Kumpulan Khutbah Jum'at

  

TELADAN NABI terhadap KELUARGA

 

Keberhasilan dalam memimpin keluarga sering dijadikan salah satu kriteria bagi kesuksesan seseorang. Ia belum dianggap sukses kalau keluarganya masih berantakan atau banyak persoalan yang tidak terselesaikan. Betapa banyak pemimpin yang sukses dalam karir dan bisnis, tetapi gagal dalam memimpin rumah tangga. Misalnya, ada pengusaha atau pejabat yang anaknya terlibat narkoba atau tindak kriminal lainnya. Ada anak pejabat, pengusaha yang merasakan kurang kasih sayang kedua orangtuanya. Sang ayah sibuk berbisnis dan sang ibu juga punya kesibukan yang sama, sehingga anak-anak mengalami sindrom broken-home, tidak kerasan dirumah. Mereka mencari tempat-tempat yang mereka tidak dapatkan dirumah sehingga banyak yang terjerumus kepergaulan yang membawa kepada banyak persoalan.

Nabi kita, Nabi Muhammad Saw merupakan teladan bagi ummatnya. Beliau disamping pemimpin militer, seorang pengusaha, seorang guru, beliau juga merupakan pemimpin keluarga yang harmonis. Beliau adalah seorang ayah yang baik pada anak-anaknya dan seorang suami yang baik pada istri-istrinya.

Di dalam al-Qur'an hanya dua Nabi yang menggunakan kata "uswatun hasanah". Yaitu Nabi Muhammad Saw dan Nabi Ibrohim AS. Allah Swt berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”. (QS. 33:21)

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia”.

Kenapa hanya dua Nabi saja yang menggunakan 'uswatun hasanah'?. karena yang kedua nabi ini, bukan hanya dirinya saja yang patut di tauladani dan di contoh, tetapi keluarganya, anak dan istrinya juga patut di contohi.

Nabi Ibrahim punya dua anak yang bernama Ismail dan Ishaq. Istrinya Saroh dan Hajar dibina dengan baik dan menjadi wanita yang shalihah. Kedua orang putranya menjadi Nabi dan Rasul. Ismail menjadi contoh kesolehan dan ketaatan kepada Allah dan orang tua dengan rela mengorbankan dirinya demi mematuhi perintah Allah Swt dalam peristiwa udhiyah yang sekarang di kenang dengan lemparan jumroh di Mina.

Begitu juga dengan Nabi Muhammad Saw, ia mempunyai istri yang merupakan ummahatul Mu'minin dan anaknya Fatimah yang melahirkan cucu-cucu yang sholeh dan sholehah.

Berbeda dengan nabi yang lain, misalnya Nabi Adam yang mempunyai anak bernama Qabil, ia membunuh saudaranya yang bernama Habil. Nabi Nuh memiliki anak yang bernama Kan'an yang durhaka dan tidak mau mengikuti ajaran bapaknya, sehingga mati ditenggelamkan oleh Allah Swt. Nabi Luth, istrinya durhaka, penganut lesbian dan homoseksual dan mati di adzab oleh Allah Swt.

Allah Swt berfirman :

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَامْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ 

“Allah memberi perumpamaan tentang orang-orang kafir yaitu istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.(At-Tahrim : 14)

Beberapa sahabat datang menemui Aisyah RA, memintanya agar menceritakan perilaku Rasulullah SAW, Aisyah sesaat tidak menjawab permintaan itu. Airmatanya berderai. Kemudian dengan nafas panjang ia berkata “Kaana kullu amrihi ‘ajaba’ (Perilakunya semuanya  indah menakjubkan).

Ketika didesak untuk menceritakan perilaku Rasulullah Saw yang paling mempesona. Aisyah RA kemudian mengisahkan bagaimana Rasulullah Saw yang mulia ditengah malam, bangun dan meminta izin kepada Aisyah untuk shalat malam.

“Izinkan aku beribadah kepada Rabbku,” ujar Rasulullah Saw kepada Aisyah.

Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah selalu menciumnya ketika ingin pergi ke masjid dan Rasulullah Saw selalu menciumnya walaupun dalam keadaan berpuasa.

Aisyah juga berkata: aku pernah minum, kemudian aku memberikan minuman tersebut kepada Rasulullah Saw, kemudian beliau menempelkan mulutnya persis di tempat aku minum, lalu beliau minum. Aku juga pernah memakan daging, kemudian aku memberikan daging itu kepada Rasulullah Saw, lalu beliau meletakkan mulutnya (didaging tsb) pada bekas mulutku".

Rasulullah pernah suatu ketika terlalu malam pulang dari perjalanan sehingga beliau tidak mau mengetuk pintu rumahnya. Sehingga beliau tidur didepan pintu rumahnya, karena tidak mau mengetuk pintu, karena khawatir mengganggu tidur Aisyah, istrinya.  Aisyah pun demikian, karena ingin langsung terbangun jika mendengar Rasulullah Saw datang, maka Aisyah tidur persis di depan pintu rumah.

Jangan mengharapkan istri kita sholehah kalau kita tidak mensholehkan diri kita terlebih dahulu. Begitu juga sebaliknya, seorang istri jangan mengharapkan mendapatkan suami sholeh kalau tidak mensholehakan dirinya terlebih dahulu.

Itu adalah Rasulullah Saw yang tidak pernah mengatakan "terlalu sibuk" untuk hal yang demikian. Padahal Rasulullah Saw adalah orang yang super sibuk. Dalam hidupnya ia telah memimpin 19 perang besar, ia juga sebagai hakim yang memutuskan perkara ummatnya, ia juga adalah imam shalat lima waktu di masjid Nabawi, dan baginya sholat tahajud merupakan kewajiban untuk dirinya. Tetapi ia masih mengatakan:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِاَهْلِهِ

"Yang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya".

Bagaimana caranya, niatkan apa yang kita lakukan untuk keluarga kita sebagai bentuk ibadah kepada Allah Swt. Karena Rasulullah Saw bersabda:

إنَّكَ لَنْ تُنفِقَ نفقةً تَبْتَغِيْ بِهَا وَجْهَ اللهِ إلاَّ أُثِبْتَ عَلَيْهَا ، حَتَّى اللُّقْمَةَ تَجْعَلُهَا فِيْ فِيِّ امْرَأَتِكَ

"Tidaklah kamu memberi satu nafkah pun yang kamu niatkan untuk mengharap Ridha Allah Swt, kecuali kamu akan diberi pahala atasnya, begitu juga apa yang kamu letakkan pada mulut istrimu". Dalam riwayat lain: “Sesungguhnya apa yang kamu nafkahkan maka hal itu adalah sedekah hingga suapan yang kamu suapkan ke mulut istrimu".

Begitu juga homatnya istri terhadap suami, Rasulullah Saw bersabda:

لَوْ كُنْتُ آمِرًا لِأَحَدٍ أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا

“Seandainya aku boleh memerintahkan manusia bersujud kepada manusia lain, aku akan perintahkan para istri untuk bersujud pada suami mereka karena besarnya hak suami yang dianugerahkan Allah atas mereka".

خَيْرُ النِّسَاءِ إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ ، وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِي مَالِكَ وَنَفْسِهَا

“Istri yang paling baik adalah yang membahagiakanmu, saat kamu memandangnya, yang mematuhimu kalau kamu menyuruhnya, dan memelihara kehormatan dirinya dan hartamu bila kamu tidak ada disisinya.”

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ.

“Bila seorang wanita meninggal dunia, dan suaminya ridho (dengan tingkah lakuknya semasa hidupnya), maka wanita itu masuk surga”.

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا. دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَِّة شَاءَتْ.

“Jika seorang istri telah melaksanakan Shalat lima waktu,  lalu menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka ia akan masuk surga melalui pintu mana saja yang ia sukai.”

Semoga khutbah ini bermanfaat. Semoga kita dapat mendidik dan memberi tauladan yang baik kepada keluarga dan anak-anak kita. Semoga keluarga kita termasuk keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, keluarga yang berkah dan di ridhoi oleh Allah Swt.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HASUD alias IRI DENGKI

 

Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

Hadits Riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara,” (HR. Muslim. No. 4646).

Hadits ini menjelaskan tentang hubungan antar sesama manusia, antar sesama muslim dan hadits ini juga mengatur tentang hak dan kewajiban yang harus di penuhi diantara mereka.

Yang akan kami bahas dalam khutbah kali ini adalah sabda Rasulullah Saw “لَا تَحَاسَدُوا” janganlah kalian saling menghasud, mendengki, iri hati dan lain sebagainya.

Apa itu hasud/ dengki?. Hasad atau dengki itu adalah suatu keinginan seseorang agar kenikmatan yang diperoleh oleh orang lain hilang atau berpindah kepada dirinya atau berpindah kepada orang selainnya.

Hasud ini hukumnya haram. Allah Swt sangat mencela perbuatan ini.

Sikap hasud ini merupakan sikap yang tercela, kenapa? Karena secara psikologis, hasud, dengki dan iri hati ini dapat menganggu kejiwaan orang yang melakukannya. Kekhawatiran dan kesengsaraan akan selalu menghantui orang yang hasud. Setiap kali ia menyaksikan tambahan ni’mat yang didapat seseorang maka dadanya terasa sesak.

Sehingga sikap hasud ini menjadi penyebab seseorang meremehkan ni’mat yang ada, yang telah Allah berikan kepadanya. Karena orang yang hasud itu berpandangan bahwa dirinya tidak diberi ni’mat oleh Allah Swt. Ia tidak menyukai apa yang telah Allah takdirkan kepada sesorang. Ia tidak nyaman dengan ni’mat yang Allah berikan kepada orang lain yang berarti ia tidak suka dengan apa yang telah Allah takdirkan kepadanya dan itu berarti menentang takdir Allah. 

Karena terlalu sering memikirkan ni’mat yang ada pada orang lain, sehingga menjadikan orang yang hasud ini tidak pernah berdoa meminta karunia kepada Allah Swt. Padahal Allah Swt berfirman: “ Janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah Swt kepada sebahagian kamu ............ (sampai firman Allah) dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nisa: 32)

Selanjutnya, perbuatan hasud ini akan melahap kebaikan seseorang sebagaimana api melahap kayu bakar, sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “jauhilah olehmu sekalian perbuatan hasud (dengki) karena sesungguhnya perbuatan hasud itu akan menghabiskan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan/ menghabiskan kayu bakar. (HR. Abu Daud). Kenapa demikian? Karena biasanya orang yang hasud itu akan menjelek-jelekkan orang yang tidak disukainya itu dan berusaha agar orang lain membencinya dan merendahkan martabatnya. Sehingga orang yang di dengki itu akan terus di dzalimi, dan bagi orang yang didzalimi, ia mempunyai hak di akhirat nanti untuk mengambil kebaikan-kebaikan orang yang mendengki atau menzhaliminya tersebut. Jika kebaikan-kebaikan atau pahala pahala yang telah diperbuat selama di dunia habis, maka dosa orang-orang yang didzalimi, dihasud dan lain sebagainya akan dikurangi dan diberikan kepada orang-orang yang telah berlaku dzalim kepadanya pada saat di dunia.

Ringkasnya, sifat hasud ini adalah merupakan akhlak yang tercela. Bisanya terjadi pada orang-orang yang mempunyai profesi yang sama. Pedangang dengan pedangang, karyawan dengan karyawan, tetangga dengan tetangga, anak dengan anak. Sebagaimana contoh nabi Yusuf AS.

Nabi Yusuf adalah putra Nabi Yaqub AS, saudaranya berjumlah sebelas orang. Sejak kecil Yusuf telah menunjukkan sikap yang terpuji, ia anak yang taat dan patuh kepada orang tuanya. Oleh karena itu, ayahnya lebih menyayangi Yusuf dari pada saudaranya yang lain sehingga menyebabkan iri saudaranya dan timbullah niat jahat di hati mereka. Saudara-saudaranya ingin membuang dan membunuh Yusuf, pada suatu hari mereka berkata kepada Ayahnya, kami akan mengajak Yusuf bermain dan berburu tetapi Ayahnya melarang. Percayalah Ayah, kami akan menjaga Yusuf dan dengan senang hati Yusuf mau mengikuti saudara-saudaranya ke hutan. Saudara-saudaranya sepakat untuk membunuh Yusuf, akan tetapi ada yang mengusulkan supaya Yusuf dibuang saja ke dalam sumur.Akhirnya, Yusuf dimasukkan ke dalam sumur. Allah SWT melindungi Yusuf di dalam sumur itu dan ia ditolong oleh rombongan kafilah yang sedang menimba air. Yusuf kemudian dijual kepada seorang menteri di Kerajaan Mesir.

Hasud juga merupakan dosa pertama yang muncul di muka bumi ini. Yaitu dosanya Qobil yang hasud kepada saudaranya sendiri Habil. Ketika Qabil tetap berkeras kepala tidak mau menerima keputusan ayahnya dan meminta supaya dikawinkan dengan adik kembarnya sendiri yaitu Iqlima maka Nabi Adam menyerahkan permasalahan ini kepada Allah Swt. Caranya, masing-masing membawa korban yang diserahkan kepada Allah Swt dan barang siapa yang diterima korbannya maka ia berhak menentukan pilihan jodohnya.  Qabil dan Habil menerima baik jalan penyelesaian yang ditawarkan oleh ayahnya itu.

 Habil membawa peliharaan ternak yang terbaik sedangkan Qabil datang dengan sekarung gandum yang rusak dan busuk. Kemudian korban itu diletakkan diatas bukit dan keduanya pergi untuk menyaksikan dari jauh. Kemudian terlihat api besar turun dari langit menyambar binatang ternak kepunyaan Habil sedangkan gandum milik Qabil tidak tersentuh sedikit pun oleh Api. Maka keluarlah habi sebagai pemenang dan mendapatkan keutamaan untuk memilih siapakah diantara kedua gadis saudaranya itu yang akan dipersandingkan menjadi isteri. Kemudian dengan sifat hasud yang dimiliki Qobil maka Qobil menaruh dendam terhadap Habil, yang berujung kepada pembunuhan yang merupakan pembunuhan manusia pertama di muka bumi ini.

Dan hasud ini adalah dosa pertama yang dilakukan oleh Iblis ketika enggan bersujud kepada Adam. Mengapa Iblis tidak mau bersujud kepada Adam? Karena ketidakmauan Iblis untuk bersujud kepada Adam ‘alaihissalam adalah karena dengki, hasud dan takabur. Hal ini jelas dari firman Allah ketika Allah bertanya kepada Iblis: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis Menjawab “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dia dari tanah”.(QS. Al-A’raf 13).

Bagaimana cara menghindari sifat hasud ini:

Yang pertama; hendaklah kita memahami dengan benar konsep takdir menurut syari’at Islam, sehingga kita faham kalau segala kenikmatan dan rizqi serta yang lainnya tidak lepas dari ketentuan takdir Allah. Dengan memahami ini diharapkan tidak timbul dalam diri kita rasa iri dan dengki terhadap orang lain, karena tahu itu semua tidak lepas dari ketetapan takdir Allah. Yang kedua dengan meyakini dengan benar bahwa semua kenikmatan tersebut berasal dari Allah dan diberikan kepada setiap orang sesuai dengan hikmah yang diinginkanNya. Sebab tidak semua kenikmatan yang Allah berikan kepada orang lain itu baik untuknya. Yang ketiga, hendaklah kita membersihkan hati dengan berusaha mengamalkan seluruh syari’at Islam.Memandang dunia dengan segala perhiasannya sebagai sesuatu yang akan punah dengan cepat dan sesuatu yang tidak seberapa dibanding akherat. Demikian juga memandang tujuan akhir kehidupannya adalah akherat yang kekal abadi. Yang keempat, hendaklah selalu mengingat bahaya hasad bagi kehidupan dunia dan akheratnya.Selalu mencanangkan dalam hatinya kewajiban mencintai saudaranya, sehingga tidak merasa panas melihat saudaranya lebih baik darinya dalam permasalahan dunia.Berusaha memenuhi hak-hak saudaranya sesama muslim dan mencari teman baik yang mengingatkan dan menasehatinya.Selalu mengingat kematian dan pembalasan Allah atas kedzoliman dan kerusakan yang ditumbulkan hasad tersebut.Mengingat keutamaan zuhud dan lapang dada terhadap nikmat yang Allah anugrahi kepada orang lain serta kewajiban bersyukur terhadap nikmat yang dianugrahkan kepadanya. Sebab semua ini akan menimbulkan sifat qana’ah dan kaya diri. Sifat qana’ah dan kaya diri ini yang akan membawanya kepada sifat iffah dan takwa.

Semoga khutbah kali ini dapat bermanfaat dan semoga kita terhindar dari sifat yang amat tercela ini. Yang bukan saja merugikan diri sendiri, tapi juga orang lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HIJRAH

 

Pada bulan Muharrom, ada peristiwa besar dalam sejarah umat Islam, yaitu peristiwa hijrahnya Nabi dan kaum muslimin secara besar-besaran dari kota Mekkah ke kota Madinah.

Sebagai peristiwa sejarah, barangkali hijrah hanya terjadi sekali. Tapi hijrah sebagai strategi, sebagai taktik dari sebuah gerakan akan terus diperlakukan dalam konteks ruang dan waktu yang berbeda-beda. Karena itu, nilai yang terkandung di dalam peristiwa Hijrah tetap relevan untuk dijadikan referensi kehidupan. Lalu nilai apa yang dikandung dalam peristiwa hijrah?

