emen?.
Makanya
perempuan itu, kalau sholatnya bagus, puasanya bagus, nga selingkuh, taat sama
suami, pasti masuk surga dari pintu yang ia sukai. (amin).
Pendidikan
anak 75% tanggung jawab ibu, 25%nya tanggung jawab bapak-bapak, karena bapak2
nyari duit. Makanya kalau bapaknya nga bener tapi istrinya bener/ sholehah,
pasti anaknya sholeh dan sholehah. Amin.
Sifat wanita
ada 4: Cerewet, mata duitan, cemburu, dan dendaman.
Kalau ibu-ibu
yang biasa ngaji, insya Allah yang tiga sifat bisa hilang, kecuali satu, mata
duitan yang nga bisa hilang.
Tapi biasanya
ibu-ibu itu kalau mata duitan buat anak dan suami juga, bener nga bu?
Dalam Islam
boleh mencuri suami, kalau suaminya pelit, karena tugas suami nyari duit tugas
istri ngabisin duit. Salah satu ciri suami pelit jika buka dompet miring.
Suami tanpa
istri, nga punya apa-apa. Gaji tiga juga, nga punya istri, ya nga punya
apa-apa. Perempuan itu bawa rizki. Perempuan itu kaya dompet bisa nyimpen duit.
· Kenapa Suami meninggal duluan
Umumnya suami
itu kan meninggal duluan. Karena menurut pelelitian, ada dua hal yang
menyebabkan demikian, yang satu jelek yang satu bagus.
Yang jelek,
pertama, kenapa suami meninggal duluan, karena enek ngedengerin omelan
istrinya. Suaminya udah umur 60 tahun di suruh makan sama istrinya. “pak makan
pak sono! Khan udah disiapin dari pagi, susah amat sih disuruhnya!”. (pas
suaminya lagi makan) “pak makannya jangan banyak-banyak, sisain buat anak”. Itu
suami, makan sih makan, tapi stroke”.
Yang kedua,
yang bagus: kenapa suami meninggal duluan, dan ibu masih hidup? Karena kalau
demikian anak ke urus. Betul nga? Mana contohnya? “TUH AYAM”. Ayam nga ada
bapaknya tetap hidup, betul nga?.
Punya anak 5,
bapak hidup, ibu mati. Itu kata bapak, mendingan ngurus istri baru buat ngurus
anaknya. Lagian kata orang istri baru itu kentutnya aja bau duren.
Banyak orang
hebat di dunia ini hasil didikan janda. Bung karno, bung hatta adalah didikan
janda. Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal bahkan Rasulullah Saw adalah didikan
janda. Mana ada orang hebat didikan duda, betul nga?
2.
Mempunyai Anak yang
sholeh/ sholehah.
Ada kisah ketika
Rasulullah Saw sedang thawaf. Rasulullah Saw bertemu dengan anak muda yang
pundaknya agak lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah Saw bertanya kepada
orang tersebut: “Kenapa pundakmu itu?” Jawab anak muda: “Ya Rasulullah, saya
datang dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat
mencintainya, saya tidak pernah melepaskannya. Saya melepaskan ibu saya hanya
ketika buang hajat, ketika sholat dan ketika istirahat, selain itu saya selalu
menggendongnya”. Lalu anak muda itu bertanya: “Ya Rasulullah, apakah saya sudah
berbakti kepada orangtua saya? Rasulullah Saw langsung memeluk anak muda
tersebut dan mengatakan: “Sesungguhnya Allah telah ridho kepadamu, kamu adalah
anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anak muda ketahuilah, bahwa cinta
orangtuamu tidak akan pernah bisa terbalaskan olehmu”.
Dari hadist tersebut kita
mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas
cinta dan kebaikan orang tua kita selama ini. Maka dari itu teruslah berbuat
baik kepada orang tua dan berdoalah untuknya. Karena “alwaladu ash-sholih
yad’u lahu”, anak sholeh itu adalah anak yang mendoakan orangtuanya.
Berarti semakin sering ia mendoakan orangtuanya maka semakin sholehlah ia.
· Anak Sholeh
Anak yang
sholeh itu bisa mengangkat derajat orang tua, tetapi sebaliknya orang tua yang
sholeh itu tidak bisa menggangkat derajat anak.
Makanya
ibu-ibu kalau mau jadi anak kita ini anak sholeh, kawinin dengan si sholeh.
Walaupun mabok nga sholat tetap aja anak sholeh.
Kenapa anak
kita menjadi durhaka. Karena kesalahan orang tua, yang salah mendidik.
Kenapa
anak-anak pada mabok? Karena kaga dikasih pendidikan agama, nga dimasukin
pesantren, nga dimasukin madrasah, nga dimasukin sekolah Islam, nga di
panggilin ustadz supaya ngajarin ngaji.
Dulu yang
mabok namanya robet, joni, dll. Sekarang yang mabok si ucup, udin, samsuri pada
mabok.
Anak-anak kita
ini bibit unggul semua, calon kyai, calon ulama, calon jenderal, tapi kalau
udah kena mabok, kena narkoba maka hancur semua.
Kenapa? Karena
sekali orang mabok, maka 3 urat syarafnya putus.
Boro-boro jadi
ulama, kyai, jenderal. Jadi satpam aja nga diterima. Makanya mending di potong
aja, ayang aja kalau mabok langsung di potong.
Narkoba itu
haram kecuali buat ibu-ibu.
Makanya kalau
punya anak jangan getol bikinnya doang, tapi harus dididik anaknya. Jangan
sampe ibunya kaga ngerti agama, bapaknya apalagi, anaknyaa nga dimasukin
pesantren, ikut ngaji sama ustadz. Itu bisa-bisa satu metromini masuk neraka.