Banyak hikmah yang bisa di petik dari hijrah. Betapa Nabi Saw dan para sahabat rela meninggalkan kampung halaman tempat lahir dan dibesarkan. Seluruh keluarga yang berbeda akidah melambaikan tangan. Mengucapkan selamat bepisah. Berangkat mengarungi lautan pasir yang terhampar sejauh 400 Km. Kalau siang panasnya membakar kulit, kalau malam dinginnya menusuk ke tulang sum-sum.

Kenapa mereka mau? Apa sebenarnya yang mereka cari? Apa sebenarnya yang merekaperjuangkan?

Jawabannya adalah IMAN. Karena iman mereka tinggalkan kampung halaman. Karena iman mereka tinggalkan harta benda. Karena iman mereka rela berpisah dengan keluarganya yang berbeda akidah. Iman yang mereka pertahankan melahirkan ketenangan bathin. Kalau bathin bahagia penderitaan badan tidak terasa. Itulah kenapa gurun pasir jadi terasa indah, terik matahari tampak bagai pantulan sinar purnama, yang jauh terasa dekat, yang lemah jadi kuat, yang taku jadi berani. Perjalanan Mekkah-Madinah mereka tempuh dengan berbekal keimanan.

Oleh karena itu, memasuki tahun hijriyah ini harus dengan semangat meningkatkan keimanan sebagaimana latar belakang historis dan sosiologis dari peristiwa hijrah dahulu.

Seorang bijak pernah berkata, “dengan ilmu hidup menjadi mudah dan dengan iman hidup jadi terarah”.

Kita yang hidup di zaman iptek ini merasakan hidup jadi mudah. Apa yang terjadi di Amerika bisa kita lihat hari ini juga di rumah kita. Hujan sudah bisa dibikin, kekuarangan air bisa diatasi dengan penyulingan air laut, kekurangan lahan bisa dipenuhi dengan merombak tanah gersang seperti yang dilakukan di negara teluk. Karena ilmu hidup jadi mudah.

Selanjutnya, iman membuat hidup jadi terarah. Manusia tidak Cuma diberi otak saja tapi juga hati. Kita memang perlu tekhnologi, tapi itu bukan segala-galanya yang bisa menjamin kesejahteraan hidup kita. Tanpa bimbinan hati yang berbalut nilai-nilai keimanan, otak dan ilmu malah akan berkembang liar dan reduktif terhadap kesejahteraan manusia.

Iman harus kita miliki guna mengendalikan hawa nafsu. Beda dengan malaikat yang Cuma diberi akal tapi tidak diberi nafsu. Karena itu malaikat bukan makhluk pejuang, makanya kalau malaikat tidak berbuat dosa, pantas. Sebaliknya, binatang Cuma diberi nafsu dan tidak diberi akal, maka kalu tiap hari berbuat salah, wajar. Manusia berada ditengah-tengahnya, punya akal juga punya nafsu. Kalau akal sehat kita yang menang, maka kita naik ke derajat malaikat, dan kalau nafsu mengendalikan kita, jatuhla kita ke tataran binantang. Bahkan mungkin lebih rendah, lebih ganas dan lebih brutal dari binantang.

Makin tinggi status sosial, makin tinggi kwalitas keimanan makin besar godaan hawa nafsunya. Iblis yang datang merongrong para kyai, para asatidz, para pimpinan dan pejabat, tentunya para iblis kelas kakap.

Orang yang tidak melengkapi dirinya dengan iman ibarat ikan mati. Ia sangat bergantung pada keadaan. Digaramin ya ikut asin. Lainhalnya denganikan hidup, meski ia berada dalam laut yang asin ia tidak ikut asin.

Jadi hikmah yang pertama dari peristiwa hijrah ialah bahwa hijrah merupakan perjalanan mempertahankan keimanan. Hikmah yang kedua yang harus dipahami ialah bahwa hijrah merupakan perjalanan ukhuwah. Kita bisa simak bagaimana orang-orang madinah menyambut orang Mekkah sebagai saudara. Kemudian mereka bergaul dalam suasana ukhuwah yang berlandaskan pada suatu keyakinan bahwa manusia berasal dari Nabi Adam dan Nabi Adam diciptakan dari tanah. Tak ada yang melebihi seorang dari lainnya kecuali karena taqwanya. Biar keturunan Arab, lahir disamping ka’bah tapi kalau kafir, maka neraka tempatnya. Obyektivitas, itulah nilai yang melandasi ukhuwah mereka.

Sejarah mencatat bahwa tidak ada prestasi dalam bidang pendidikan paling cemerlang yang pernah terjadi di muka bumi ini melaikan keberhasilan konsep pendidikan Rasulullah Saw.

Mudah-mudahan dengan memasuki tahun baru hijriyah ini, kita semakin semangat dalam meningkatkan keimanan, ukhuwah dan kebersamaan sebagai media untuk menjaga keseimbangan lahir dan bathin, hati dan otak, dunia dan akhirat. Amin YRA.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HAJI

 

Beberapa hari belakangan ini, kita menyaksikan bersama persiapan dan pemberangkatan para calon jama’ah haji ketanah suci. Kita rasakan bersama betapa kebahagiaan telah menghiasi wajah mereka dan sejuta harapan telah tertanam dalam di lubuk hati mereka, manakala saudara-saudara kita tadi meninggalkan kampung halamannya terbang menuju kiblat umat Islam sedunia, memenuhi panggilan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tidak ada ibadah seagung ibadah haji, tidak ada sesuatu agama yang memiliki konsep ibadah seperti konsep haji Islam. Haji mengandung seribu makna, merangkum sejuta hikmah. Karena itu haji merupakan tiang kelima dari lima pilar utama dalam Islam.

Ada ibadah badaniyah, yaitu ibadah yang menitikberatkan pada kekuatan badan seperti sholat atau puasa. Ada ibadah qolbiyah yang pengalamannya diperanutamakan oleh hati semisal niat dan dzikir khofi, dan ada ibadah maliyah, dimana harta menjadi faktor dominan bagi kemungkinan terlaksananya ibadah tersebut, umpamanya zakat, infaq, shodaqoh dan lain sebagainya.

Adapun ibadah haji merupakan gabungan dari ketiganya. Haji adalah titik kumulasi dimana ibadah badaniyah, qolbiyah, dan maliyah bertemu menjadi satu. Badan ikut melaksanakan, hati ikut berperan dan harta pun turut menentukan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di cerai beraikan.

 Ini adalah keistimewaan ibadah haji yang pertama.

Adapun keistimewaan haji yang kedua adalah bahwa ibadah haji ini terikat pada konteks ruang dan waktu tertentu. Ibadah-ibadah yang lain, jika sudah datang waktunya, bisa dilakukan dimana saja. Puasa ramadhan bisa dilakukan dimana saja. Zakat pun kalau sudah samai nishabnya, mau dikeluarkan dimana saja boleh. Akan tetapi ibadah haji hanya bisa dilakukan di tempat tertentu  dan musim tertentu saja.

Oleh karena keistimewaan itulah Nabi Muhammad Saw pernah bersabda:

الحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ الْجَزَاء اِلَّا الْجَنَّة

“Haji yang mabrur tiada pahala yang lain (dari Allah Swt) kecuali surga” (HR. Bukhari Muslim)

Di dalam hadits lain juga disebutkan:

الحُجَّاجُ وَ الْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ إِنْ سَأَلُوا أَعْطُوْا وَإِنْ دَعَوْا أَجِيْبُوا وَ إِنْ أَنْفَقُوا أَخْلِفُ لَهُمْ

“Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan umroh adalah tamu-tamu Allah. Apabila mereka memohon, tentu diberi. Jika mereka berdoa, niscaya dikabulkan, dan jika mereka berbenlanja (nafkah/ mengeluarkan uang), niscaya di ganti”

Adapun keistimewaan yang ketiga adalah haji merupakan kongres Internasional Ummat Islam. Saat itu mereka menyaksikan ummat Islam dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai negara dan benua.

Sedangkan keistimewaan yang kempat, ibadah haji merupakan napak tilas dari sejarah hidup Rasulullah Saw. Maka dari itu sudah menjadi keharusan bagi jama’ah haji untuk mengunjungi Makam Rasulullah Saw, karena ada sebuah hadits mengatakan:

مَنْ حَجَّ وَلمَ ْيَزُوْرُنِي فَقَدْ جَفَانِي وَمَنْ زَرَانِي فَكَأَنمَّاَ زَارَانِي حَيًّا

“Barangsiapa pergi haji dan tidak menziarahi aku, maka ia telah mengecewakanku. Barangsiapa menziarahiku sesudah mati, maka seolah-olah ia telah menziarahiku di masa hidup(ku)”.

Dan keistimewaan haji bagi ibadah yang lain (menurut imam al-Ghazali) adalah bahwa perjalanan ibadah haji seperti perjalanan menuju akhirat untuk bertemu Allah Swt. Haji merupakan miniatur kematian. Ketika mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga dan saudara, seakan akan mengucapkan selamat tinggal ketika sakarotul maut. Seperti hadits Nabi yang berbunyi:

يَتْبَعُ الْمَيِّتُ ثَلَاثَة فَيَرجِعُ إِثْنَان وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدًا يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَ مَالُهُ وَ عَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَ مَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ

“Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu: keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kemvali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Seorang jama’ah haji ketika menyiapkan bekal untuk perjalanan seolah-olah menyediakan bekal untuk akhirat. Ketika mengingat jauhnya perjalanan yang akan di tempuh atau ada kekhawatiran ada halangan dan rintangan dalam perjalanan, maka perjalanan akhirat lebih jauh dari itu dan memiliki banyak rintangan seperti pertanyaan mungkar nakir dan siksa kubur. Ketika menggenakan pakaian ihrom yang serba putih, maka itu merupakan gambaran daripada seseorang yang sudah mati yang di balut dengan kain kafan. Ketika sa’i antara shafa dan marwah, itu menggambarkan betapa hati manusia menjadi panik dan gusar ketika diombang-ambing oleh neraca mizan di akhirat nanti, mana yang lebih berat dari keduanya itu, apakah kebaikannya atau keburukannya. Ketika thawaf seolah-olah manusia dibangkitkan dari alam kubur menuju padang mashsyar. Dan ketika di padang Arafah, seolah-olah manusia dari mulai zaman Nabi Adam AS sampai manusia yang terakhir wafat pada hari kiamat kelak dikumpulkan di padang mahsyar.

Maka dari itu ibadah haji akan membangkitkan kesadaran primer seseorang; yaitu dari mana kita datang, dimana kita sekarang dan kemana kita akan kembali. Disaat kita merenung dipadang arafah yang terhampar luas, betapa kecilnya kita saat itu, disaat kita menanggalkan segalam macam status sosial kita.

Bagaimana dengan kita yang tidak melaksanakan ibadah haji?. Alhamdulillah kita sekarang sudah memasuki bulan dzulhijjah. Diantara nikmat Allah Swt kepada hamba-Nya adalah bahwa Dia menciptakan musim-musim kebaikan, agar mereka memperbanyak amal shalih dan meraih banyak pahala dan kebaikan. Di antara musim kebaikan itu adalah sepuluh hari pertama yaitu tanggal 1 sampai 10 bulan Dzulhijjah. Ibnu Rajab mengatakan: “ Amal shalih dilipatgandakan pahalanya karena beberapa sebab, diantaranya karena keutamaan tempat seperti ibadah di tanah haram, karena dilipatgandakan paha shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, juga karena kemuliaan waktu seperti bulan Ramadhan dan sepuluh hari bulan Dzulhijjah.”

Rasulullah Saw bersabda:

ما مِنْ أَيَّامٍ العَمَلُ الصَّاِلحُ فِيْهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ يَعْنِي العَشرَ. قالوايارسول الله ولا الجهادُ في سبيل اللهِ قال ولا الجهادُ في سبيل الله إلا رجلٌ خَرَجَ بنفسه ومالِهِ فلمْ يَرْجِعْ مِن ذلك بِشَيْءٍ (رواه البخاري).

“Tidak ada hari yang amal shalih padanya lebih Allah sukai selain dari pada hari-hari yang sepuluh ini”. Para shahabat bertanya: “ sekalipun dari jihad fi sabilillah wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: sekalipun dari jihad fisabilillah dengan harta dan jiwanya, ia tidak membawa kembali sedikitpun darinya” (HR. Bukhari).

Ibnu hajar al-Asqalani mengatakan: “sebab diistimewakannya sepuluh hari awal Dzulhijjah karena berhimpunnya beberapa ibadah besar yang tidak ada pada hari-hari yang lainnya, yakni sholat iedul adha, puasa hari arafah, ibadah kurban dan haji”.

Puasa hari Arafah atau puasa pada hari kesembilan bulan dzulhijjah adalah puasa yang paling utama dalam setahun sesudah puasa Ramadhan. Dan berpuasa pada hari itu akan menebus dosa selama dua tahun.  Semoga Allah memberikan keberkahan dan taufik-Nya kepada kita untuk melakukan amal-amal shalih di awal bulan Dzulhijjah nanti, amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PUASA

 

Allah swt yang menciptakan manusia, sudah pasti mengerti tentang manusia. Jika Allah memerintahkan sesuatu pasti ada tujuan dan mashlahat bagi manusia dan bukan sesuatu yang sia-sia, Jika Allah memerintahkan shalat pasti ada tujuannya, jika Allah memerintahkan shodaqoh pasti ada tujuannya, dan Jika Allah memerintahkan haji pasti ada tujuannya, begitu juga Allah swt memerintahkan untuk berpuasa pasti ada tujuannya.

Salah satu tujuan, diperintahkan puasa Ramadhan adalah agar kita menjadi orang yang bertakwa, sebagaimana ayat 183 Surat al-Baqaroh Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (al-baqarah 183)

Puasa Ramadhan melatih agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa, kita dikarantina, digembleng agar kita benar-benar menjadi orang yang bertakwa. Berhasil atau tidaknya kita melakukan ibadah puasa akan tampak dari ketakwaan kita  setelah kita keluar dari bulan suci Ramadhan ini dan ujian ketakwaan kita di mulai dari bulan syawal ini. Jika tidak ada perubahan dalam ketakwaan kita maka kita hanya menjadi pelaku yang melewati bulan suci Ramadhan sebagai rutinitas ritual belaka.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Menurut Imam Kusairi “Takwa” dapat diartikan dari huruf-huruf yang dirangkai didalamnya yaitu huruf Ta, Qof, Waw dan Ya. Adapun huruf taqwa yang pertama adalah :

1.    “Ta”=Tawadhu, rendah hati. Apakah setelah Ramadhan hati kita menjadi semakin tawadhu atau tidak. Tidak cepat marah, emosi, dan sabar dalam menjalani permasalahan dalam hidup ini. Rasulullah Saw pernah memberikan contoh kepada kita. Ketika Abu Jahal sudah kehabisan jalan dan cara untuk menyakiti Rasul,  akhirnya ia menyewa orang yang tugasnya adalah meludahi Rasul setiap kali bertemu dengannya di jalanan. Dikala beliau diludahi beliau tersenyum. Hal ini berulang-ulang kali dilakukan. Sampai suatu hari beliau lewat di tempat itu dan tidak ada lagi yang meludahinya. Lantas Rasulullah saw mencari dan bertanya kepada seseorang. Biasanya kalau saya lewat sini saya diludahi oleh seseorang, sekarang dimana dia? Dijawab: oh .. ia sedang sakit demam panas wahai Rasulullah. Mendengar berita itu Rasulullah saw langsung pulang ke rumah untuk mengambil makanan berupa roti dan kurma, beliau lalu bergegas menjenguk orang yang sedang sakit itu, sekalipun yang sakit adalah orang yang selalu menyakiti beliau. Sesampai beliau dirumahnya beliau mengetuk pintu dengan mengucapkan salam, lalu Rasulullah masuk, apa yang terjadi, orang yang menyakiti Rasulullah saw berkata:  ya Muhammad bukan main akhlaqmu, tiap hari engkau lewat, tiap hari saya ludahi, saya sakiti hatimu, tapi dikala saya sakit belum ada teman dekat seorangpun yang datang menjenguk saya, engkau malah datang lebih dahulu. Bukan main akhlaqmu wahai Muhammad maka mulai saat ini saksikanlah wahai muhammd saya memeluk agamamu.

Huruf Taqwa yang kedua adalah :

2.    “Qof” adalah Qona’ah yang artinya merasa cukup. Saat kita berpuasa segalanya ingin kita beli, dan segalanya ingin kita makan dan minum. Tetapi ketika waktu buka puasa datang, sesuaikah yang kita makan dan minum dengan keinginan tadi siang?”, mungkin minum satu tegak air saja sudah terasa segarnya. Apakah Ramadhan kemarin telah melatih kita sifat Qona’ah?

Huruf Taqwa yang ketiga adalah :

3.    “Wawu”yaitu Wara’ artinya meninggalkan yang halal dan subhat agar tidak terjerumus kedalam sesuatu yang haram. Nabi pernah melarang untuk mengembalakan kambing dipinggir ladang kita yang dekat dengan ladang kepunyaan orang lain, dikhawatirkan kambing itu masuk kedalam ladang orang lain dan memakan rumputnya. Ini adalah sifat wara’ (hati-hati) dengan meninggalkan sebagian yang halal (yaitu ladang kita) agar tidak terjerumus kedalam yang haram atau yang shubhat.

Banyak sekali kisah salafussholeh tentang sifat wara’ ini. Seperti ayahnya Imam al-Ghazali yang mengabdi kepada seorang petani selama berbulan-bulan, bertahun-tahun hanya sekedar diikhlaskan dari satu buah aple yang ia makan padahal apel tersebut sedang hanyut di sungai. Imam hasan basri pernah membeli satu kilo kurma dipasar, ketika sampai rumah ditemukan semut mati ada  di dalam kantong kresek kurma tersebut dan kemudian ia kembali lagi kepasar hanya untuk mengembalikan semut mati itu. Karena ia tidak merasa pernah membeli semut mati tersebut. Abu Bakar Siddiq. Suatu ketika Beliau memakan sesuatu yang dibawa oleh pelayannya. Saat itu Abu Bakar sedang terburu-buru sehingga tidak menanyakan asal muasal makanan. Setelah selesai Abu Bakar bertanya, dari mana makanan ini. Maka pelayannya menjawab: Ketika saya belum masuk Islam saya pernah meramal seseorang, sedang saya tidak pandai meramal. Namun saya berhasil menipunya. Maka orang itupun memberikan makanan itu kepadaku sebagai upah dari ramalanku, dan makanan itulah yang engkau makan. Mendengar hal tersebut, Abu Bakar lantas memasukkan tangannya ke mulutnya dan memuntahkan makanan yang telah berada di dalam perutnya. Abu Bakar berkata;   “Andai saja makanan itu tidak keluar kecuali bersamaan dengan keluarnya ruhku, niscaya aku tetap akan mengeluarkannya. Ya Allah, ampunilah aku terhadap hal buruk yang terbawa bersama aliran darah dan telah mengotori ususku ini.”.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Mereka semua adalah tauladan kita. Mereka keluarkan sesuatu yang haram, yang telah masuk ke dalam tubuh mereka secara tidak disadari. Bagaimana dengan kita yang dengan sengaja mencari makanan haram untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga, anak dan istri kita. (wal ‘iyadzubillah)

Huruf yang terakhir dari Takwa adalah “Ya"

4.    “Ya”yaitu Yakin. Orang yang berhasil puasanya akan memiliki keyakinan yang kuat terutama keyakinan kepada Alllah Swt. Kalau ibadah shalat bisa dilihat orang sehingga timbul sugesti untuk rajin shalat. Haji, orang lain ikut mengantarkannya, sehingga menjadi semangat untuk pergi haji, beda dengan puasa? Siapa yang tahu kalau kita sedang ibadah puasa kecuali kita dan Allah, hal tersebut didasari karena kita yakin bahwa Allah itu ada dan hanya Allah yang akan membalas ibadah puasa kita. Maka dari itu setelah Ramadhan ini kita harus selalu melibatkan Allah didalam aktivitas dan keluh kesah kita, karena kita yakin bahwa Allah selalu menilai dan mengabulkan permohonan hamba-hambanya.

Ma’asyrol Mu’minin Rohimakumullah

Semoga Allah Swt memberikan ni’mat sehat dan panjang umur sehingga kita dapat berjumpa dengan bulan suci Ramadhan di tahun-tahun yang akan datang. Semoga kesucian Ramadhan yang baru saja kita tinggalkan ini berhasil menyirami kehidupan nyata dalam sebelas bulan kemudian, Jika ditahun berikutnya amal kita lebih buruk, dibanding tahun-tahun sebelumnya, ada baiknya kita intropeksi diri.  Semoga ibadah yang telah kita kerjakan dengan penuh mujahadah selama bulan suci ramadhan yang lalu diterima dan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt dan semoga Allah memberikan kekuatan kepada kami agar dapat melakukan ibadah puasa sunnah 6 hari di bulan syawal ini. Amin amin ya rabbal alamin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RAMADHAN

 

Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nanti oleh orang-orang sholeh di seluruh jagad raya ini. Kenapa? Karena Allah Swt melipatgandakan setiap Amal kebaikan yang diperbuat di bulan Ramadhan.

Allah swt telah menjadikan suatu tempat dan waktu, yang jika dikerjakan Amal kebaikan maka Allah akan melipatgandakan pahala kebaikan tersebut. Salah satu tujuannya adalah agar manusia termotivasi untuk beribadah di tempat dan waktu yang di telah ditentukan. Adapun tempat yang ditentukan itu Mekkah dan Madinah.  Sekali Shalat di Masjidil Haram Mekkah pahalanya sama dengan shalat 100.000 kali shalat di tempat lain. Begitupun ibadah-ibadah lain. Allah akan melipatkan semua pahala kebaikan. Adapun waktu yang ditentukan adalah bulan suci Ramadhan, dimana semua amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah Swt.

Maka dari itu Rasulullah Saw dan para shahabat dari jauh-jauh hari mengharapkan bisa dipertemukan lagi dengan bulan Ramadhan. Mereka mempersiapkan diri, materi, dan lain-lain sebagainya sebagaimana seorang jama'ah haji yang sudah pasti berangkat tahun ini,  mereka mempersiapkan diri dan kebutuhannya selama berbulan-bulan sebelum diberangkatkan. Disiapkan bekal untuknya di tanah suci, disiapkan bekal untuk yang ditinggalkan di tanah air. Sehingga ketika mereka  beribadah haji, mereka dapat beribadah dengan khusyu dan dapat beribadah dengan sebaik-baiknya ibadah.

Begitu pula, para shahabat Rasulullah Saw. Mereka mempersiapkan dua bulan sebelum Ramadhan agar mereka dapat beribadah dengan sebaik-baiknya ibadah dan dengan sekhusyu’ khusyu’nya ibadah di bulan Ramadhan, agar ibadah yang akan dijalankannya nanti diterima disisi Allah swt.

Karena Allah swt akan menerima sesuatu yang terbaik yang diberikan dan dipersembahkan untuknya. Mungkin kita masih ingat cerita, Ketika Allah swt menerima sesuatu yang dipersembahkan Habil, tapi tidak menerima sesuatu yang dipersembahkan Qabil, kenapa? karena Habil mempersembahkan dengan sesuatu yang terbaik yang ia miliki.

Sebagai seorang peternak kambing, Habil mempersembahkan kambing yang baik, yang gemuk. Sedangkan Qabil sebagai seorang petani mempersembahkan hasil pertanian yang jelek-jelek. Kemudian turun api yang menyambar kurban Habil yang pertanda kurbannya di terima dan mengabaikan kurban yang dipersermbahkan Qabil.

Kita pun seharusnya demikian. Kalau kita beribadah kepada Allah, baik itu shalat, puasa, zakat, haji, membaca al-Qur'an, dsb, kita beribadah dengan sebaik-baiknya ibadah, insya Allah, Allah swt akan menerima ibadah yang terbaik yang kita telah usahakan.

Oleh karena itu,  setiap bulan suci Ramadhan, para sahabat Rasulullah saw dengan sekuat tenaga meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah mereka, agar ibadah mereka diterima disisi Allah swt. Mereka bertadarrus Alqur’an, mereka shalat malam, mereka bersedekah. Mereka juga banyak menghabiskan waktu beri’tikaf dimasjid. Mereka khawatir seandainya seluruh amaliyah Ramadhan yang mereka kerjakan tidak sempurna sehingga tidak menjadi yang terbaik untuk dipersembahkan kepada Allah swt.

Sama seperti seorang jama'ah haji yang sedang beribadah di mekkah dan madinah. Mereka akan beribadah dengan semaksimal mungkin, karena seluruh ibadah dilipatgandakan pahala oleh Allah swt. Yang kedua, mereka akan beribadah dengan semaksimal mungkin, karena mereka berkeyakinan bahwa mungkin ini adalah haji yang terakhir bagi dirinya selama ia hidup di dunia ini.

Maka dari itu setiap jama'ah haji yang melakukan thawaf wada, yang ingin berpisah dengan ka'bah, dengan rumah Allah, pastilah mereka menangis. Mereka membayangkan kerinduan yang mendalam kepada rumah Allah setelah mereka berpisah dengannya. Setelah mereka jauh dari-Nya.

Begitu juga dengan bulan Ramadhan. Datangnya sangat diharapkan oleh Rasulullah dan para shahabat. Kepergiannya sangat menyedihkan bagi orang-orang sholeh. Kenapa? Karena waktu, dimana Allah melipatgandakan semua amal kebaikan telah berakhir. Bahkan para shahabat memujahadah di sepuluh terkahir bulan Ramadhan. Diisi dengan ibadah dan ibadah.

Makanya Rasulullah Saw bersabda:

"Andaikata ummatku tahu apa yang tersembunyi dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka mengharapkan seluruh bulan dalam setahun menjadi bulan Ramadhan".

Ini Rasulullah yang berbicara. Rasulullah adalah manusia yang sudah melihat sesuatu yang masih merupakan hal-hal ghaib bagi kita. Karena ketika Isra dan mi'raj, diangkat semua tabir kegaiban itu. Rasulullah Saw di perlihatkan surga, diperlihatkan neraka, diperlihatkan para malaikat, bahkan sampai ke sidrotil muntaha untuk bertemu Allah Swt.

Sehingga ketika turun kedunia, Rasulullah semakin yakin lagi atas ajaran yang dibawanya, dan Rasulullah ingin agar ummatnya sadar dan mengikutinya.

Maka dari itu setiap malam penghabisan bulan suci Ramadhan, Sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahuwajhah sambil menampakkan wajah yang cemas dan gelisah serta sambil berlinangan air mata, beliau berkata : “Ya Alloh, dapatkah kiranya aku mengetahui siapakah gerangan/ siapakah orang yang sudah pasti diterima amalan ibadah puasanya, agar aku … dapat mengucapkan selamat berbahagia kepadanya?”.

Mudah-mudahan dengan khutbah yang singkat ini dapat memotivasi kita untuk mempersiapkan diri kita untuk menghadapi bulan yang agung itu. Karena bukan hanya kebaikan yang dilipatkan pahalanya, begitu juga dosa yang dikerjakan di bulan yang agung itu dilipatgandakan dosanya oleh Allah swt.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BUIH DI LAUTAN

 

Allah Swt di dalam al-Qur'an banyak memberikan penjelasan tentang kehancuran suatu bangsa atau suatu peradaban. Penjelasan ini sangat penting bagi kita agar bisa dijadikan pelajaran sehingga tidak mengulang kembali tindakan-tindakan yang dilakukan oleh ummat-ummat terdahulu. Allah Swt berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. 7:96)

فَلَمَّا نَسُوا مَاذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَآأُوتُوا أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (QS. 6:44)

وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS. 17:16)

Ma'asyirol Muslimin Rohimakumullah

Ayat-ayat al-Qur'an yang menjelaskan kehancuran suatu negeri itu bercerita bahwa kehancuran suatu kaum berhubungan dengan beberapa hal. Yang pertama, sikap kaum yang melupakan peringatan Allah Swt, sehingga mereka lupa diri dan hidupnya dihabiskan untuk mencari kesenangan demi kesenangan. Yang kedua, Apabila di dalam suatu peradaban sudah tampak dominan adanya para pembesar, elite-elite pemimpin, tokoh masyarakat, orang-orang kaya yang bergaya hidup mewah maka itu pertanda kehancuran peradaban itu sudah dekat.

Contohnya, kaum 'Ad, yang telah dihancurkan oleh Allah Swt karena takabbur, merasa paling berkuasa dan kuat. Begitu juga kehancuran menimpa Fir'aun, Namrudz, dan sebagainya. Sejarah juga mencatat, bagaimana peradaban Islam di Spanyol yang sudah bertahan selama 800 tahun dapat dimusnahkan dari bumi Spanyol. Begitu juga runtuhnya kerajaan Turki Utsmani disebabkan salah satunya banyak mendapatkan harta melimpah dari upeti, pajak dari wilayah-wilayah yang sudah sangat luas cakupannya, sehingga membuat kalangan elite politik Turki Utsmani hidup dalam kemewahan, merosot moralitasnya yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang Negara. Begitu juga sejarah jatuhnya Palestina ke tangan Zionis Yahudi seharusnya menjadi pelajaran bagi kaum Muslimin. Bagaimana suatu kaum minoritas dari segi jumlah dapat mengalahkan kaum Muslimin yang jumlahnya sangat banyak. Maka dari itu Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم ، قَالَ : يُوشِكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمُ الأُمَمُ كَمَا تَدَاعَى الْقَوْمُ عَلَى قَصْعَتِهِمْ قَالَ : قِيلَ: مِنْ قِلَّةٍ ؟ لاَ ، وَلَكِنَّهُ غُثَاءُ السَّيْلِ ، يُجْعَلُ الْوَهَنُ فِي قُلُوبِكُمْ ، وَيُنْزَعُ الرُّعْبُ مِنْ قُلُوبِ عَدُوِّكُمْ ، لَحُبِّكُمُ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَتِكُمْ فِي الْمَوْتِ.رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ

Akan datang suatu masa, bangsa bangsa (selain Islam) bersatu untuk mengalahkan (memperebutkan) kamu, mereka (ibarat orang-orang rakus) yang berkeremun saling berebut makanan di sekitar mereka. Ada yang bertanya, wahai Rasulullah apakah karena jumlah kami (kaum muslimin) sedikit? Rasulullah menjawab, ‘Bukan’, (bahkan kamu pada waktu itu adalah golongan mayoritas tetapi kualitasmu) bagaikan buih di lautan. Bagai buih dilautan. Sungguh ironis, banyak tapi tidak punya daya. Dipermainkan oleh gelombang. Dihempaskan kekiri dan kekanan. Hanyut dalam arus bukan menciptakan arus. Bukan membentuk mode tapi mengikuti mode. Kenapa bisa demikian, Rasulullah melanjutkan haditsnya : karena ummat Islam terjangkit dua hal; yang pertama adalah karena mereka (terlalu) mengagungkan dunia dan yang kedua adalah karena mereka sangat benci kepada kematian. Dalam hadits lain Rasulullah bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول اللهصلى الله عليه وسلم إذا عَظَّمَتْ أُمَّتِي الدَّنْيا نُزِعَتْ مِنْها هَيْبَةُ الإِسْلامِ وإذا تَرَكَتِ الأَمْرَ بالمَعْرُوفِ والنَّهْيَ عَنِ المنْكَرِ حُرِمَتْ بَرَكَةَ الوَحْيِ وإذا تَسابَّتْ أُمَّتِي سَقَطَتْ مِنْ عَيْنِ الله

Artinya: “Apabila ummatku sudah mengagungkan dunia maka akan dicabutlah kehebatan Islam, dan apabila mereka meninggalkan aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar (meninggalkan da'wah), maka akan diharamkan keberkahan wahyu, dan apabila ummatku (sudah) saling caki maki (saling menghujat/ berperang/ membunuh dsb), maka jatuhlah mereka dalam pandangan Allah Swt.

Contohnya di syiria, kaum muslimin salin membunuh diantara mereka. Di Indonesia juga terdapat cikal bakal yang justru datangnya dari dunia pendidikan. banyak terjadi tawuran, saling menghina, sampai saling membunuh yang dilakukan oleh orang Islam kepada orang Islam juga. Kampus yang merupakan tempat dilahirkannya para intelektual, yang seharusnya menjunjung nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi dan jauh dari anarkisme tak luput dari tindakan anarkis. Intelektual yang mestinya mengedepankan argumentasi dengan nalar logis dalam menyelesaikan persoalan seolah melupakan etika akademik yang menjadi bagian kehidupan kampus atau lembaga pendidikan lainnya.

Peradaban yang terbaik adalah peradaban yang dibangun dan dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Bagaimana Rasulullah Saw mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar dalam ikatan keimanan. Yang dari situlah muncul rasa cinta dan kasih sayang diantara mereka, seperti bahan bangunan yang saling melengkapi, seperti anggota tubuh, jika sakit salah satu anggotanya maka akan merasakan sakit anggota tubuh yang lain. Muslim itu adalah saudara muslim lainnya. Setiap Muslim haram ditumpahkan darahnya, dihilangkan harta bendanya dan dijatuhkan kehormatannya.

وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ ... كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

Mudah-mudahan generasi kaum muslimin kedepan dapat melahirkan generasi baru yang "ruhamaau bainahum", yang tidak menjadikan dunia ada dalam hati mereka, dan selalu merindukan masuk surga untuk bertemu Allah Swt. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RASULULLAH SAW WAFAT

 

Pada bulan Robiul Awal biasanya kaum Muslimin memperingati maulid/ kelahiran Nabi Muhammad Saw, yang gunanya adalah untuk menambah pengetahuan kita tentang kehidupan Rasulullah Saw, sehingga bertambah iman kita, bertambah mahabbah/ kecintaan kita kepada Rasulullah Saw. Dan dibulan Robiul Awal ini juga, Rasulullah Saw wafat, menghadap penciptanya, Allah Swt.

Disamping kelahirannya kita juga harus mengetahui menjelang wafatnya Rasulullah Saw. Kenapa demikian? Karena dengan mengetahuinya, mempelajarinya akan menambah wawasan kita, betapa besar kecintaan Rasulullah Saw kepada kita, kaum muslimin selaku ummatnya.

Jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT

Tiga bulan menjelang wafatnya Rasulullah Saw, kala itu Rasulullah Saw sedang khutbah wukuf di padang Arafah, turunlah ayat ;

اَلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمْ الإِسْلَامَ دِيْنًا.

“Pada hari ini telah aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatmu dan telah aku ridhoi Islam menjadi agama bagi mu”

Beberapa shahabat merasakan bahwa Rasulullah saw akan wafat tidak lama setelah turunnya ayat tsb.