Supir bapaknya, kenek ibunya, penumpang anak-anaknya semua. Terus ditanya sama
malaikat, mau kemana bu?. Neraka .. , kata malaikat, yo wis lah.
· Bahaya TV
Ini semua yang
merusak iman, akhlak kita dan anak-anak kita adalah TV.
Dulu kalau di
kampung, habis shalat Magrib semua anak-anak pada ngaji. ‘an in un, ban bin
bun’ ba fathah ba lam dhommah lu, bu dhommah bu ta fathah ta, ‘baba lu buta’.
Dulu mah di
kampung sebelah mushola rame pada ngapalin sifat wajib bagi Allah, ‘Allah wujud
qidam baqa’, di musholla sebelahnya baca ‘ya robbi bil mushtofa ballig maqo
shidana’.
Sekarang mah
abis maghrib di rumah ini nyetel musik ‘cek dung dung cek dung dung’ cek dung
dung cek dung dung’. Bapaknya di mushola lagi zikir ‘la ilaha illa Allah’.
Anaknya sama emaknya nonton TV. MARI BERPIKIR.
Kalo di depan
TV kuat-kuat banget. Kacang tiga bungkus habis, kopi tiga teko habis, sholat
Tahajud Kaga, subuh kebablasan. Ini kalau Allah wataknya kaya saya, saya cekek
cekekin nih orang.
Rumah kita
lebih parah dari gedung bioskop. Banguntidurnonton TV, sebelumsekolah,
pulangsekolah, ngajikaga, pesantrenkaga, ke madrasah kaga, ikut ngaji sama kyai
kaga, makanyaanakkita padajadi PKI.
Makanya jangan
salahkan kalau ada anak bunuh orang tuanya.
Dahulu filter
terakhir itu di rumah, tetapi sekarang karena banyak acara TV yang tidak benar,
justru anak-anak di rusak dari dalam rumah. Dahulu kalau mau liat
maksiat-maksiat pergi ke pantai, sekarang bisa dilihat langsung di genggaman
tangan anak bapak dan ibu.
3.
Memiliki Pergaulan dan
Lingkungan yang baik
Bertemanlah dengan
orang-orang sholih yang selalu mengingatkan kepada kebaikan. Rasulullah Saw
pernah mengingatkan bahwa: “Seseorang yang berteman dengan orang sholih dan
orang yang tidak sholih itu bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan
pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak wangi olehnya, engkau bisa
membeli darinya atau minimal (kamu) dapat harumnya. Adapun berteman dengan
pandai besi, jika badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau
mendapatkan bau yang tidak enak.” (HR. Bukhari).
Dekatikilah para alim
ulama, para kyai, para asatidz para orang-orang sholeh. Dekatilah orang-orang
yang jika memandang wajahnya bergairahlah kita untuk beribadah kepada Allah
Swt, sehingga menbuat hati menjadi lapang, tenang dan tegar kembali.
· Susah Mencari Pengganti Kyai
Agar iman kuat
dan lurus, maka harus sering-sering dekat dengan ulama. Kyai itu makhluk
langka, makanya harus di lindungi.
Kalau lurah
mati banyak gantinya, camat mati banyak gantinya, presiden belum mati gantinya
udah ngantri.
Boro-boro
nyari ganti kyai, nyari imam sholat di musholla saja susah. Imamnya tinggal
engkong-engkong, bacanya inna ‘athoinaka kalkautsar keder, pas diujung ayat,
inna...inna, ma’mumnya nyaut dari belakang, innalilahi kong. Innalillahi wa
inna ilaihi rojiun.
Karena
ciri-ciri kiamat itu adalah diangkatnya ilmu. Caranya dengan meninggalnya
banyak ulama.
Pastur makin
banyak sedangkan ulama semakin sedikit. Pastur di gaji gede dari gereja. Sudah
gitu kerjanya hanya ceramah saja di gereja. Kerjanya Cuma mikirin gereja aja.
Beda sama kyai, ceramah juga, ngajar juga, mikirin tukang juga, mikirin bayar
listrik juga, mikirin semen pasir juga. Udah hidup aja tuh kyai udah syukur.
Direktur BRI
gajinya 260 jt, Direktur Pertamina 120 Jt, gaji imam berapa? Nga ada yang
mikirin, padahal nanggung jama’ah yang pada kaga bisa.
Dewi persik
sekali tampil 150 juta. Ayu tingting yang lagunya salah alamat aja sekali
tampil 100 juta. Nah kyai yang alamatnya bener, tujuannya surga, sekali
manggung kaga dikasih segitu.
Dewi persik
dateng ke panggung, semua orang pada pengen megang tangannya. Ini mah kyai
dateng pada cuke bae.
Ini semua
emang salah orang Islam. Coba kalau jatah rokok sehari dimasukin tromol amal
setiap hari jum’at. 10.000,- di kali 500 orang sama dengan 5 jt. Kasih 1 jt
buat khotib jum’at. Khotib jum’at kalau tau di kasih 1 juta, insya Allah habis
sholat subuh sudah ada di masjid.
Ini mah
anak-anak kita di kursusin komputer sebulan 300.000,-, bahasa Inggris sebulan
500.000,-,- ngaji di TPA sebulan 20.000,- udah gitu nunggak lagi., makanya guru
ngaji di kampung kurus-kurussss. Kalau nga ngajar, ini kewajiban, tapi kalau
ngajar sakit hati.
Jadi
kyai-kyai, ustadz-ustad ini makhluk langka. Minimal bagaimana caranya supaya
kyai-kyai sama ustadz-ustadz ini sehat. Ya minimal pesantren, sekolahan, dan
TPA-nya bisa berjalan dengan baik itu sudah bagus.
Sekarang citra
ulama, kyai, ustadz, haji dicoreng sama sinetron.