Pada hari minggu tepatnya tanggal 4 rabiul awal, yaitu delapan hari sebelum Rasulullah saw wafat, beliau pergi berziarah ke maqam baqi dan mendoakan ahli Baqi. Sekembalinya dari Maqam Baqi,  Nabi mulai merasakan pusing dikepalanya. penyakit itu adalah penyakit yang pertama, yang dirasakan sebelum Rasulullah Saw meninggal dunia.

Kemudian pada tanggal 7 rabiul awal, Nabi merasakan sakit yang amat sangat dibanding hari-hari sebelumnya. Sampai-sampai Nabi dirawat dan ditunggui oleh istrinya Aisha binti Abi Bakr Ash-Shiddiq, kemudian Ali bin Abi tholib dan Abbas bin Abi Muthallib.

 Walaupun dalam kondisi sakit, Nabi tetap memaksakan untuk berkhutbah jum'at pada tanggal 8 Rabiul Awal, yaitu empat hari sebelum wafat. Pada khutbah kala itu, dihadapan kaum muslimin, Rasulullah Saw bersabda: “wahai kaum muslimin, ada seseorang yang ditawari dunia beserta isinya dan kemudian orang itu ditawari surga untuk bertemu Allah swt, maka orang itu memilih bertemu allah swt”.

Abu bakar dengan perasaannya yang halus dan merupakan teman Nabi sejak kecil sangat paham bahwa orang yang dimaksud itu adalah Rasulullah Saw, maka Abu Bakar-pun menangis seketika.

Pada hari itu juga, merupakan sholat terakhirnya Nabi Muhammad Saw bersama para sahabat, sehingga Nabi memerintahkan Abu Bakr Shiddiq melalui Aisha binti Abi Bakr untuk menjadi imam sholat jama’ah. “Muru aba bakr falyusolli finnaas”.

Satu hari sebelum meninggal, yaitu pada tanggal 11 Rabiul awal, nabi menafkahkan seluruh hartanya kepada kaum muslimin. Pagi hari tanggal 12 rabiul awal, ketika itu abu bakar sedang mengimami sholat subuh berjama’ah bersama para sahabat, Nabi melihat mereka berjama’ah melalui jendela rumahnya dan Nabi tersenyum melihat hal itu, Nabi sedang mengenang perjuangannya selama berpuluh-puluh tahun, Nabi sedang mengenang perjalanan dakwahnya menyebarkan agama tauhid, mengajak manusia dari menyembah berhala kepada menyembah Allah, dan saat itu adalah saat yang terakhir para sahabat melihat Rasulullah.

Pada waktu dhuha, Fatimah masuk ke kamar Nabi, kemudian Nabi menanyakan kabar Fatimah. Setelah itu masuklah Abdurrahman bin abu bakr, saudaranya aisha dengan membawa siwak, dan nabi menggunakan  siwak itu, sambil berkata “assolah assolah”. Nabi memperingatkan kepada kaum muslimin untuk menjaga shalat dan tidak meninggalkannya.

Allah lantas memerintahkan Malaikat Izroil agar turun menemui Rasulullah Saw dengan berpakaian sebaik-baiknya. Kemudian memerintahkan malaikat maut itu agar mencabut nyawa Rasulullah Saw dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah Saw menyuruhnya masuk, maka dia dibolehkan masuk, tetapi jika Rasulullah Saw tidak mengizinkannya, hendaklah ia kembali.

Maka turunlah Malaikat maut untuk menunaikan perintah Allah Swt. Sesampainya di depan pintu kediaman Rasulullah Saw, malaikat maut berkata: "Assalamualaikum wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah. "Fathimah pun keluar menemuinya dan berkata: "Wahai hamba Allah, Rasulullah Saw dalam keadaan sakit." Kemudian Malaikat maut itu memberi salam lagi: "Assalamualaikum, bolehkah saya masuk". Rasulullah Saw mendengar suara Malaikat tersebut, lalu ia bertanya kepada puterinya Fathimah. Lantas Rasulullah Saw bersabda: "Tahukah kamu siapa dia, wahai fathimah!. Dia adalah malaikat maut yang memusnahkan semua kenikmatan, yang memutuskan segala nafsu syahwat, yang memisahkan pertemuan, yang menghabiskan semua (penghuni) rumah, dan yang meramaikan kuburan."

Lalu Rasulullah Saw mempersilahkan malaikat maut untuk masuk. Rasulullah Saw bertanya:"wahai malaikat maut, dimana engkau tinggalkan Jibril?" saya tinggalkan Jibril di langit dunia." Jawab malaikat maut.  Baru saja selesai bicara, tiba-tiba Jibril datang lalu duduk di samping Rasulullah Saw. Beliau berkata: "Bahwa semua pintu-pintu (surga) telah terbuka dan para malaikat sudah berbaris menanti kehadiran Ruh-Mu di langit. Rasulullah Saw berkata: "Alhamdulillah wahai Jibril, sekarang berilah aku kabar gembira (terlebih dahulu) mengenai umatku kelak nanti di hari kiamat"!. Yang dipikirkan oleh Nabi bukan hartanya, keluarganya, tetapi ummatnya. Lantas Jibril menjawab: "Aku beritahukan kepadamu wahai Rasulullah Saw, bahwa sesungguhnya Allah swt telah berfirman: "Sesungguhnya sudah Aku larang semua Nabi masuk ke dalam surga sebelum engkau memasuki lebih dulu dan Aku larang semua ummat sebelum ummatmu masuk surga lebih dahulu."

Dengan tersenyum Rasulullah Saw berkata: "Sekarang tenang hatiku dan hilang kekhawatiranku". 'wahai malaikat maut, mendekatlah kepadaku". Akhirnya malaikat maut pun mendekati Rasulullah Saw dan mulai mencabut ruh Rasulullah Saw. Ketika sampai perut, beliau berkata: "wahai malaikat Jibril, alangkah sakitnya rasa sakaratul maut ini". Ketika ruh Nabi sampai di dada, beliau berwasiat kepada para shahabat: "Aku berwasiat kepada kalian, agar kalian memelihara sholat dan apa-apa yang menjadi tanggungjawabmu" sampai perkataan beliau putus.

Anas bin malik berkata : bahwa tidak ada hari yang paling bahagia kecuali hari datangnya Nabi Muhammad saw ke Madinah, dan tidak ada hari yang paling sedih kecuali hari wafatnya Nabi saw.

Rasulullah sangat sayang kepada umatnya. Ketika umat Nabi Nuh diadzab, mereka ditenggelamkan oleh tsunamiyang dahsyat. Kaum Nabi luth ketika diadzab, pemukiman mereka diangkat kelangit lalu dibalikkan dan dilemparkan ke bumi. Tidak demikian dengan ummat Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah Saw di tawari para malaikat agar penduduk thaif dimusnahkan karena telah menimpuki Nabi dengan batu sehingga Nabi terluka. Nabi malah berdoa: "Ya Allah berilah mereka hidayah, karena mereka belum tahu".

Rasulullah sangat cinta kepada ummatnya. Maka sudah semestinya kita harus mencintai Rasulullah. Bagaimana cara mencintai beliau?. Salah satunya adalah dengan membaca dan mempelajari sejarah beliau lalu meneladaninya. Karena tidak mungkin seseorang dikatakan cinta sampai ia benar benar mengetahui sejarahnya, kehidupannya, akhlaqnya. Kalau kita membaca sejarahnya maka semakin bertambah kecintaan kita kepada Rasulullah Saw. Kalau kita mengaku cinta kepada Rasulullah Saw mari kita intropeksi diri, sudahkah kita membaca dan mempelajari siroh Rasulullah Saw. Ada maqolah mengatakan: 

مَنْ أَحَبَّ شَخْصًا قَلَّدَهُ

Barangsiapa cinta kepada seseorang maka ia akan mengikutinya

إِذَا اَحَبَّ النَّاسَ فَلْيُكْثِرْ مِنْ ذِكْرِهِ

Jika seorang cinta kepada seorang maka ia akan sering menyebutnya (baik dilisan, di hati).

Banyak menyebut Rasulullah berarti banyak membaca shalawat kepada Rasulullah Saw. Ada beberapa manfaaat mengucapkan Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw:

1.    Shalawat merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Allah Swt, sebab Allah berfirman :

إِنَّ اللهَ وَ مَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Dalam hadits lain juga dikatakan :

البَخِيْلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلَّ عَلَىَّ

Orang yang bakhil adalah orang yang apabila namaku disebut, dia tidak mengucapkan shalawat kepadaku”.

2.    Terkabulnya do’a jika didahului dengan shalawat atas Rasulullah Saw sebagaimana hadits:

كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوْبٌ حَتَّى يُصَلَّى عَلَى الَّنَبِىّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ

Setiap do’a masih terhalang hingga diucapkan shalawat kepada Nabi Saw

3.    Mendapatkan 10 kali shalawat dari Allah bagi yang bershalawat sekali untuk Nabi.

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا

Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, Allah akan memberikan balasan shalawat kepadanya sepuluh kali

Shalawat dari Allah berarti Allah memberi rahmat, kalau dari malaikat berarti malaikat memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat.

Mudah-mudahan dengan membaca shalawat kita dicatat sebagai orang yang taat mengejarkan yang di perintah Allah Swt, dikabulkan doa kita, diberi rahmat yang tak terhingga oleh Allah Swt, dan masuk kedalam golongan yang mendapat syafa'at Rasulullah Saw. Amin ya Rabbal alamin.

 

 

 

TAUBAT

 

Ada lima perkara yang sunnah dilakukan dengan cepat dan buru-buru, antara lain:

a.       Mengubur mayat

b.      Membayar hutang

c.       Mengawinkan anak perempuan

d.      Menjamu musyafir yang datang bertamu, dan

e.       Bertaubat apabila mengerjakan dosa.

Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib akan membahas makna taubat. Taubat berasal dari kata taaba, yatuubu, taubatan. Artinya pulang atau kembali. Jika dihubungkan dengan kenyataan bahwa di dalam kehidupan ini kita suka melanggar larangan-larangan Allah, maka taubat berarti kembali dari yang dilarang Allah.

Dengan demikian, pengertian taubat adalah meninggalkan larangan-larangan Allah dan kembali kepada yang di perintahkan-Nya.

Sudah semula, makhluk yang bernama manusia ini sulit terhindar dari salah dan dosa. Rasulullah Saw bersabda:

كُلُّ بَنْي آدَم خَطَّاءٌ وَخَيْرَ الخَطَّائِيْن التَّوَّابُوْنَ

“setiap anak adam melakukan kesalahan dan sebaik-baik pelaku kesalahan ialah mereka yang bertaubat (HR. Tirmidzi)

Dengan kata lain, orang baik bukanlah orang yang tak punya kesalahan. Sebab orang yang seperti itu tidak ada. Itu tidak manusiawi. Orang baik adalah orang yang segera menyadari kesalahannya apabila dia berbuat salah. Kemudian ia jadikan kesalahannya itu sebagai pelajaran untuk tidak diulanginya lagi. inilah orang yang digambarkan Allah dalam al-Qur’an:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Dan (juga) orang-orang yang apa mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah - Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui. (QS. 3:135)

Sejak semula Iblis memang sudah memproklamirkan dirinya di hadapan Allah dengan berkata:

إِنَّ إِبْلِيسَ ، قَالَ : أَيْ رَبِّ ، لاَ أَزَالُ أُغْوِي بَنِي آدَمَ مَا دَامَتْ أَرْوَاحُهُمْ فِي أَجْسَادِهِمْ

“ya Tuhanku, demi keperkasaan Engkau, aku akan selalu menyesatkan anak keturunan Adam, selama jiwa mereka masih berada di jasad mereka.”

Akan tetapi Allah menjawab, sekaligus memberikan jaminan buat manusia:

وَعِزَّتِي وَجَلاَلِي لاَ أَزَالُ أَغْفِرُ لَهُمْ مَا اسْتَغْفَرُونِي

 “Demi keperkasaan-Ku dan demi kemuliaan-Ku, hai yang terkutuk. Aku pun akan selalu mengampuni mereka selema mereka(beristigfar) meminta ampun (kepada-Ku).

Maka dari itu Rasulullah Saw bersabda:

إنَّ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً ، وَإِنَّ دَوَاء الذُّنُوْبِ الاِسْتِغْفَار

“Sesungguhnya setiap penyakit itu ada obatnya, dan obatnya dosa adalah istigfar’.

Nabi Muhammad saja yang sudah nyata-nyata mendapat jaminan ampunan dari Allah atas segala dosa selalu mendawamkan membaca istigfar:

يَا أَيُّهَا النَّاس تُوْبُوْا إِلىَ اللهِ فَإِنِّي أَتُوْبُ فِي اليَوْمِ مِائَةَ مَرَّة

“wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan mohon ampunan kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat setiap hari seratus kali (HR. Muslim).

Kalau nabi saw saja masih merasa perlu membaca istigfar, maka kita yang tidak mendapatkan dispensasi ampunan harus lebih banyak lagi, harus lebih dari seratus, bisa jadi seribu kali dalam satu hari, kita baca ketika selesai shalat, ketika duduk, ketika berdiri, ketika berjalan, ketika waktu luang, atau ditengah kesibukan kita. Karena iblis pernah berkata:

فَإِنَّ إِبْلِيسَ ، قَالَ : أَهْلَكْتُ النَّاسَ بِالذُّنُوبِ فَأَهْلَكُونِي بِلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَالاِسْتِغْفَارِ

“aku hancurkan manusia dengan dosa-dosa dan segala perbuatan maksiat, tetapi (iblis mengakui) manusia dapat menghancurkan aku dengan (kalimat) laailaahaillah dan istigfar (astagfirullah)”.

Selain dapat menyelamatkan manusia dari perangkap iblis, bacaan istigfar juga memberikan keuntungan lain bagi orang yang melazimkan membacanya. Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ لَزِمَ الاسْتِغْفارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجاً وَمِنْ كُلّ هَمٍّ فَرَجاً، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ

“Barang siapa memperbanyak istigfar, maka Allah akan membebaskannya dari kedukaan dan memberinya jalan keluar bagi kesempitannya dan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. (HR. Abu Dawud).

Bagi orang yang membiasakan diri membaca istigfar, Allah akan memberikan jalan keluar bagi berbagai kesulitan yang dihadapinya. Allah akan menganugrahkan kemudahan dalam setiap urusannya. Allah akan mengaruniakan kegembiraan di setiap kesusahan yang di hadapinya. Dan terakhir, Allah akan memberikan rizki dari arah yang tidak diperkirakan sebelumnya. Baik itu rizki yangbersifat konkrit maupun yang abstrak.

Allah itu maha kaya, kalau Allah menghendaki, tak satu kekuatanpun yang mampu mencegah apa yang hendak diberikan Allah, dan tak ada satu kekuasaan pun yang sanggup memberikan apa yang dicegah oleh Allah swt.

اللهمُّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدَّ مِنْكَ الْجَدُّ

 

 

 

 

HARI KIAMAT

 

Allah Swt berfirman:

فَإِذَا جَآءَتِ الصَّاخَّةُ. يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ. وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ. وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ . لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌيُغْنِيهِ. وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُسْفِرَةٌ. ضَاحِكَةٌ مُسْتَبْشِرَةٌ. وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ . تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ . أُوْلآئِكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ .

فَإِذَا جَآءَتِ الصَّاخَّةُ.

Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkalala yang kedua), (QS. 80:33). Dalam ayat ini terdapat kata Ash-Shakhkhah! Yang berarti suara yang sangat keras. Saking kerasnya, anak telinga kita akan pecah bila mendengar suara itu. Hari itu begitu dahsyat. Sehingga,

يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ. وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ. وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ

Pada hari  (itu) manusia lari dari saudaranya, (QS. 80:34) dari ibu dan bapaknya, (QS. 80:35) dari isteri dan anak-anaknya, (QS. 80:36). Saudara didahulukan dalam ayat ini, karena dekat dengan kita. Dan ada yang lebih dekat lagi yaitu ayah dan ibu kita. Kemudian yang lebih dekat lagi yaitu istri kita, karena ia yang menemani dalam keseharian kita, dan yang lebih dekat lagi yaitu anak kita, karena mereka adalah darah daging kita dan penyambung keturunan kita. Mereka semua yang dekat dengan kita pada hari itu, mereka tidak mengingat kita dan kita tidak mengingat mereka, karena masing-masing akan menghadapi masalah-masalah sendiri-sendiri. 

لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌيُغْنِيهِ

Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. (QS. 80:37)

Bagaimana orang akan mengingat anaknya dan isterinya, ayahnya atau ibunya, saudara kandung atau temannya, kalau mereka sendiri pada di waktu itu sedang terlibat dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawabnya dengan berdusta?

يَوْ مَئِذٍ يَصْدُرُالنَّاسُ أَشْتَا تًا لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ {6} فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ {7} وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شّرًّا يَرَهُ {8}.

Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. (QS. 99:6)Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (QS. 99:7)Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. 99:8)Dan manusia, akan berhadapan dengan Allah Swt secara langsung.

فَوَرَبِّكَ لَنَسْئَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ . عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ .

Maka demi Rabbmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, (QS. 15:92)tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. (QS. 15:93). Pada saat mulut manusia terkunci dan tertutup rapat.

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. 36:65)

Sehingga seluruh manusia merasa kurang dengan amal-amal yang mereka kerjakan di dunia dan terlalu banyak dosa yang diperbuat sehingga manusia satu dengan yang lainnya meminta pertolongan, meminta syafa’at kepada siapa saja. Dan pada akhirnya, kepada para Nabi-lah mereka menaruh harapan. Sebagaimana hadits yang diriwayatkaan oleh Anas bin Malik:

صحيح البخاري ٦٩٥٦: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا مَعْبَدُ بْنُ هِلَالٍ الْعَنَزِيُّ قَالَاجْتَمَعْنَا نَاسٌ مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ فَذَهَبْنَا إِلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ وَذَهَبْنَا مَعَنَا بِثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ إِلَيْهِ يَسْأَلُهُ لَنَا عَنْ حَدِيثِ الشَّفَاعَةِ فَإِذَا هُوَ فِي قَصْرِهِ فَوَافَقْنَاهُ يُصَلِّي الضُّحَى فَاسْتَأْذَنَّا فَأَذِنَ لَنَا وَهُوَ قَاعِدٌ عَلَى فِرَاشِهِ فَقُلْنَا لِثَابِتٍ لَا تَسْأَلْهُ عَنْ شَيْءٍ أَوَّلَ مِنْ حَدِيثِ الشَّفَاعَةِ فَقَالَ يَا أَبَا حَمْزَةَ هَؤُلَاءِ إِخْوَانُكَ مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ جَاءُوكَ يَسْأَلُونَكَ عَنْ حَدِيثِ الشَّفَاعَةِ فَقَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ مَاجَ النَّاسُ بَعْضُهُمْ فِي بَعْضٍ فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِإِبْرَاهِيمَ فَإِنَّهُ خَلِيلُ الرَّحْمَنِ فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُوسَى فَإِنَّهُ كَلِيمُ اللَّهِ فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِعِيسَى فَإِنَّهُ رُوحُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ فَيَأْتُونَ عِيسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَأْتُونِي فَأَقُولُ أَنَا لَهَا فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي فَيُؤْذَنُ لِي وَيُلْهِمُنِي مَحَامِدَ أَحْمَدُهُ بِهَا لَا تَحْضُرُنِي الْآنَ فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ وَأَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيَقُولُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ لَكَ وَسَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُمَّتِي أُمَّتِي فَيَقُولُ انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مِنْهَا مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ شَعِيرَةٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَنْطَلِقُ فَأَفْعَلُ ثُمَّ أَعُودُ فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ ثُمَّ أَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ لَكَ وَسَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُمَّتِي أُمَّتِي فَيَقُولُ انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مِنْهَا مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ أَوْ خَرْدَلَةٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَخْرِجْهُ فَأَنْطَلِقُ فَأَفْعَلُ ثُمَّ أَعُودُ فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ ثُمَّ أَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيَقُولُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ لَكَ وَسَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُمَّتِي أُمَّتِي فَيَقُولُ انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ أَدْنَى أَدْنَى أَدْنَى مِثْقَالِ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَخْرِجْهُ مِنْ النَّارِ فَأَنْطَلِقُ فَأَفْعَلُ فَلَمَّا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِ أَنَسٍ قُلْتُ لِبَعْضِ أَصْحَابِنَا لَوْ مَرَرْنَا بِالْحَسَنِ وَهُوَ مُتَوَارٍ فِي مَنْزِلِ أَبِي خَلِيفَةَ فَحَدَّثْنَاهُ بِمَا حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ فَأَتَيْنَاهُ فَسَلَّمْنَا عَلَيْهِ فَأَذِنَ لَنَا فَقُلْنَا لَهُ يَا أَبَا سَعِيدٍ جِئْنَاكَ مِنْ عِنْدِ أَخِيكَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فَلَمْ نَرَ مِثْلَ مَا حَدَّثَنَا فِي الشَّفَاعَةِ فَقَالَ هِيهْ فَحَدَّثْنَاهُ بِالْحَدِيثِ فَانْتَهَى إِلَى هَذَا الْمَوْضِعِ فَقَالَ هِيهْ فَقُلْنَا لَمْ يَزِدْ لَنَا عَلَى هَذَا فَقَالَ لَقَدْ حَدَّثَنِي وَهُوَ جَمِيعٌ مُنْذُ عِشْرِينَ سَنَةً فَلَا أَدْرِي أَنَسِيَ أَمْ كَرِهَ أَنْ تَتَّكِلُوا قُلْنَا يَا أَبَا سَعِيدٍ فَحَدِّثْنَا فَضَحِكَ وَقَالَ خُلِقَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا مَا ذَكَرْتُهُ إِلَّا وَأَنَا أُرِيدُ أَنْ أُحَدِّثَكُمْ حَدَّثَنِي كَمَا حَدَّثَكُمْ بِهِ قَالَ ثُمَّ أَعُودُ الرَّابِعَةَ فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ ثُمَّ أَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ وَسَلْ تُعْطَهْ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَقُولُ يَا رَبِّ ائْذَنْ لِي فِيمَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَيَقُولُ وَعِزَّتِي وَجَلَالِي وَكِبْرِيَائِي وَعَظَمَتِي لَأُخْرِجَنَّ مِنْهَا مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Anas berkata, "Nabi Muhammad Saw telah menceritakan kepada kami, beliau bersabda: "Jika hari kiamat tiba, maka manusia satu sama lain saling bertumpukan. Mereka kemudian mendatangi Nabi Adam dan berkata, 'Tolonglah kami agar mendapat syafaat Tuhanmu.' Namun Nabi Adam hanya menjawab, 'Aku tak berhak untuk itu, namun datangilah Nabi Ibrahim sebab dia adalah khalilurrahman (Kekasih Arrahman).' 

Lantas mereka mendatangi Nabi Ibrahim, namun sayang Ibrahim berkata, 'Aku tak berhak untuk itu, coba datangilah Nabi Musa, sebab dia adalah nabi yang diajak bicara oleh Allah (kaliimullah).' 

Mereka pun mendatangi Nabi Musa, namun Nabi Musa berkata, 'Saya tidak berhak untuk itu, coba mintalah kepada Nabi Isa, sebab ia adalah roh Allah dan kalimah-Nya.' 

Maka mereka pun mendatangi Nabi Isa. Namun Nabi Isa juga berkata, 'Maaf, aku tak berhak untuk itu, namun cobalah kalian temui Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.' 

Mereka pun mendatangiku sehingga aku pun berkata: "Aku kemudian meminta ijin Tuhanku dan aku diijinkan, Allah mengilhamiku dengan puji-pujian yang aku pergunakan untuk memanjatkan pujian terhadap-Nya, yang jika puji-pujian itu menghadiriku sekarang, aku tidak melafadkan puji-pujian itu. Aku lalu tersungkur sujud kepada-Nya, lantas Allah berfirman 'Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, katakanlah engkau akan didengar, mintalah engkau akan diberi, mintalah keringanan engkau akan diberi keringanan.' 

Maka aku menghiba 'Wahai tuhanku, umatku-umatku.' Allah menjawab, 'Berangkat dan keluarkanlah dari neraka siapa saja yang dalam hatinya masih terdapat sebiji gandum keimanan.' Maka aku mendatangi mereka hingga aku pun memberinya syafaat. Kemudian aku kembali menemui tuhanku dan aku memanjatkan puji-pujian tersebut, kemudian aku tersungkur sujud kepada-Nya, lantas ada suara 'Hai Muhammad, angkatlah kepalamu dan katakanlah engkau akan didengar, dan mintalah engkau akan diberi, dan mintalah syafaat engkau akan diberi syafaat.' 

Maka aku berkata, 'Umatku, umatku, ' maka Allah berkata, 'Pergi dan keluarkanlah siapa saja yang dalam hatinya masih ada sebiji sawi keimanan, ' maka aku pun pergi dan mengeluarkannya. Kemudian aku kembali memanjatkan puji-pujian itu dan tersungkur sujud kepada-Nya, lantas Allah kembali berkata, 'Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, katakanlah engkau akan didengar, mintalah engkau akan diberi, dan mintalah syafaat engkau akan diberi syafaat.' 

Maka aku berkata, 'Wahai tuhanku, umatku, umatku.' Maka Allah berfirman: 'Berangkat dan keluarkanlah siapa saja yang dalam hatinya masih ada iman meskipun jauh lebih kecil daripada sebiji sawi, ' maka aku pun berangkat dan mengeluarkan mereka dari neraka." 

....dst, Nabi berkata: "Kemudian aku kembali untuk keempat kalinya, dan aku memanjatkan dengan puji-pujian itu kemudian aku tersungkur sujud dan diserukan, 'Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, ucapkanlah engkau didengar, mintalah engkau diberi, dan mintalah syafaat engkau akan diberi syafaat, ' maka aku berkata, 'Wahai Tuhanku, ijinkanlah bagiku untuk orang-orang yang mengucapkan La-Ilaaha-Illallah! ' Maka Allah menjawab, 'Demi kemuliaan, keagungan dan kebesaran-Ku, sungguh akan Aku keluarkan siapa saja yang mengucapkan Laa-Ilaaha-Illallah."

Sehingga hanya Nabi Muhammad Saw yang mendapatkan keistimewaan memberi syafaat kepada ummat manusia.

Alkisah Nabi Ibrahim AS, tidak dapat memberi syafa’at Uzhma, karena beliau pernah berbohong sebanyak tiga kali. Dan bohongnya demi kebaikan. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah oleh Imam Muslim:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمْ يَكْذِبْ إِبْرَاهِيمُ النَّبِيُّ عَلَيْهِ السَّلَام قَطُّ إِلَّا ثَلَاثَ كَذَبَاتٍ ثِنْتَيْنِ فِي ذَاتِ اللَّهِ قَوْلُهُ {إِنِّي سَقِيمٌ} وَقَوْلُهُ {بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا} وَوَاحِدَةٌ فِي شَأْنِ سَارَةَ فَإِنَّهُ قَدِمَ أَرْضَ جَبَّارٍ وَمَعَهُ سَارَةُ وَكَانَتْ أَحْسَنَ النَّاسِ فَقَالَ لَهَا إِنَّ هَذَا الْجَبَّارَ إِنْ يَعْلَمْ أَنَّكِ امْرَأَتِي يَغْلِبْنِي عَلَيْكِ فَإِنْ سَأَلَكِ فَأَخْبِرِيهِ أَنَّكِ أُخْتِي فَإِنَّكِ أُخْتِي فِي الْإِسْلَامِ فَإِنِّي لَا أَعْلَمُ فِي الْأَرْضِ مُسْلِمًا غَيْرِي وَغَيْرَكِ فَلَمَّا دَخَلَ أَرْضَهُ رَآهَا بَعْضُ أَهْلِ الْجَبَّارِ أَتَاهُ فَقَالَ لَهُ لَقَدْ قَدِمَ أَرْضَكَ امْرَأَةٌ لَا يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تَكُونَ إِلَّا لَكَ فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا فَأُتِيَ بِهَا فَقَامَ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام إِلَى الصَّلَاةِ فَلَمَّا دَخَلَتْ عَلَيْهِ لَمْ يَتَمَالَكْ أَنْ بَسَطَ يَدَهُ إِلَيْهَا فَقُبِضَتْ يَدُهُ قَبْضَةً شَدِيدَةً فَقَالَ لَهَا ادْعِي اللَّهَ أَنْ يُطْلِقَ يَدِي وَلَا أَضُرُّكِ فَفَعَلَتْ فَعَادَ فَقُبِضَتْ أَشَدَّ مِنْ الْقَبْضَةِ الْأُولَى فَقَالَ لَهَا مِثْلَ ذَلِكَ فَفَعَلَتْ فَعَادَ فَقُبِضَتْ أَشَدَّ مِنْ الْقَبْضَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ فَقَالَ ادْعِي اللَّهَ أَنْ يُطْلِقَ يَدِي فَلَكِ اللَّهَ أَنْ لَا أَضُرَّكِ فَفَعَلَتْ وَأُطْلِقَتْ يَدُهُ وَدَعَا الَّذِي جَاءَ بِهَا فَقَالَ لَهُ إِنَّكَ إِنَّمَا أَتَيْتَنِي بِشَيْطَانٍ وَلَمْ تَأْتِنِي بِإِنْسَانٍ فَأَخْرِجْهَا مِنْ أَرْضِي وَأَعْطِهَا هَاجَرَ قَالَ فَأَقْبَلَتْ تَمْشِي فَلَمَّا رَآهَا إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام انْصَرَفَ فَقَالَ لَهَا مَهْيَمْ قَالَتْ خَيْرًا كَفَّ اللَّهُ يَدَ الْفَاجِرِ وَأَخْدَمَ خَادِمًا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ فَتِلْكَ أُمُّكُمْ يَا بَنِي مَاءِ السَّمَاءِ-رواه مسلم

Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Nabi Ibrahim as. tidak pernah berdusta kecuali sebanyak tiga kali, dua di antaranya menyangkut Dzat Allah, yaitu ucapannya: Sesungguhnya aku sakit. (Qs. Ash Shaffaat 37: 89). Dan ucapannya: Sebenarnya patung yang besar itulah yang memukulnya. (Qs. Al-Anbiyaa’ 21: 63). Yang satu lagi adalah menyangkut diri Sarah. Karena beliau datang ke sebuah negeri yang dikuasai seorang raja diktator bersama Sarah yang ketika itu sebagai seorang wanita yang paling cantik. Berkatalah ia kepada Sarah: Sesungguhnya raja diktator ini, jika ia mengetahui bahwa kamu adalah istriku maka dia akan mengalahkanku untuk merebutmu. Maka jika dia bertanya kepadamu katakanlah kepadanya bahwa kamu adalah saudara perempuanku. (karena)  Sesungguhnya kamu memang saudara perempuanku dalam Islam..... (sampai akhir hadits).

Bila bohong Nabi Ibrahim a.s. yang dilakukan semuanya karena Allah itu (dan demi kebaikan)  ternyata dapat menghalanginya untuk memberikan syafa’at uzhma (syafa’at yang agung) diakhirat nanti, lalu bagaimana dengan bohong-bohong yang kita lakukan yang bukan karena Allah Swt. Apalagi bohong untuk mencelakakan orang lain atau bohong untuk kepentingan dan memperkaya diri sendiri.

Maka lanjutan ayat surah ‘abasa tersebut adalah:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُسْفِرَةٌ. ضَاحِكَةٌ مُسْتَبْشِرَةٌ.

Banyak muka pada hari itu berseri-seri, (QS. 80:38) tertawa dan gembira ria, (QS. 80:39). Mengapa wajah mereka berseri-seri? Mengapa mereka tertawa bergembira ria? Tentu, kegembiraan itu muncul setelah mendapatkan keputusan yang baik dari Hakim segala hakim yang ada di dunia ini, dari Hakim yang Maha Tinggi, yaitu Allah Swt, karena timbangan amalnya lebi berat kepada kebajikan maka syurgalah tempat untuknya dan disanalah mereka kembali bertemu saudara, ayah, ibu, istri dan anak, jika timbangan amal meraka lebih berat kepada kebajikan juga.

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ . فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا . وَيَنقَلِبُ إِلىَ أَهْلِهِ مَسْرُورًا .

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, (QS. 84:7) maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, (QS. 84:8) dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. (QS. 84:9) Akan tetapi,

وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ . تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ . أُوْلآئِكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ .

Banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, (QS. 80:40) dan ditutup lagi oleh kegelapan. (QS. 80:41) Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka. (QS. 80:42) Mereka bukan hanya tidak mau menerima kebenaran tetapi mereka juga durhaka, mereka mengetahui kebenaran tetapi menolaknya karena keangkuhan mereka.

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَآءَ ظَهْرِهِ. فَسَوْفَ يَدْعُوا ثُبُورًا. وَيَصْلَى سَعِيرًا. إِنَّهُ كَانَ فيِ أَهْلِهِ مَسْرُورًا. إِنَّهُ ظَنَّ أَن لَن يَحُورَ. بَلَى إِنَّ رَبَّهُ كَانَ بِهِ بَصِيرًا .

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, (QS. 84:10)maka dia akan berteriak:"Celakalah aku". (QS. 84:11)Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS. 84:12)Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). (QS. 84:13)Sesungguhnya dia yakin bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Rabbnya). (QS. 84:14)(Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Rabbnya selalu melihatnya. (QS. 84:15)

اَللّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ بِنُوْرِكَ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهُ أَوْلِيَائِكَ، وَلاَ تُسَوِّدْ وَجْهِيْ بِظُلُمَاتِكَ يَوْمَ تَسْوَدُّ وُجُوْهُ أَعْدَائِكَ

Ya Allah putihkanlah wajahku dengan nur-Mu, pada hari diputihkannya wajah para kekasih-Mu, dan janganlah Engkau hitamkan wajahku dengan kegelapan-Mu pada hari dihitamkannya wajah para musuh-Mu. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DZULHIJJAH

 

Diantara nikmat Allah Swt kepada hamba-Nya adalah bahwa Dia menciptakan musim-musim kebaikan, agar mereka memperbanyak amal shalih dan meraih banyak pahala dan kebaikan. Di antara musim kebaikan itu adalah sepuluh hari pertama yaitu tanggal 1 sampai 10 bulan Dzulhijjah. Ibnu Rajab mengatakan: “ Amal shalih dilipatgandakan pahalanya karena beberapa sebab, diantaranya karena keutamaan tempat seperti ibadah di tanah haram, karena dilipatgandakan paha shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, juga karena kemuliaan waktu seperti bulan Ramadhan dan sepuluh hari Dzulhijjah.”