Ada H. Muhidin
yang haji dua kali. Ada Haji kelakuannya seperti itu. Nah, kita yang haji
benerankan jadi tersinggung. Nabungnya lama, perjuangan wukuf dan jumrohnya
luarbiasa, tau-tau contohnya kaya H. Muhidin. Ustadz, ada ustadz foto copy,
pesantren ada pesantren rock n roll. Udah gitu ada emak ijah mau pergi haji,
itu kenapa sinetronnya nga selesai-selesai ya.
لولا العلماء لعل الناس كالبهائم
العلماء ورثة الأنبياء
· Ajaran Sesat
Di Indonesia
ini banyak sekali ajaran-ajaran sesat yang dilarang. Dulu ada nabi palsu
namanya ahmad musoddeq. Ada yang ngaku-ngaku jadi malaikat jibril, ada ustadz
roy yang ngebolehin sholat pakai bahasa jawa. Ada Islam paninggit yang ngajinya
jam 12 malem laki-laki campur perempuan, abis ngaji yang laki langsung nyeruduk
perempuan. Dulu saya mau masuk, Cuma karena udah di tutup jadi nga jadi. Ada
Aminan Wadud yang ngebolehin perempuan jadi imam buat laki-laki. Kira-kira nih
kalau bapak-bapak imamnya perempuan, khusyu nga sholatnya?.
Ada lagi
syiah, yang menghina para shahabat Nabi. Abu Bakar, Umar, Ustman di kafirkan
semuanya, karena telah merebut kekuasaannya Ali bin Abi Thalib.
Ada lagi group
celana cingkrang, tahlilan haram, maulidan haram, sampai bedug di haramin.
Umat Islam di
Indonesia adalah umat Islam terbanyak di dunia.
Umat Islam di
gempur imannya biar hancur dg غزو الفكر sehingga umat
jadi ragu.
Sekarang ini
Timurtengahsudahhancur, dari mulai Syiria, aljazair, mesir, kemudian yang akan
dihancurkan Indonesia.
Umat Islam di
Indonesia ini susah dihancurin karena ada Ahli Sunnah Waljama’ah. Karena Aswaja
itu NKRI Yes, dan pancasila Yes.
Indonesia
susahdiancurin, karenaadaahlisunnahwaljama’ahkarena NKRI yes, pancasila yes.
Apalagi NU
anggaran dasarnya saja pancasila. Siapa yang mau merubah pancasila langkahi
dulu mayat NU.
Kemerdekaan
Indonesia itu rahmat Allah. Karena berkat rahmat Allah yang maha kuasa.
Dahulu
bagaimana KH. Hasyim Asya’ari memberi semangat kepada bung tomo untuk berjihad
mengusir penjajah.
Dulu ada kyai
Abbas, merontokkan pesawat musuh dengan kacang ijo sebagai pelurunya. Kyai
amin, kyai sanusi dari babakan ciwaringin cirebon, mereka melawan tank dengan
karomah mereka. Itu karomah kyai jaman dulu, yang sedikit tidur dan sedikit
makan. Kalau kyai sekarang sedikit2 makan dan sedikit2 tidur.
Islam itukan
rohmatan lil’Alamin. Perbedaan pendapat diantara umatnya juga sebagai rohmat
bagi mereka. Makanya ada 4 mazhab yang diakui ahli sunnah waljama’ah. Semua
mazhab boleh, yang nga boleh mazhab imam samudra.
Umat Islam itu
kalau nga ada yang ngadu-ngadu nga bakalan ribut. Kaya jangkrik, kala mau
diadu, diangkat dulu, dipanas-panasin dulu baru berantem.
· Ribut Bid’ah
Sekarang umat
Islam ribut mulu. Ributin ziarah bid’ah, tahlilan bid’ah, maulidan bid’ah,
ratiban bid’ah sampai bedug dicaci maki. Orang yang ngirimin fatihah nga sampe,
katanya nyangkut di pohon rambutan, emangnya layangan.
Syarat jadi
imam harus punya jenggot, kalau nga ada jenggot nga afdol. Kalau begitu kambing
aja suruh jadi imam.
Yang
menyelenggarakan maulid Nabi katanya dosanya melebihi dosa zina. Masa abis
sholat langsung kabur.
Jama’ah ini
beraninya di kantor-kantor, coba kekampung-kampung, nga berani, soalnya
dikampung ada kyainya.
Bid’ah itukan
ada dua, ada yang dholalah ada yang hasanah. Ada yang baik ada yang sesat. Mana
ada dulu al-Qur’an dibukukan seperti sekarang ini kecuali zamannya ustman bin
Affan. Sholat tarawih mana ada zaman Rosulullah berjama’ah, makanya kata Umar,
ni’matul bid’ah hazihi. Sholat tarawih berjamaah ini adalah sebaik-baiknya
bid’ah. Kapan Nabi khutbah pakai bahasa Indonesia. Kapan Nabi khutbah pakai
speaker. Saya kalau ceramah nga pake speaker, saya nga mau ceramah, mendingan
pulang, kenapa?, soalnya amplop disini nga bisa ngobatin teggorokan saya.
4.
Rizkinya di negerinya
Hartanya halal dan berkah
Karena di dalam Islam itu
yang terpenting adalah kualitas harta bukan kuantitas harta. Dengan harta yang
halal maka insya Allah hidupnya akan berkah. Tetapi jika hartanya haram maka
murka Allah akan segera tiba dan menjadi penyebab terhijabnya do’a. Rasulullah
Saw pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa (dengan sungguh-sungguh)
sambil mengangkat tangan. Kemudian Rasulullah Saw berkata kepadanya: “Kamu
berdoa sudah bagus, namun sayang, makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal
(mu) didapat dengan haram, bagaimana doa (akan) dikabulkan”. (HR. Muslim)
Berkah
Berkah bukanlah cukup
atau mencukupi saja, tapi berkah itu ialah ketaatan kita kepada Allah Swt
dengan segala keadaan yang ada. (albarokatu tuziidukum fi thoatillah/ berkah
itu ialah menambah ketaatanmu kepada Allah Swt).