Dalam al-Qur’an maupun hadits Rasulullah Saw, disebutkan keutamaan 10 hari pertama Dzulhijjah di antaranya:

Pertama, Allah Swt bersumpah dengan 10 hari pertama dzulhijjah dalam firman-Nya:

وَالفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ

“Demi Fajar dan malam yang sepuluh”

Menurut Ibnu Abbas, Ibnuzzubair dan mujahid bahwa malam yang sepuluh maksudnya adalah sepuluh pertama dzulhijjah, sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Bila Allah bersumpah dengan makhluk-Nya berarti menunjukkan keutamaannya. 

Kedua, Amal Shalih pada sepuluh awalDzulhijjah sangat disukai Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw dari Ibnu Abbas RA:

مَا مِنْ أَيَّامٍ العَمَلُ الصَّاِلحُ فِيْهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ يَعْنِي العَشرَ. قالوايارسول الله ولا الجهادُ في سبيل اللهِ قال ولا الجهادُ في سبيل الله إلا رجلٌ خَرَجَ بنفسه ومالِهِ فلمْ يَرْجِعْ مِن ذلك بِشَيْءٍ (رواه البخاري).

“Tidak ada hari yang amal shalih padanya lebih Allah sukai selain dari pada hari-hari yang sepuluh ini”. Para shahabat bertanya: “ sekalipun dari jihad fi sabilillah wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: sekalipun dari jihad fisabilillah dengan harta dan jiwanya, ia tidak membawa kembali sedikitpun darinya” (HR. Bukhari).

Ketiga, Allah menyebutnya sebagai hari-hari yang telah ditentukan untuk berzikir (menyebut dan mengagungkan) nama Allah Swt dalam kitab-Nya:

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُواسْمَ اللهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُوْمَاتٍ

“dan supaya mereka menyebut Allah pada hari yang telah ditentukan”

Keempat, Hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah adalah termasuk hari yang paling utama, hari diampunkannya dosa-dosa, hari pembebasan dari neraka, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ فِيْهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمٍ عَرَفَةَ

“Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba-Nya paling banyak dari neraka selain dari hari Arafah”.

Kelima, Sa’id Ibnu Musayyib, salah seorang ulama kalangan Tabi’in, bila memasuki sepuluh awal Dzulhijjah melakukan ibadah dengan giat sampai tidak bisa disaingi sama sekali. Beliau berkata: “Bila sepuluh hari Dzulhijjah tib, maka janganlah kalian memadamkan lampu! (maksudnya perbanyak ibadah malam dan baca al-Qur’an).

Ibnu hajar al-Asqalani mengatakan: “sebab diistimewakannya sepuluh hari awal Dzulhijjah karena berhimpunnya beberapa ibadah besar yang tidak ada pada hari-hari yang lainnya, yakni sholat, puasa, sedekah, kurban dan haji”.

Syaikhul Islam ketika ditanya: “10 hari pertama Dzulhijjah yang lebih utama atau 10 hari terakhir Ramadhan?, beliau menjawab: “Siang hari sepuluh hari pertama Dzulhijjah lebih utama dari siang hari sepuluh terakhir Ramadhan dan sepuluh malam terakhir Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam pertama Dzulhijjah.”

Berdasarkan penjelasan Rasulullah dalam hadits-hadits di atas, amal shalih pada sepuluh awal bulan Dzulhijjah bisa dikategorikan menjadi dua:

Pertama, amal shalih secara mutlak apapun bentuknya, baik sholat, puasa, dzikir, membaca al-Qur’an, shalawat, sedekah, dan amal-amal shalih lainnya; semuanya disarankan untuk ditingkatkan baik kwantitas dan kwalitas pelaksanaanya.

Kedua, amal shalih yang tertentu yang disebutkan oleh Rasulullah Saw secara khusus. Diantara amalan yang disyariatkan dan disarankan untuk dilakukan pada sepuluh hari ini diantaranya:

Satu, Puasa, khususnya hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah.

Imam Nawawi mengatakan: “Berpuasa pada sembilan hari ini mustahabb istihbab syadid (dianjurkan dengan sangat)”. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

صِيَامُ يَوْم عَرَفَة اَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّر السَّنَة الَّتِي قَبْلَهُ وَالسُّنَّة الَّتَي بَعْدَهُ.

“Puasa hari arafah itu saya mengharapkan dari Allah bisa menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun berikutnya”

Dua, Dzikir (takbir) dan do’a. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

“tidak ada hari yang paling agung  di sisi Allah dan paling ia sukai amal padanya selain dari sepuluh hari ini, karenanya perbanyaklah padanya Tahlil (ucapan laa ilaha illallah), takbir (ucapan allhuakbar) dan tahmid (ucapajn al-hamdulillah). (HR. Imam Ahmad)

Tiga, sholat Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah, dan

Empat, Udhiyah (menyembelih hewan kurban) dan bertakbir pada hari-hari Tasyriq.

Yaitu menyembelih hewan kurban (kambing, kibas, sapi atau onta) sebagai taqarrub (mendekat) kepada Allah Swt. waktunya setelah sholat ied sampai tanggal 13 Dzulhijjah. Hukumnya sunnah muakkadah bahkan sebagian ulama memandang wajib. Allah swt berfirman:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah”. Dan Rasulullah Saw bersabda:

مَا عَمِلَ ابنُ آدَم يَوْمَ النَّحْر عَمَلاً أَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَ انَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ بِقُرُوْنِها وَ أظلافِها وَ أَشْعَارِهَا، وَان الدَّم لَيَقَع مِنَ الله عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَان قَبْل أَنْ يَقَعَ فىِ الأَرْضِ  فَطَيِّبُوا بِهَا نفسا"

Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi.]

Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2]Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”

 

HARTA dan ANAK

 

Allah Swt berfirman: (surat At-Taghabun : 14)

يَاأَيُّهَاالَّذِينَ آمَنُواإِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ.

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. (dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Alllah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Asbab An-Nuzul ayat ini, dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّالَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ......

(Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka).

Ayat ini turun berkenaan dengan beberapa orang penduduk mekah yang masuk islam, akan tetapi istri dan anak-anaknya menolak hijrah ataupun ditinggal hijrah ke Madinah. Lama kelamaan mereka pun hijrah juga. Sesampainya di Madinah, mereka melihat kawan-kawannya telah banyak mendapat pelajaran dari nabi Saw. Karenanya mereka bermaksud menyiksa istri  dan anak-anaknya yang menjadi penghalang untuk berhijrah. Maka turunlah ayat selanjutnya :

....وَإِن ْتَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُور ٌرَحِيمٌ.

(dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Alllah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

Ayat di atas berbicara tentang kehidupan suatu keluarga, di mana pada keluarga tersebut kadang-kadang ada istri yang menjadi musuh bagi keluarga dan terkadang ada anak yang menjadi musuh keluarga. Sebab itu, bagi orang yang beriman janganlah mereka itu mempengaruhi keimanan dan jangan langsung mengambil sikap keras tetapi bimbinglah mereka dengan baik. Sebagaimana firman Allah, “dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Alllah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Kata min (من) “inna min azwajikum waauladikum”, yang berarti “sebagian daripadanya”, tegasnya bukanlah semua istri atau semua anak menjadi musuh hanya terkadang atau pernah ada.

Kata عَدُوًّا berarti “yuaadunakum wa yusyaggilunakum anil khoir” yaitu memalingkan dan menyibukkan kamu sehingga jauh dari kebaikan. Salah satu contoh  istri dan anak  yang menjadi musuh bagi orang mukmin seperti dalam surat At-Tahrim tentang istri kafir dari dua orang nabi. Allah Swt berfirman :

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَامْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ 

 “Allah memberi perumpamaan tentang orang-orang kafir yaitu istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.(At-Tahrim : 14)

Allah Swt juga berfirman dalam ayat yang lain:

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ   

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu merupakan fitnah “cobaan” (bagimu) dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”.

Terdapat dua ayat di dalam Al-Qur’an yang menyebut harta dan anak sebagai fitnah, yaitu surah Al-Anfal ayat 28 dan surah At-Taghabun ayat 15, Perbedaannya: pada surah Al-Anfal, Allah menggunakan redaksi pemberitahuan “ketahuilah”, sedangkan pada surah At-Taghabun menggunakan redaksi penegasan “sesungguhnya”. Namun ungkapan yang mengakhiri kedua ayat tersebut sama, yaitu “di sisi Allah-lah pahala yang besar”. Sehingga bisa dipahami bahwa fitnah harta dan anak bisa menjerumuskan ke dalam kemungkaran, namun di sisi lain justru bisa menjadi peluang meraih pahala yang besar dari Allah swt. Dan makna yang kedua itulah yang dikehendaki oleh Allah, sehingga Allah mengingatkannya di akhir ayat yang berbicara tentang fitnah anak dan harta “dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”.

Fitnah dalam kedua ayat ini bukan dalam arti Bahasa Indonesia, yaitu setiap perkataan yang bermaksud menjelekkan orang, seperti menodai nama baik atau merugikan kehormatannya. Tetapi fitnah yang dimaksud dalam konteks harta dan anak seperti yang dikemukakan oleh Asy-Syaukani adalah bahwa keduanya dapat menjadi sebab seseorang terjerumus dalam dosa, demikian juga dapat menjadi sebab mendapatkan pahala yang besar. Inilah yang dimaksud dengan ujian yang Allah uji pada harta dan anak seseorang. Fitnah di sini juga dalam arti bisa menyibukkan atau memalingkan dan menjadi penghalang seseorang dari mengingat dan mengerjakan amal taat kepada Allah, seperti yang digambarkan oleh Allah dalam firman-Nya, “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. (Al-Munafiqun: 9).

Harta dan anak dalam surah Al-Anfal dikorelasikan oleh Sayyid Quthb dengan tema amanah ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (Al-Anfal: 27), bahwa harta dan anak merupakan objek ujian dan cobaan Allah swt yang dapat saja menghalang seseorang menunaikan amanah Allah dan Rasul-Nya dengan baik. Padahal kehidupan yang mulia adalah kehidupan yang menuntut pengorbanan dan menuntut seseorang agar mampu menunaikan segala amanah kehidupan yang diembannya.

Demikian keseimbangan yang diajarkan oleh Allah swt dalam menyikapi fitnah harta dan anak. Harta dan anak memiliki potensi yang sama dalam menghantarkan kepada kebaikan atau menjerumuskan seseorang kepada dosa.  Allah memberi peringatan :

يَاأَيُّهَاالَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”( At-Tahrim : 6)

kata  قُوا  merupakan fi’il amar (perintah), dan dalam kaidah ushul fiqih dikatakan:

الأَصْلُ فِي الأَمْرِ لِلْوُجُوْبِ

  yaitu melambangkan suatu kewajjiban, maka hukum yang muncul adalah memimpin dan bertanggung jawab pada keluarga itu dengan memeliharanya dari api neraka adalah suatu kewajiban bagi seorang mukmin laki-laki.

Semoga kita dapat mendidik dan memberi tauladan yang baik kepada keluarga dan anak-anak kita. Semoga keluarga kita termasuk keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, keluarga yang berkah dan di ridhoi oleh Allah Swt. Amin Ya Robbal alamin

 

 

 

 

 

 

 

ALFATIHAH

 

Izinkan pada kesempatan kali ini  kami akan menyampaikan sedikit tentang tafsir surah al-fatihah dan awal surat al-baqarah. Kenapa surat al-fatihah karena surat ini adalah surat yang paling sering di lafalkan oleh seorang muslim dalam kehidupannya sehari-hari. Bayangkan shalat wajib saja kalau kita kerjakan berarti 5 waktu. 5 waktu tersebut terdapat 17 rakaat. Berarti 17 kali kita membaca surat al-fatihah. Belum lagi shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah. Belum lagi shalat sunnah yang lain. Belum lagi ketika berdoa, memulai pekerjaan dan lain sebagainya. Maka dari itu, sayang sekali kalau kita tidak mengetahu ma’na/ tujuan yang terdapat di dalamnya.

Dan kenapa membahas awal surat al-Baqarah? Karena di awal surat al-Baqarah ini, terdapat jawaban bagi permohonan manusia yang terdapat dalam surah al-fatihah. 

 Kita mulai dengan ayat yang pertama “bismillahirrohmanirrohim”. Para ahli tafsir berpendapat bahwa ma’na kitab-kitab Allah yang diturunkan ke muka bumi ini (baik itu taurat, zabur dan injil), seluruh ma’nanya tercakup dalam satu kitab yaitu al-Qur’an al-Karim, kemudian ma’na al-Qur’an al-karim dapat di simpulkan dalam satu surah yaitu surah al-fatihah, dan ma’na surat al-fatihah dapat disimpulkan dalam satu ayat yaitu ayat bismillahirrohmanirrohin. Yang artinya, Dengan nama Allah, Bahwa semua jagat raya dan beserta isinya ada saat ini karena Allah, dan semuanya terjadi karena Allah dan semuanya akan kembali kepada Allah.

Al-hamdulillah Robbil ‘Alamin, yang artinya segala puji bagi Allah. maksudnya, segala puji-pujian di dunia ini semuanya milik Allah swt. segala ni’mat yang diberikan kepada kita semuanya adalah milik Allah Swt. ni’mat harta, jabatan, ketampanan, semuanya milik Allah yang menguasai jagat raya ini.

Arrohmannirrohim, Malikiyaumiddin, ada banyak raja di dunia ini, ada banyak pemimpin dan penguasa di dunia ini. Tapi Allah Swt membanggakan diri-Nya, bahwa hanya Dia-lah yang menjadi penguasa tunggal pada hari dibangkitkan manusia, hanya Dia-lah yang menjadi penguasa dan pemimpin untuk mengadili manusia dan meminta pertanggungjawaban manusia di akhirat nanti.

Iyya kana’ budu wa iyyakanasta’in. Hanya kepada Engkaulah ya Allah, kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.

Alfatihah itu terdiri dari 7 ayat. 5 ayat yang telah disebutkan merupakan ‘attsana’ yaitu pujian untuk Allah swt dan 2 ayat yang terakhir merupakan doa kepada Allah swt. ini apa artinya? Artinya adalah kalau kita mempunyai hajat keinginan maka perbanyaklah dzikir untuk memuji allah Swt, baru setelah itu kita berdoa, memohon kepada Alloh swt.

Apa do’a yang terdapat di dalam surat al-fatihah. Do’anya adalah ihdinassirotol mustaqim. Tunjukilah kami jalan yang lurus. Ya allah berilah kami pentunjuk atau hidayah (huda). Petunjuk kemana? Yaitu petunjuk ke jalan yang lurus.

Apa itu jalan yang lurus? (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, yaitu orang-orang shaleh, para Nabi dan Rasul; bukan (jalan) mereka yang dimurkai yaitu orang Yahudi yang dimurkai karena kesombangan mereka dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat yaitu orang nasrani, mereka sesat karena kebodohan mereka dengan konsep trinitasnya.

 Jadi jika disimpulkan, di dalam surat al-fatihah ini yaitu surah yang tercakup di dalamnya kandungan isi al-Qur’an, hanya terdapat satu doa saja yaitu ‘ihdina’, ya Allah berilah kami hidayah, berilah kami petunjuk. Bukan do’a do’a yang lainnya. Doa ini merupakan permohonan hamba kepada  Allah swt yang kita ucapkan minimal 17 kali dalam satu hari.

Allah swt kemudian menjawab permohonan hambanya. Jawaban Allah itu terdapat dalam awal surah al-Baqarah.الــم {1} ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ هُدَى لِلْمُتَّقِينَ “Alif laam miim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada   keraguan padanya; (dalam al-Qur’an tersebut terdapat) petunjuk bagi mereka yang (ingin) bertaqwa.”

 Di ayat tersebut terdapat kata ‘huda’ yang artinya adalah petunjuk atau hidayah. Sebagaimana yang pinta oleh seorang hamba kepada Allah Swt di dalam surat al-fatihah.

Jadi jawaban dari doa kita di dalam surah al-fatihah itu adalah al-Qur’an al-Karim. Kalau kita memohon hidayah dan petunjuk dari Allah Swt. Maka Allah Swt menjawab, al-Qur’an merupakan sumber hidayah, al-Qur’an merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Al-Qur’an juga merupakan sumber kecintaan Allah Swt kepada hamba-Nya. Kalau seorang penulis buku saja senang jika bukunya di baca orang, Allah Swt tentu senang jika Kalam-Nya/ Firman-Nya di baca oleh hamba-hambanya.

Yang jadi masalah adalah penelitian Lembaga Survei Indonesia (LSI) bersama Goethe Institute menunjukkan bahwa hanya 10% saja kaum muslim Indonesia yang selalu menyibukkan dirinya dengan membaca Al Quran. Memang Islam mayoritas di negara kita ini, tapi hanya 10% saja diantara kita yang dekat kesehariannya dengan al-Qur’an. Maka dari itu jangan jauh-jauh dari al-Qur’an. al-Qur’an itu rizki maka jangan jauh-jauh dari al-Qur’an. al-Qur’an itu bisa membuat manusia cerdas, tidak pikun dan lain sebagainya.

Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ahmad Al-Qadhi di amerika, yang menyimpulkan bahwa al-Qur’an mampu menciptakan ketenangan bathin (psikologis) dan mereduksi ketegangan-ketengangan saraf (fisiologis). Lebih dari itu, penelitian itu menyatakan bahwa ternyata membaca Al-Quran selepas Maghrib dan Subuh dapat meningkatkan kecerdasan otak sampai 80 persen.