Hidup yang berkah itu
bukan hanya sehat, tapi terkadang sakit itu justru berkah sebagaimana Nabi
Ayyub AS, sakitnya menambah ketaatannya kepada Allah Swt.
Tanah yang berkah itu
bukanlah karena subur dan panoramanya yang indah, tapi terkadang tanah yang
tandus seperti Mekkah mempunyai keutamaan di sisi Allah Swt.
Makanan yang berkah itu
bukan yang komposisi gizinya lengkap, akan tetapi makanan itu mampu mendorong
pemakannya menjadi kuat dan taat beribadah setelah amakan.
Ilmu yang berkah itu
bukan yang banyak riwayat dan catatannya, tapi ilmu yang berkah itu ialah ilmu
yang mampu menjadikan seseorang meneteskan airmata, keringat, bahkan darah
untuk beramal dan berjuang mencapai ridho Allah Swt.
Penghasilan yang berkah
itu bukan dengan ukuran gajinya yang besar, tapi sejauhmana ia bisa menjadi
jalan rizki bagi yang lain dan banyaknya orang yang terbantu dengan
penghasilannya tersebut.
Dan Umur yang berkah itu
bukan berarti memiliki umur yang panjang. tapi banyaknya umur yang ia gunakan
untuk beribadah kepada Allah Swt. Umur
berkah itu semakin tua semakin sholeh. Semakin tua semakin rindu untuk bertemu
dengan Allah Swt.
RINGKASAN DISERTASI
Yang kami hormati pimpinan sidang Dr.H.E.Bahruddin,M.Ag
selaku Rektor Universitas Ibnu Khaldun Bogor, bapak promotor, Prof.Dr.KH.Didin
Hafidhuddin,MS (selaku Direktur Program Pascasarjana Univ. Ibnu Khaldun Bogor)
dan Dr.H.Ulil Amri Syafri, Lc.,MA. Bapak penguji Prof.Dr.H.Ahmad Tafsir, Prof.Dr.H.Sufyan
Sauri, dan bpk. Adian Husaini,Ph.D yang dirahmati Allah. Puji syukur kehadirat
Allah Swt atas limpahan rahmat dan ni’matnya sehingga disertasi ini dapat kami
selesaikan. Disertasi yang berjudul: Metode pengajaran karakter yang digunakan
Rasulullah Saw kepada para shahabat dalam kitab Shahih Muslim.
Latar belakang masalah
Sejarah mencatat bahwa tidak ada prestasi dalam bidang
pendidikan paling cemerlang yang pernah terjadi dimuka bumi ini melainkan
keberhasilan konsep pendidikan Rasulullah Saw, yang mampu mengubah dari ke-jahiliyah-an
kepada Islam. Contohnya: Umar bin
Khaththab pernah mengubur anak perempuannya yang baru saja dilahirkan pada masa
jahiliyyah. Ketika menjadi khalifah menjadi orang yang sangat peduli terhadap
anak kecil.
Bahkan Rasulullah Saw berhasil mendidik masyarakat muslim yang saling cinta mencintai
& sayang menyayangi diantara mereka. Sebagaimana firman Allah Swt: bismillahirrohmanirrohim
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُو
الدَّارَ وَاْلإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ
وَلاَيَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى
أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ
فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Orang-orang
yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (yaitu kaum Anshor) sebelum
kedatangan kaum Muhajirin, kaum Anshor 'mencintai' kaum Muhajirin. dan
kaum Anshor tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang
diberikan kepada kaum Muhajirin; dan mereka mengutamakan (orang-orang
muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan
siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang
beruntung.” (QS. al-Hasyr: 9).
Karena jika karakter cinta sudah tertanam kuat dalam pribadi
seseorang maka akan melahirkan sifat yang lain seperti pemurah, penolong dan
pemaaf. Tiga sifat ini identik dengan “pengorbanan”. Jika masyarakat sudah haus
akan pengorbanan maka itu adalah tanda bangkitnya suatu peradaban sebagaimana
lahirnya peradaban Islam di Madinah.
Pentingnya pendidikan karakter pada tingkat sekolah terlihat
daripada UU sampai Permendikas tentang pengembangan karakter di sekolah sampai
inpres tentang penguatan metode pengajaran aktif untuk pendidikan karakter.
Pemerintah membolehkan penggunaan dana BOS untuk pelatihan profesi guru
diantaranya untuk pelatihan guru terkait dengan metode pengajaran dan
pendidikan karakter. Setelah mengikuti pelatihan diharapkan guru dapat mendidik
siswa dengan metode pengajaran aktif sehingga nantinya akan menghasilkan siswa
yang berkarakter.
Tetapi, kenapa masih banyak peristiwa-peristiwa negatif yang
mencerminkan rendahnya karakter, yang justru muncul dari dunia pendidikan.
Misalnya, para siswa masih gemar mencorat coret tembok, meja bahkan fasilitas
umum di jalan raya. Mereka juga berbicara kasar kepada teman bahkan guru
sehingga hilang bahasa santun, belum lagi aksi kekerasan dari siswa senior
kepada siswa junior, hingga berujung kepada aksi tawuran. Contohnya (ketika
disertasi ini di susun) seorang siswa bernama Alawy korban tawuran SMA 70 versus
SMA 6 Jakarta dan Rizky korban tawuran mahasiswa Universitas Negeri Makasar,
yang dari namanya saja kita langsung mengetahui bahwa mereka adalah seorang
muslim dan kemungkinan besar pelaku pembunuhannya muslim juga.
Nilai-nilai karakter yang ditetapkan itu baik dan sifatnya
universal. Begitu juga, metode pengajaran yang ditetapkan oleh guru dalam
proses belajar mengajar yang di tuangkan dalam RPP itu juga baik. Yang menjadi
permasalahan adalah kenapa dengan metode pengajaran yang baik/ bagus itu masih
belum bisa menjadikan siswa dan lulusan sekolah menjadi manusia yang
berkarakter?. Berarti ada permasalahan dalam proses pemilihan dan penggunaan
metode pengajaran karakter tersebut? Maka dari itu guru perlu dikenalkan
dengan proses pemilihan dan penggunaan metode pengajaran karakter yang
dilakukan Rasulullah Saw yang telah terbukti keberhasilannya!! Mengkaji metode
pengajaran karakter yang digunakan Rasulullah Saw harus dilihat dari sumber
utamanya yaitu kitab hadits shahih.
Kitab shahih Muslim di pilih dengan beberapa alasan,
diantaranya adalah susunan Shahih Muslim lebih sitematis di banding Shahih
Bukhari karema dihimpun berdasarkan bab-bab yang ada dalam kitab fikih,
sehingga mudah untuk diteliti. Kemudian terdapat judul kitab “al-bir wa
ash-shillah wa al-adab” yang lebih mendekati kepada pendidikan karakter
yang dimaksud pemerintah RI.
Perumusan Masalah
Metode pengajaran karakter apa saja yang digunakan
Rasulullah Saw serta bagaimana mengimplementasikannya dalam pendidikan karakter
di sekolah? Khususnya sekolah dasar! Penelitian kualitatif ini menjadikan kitab
shahih muslim sebagai sumber data primer.
Yang dibatasi pada kitab kebajikan, silaturahim dan adab yang terdiri
dari 51 bab 73 hadits. Hadits akan diberi syarah lalu diklasifikasikan
berdasarkan teori pendidikan karakter dan metode pengajaran, kemudian dihubungkan
dengan pokok bahasan lalu diberi kesimpulan.
Pembahasan
Penelitian ini memperoleh data bahwa metode yang paling
banyak digunakan Rasulullah Saw adalah metode cerita, tanya jawab dan ceramah.
Rasulullah Saw juga menggunakan metode pemecahan masalah, penugasan,
demonstrasi dan karyawisata walaupun tidak banyak, tetapi Rasulullah Saw tidak
menggunakan metode diskusi, eksperimen dan proyek pada kitab kebajikan,
silaturahim dan adab ini.
Maka metode cerita, tanya jawab dan ceramah harus dijadikan
metode utama dalam pengajaran karakter. Dan metode penugasan, pemecahan
masalah, demonstrasi dan karyawisata sebagai metode penguat dan pendukung dari
metode utama tersebut.
Rasulullah Saw dalam menggunakan metode cerita beliau menyajikan materi cerita secara runtut, bercerita dalam bentuk
simulasi/ bermain peran, memberi perumpamaan-perumpamaan, membangun kontak
batin, merangsang imajinasi, melatih perasaan dan emosi, membantu proses
identifikasi diri atau perbuatan, dan memperkaya pengalaman batin.
Rasulullah Saw pernah bercerita dengan bermain peran ketika
menirukan gaya ibu Juraij memanggil anaknya yang lebih memilih meneruskan
ibadahnya daripada memenuhi panggilan ibunya. Cerita juga dapat
mengidentifikasi karakter baik dan buruk. Karakter baik seperti cerita Rasul
mengenai seorang lelaki yang masuk surga karena menebang pohon yang
membahayakan manusia sedangkan karakter buruk, cerita Rasul tentang seorang
wanita yang masuk neraka karena menyekap kucing sampai mati.
Metode tanya jawab digunakan Rasul untuk menguji kemampuan
shahabat, untuk mengetahui pemahaman shahabat terhadap materi pelajaran,
menjawab sesuai kemampuan shahabat, memberikan komentar terhadap pernyataan
shahabat, meningkatkan rasa keingintahuan yang tinggi, pengulangan kalimat,
menggunakan intonasi, melembutkan perkataan, memberi kesempatan kepada shahabat
untuk menjawab sendiri suatu pertanyaan.
Rasulullah Saw pernah mengeraskan suara, guna mengundang
perhatian dan pertanyaan shahabat. “Celaka, celaka, celaka. Siapa ya
Rasulullah?. Yaitu orang yang kedua orangtuanya hidup sampai tua renta tapi
tidak dapat memasukkannya ke surga.” Tanya jawab juga digunakan untuk
mengetahui penguasaan materi para shahabat, seperti tahukah kalian apa itu
ghibah?, tahukah kalian siapa orang bangkrut itu? dsb.
Rasulullah Saw juga menggunakan metode ceramah dengan
mengkondisikan shahabat diawal pelajaran. Rasul juga menggunakan kalimat
larangan, menggunakan kalimat perintah atau nasihat, dan menggunakan kalimat
motivasi dan ancaman.
Rasulullah Saw mengkondisikan
shahabat sebelum memulai ceramah dengan memanggil nama: “wahai Aisyah!
Sesungguhnya Allah Maha lembut yang menyukai kelembutan...”Rasulullah Saw juga
menggunakan kalimat larangan sebagai batasan pada perkara yang harus dihindari:
“janganlah kamu saling membenci, mendengki dan bermusuhan...”. Maka shahabat
harus mengembangkan potensi kebaikan yang ada dalam dirinya dan menekan potensi
buruk yang ada pada dirinya.