Mari sama-sama kita intropeksi diri kita masing-masing. Sudah berapa kali kita mengkhatamkan al-Qur’an pada bulan ramadhan yang lalu atau sudah berapa juz kita baca, atau sudah berapa lembar kita baca atau mungkin kita belum menyentuh al-Qur’an sama sekali. Padahal Allah swt berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Diwajibkan bagi kalian berpuasa agar menjadi orang yang bertakwa. Bagaimana cara menjadi orang bertakwa yaitu dengan menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam hidupnya.

ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ هُدَى لِلْمُتَّقِين

Artinya al-Qur’an itu adalah petunjuk bagi orang-orang yang ingin bertakwa.

Maka jadikanlah al-Qur’an dekat dengan kita. Kita baca setiap saat, tiada hari tanpa tadarrus al-Qur’an. alangkah baik di baca ketika fajar, waqur’an fajr, innnal qur’anal fajri kana masyhuda. Begitu pula setelah shalat subuh.

Rasulullah Saw memberi nasihat kepada Sayyidin Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhahu:

Hai ali, apabila engkau telah shalat (subuh) maka duduklah di tempatmu sehingga terbit matahari. Maka sesungguhnya allah tuliskan bagi orang yang duduk di tempatnya itu satu (pahala) ibadah haji dan satu (pahala) ibadah umroh atau memerdekakan seorang budak (hamba sahaya) atau sedekah seribu dinar di jalan Allah swt. Amin ya Robbal Alamin.

Semoga kita semua di berikan ni’mat sehat, panjang umur, sehingga kita dapat beribadah dengan sebaik-baiknya ibadah di sisa hari di bulan Ramadhan. Semoga kita diberikan kekuatan dan kemudahan oleh Allah Swt untuk dapat mengkhatamkan al-Qur’an sekali, dua kali dan berkali-kali. ‘allhummajalna wa ahlana min ahli ilmi walqur’an wala taj’alna min ahli syarri wa tughyan’.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ISRA MI’ROJ

 

Alhamdulillah kita masih dipertemukan oleh Allah dengan bulan Rajab. Mudah-mudahan kita masih bisa bertemu juga dengan bulan berikutnya, yaitu bulan sya’ban dan Ramadhan.

(أحمد)    اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ

Dibulan rajab ini terdapat peristiwa penting dalam sejarah Islam yaitu peristiwa Isra dan mi’raj. Bila kita membaca sejarah Islam, setidaknya ada tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Saw.

Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada keluarga Bani Hasyim dan seluruh kaum Muslimin.

Kedua, peristiwa wafat paman Nabi yang bernama Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. Sebab Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah." Janji Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk menyakitinya.

Ketiga, peristiwa wafat istri Nabi yang bernama Siti Khadijah r.a. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri yang paling dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan Nabi Saw.

Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw. ia sedikit sedih dan gundah gulana. Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin berat. Oleh karena itu para sejarawan menamai tahun itu dengan ámul hujn (tahun kesedihan).

Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah Swt mengundang Nabi Saw melalui peristiwa isra dan mi'raj. Isra' adalah peristiwa diperjalankannya Nabi Saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sedangkan mi'raj merupakan peristiwa dinaikannya Nabi Saw dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha.

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Isra' dan mi'raj merupakan pengalaman keagamaan yang paling istimewa bagi Nabi Muhammad Saw. Puncaknya terjadi di Sidratul Muntaha. Muhammad Asad (seorang mufassir) menafsirkan Sidratul Muntaha dengan pohon lotus yang batasnya paling jauh. Pohon Lotus dalam tradisi Mesir kuno merupakan simbol kebijaksanaan (wisdom) dan kebahagiaan. Dengan demikian secara simbolik Sidratul Muntaha dapat diartikan sebagai puncak kebahagiaan dan kebijaksanaan.

Abdul Quddus, seorang sufi Islam besar dari Ganggah, menyatakan, "Nabi Muhammad telah naik ke langit yang tinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."

Ketika Nabi Saw. sampai di Sidratul Muntaha, Allah memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya berupa bukti-bukti wujud, keesaan, dan kekuasaan-Nya. Disamping itu diperlihatkan juga surga, neraka, kursi dan 'arsy. Setelah melihat semua itu keyakinan Nabi Saw. terhadap keagungan Allah Swt dan kelemahan alam dihadapan keagungan-Nya semakin kuat. Pada gilirannya keyakinan seperti ini telah melahirkan kesadaran ruhani baru pada dirinya berupa kebijaksanaan, ketentraman dan kebahagiaan.

Pada saat itu Nabi Saw. sudah mampu membedakan posisi Tuhan dan alam. Tuhan adalah sumber kebahagiaan, sementara alam sumber kesusahan dan kesengsaraan. Oleh karena itu menggantungkan semua harapan dan keinginan kepada-Nya akan mendatangkan kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya menggangtungkan semua harapan dan keinginan kepada alam akan mendatangkan kesengsaraan.

Kebahagian bertemu dan berdialog dengan Dzat yang dicintai dan mencintainya di Sidratul Muntaha tidak menyebabkan Nabi Saw lupa akan tugas pokoknya menebarkan rahmat Allah melalui dakwahnya. Hal tersebut dikarenakan, kebahagiaannya tersebut telah dibarengi dengan kebijaksanaan sehingga ia mampu membedakan persoalan pokok dengan cabang, prinsip dengan taktik, esensi dengan aksidensi serta alat dengan tujuan. Nabi Saw sangat sadar bahwa kebahagian yang diperolehnya dalam Isra' dan Mi'raj bukan esensi dan tujuan utama Allah, tetapi itu semua hanya alat untuk mempersiapkan kondisi jiwanya supaya bisa melaksanakan tugas yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, ia meninggalkan kebahagiaan langit yang sedang dinikmatinya itu, kemudian turun ke bumi untuk berjibaku dengan realitas sosial yang penuh dengan tantangan dan penderitaan. Dengan demikian peristiwa isra' mi'raj Nabi Saw. tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.

Jika seseorang mengalami fana, yaitu menyatu dengan Allah dan hanyut dalam dzikir kepada Allah Swt sehingga mendatangkan ketenangan jiwa. Banyak yang asyik pada perilaku individual dan lupa akan sosialnya. Semakin ia berdzikir ribuan kali dan mendatangkan ketenangan jiwa semakin jauh dari realitas kehidupan dan cenderung mengasingkan diri dari dunia nyata.

Bagaimana dengan kita? Ketika nabi Muhammad mendapat tantangan berat dalam dakwahnya, ia diundang Allah melalui peristiwa Isra' dan Mi'raj. Melalui peristiwa ini Allah mengobati luka hatinya, menghilangkan kesedihannya dan menghibur duka laranya. Akibatnya jiwanya menjadi segar dan bahagia kembali. Dalam kondisi jiwa seperti ini kemudian ia kembali ke bumi malanjutkan tugas dakwahnya yaitu menebarkan rahmat Allah  di muka bumi ini. Disinilah Isra' Mi'raj tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.

Ada pertanyaan, bagaimana bila yang mendapatkan hambatan dakwah itu kita? Bagaimana bila yang mendapat kesusahan dan penderitaan itu kita? Apakah bagi kita masih ada peluang diisra'kan dan dimi'rajkan seperti nabi Muhammad? Jawabannya, tentu tidak mungkin. Lantas apa yang mesti dilakukan bila semua itu terjadi pada kita? Jawabannya adalah: Shalat!

Isra dan mi'raj adalah salah satu mu'jizat Nabi Muhammad Saw. Artinya itu hanya diberikan kepadanya tidak mungkin diberikan kepada manusia biasa. Namun demikian, berdasarkan petunjuknya ada amalan bagi orang-orang yang beriman yang memiliki fungsi sama dengan Mi'raj yaitu ibadah shalat. "Shalat itu mi'rajnya orang yang beriman (ash-shalatu mi'rajul mu'minín)".

Shalat secara bahasa berarti do'a. Doa pada hakikatnya merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt. Ketika seseorang shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.. Oleh karena itu secara hakiki fungsi shalat dan mi'raj sama yaitu bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.

Shalat yang benar mesti menghasilkan buah yang sama dengan buah Isra' mi'raj yaitu kesadaran individual dan sosial.  Tujuan utama shalat menurut Al Quran adalah untuk berdzikir, mengingat Allah. Dzikir atau shalat, bila dilakukan dengan khusyu' akan mendatangkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup. Namun demikian, keberhasilan shalat seseorang tidak hanya diukur dari ketenangan dan ketentraman jiwa saja, tetapi mesti dilihat pula pada bekas perilaku sosialnya. Menurut Al Quran, shalat yang benar mesti dapat menumbuhkan berbagai macam kebajikan seperti tumbuhnya kesadaran bersedekah, kemampuan menghidarkan diri dari perilaku yang sia-sia, kemampuan memelihara diri dari perbuatan zina dan kemampuan memelihara amanat baik dari Allah ataupun sesama manusia.

Disamping itu, shalat yang benar mesti dapat mengobati sifat kikir dan keluh kesah serta mencegah perbuatan keji dan munkar. Rasulullah menyatakan bahwa shalat yang tidak dapat mencegah perbuatan keji dan munkar tidak akan menambah apa-apa bagi orang yang shalat kecuali hanya semakin menjauhkan dirinya dari Allah.

Shalat yang memiliki dimensi individual dan sosial adalah shalat yang dilakukan dengan khusyu' dan kontinyu. Menurut Imam Al Ghazali, shalat khusyu' adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Yaitu memahami apa yang diucapkan dalam shalat sehingga melahirkan perasaan ta'zhim, hormat, takut, berharap dan malu terhadap Allah. Kesadaran ini disamping akan mendatangkan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa, juga akan mampu memotivasi mushalli untuk merealisasikan seluruh janji yang diucapkannya di dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. Wallah a'lam bi ash-shawwab

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CINTA RASULULLAH SAW

 

Sejarah mencatat bahwa tidak ada prestasi dalam bidang pendidikan paling cemerlang yang pernah terjadi di muka bumi ini melainkan keberhasilan konsep pendidikan Rasulullah Saw, yang mampu mengubah dari tradisi ke-jahiliyah-an kepada Islam.

Rasulullah Saw telah berhasil mendidik sahabatnya sehingga menjadi masyarakat Muslim yang berkualitas dan berakhlakul karimah. Mereka rindu akan kebenaran, semangat dalam menuntut ilmu, merasa mulia dengan Islam, sederhana dalam sikap, pada malam hari mereka ber-taqarrub kepada Allah Swt, di siang hari mereka menebarkan kasih sayang, menghilangkan beban-beban kaum muslimin, memerintahkan kebaikan dan melarang dari kejahatan serta berjihad melawan kemusyrikan dan kezaliman.

Mereka saling cinta mencintai diantara kaum Muslimin seperti Muhajirin dan Anshar. Allah berfirman

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَاْلإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلاَيَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Ayat ini menerangkan sikap mu’min Anshar yang mencintai mu’min Muhajirin. Mu’min Anshar menginginkan Mu’min Muhajirin memperoleh kebaikan dan kenikmatan sebagaimana mereka menginginkan kebaikan dan kenikmatan untuk dirinya.

Mereka saling cinta mencintai bukan hanya kepada sesama kaum muslim, tetapi mereka juga sangat mencintai guru mereka, Rasul mereka yaitu Muhammad Saw. Cinta mereka ditunjukkan dengan kepedulian dan pengorbanan mereka kepada Nabi Muhammad Saw. Contohnya Ali bin Abu Thalib yang berani menggantikan posisi Nabi ditempat tidur saat kaum kafir mengepung rumah Nabi Saw, padahal itu sangat berbahaya untuk keselamatannya. Abdurrahman bin Auf  berani mengorbankan 40.000 dirham perak, 40.000 dirham emas, 500 ekor kuda perang, dan 1.500 ekor unta demi membantu Rasulullah Saw dalam perjuangannya menegakkan Agama Islam di muka bumi ini, tanpa meninggalkan sedikitpun untuk keluarganya. Abu Ubaidah bin al-Jarrah sangat cinta kepada Rasulullah Saw sampai-sampai berani membantu Rasulullah Saw pada suatu kejadian di perang Uhud sampai giginya copot. Thalhah bin Ubaidillah karena cintanya kepada Rasulullah Saw sampai-sampai ia menjadi seorang shahabat yang berani dengan menjadikan tubuhnya sebagai tameng bagi Rasulullah Saw dari serangan musuh, sehingga badannya terkena lebih dari tujuh puluh tikaman dan anak panah serta jari tangannya putus.

Kenapa bisa demikian cintanya para shahabat kepada Rasulullah Saw. Karena Rasulullah Saw mendidik mereka dan mendakwahi mereka dengan kecintaan yang dalam juga kepada mereka.

Ketika Rasulullah Saw bersama anak angkatnya Zaid bin Haritsah ke Thaif beliau ditimpuki batu oleh para pemuda dan anak-anak, sehingga membuat malaikat marah. Malaikat menawarkan kepada Rasulullah Saw agar penduduk Thaif diberi adzab, tetapi Rasulullah Saw menolak dan berkata: “Jangan, mereka tidak tahu bahwa saya ini Rasulnya.” Kemudian beliau Saw berdoa: “Ya Allah berilah petunjuk bagi kaumku, karena mereka tidak mengetahui.”

Seorang wanita tua selalu menyakiti Rasulullah Saw dengan meletakkan duri dan najis di jalan yang biasa dilalui Rasulullah Saw. Pada suatu ketika wanita itu sakit lantas Rasulullah Saw menziarahinya dan menunjukkan kasih sayang terhadapnya. Lantas wanita tua itu menangis dan memeluk agama Islam.

Pernah seorang Arab badui menarik dengan kasar jubah Rasulullah Saw sampai berbekas pada lehernya. Rasulullah Saw tidak marah, malah menghadiahkan jubah itu kepadanya. Ada juga seorang Arab Badui kencing di satu sudut Masjid Nabawi. Para Shahabat marah tetapi Rasulullah berkata “biarkan dia menyelesaikan hajatnya.” Setelah selesai Rasulullah Saw sendiri yang membasuh najis itu.

Sewaktu hijrah ke Madinah, Rasulullah Saw dikejar oleh Suraqah. Setiap kali kuda Suraqah mendekati Rasulullah Saw kudanya tersungkur jatuh. Rasulullah Saw tidak bertindak apa-apa dan memaafkannya sampai Suraqah menyerah dan tidak akan mengganggu Rasulullah Saw lagi.

Rasulullah Saw mengajarkan cinta kepada orang tua, anak kecil, tetangga, sesama muslim bahkan kepada non muslim. bagaimana mencintai non muslim, yaitu dengan bersikap sedih jika teman kita, saudara kita yang masih non muslim belum juga masuk ke dalam agama Islam.

Itulah sekilas tentang kecintaan Rasulullah Saw kepada para shahabat, sampai-sampai ketika sakaratul maut, yang di sebut bukan anaknya, hartanya, tetapi yang disebut adalah ummatnya. Makanya wajar jika shahabatnya menjadi sangat cinta dan peduli kepada Rasulullah Saw, yang ditunjukkan oleh para shahabat dengan pengorbanan kepada Rasulullah Saw.

Begitu juga bagi guru dan orang tua, jika ingin anak-anaknya memiliki kepribadian saling mencintai, mengasihi, peduli antar sesama maka bagi orang tua harus memberikan teladan terlebih dahulu kepada mereka tentang bagaimana cara mencintai dan mengasihi antar sesama. Disamping memberikan teladan, guru dan orang tua juga harus mengajari dan mendidik mereka dengan cinta dan kasih sayang. Semakin cinta kita kepada mereka maka insyaalloh mereka juga akan cinta dan sayang kepada kita. Sebagaimana cintanya para shahabat kepada Rasulullah Saw. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang diberi petunjuk oleh Allah Swt untuk selalu mengikuti petunjuk dan sunnah2 Rasulullah Saw. amin ya Rabbal alamin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RIWAYAT HIDUP RASULULLAH SAW

 

Khatib berwasiat agar kita selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt, taqwa dalam arti takut kepada Allah dimanapun kita berada dan taqwa dalam arti mengerjakan apa yang diperintah-Nya dan selalu menjauhi apa yang dilarang-Nya

Hadirin yang dimuliakan Allah Swt

Hari ini bertepatan dengan hari pertama di bulan Rabiul Awal. bulan dilahirkannya Nabi Muhammad Saw.  Maka dari itu pada khutbah kali ini, khatib akan menceritakan, bagaimana Nabi Muhammad SAW mengalami berbagai kesulitan di masa kecilnya, namun beliau mampu mengatasinya sehingga memperoleh keberhasilan dimasa-masa selanjutnya.

Hadirin yang dimuliakan Allah Swt

Memang Nabi di lahirkan dalam keadaan yatim dan dalam keadaan miskin, begitu juga ketika meninggal dunia, nabi meninggal dalam keadaan miskin, karena nabi tidak meninggalkan apapun kecuali 7 dirham saja. Seluruh hartanya termasuk baju perangnya sudah diserahkan seluruhnya untuk kepentingan kaum muslimin.

Tetapi walaupun demikian, bukan berarti masa remaja dan masa mudanya beliau dilalui dengan kemiskinan. Bahkan sebaliknya, nabi Muhammad Saw ketika  remaja dan masa mudanya, beliau adalah orang yang sangat produktif dan orang yang sangat kaya raya.