Adapun metode pemecahan masalah menggunakan teknik teguran
langsung, menggunakan kalimat anjuran, dan bersikap tenang. Metode Penugasan
menggunakan teknik interaksi pandangan dan pendengaran, menyeru secara langsung
dan menggunakan kalimat perintah. Metode Demonstrasi menggunakan bahasa tubuh,
mempersingkat pengajaran dan menarik perhatian siswa dan metode karyawisata,
Rasulullah Saw pernah melakukan pengajaran melalui sindiran dan mengungkapkan
alasan.
Penelitian ini juga memperoleh data bahwa karakter yang
dominan dalam kajian ini adalah cinta, bersahabat dan peduli. Bersahabat dan
peduli pada hakikatnya bagian dari karakter cinta itu sendiri. Maka peneliti
berpendapat bahwa esensi dari kitab kebajikan, silaturahim dan adab ini adalah
cinta yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang atau dengan bahasa singkat yaitu “menyenangkan orang lain.”
Implementasinya di sekolah.
Guru sebagai faktor utama dalam pengajaran karakter di
kelas, harus menguasai metode cerita, tanya jawab dan ceramah khususnya bagi
pengampu mata pelajaran yang berdampak langsung pada pendidikan karakter.
Sebelum mengajarkan karakter kepada siswa maka guru harus berkarakter terlebih
dahulu, sebagai teladan bagi siswa dan terakhir, guru harus mengajar dengan
cinta, bershahabat dan peduli kepada siswa.
Mengajar dengan cinta yaitu dengan terus menyambung tali
silaturahim dengan siswa dan orangtua, tidak dengki, benci dan bermusuhan
dengan siswa. Tidak zhalim, memalingkan wajah, menghina, meremehkan, dan
menginjak kehormatan siswa. Mengajar dengan cinta kepada siswa didasarkan pada
kecintaan kepada Allah Swt. Tidak boleh berprasangka buruk, mencari-cari aib
bahkan sampai menjerumuskan siswa. Saling menutupi aib dan kesalahan. Guru dan
murid saling sayang menyayangi seperti
anggota tubuh, jika salah satu anggotanya sakit, maka anggota yang lain ikut merasakan. Seperti sebuah
bangunan yang saling menguatkan. Guru jangan mencaci maki siswa. Memberikan
maaf lebih baik daripada harus membalas kejahatan siswan. Guru tidak boleh
menghukum siswa tanpa ada alasan. Guru harus bersikap ramah dan lemah lembut
terhadap siswa. Tidak boleh mengutuk /melaknat siswa. Terakhir, guru harus
selalu mendoakan siswanya agar mendapatkan pahala, kebahagiaan dan rahmat dari
Allah Swt.
Guru yang bersahabat dengan siswa adalah guru yang selalu
menyapa siswa dan jika tidak menyapa karena suatu alasan maka jangan lebih dari
tiga hari. Tetapi Rasulullah Saw melanjutkan haditsnya bahwa yang terbaik ialah
orang yang memulai mengucapkan salam. Guru yang bershahabat itu tidak melakukan
ghibah. Guru yang bershahabat selalu membujuk siswa yang nakal agar hatinya
menjadi lunak. Serta selalu menampakkan kecerian saat berjumpa dengan siswa,
dan mengajurkan siswa untuk bergaul dan bersahabat dengan kawan-kawan yang
baik.
Guru yang peduli kepada siswa yaitu guru yang menjenguk
siswanya kala sakit. Tidak pelit dan
suka membantu keperluan siswanya. Termasuk peduli terhadap siswa adalah dengan
membantu siswa yang kurang mampu dengan membiayai mereka dan bersabar mengurusi
segala urusannya.
Kesimpulan bagi faktor guru adalah, sebagaimana nasihat
Mahmud yunus kepada calon guru sbb:
الطريقة أهم من المادة, ولكن المدرس أهم من الطريقة و روح المدرس أهم من مدرس
نفسه
Penguasaan akan materi penting, tetapi metode agar tercapai
tujuan pengajaran itu juga penting untuk dipelajari. Faktor guru dalam hal
keteladaan lebih penting dari metode pengajaran dan ruh seorang guru jauh lebih
penting dari keteladanan guru itu sendiri. yang dimaksud ruh disini adalah
suasana bathin berupa kecintaan, persahabatan dan kepedulian guru kepada siswa.
Atau bisa juga dengan kata “keprihatinan.”
Adapun faktor lain tidak berhubungan langsung dengan metode
pengajaran, tetapi sebagai bahan pertimbangan guru dalam menetapkan metode
pengajaran. Bahan pengajaran hendaknya ringkas, singkat dan sedikit pengajaran
namun padat makna. Matn hadits kebanyakan ringkas. Kegunaannya mudah diingat.
Karena pendidikan Karakter lebih mengutamakan teladan dari sekedar kata-kata.
Metode cerita dan tanya jawab merupakan metode yang banyak digunakan
Rasulullah. Maka, bahan pengajaran pun seharusnya terdapat unsur cerita dan
tanya jawab.
Dan yang terakhir adalah siswa. Perlu ada seleksi dan
pemetaan siswa, karena ada hubungan antara kemampuan siswa dengan metode
pengajaran. Sekolah juga harus menetapkan Standar Kompetensi Lulusan agar guru
dapat membuat target pengajaran hingga akhir masa studi di sekolah. Perlu
Peraturan dan kedisiplinan. Tapi disarankan peraturan tidak terlalu banyak,
fokus pada beberapa permasalahan, bisa dimengerti, bisa dilaksanakan dan konsisten. Dan
Pembiasaan. Pembiasaan biasanya menggunakan metode penugasan, pemecahan
masalah, demonstrasi, dan karyawisata. Namun, sebelum atau sesudah pembiasaan
sebaiknya dilakukan pengajaran karakter yang terkait dengan menggunakan metode
cerita, tanya jawab dan ceramah agar tertanam karakter baik dalam diri siswa.
Usai sudah pemaparan singkat disertasi ini. Mudah-mudahan
disertasi ini dapat menjadi model bagi proses pendidikan karakter di sekolah
berdasarkan metode pengajaran karakter Rasulullah Saw.
SAMBUTAN ACARA PENTAS SENI
Assalamualaikum wr.wb. Alhamdulillahirobbil alamin
Yang kami hormati Bapak/ ibu orangtua wali murid Azhari Islamic
School Cilandak wabil khusus Bapak Letnal Kolonel Marinir Arief RH Anggorojati
beserta ibu dan keluarga. Serta bapak/ Ibu lainnya yang mohon maaf kami tidak
sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat kami.
Yang kami hormati komite sekolah dan koordinator kelas.
Yang kami hormati kepala sekolah, ketua panitia dan para dewan
guru.
Anak-anakku yang berbahagia.
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt atas
limpahan rahmat dan ni’matnya sehingga kita dapat menghadiri acara ini, untuk
menyaksikan kreativitas siswa/i azhari,
semoga acara berlangsung lancar hingga akhir nanti. Amin Yra.
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw,
semoga kita semuanya termasuk golongan yang mendapatkan syafaat beliau pada
hari tidak ada pertolongan kecuali pertolongan Allah Swt. amin Yra.
Pertama-tama marinir mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada korps Marinir yang telah memberikan fasilitas untuk anak-anak kami,
murid azhari islamic school cilandak. Semoga kebaikan yang Bapak/Ibu berikan
ini dicatat dan dilipatkan gandakan pahalanya oleh Allah Swt. Amin Yra.
Kami juga menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
panitia, donatur dan wali murid yang telah menyisihkan rizki, waktu dan
tenaganya untuk kesuksesan acara ini.
Terima kasih juga kepada mentari book, BRI, Erlangga, Yudistira,
HIK BPR Syariah.
Kami juga mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam hal
penyambutan dan lain sebagainya.
Bapak/ Ibu yang kami hormati.
Anak-anak kita masih dalam tahap pendidikan dasar. Yaitu TK dan
Sekolah Dasar. Maka yang kita berikan kepada mereka adalah ilmu-ilmu dasar. Apa
dasar ilmu pengetahuan? Dasar ilmu pengetahuan bagi seorang muslim adalah
al-Qur’an. Maka di tingkat dasar ini murid harus dapat membaca dan menguasai
banyak tentang al-Qur’an.
Maka anak-anak kita ini, setiap hari harus ada pelajaran
al-Qur’an. Al-Qur’an bukan hanya sebagai
penuntun kita di dunia tetapi juga penolong kita nanti di akhirat.
Begitu juga dengan anak kita. Anak kita bukan hanya investasi kita
di dunia, tetapi juga investasi kita di akhirat.
Anak kita bukan hanya penolong kita di dunia tetapi sebagai
penolong kita di akhirat. Semoga anak kita semuanya menjadi anak yang sholeh
dan sholehah. Amin yra.
Bapak ibu yang kami muliakan.
Pada hari ini, saatnya mereka mengekspresikan kecerdasan mereka
yang lain yang mereka miliki. Sebagaimana kita ketahui bahwa kecerdasan itu ada
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pada acara pentas seni ini, ada beberapa karakter tanpa di sadari
yang sedang di latih kepada anak murid kita, antara lain adalah karakter
mandiri, kreativitas, disiplin, tanggung jawab dan menghargai prestasi.
Kegiatan ini akan di dokumentasikan, dan dapat dilihat di media
sosial, antara lain facebook, youtobe
dengan cukup mengetik ‘azhari cilandak’, atau di
azhariislamicschoolcilandak.blogspot.com.
Bapak/ Ibu yang kami hormati.
Tak pantas rasanya jika kami berpanjang kalam. Karena kita akan
menyaksikan bersama penampilan-penampilan putra/i kita semua.
Mari sama-sama kita bacakan surah al-Fatihah. Semoga Allah Swt
acara ini lancara hingga akhir dan diberi keberkahan oleh Allah Swt. Amin Yra.
Al-Fatihah.
Wassalamualaikum wr. Wb.
إن
الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ لانبي بعده اللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى
أَلِهِ وَ صَحْبِهِ ومن ولاه لا حول ولا قوة الا بالله اَمَّا
بَعْدُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ
اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ. (ال عمران: 102)
Ma’asyirol Muslimin rohimakumullah
Pertama–tama marilah kita panjatkan
puji syukur kehadirat Allah atas limpahan rahmat dan ni’matnya sehingga kita
dapat berkumpul dimasjid yang insya Allah penuh berkah ini untuk menunaikan
ibadah shalat jum’at. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
Saw, Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapatkan syafa’atnya pada
hari la yanfa’u malun wala banun illa man atallaha biqolbin salim. Amin
ya Robbal alamin.
Mengawali khutbah jum’at kali ini,
khatib mengajak kepada diri sendiri dan kepada jama’ah yang dirahmati Allah
Swt, untuk selalu bertaqwa kepada Allah (dengan) sebenar-benarnya taqwa dan
janganlah kita mati kecuali dalam keadaan Islam. Amin Ya Robbal Alamin.
Ma’asyirol Muslimin rohimakumullah
Saat
ini banyak sekali orang yang mengabaikan orangtuanya, lalai terhadap
orangtuanya, tidak mengurusnya saat sakit, tidak menyisihkan sebagaian rizki
untuk mereka. Padahal berbakti kepada orangtua merupakan amalan yang utama
dalam Islam dan sangat besar pahalanya.
Ada
5 keutamaan berbakti kepada kedua orang tua:
1. Diluaskan Rezeki dan dipanjangkan
Umur
Sebagaimana dalam hadits yang disepakati oleh Bukhari dan
Muslim, dari sahabat Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda.
عنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ
فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang suka diluaskan rizki dan dipanjangkan umur
maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi” [Hadits Riwayat Bukhari 7/72,
Muslim 2557, Abu Dawud 1693]
Kita sering menganggap silaturahmi berarti mengunjungi saudara,
sahabat, dan teman, padahal dalam silaturahmi, yang harus didahulukan adalah
silaturahmi kepada kedua orang tua sebelum kepada yang lain. Dengan dekat
kepada orangtua insyaallah akan dimudahkan rizki dan dipanjangkan umur kita
oleh Allah.
2.
Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan
Hidup
Bahwa berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan
kesulitan yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul menggunakan amal
shahih tersebut. Dengan dasar hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari
Ibnu Umar. “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada suatu hari
tiga orang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki
sebuah gunung. Ketika mereka ada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar
runtuh dan menutupi pintu gua. Sebagian mereka berkata pada yg lain, ‘Ingatlah
amal terbaik yg pernah kamu lakukan’. Kemudian mereka memohon kepada Allah dan
bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan
kesulitan tersebut. Salah satu di antara mereka berkata, “Ya Allah, sesungguh
aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai
istri dan anak-anak yg masih kecil. Aku mengembala kambing, ketika pulang ke
rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum
orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan
mencari nafkah sehingga pulang telah larut malam dan aku dapati kedua orang
tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu
tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi kedua namun kedua masih tertidur
pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku
tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu
yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu
sampai kedua bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini
kepada keduanya. Setelah kedua minum lalu kuberikan kepada anak-anaku. Ya
Allah, seandai peruntukan ini ialah peruntukan yang baik karena Engkau ya
Allah, bukakanlah. “Maka batu yg menutupi pintu gua itupun bergeser” [Hadits
Riwayat Bukhari (Fathul Baari 4/449 No. 2272), Muslim (2473) (100) Bab Qishshah
Ashabil Ghaar Ats Tsalatsah Wat-Tawasul bi Shalihil A’mal]
Ini menunjukkan bahwa amalan berbakti pada kedua orang tua yang
pernah kita lakukan, apalagi yang bersifat rutin, dapat digunakan untuk
bertawassul pada Allah ketika kita mengalami kesulitan, In syaa Allah kesulitan
tersebut akan hilang.
3.
Ridho Allah Tergantung Keridhoaan Orang Tua
Kalau kita ingin memastikan keridhoan Allah? Maka mintalah
keridhoan orangtua!
“Dari Abdillah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhuma dikatakan
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رِضَا
اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ
اَلْوَالِدَيْنِ
“Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka
Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua” [Hadits Riwayat Bukhari dalam
Adabul Mufrad (2), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)]
Lalu, darimana kita mengetahui apakah orangtua ridho atau tidak
pada diri kita? Tentu saja kita bisa bertanya pada keduanya, atau selalu meminta
keridhoan pada keduanya.
4. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua adalah Amalan Paling Utama
Kalau kita ingin berjihad di jalan Allah Swt maka berbaktilah
kepada kedua orangtua karena kedudukan berbakti kepada orangtua lebih tinggi
dari jihad fi sabilillah.
عن عبد الله قال سألت النبي صلى الله عليه
وسلم أي العمل أحب إلى الله قال الصلاة على وقتها قال ثم أي قال ثم بر
الوالدين قال ثم أي قال الجهاد في سبيل الله
"Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain
disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua,
ketiga jihad di jalan Allah" [Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85,
Fathul Baari 2/9]
5. Surga Di Depan Mata
Allah telah menyiapkan surga untuk anak yang mau berbakti pada
orangtua, sekalipun orangtuanya menzoliminya:
“Seorang muslim yang mempunyai kedua orang tua yang muslim,
kemudian ia senantiasa berlaku baik kepadanya, maka Allah berkenan membukakan
dua pintu surga baginya. Kalau ia memiliki satu orang tua saja, maka ia akan
mendapatkan satu pintu surga terbuka. Dan kalau ia membuat kemurkaan kedua
orang tua maka Allah tidak ridha kepada-Nya.” Maka ada seorang bertanya,
“Walaupun keduanya berlaku zhalim kepadanya?” Jawab Rasulullah, “Ya, sekalipun
keduanya menzhaliminya.” (HR. Bukhari).
Semoga khutbah singkat ini menjadi manfaat dan berkah untuk kita
semua. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وتقبل مني و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ.
الحمد
لله الذي كان بعباده خبيرا بصيرا، تبارك الذي جعل في السماء بروجا، وجعل فيها
سراجا وقمرا منيرا. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ
مُحَمَّدًا رسول الله الذي بعثه بالحق بشيرا و نذيرا، و داعيا إلى الله بإذنه و
سراجا منيرا. اللهم صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَصحبِه وَسَلِّمْ
تسليما كثيرا.اَمَّا بَعْدُ: فيا عباد الله اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُونَ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ
اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ
كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ
إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا
كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ . فقال الله تعالى: إن الله و ملائكته
يصلون على النبي يأيها الذين آمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما. اللهم صل و سلم على
سيدنا محمد و على اله وصحبه أجمعين. اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمين و
المؤمنات الأحياء منهم و الأموات، اللهم أعز الإسلام و المسلمين و أهلك الكفرة و
المشركين و دمر أعداءك أعداء الدين, ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة و
قنا عذاب النار، عباد الله إِنَّ
اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فاذكروا الله العظيم يذكركم و اسألوه
من فضله يعطكم و لذكر الله أكبر و الله يعلم ما تصنعون.
Komentar
Posting Komentar