Nabi Muhammad Saw merintis karirnya sebagi pengembala ternak pada umur 8 tahun.  pekerjaan mengembala ternak ini ternyata memberikan pelajaran yang berarti kepada Nabi Muhammad tentang manajemen yang baik, dan seorang anak kecil dilatih untuk bertanggung jawab dan dipupuk jiwa kepemimpinannya. Diantaranya, biasanya para pengembala harus mampu mengarahkan ternaknya kepadang gembalaan yang subur. Disamping itu, pengembala juga harus mengendalikan hewan ternaknya agar tidak tersesat, dan pengembala juga harus melindungi ternaknya dari gangguan binatang buas ataupun pencuri. Pengembala juga mempunyai banyak waktu untuk perenungan berbagai hal, misalnya tentang masyarakat disekitarnya, tentang alam dan tentang Tuhannya.

Pada umur 12 tahun, nabi mulai merintis karirnya di perdagangan. Saat itu nabi menjadi karyawannya abu thalib. Untuk menyertai pamannya berdagang ke Negara syiria dan Jordan. Selama menjadi karyawan beliau sangat menekuni usaha itu dengan baik dan jujur, sehingga ketika berumur 16 tahun beliau sudah beberapa kali keliling jazirah arab sehingga memiliki banyak relasi, baik di Mekkah maupun diluar Mekkah.

Kemudian ketika berumur 17 tahun, Nabi Muhammad memulai usahanya sendiri, sehingga ia bukan lagi menjadi karyawan biasa, tetapi saat itu, ia menjadi manager, ia menjadi manager perdagangannya Khadijah. Ia mengambil dagangan dari seeorang janda kaya di Mekkah saat itu yang bernama Khadijah, lalu ia menjualnya. Wilayah perdagangannya meliputi Yaman, Syiria, Basrah, Irak, Jerash di Jordania, Bahrain dan kota kota lainnya. Dengan demikian di usia muda, nabi telah berkeliling dunia, nabi telah menjadi pedagang regional, karena perdagangannya meliputi hampir seluruh jazirah Arab.

Pada umur 25 tahun, Nabi sudah sangat mapan. karena kejujurannya dan usaha yang selalu meningkat membuat Khadijah tertarik. Sehingga pada usia itu, nabi menikah dengan Khadiah. Dan nabi memberi mahar beberapa ekor onta untuk Khadijah. Ketika menikah dengan Khadijah, nabi bukan lagi menjadi karyawan, dan bukan lagi menjadi manager, tetapi sudah menjadi pemimpin perusahaan. Ia dan Khadijah menangani segala yang ia rintis dari remaja bersama Khadijah. Sehingga usahanya semakin meningkat dan meningkat. Bukan karena kerja kerasnya saja tetapi karena kejujurannya.

Pada masa muda, nabi sudah menyandang predikat al-amin yang berarti jujur, amanah dan bertanggung jawab, predikat ini bukan dari dirinya sendiri dan bukan dari Allah swt sebagai wahyu, tetapi predikat ini datang dari masyarakat sekitarnya.

Saat itu, jika seseorang ingin menitipkan uang ataupun barang maka yang dicari adalah Muhammad Saw. Makanya ketika terjadi konflik di Mekkah yang melibatkan beberapa Qabilah tentang siapa yang paling berhak meletakkan hajar aswad ketempat semula, Muhammadlah yang menyelesaikan konflik itu.  Karena ia sangat jujur dan sangat adil. Dan Nabi sudah sangat dikenal oleh masyarakatnya sebelum ia diangkat menjadi utusan Allah.

Menjelang umur 40 tahun, nabi memulai karirnya dengan menjadi investor. Bukan ia lagi yang bekerja untuk mendapatkan uang, tetapi uang yang bekerja untuk dirinya. Pada saat itu, nabi sudah mencapai apa yang diistilahi oleh para ekonom dengan ‘kebebasan waktu dan uang’. Ia sudah cukup banyak memiliki karyawan untuk mendagangkan usahanya. Sehingga ia mulai memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi dirinya dan masyarakatnya. Beliau mulai sering menyendiri (uzlah) di gua hira, merenungi dirinya, siapa Tuhannya, dan merenungi masalah akhlaq dan sosial yang ada pada masyarakatnya,. Hal ini terus ia lakukan sampai ia mendapatkan wahyu yang pertama. Sejak itulah beliau memulai periode baru dalam hidupnya sebagai seorang utusan Allah.

Hadirin yang dimuliakan Allah Swt

Kewirausahaan tidak terjadi begitu saja, tetapi hasil dari suatu proses yang panjang dan dimulai sejak masih kecil. Pengalaman masa kecil dapat mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan seseorang.

Nabi Muhammad Saw, sejak kecil sudah banyak mendapatkan cobaan dan ujian. Beliau mempunyai pengalaman pahit dengan terlahir sebagai yatim, ketika berumur 6 tahun ibunda beliau wafat. Setelah itu dititipkan kepada kakeknya. Tidak berlangsung lama, selama 2 tahun, kakek beliau wafat. Nabi kecil saat itu berusia 8 tahun, dititipkan kepada pamannya Abu Thalib.  Sayangnya, Abu Thalib merupakan salah satu anak Abdul Muthalib yang paling sederhana hidupnya, sehingga tidak jarang Muhammad kecil harus membantu ekonomi keluarganya.

Ujian nabi tidak berhenti sampai situ saja. Ketika menikah dengan khadijah, beliau dikaruniai anak. Anak laki-laki, seluruhnya meninggal pada usia yang sangat belia. Anak perempuannya meninggal kala ia sedang berjuang menyebarkan agama Islam. Hanya Fatimah saja yang meninggal setelah Nabi Muhammad saw wafat.

Mungkin latar belakang seperti ini yang memang digariskan Allah swt kepada calon rosul yang akan mengemban risalah kenabian dan yang akan menjadi pemimpin umat. (Laqod kana lakum fi rasulillahi uswatun hasanah)

Kalau kita benar benar cinta kepada Nabi Muhammad SAW maka bacalah sejarah beliau, tidak mungkin seseorang dikatakan cinta sampai ia benar benar mengetahui sejarahnya, kehidupannya, akhlaqnya. Kalau kita membaca sejarahnya, semakin kita membaca dan semakin kita mengetahui maka semakin menjadi–jadi kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw.

Kalau kita mengaku cinta kepada Nabi Muhammad Saw mari kita intropeksi diri sudah berapa kali kita membaca sejarah Rasul saw. Karena ada Maqolah : “Man ahabba sakhsaon qolladahu”. Siapa yang cinta kepada seseorang maka dia akan mengkutinya. “yuhsarul mar’u ma’a man ahab”.. manusia nanti dibangkitkan dari alam kuburnya bersama orang yang dicintainya. Kalau yang ia cintai artis maka ia akan dibangkitkan dari alam kuburnya bersama artis itu tapi kalau yang ia cintai adalah Rasullullah SAW maka ia akan dibangkitkan dari alam kuburnya bersama Rasulullah SAW.

Jadikan 5 menit setiap hari sebagai wirid untuk membaca shalawat kepada nabi Muhammad saw. didalam maqolah dikatakan :

إِذَا اَحَبَّ النَّاس فَلْيُكْثِرْ مِنْ ذِكْرِهِ

kalau seseorang sudah cinta maka ia akan selalu menyebutnya (berkali kali, berulang ulang, dilisan maupun didalam hati)

Ada seseorang murid mengahadap ulama sholeh, murid ini menginginkan dapat bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Tetapi aneh, ulama sholeh itu malah menganjurkan untuk makan ikan sebanyak-banyaknya.  Tetapi setelah makan ikan jangan minum air. Benar, ketika malam hari ia bermimpi di dalam tidurnya, tapi bukan mimpi Rasul. yang ia mimpikan adalah ia seolah-olah berada ditengah danau dan ia sedang meminum air danau itu sepuas–puasnya, karena sebelum tidur ia merasa kehausan karena belum minum air semenjak makan ikan tadi.

Setelah pagi hari ia menghadap lagi kegurunya, ia bercerita bahwa ia tidak memimpikan Rasul seperti apa yang ia inginkan, malah ia memipikan danau yang sangat jernih airnya dan miminum air danau sepuas - puasnya.

Apa jawab guru :  jawab guru adalah :

إِذَا كَانَ اشْتِيَاقُكَ اِلَى الرَّسُوْلِ كَاشْتِيَاقِكَ اِلَى الْمَاءِ فَسَتَرَاكَ الرَّسُوْل

artinya : “kalau kamu merindukan Rasul SAW saat itu, seperti kamu merindukan air untuk minum, maka kamu akan bermimpi bertemu Rasulullah SAW.”

Mudah –mudahan kita semua dapat mengambil hikmah dari perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw, sehingga hikmah dan pelajaran ini dapat kita wariskan kepada anak anak dan keluarga kita. Amin ya Rabbal alamin

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MUBASYAROH BIL JANNAH

 

Rasulullah Saw pernah bersabda tentang 10 shahabat yang dijamin masuk surga, siapa saja:“Abu Bakar di Surga, Umar di Surga, Utsman di Surga, Ali di Surga, Tolhah di Surga, az-Zubair di Surga, Abdurrohman bin ‘Auf di Surga, Sa’d di Surga, Sa’ied di Surga dan Abu ‘Ubaidah bin al-Jarroh di Surga.”

Para Sahabat Rasulullah Saw ibarat bintang-bintang yang berkelipan dan rembulan yang bersinar terang. Jika mengamati periode sejarah kehidupan mereka, pastilah akan terlihat sebuah pancaran sinar yang merasuk ke dalam hati dan memenuhi seluruh perasaan. Kemudian akan didapati juga sebuah hidayah yang akan menunjukkan ke jalan kebenaran dan menorong untuk senantiasa berbuat baik.

Para sahabat selalu berlomba-lomba untuk ibadah dan berbuat kebaikan. Dan mereka selalu cemburu dan termotivasi jika ada salah satu sahabat yang telah melakukan kebaikan. Nabi pernah bercerita : Ketika aku masuk ke dalam surga dan melihat di dalamnya terdapat sebuah rumah atau sebuah istana lalu aku bertanya: Milik siapakah istana ini? Mereka menjawab: Milik Umar bin Khathab. Aku bermaksud memasukinya, namun segera teringat olehku kecemburuanmu. Mendengar itu seketika Umar menangis haru dan berkata: Wahai Rasulullah saw., apakah orang seperti engkau dicemburui. (HR. Muslim).

Umar memang salah satu shahabat yang selalu cemburu jika ada salah satu shahabat yang telah melakukan suatu kebaikan. Pernah pada suatu hari, Nabi Muhammad Saw shalat subuh. Tatkala beliau selesai shalat, beliau bertanya, ‘siapakah di antara kalian yang pagi ini puasa?” Umar menjawab, ‘wahai Rasulullah, sebelum tidur tadi malam, aku tidak berniat puasa, dan pagi ini aku tidak berpuasa.” Abu Bakar berkata, “aku wahai Rasulullah, sebelum tidur tadi malam aku berniat puasa dan pagi ini aku berpuasa. Kemudian Nabi Saw bertanya lagi, siapa di antara kalianyang pagi ini menjenguk orang sakit? Umar berkata, tadi kita menunaikan shalat dan masih baru selesai, bagaimaa kita dapat menjenguk orang sakit? Abu bakar berkata, aku wahai Rasulullah, orang orang memberitahuku bahwa saudaraku Abdurahman bin auf sakit, lantas aku sempatka untuk menghampirinya dalam perjalanan menuju masjid. Kemudian nabi saw bertanya lagi, siapa di antara kalian yang pagi hari ini sudah bersedekah? Umar berkata, wahai Rasulullah, kami masih tetap bersamamu semenjak selesai mengerjakan shalat, bagaimaa kami dapat bersedekah? Abu bakar berkata, ‘aku wahai rasulullah, ketika aku memasuki masjid, ternyata ada seorang pengemis. Pada saat itu cucuku dari abdurahman bin abi bakar memiliki sepotong roti, lantas aku mengambilnya dan memberikan kepada pengemis itu. lantas nabi bersabda, “aku memberi kabar gembira akan surga, aku memberi kabar surga” dalam riwayat lain disebutkan, barangsiapa yang menggabungkan amalan tersebut maka ia masuk surga.

Umar bin al-Khaththab berkata, “ Abu Bakar selalu menggungguliku dalam hal kebaikan.” Karena hal itu juga Ali bin Abu Thalib berkata, “Abu Bakar adalah seorang pemenang. Demi Allah, tidaklah kami saling berlomba-lomba dalam kebaikan melainkan Abu Bakar adalah pemenangnya.”

Itulah didikan nabi, bagaimana menjadikan murid muridnya yaitu para shahabat menjadi seorang muslim yang peduli sosial, lingkungan dan menjadi orang yang penuh tanggung jawab.

Ketika menjadi khalifah, Umar bin Khaththab seseorang yang sangat bertanggung jawab. Pernah suatu malam Umar ra berjalan-jalan di Madinah guna melihat keadaan kota, mencari pedagang yang curang, dan sebagainya. Terkadang dia juga tidur malam di tengah-tengah rakyatnya demi menjadi mereka, kalau memang kondisi mengharuskan demikian. Dalam melakukan hal itu, dia ditemani oleh orang-orang pilihannya yang sangat menaatinya.

Pernah suatu hari ada sekelompok pedagang yang datang ke Madinah. Kemudian mereka beristirahat di darah Muslah, yaitu tempat yang berada di dekat Madinah. Lantas Umar pergi dengan ditemani oleh Abdurrahman bin Auf untuk menjaga mereka. Tidak lama kemudia, mereka berdua mendengar tangisan seorang bayi, “takutlah kepada Allah dan berbuat baiklah kamu kepada anakmu!”. “Aku melihatmu bahwa kau merupakan ibu yang tidak baik. Apa yang menyebabkan anakmu tidak tenang semenjak tadi malam?!” wanita tersebut menjawab, “wahai hamba Allah, sesungguhnya aku telah menyapih anakku”. Lantas Umar bertanya, “mengapa?”, wanita itu menjawab, “karena Umar tidak akan memberikan santunan melainkan bagi anak yang sudah disapih.” Lantas Umar bertanya lagi, “Berapa umur anak ini?”. tatkala Umar mengetahui bahwa wanita tersebut menyapih anaknya sebelum waktunya, maka dia menyuruh seseorang untuk mengumumkan , wahai manusia, hendaknya kalian tidak tergesa-gesa untuk menyapih anak-anak kalian! Karena, sesungguhnya kami akan memberi santunan bagi setiap bayi yang lahir dalam agama Islam”.

Umar juga seorang yang sangat peduli sosial. Suatu hari, Umar juga pernah keluar rumah dengan ditemani pembantunya yang bernama Aslam, menuju sebuah tempat di dekat Madinah yang dikenal Shirar. Kemudia dia melihat ada sebuah api yang menyala. Ternyata di sana ada seorang wanita dengan beberapa anaknya dan sebuah periuk yang dipanggang di atas api. Anak-anaknya terus menangis. Umar berkata, “Assalamualaikum wahai pemilik cahaya. Lantas wanita tersebut menjawab, “wa’alaikum salam”. Umar berkata, “boleh aku mendekat?”. Wanita tersebut menjawab, “mendekatah dengan baik dan tinggalkanlah kami!”. Kemudian Umar mendekat dan bertanya, “ada masalah apa kalian?, wanita tersebut menjawab, “Kami kemalaman dan kedinginan”. Umar bertanya, lantas mengapa anak-anak ini menangis?” wanita itu menjawab, “mereka lapar”. Umar bertanya, “apa yang kau masak di periuk ini?” wanita itu menjawab, “air, untuk membuat mereka diam dan tertidur ... Allah-lah yang akan  memutuskan hukum antara kami dan Umar!”. Umar bertanya, “apa yang dilakukan Umar terhadap kalian”. Wanita tersebut menjawab, “dia memimpin kami kemudian melupakan kami!”. Lantas Umar menghadapku (Aslam) dan berkata, “ayo ikut aku!” lantas kami sehgera pergi ke Darud Daqiq (tempat penyimpanan tepung). Kemudian dia mengeluarkan satu karung tepung dan satu mangkuk besar lemak, dan berkata, “angkat tepung dan lemak ini ke pundakku biar aku membawanya”. Aku berkata, “Biarlah aku yang akan membawanya”. Dia menjawab, “apakah kau mau menanggung dosaku kelak di hari kiamat?”.

Lantas aku mengangkat tepung ke pundaknya. Kemudia dia segera pergi dan aku mengikutinya. Kemudain dia meletakkan tepung itu di depan wanita tersebut. Setelah itu, dia mengambil sedikit tepung dan berkatakepada wanita itu, Biarkanlah aku membuatmu harirah—sejenis makanan yang terbuat dari tepung dan susu. Kemudian dia mulai meniup api di bawah periuk. Jenggotnya begitu lebat hingga aku melihat asap keluar dari sela-sela jenggotnya. Tidak berapa lama akhirnya dia selesai memasak untuk mereka. Lantas Umar menurunkan periuk tersebut dan menuangkan harirah di sebuah piring dan berkata kepada wanita tersebut. “Suapilah mereka dan aku yang mengipasi makanan ini agar dingin”. Hal itu terus dilakukan sampai akhirnya anak-anak itu kenyang. Lantas wanita itu berkata, “semoga Allah membalasmu dengan kebnaikan, dengan hal ini kau lebih utama daripada Umar.”

Umar juga mempunyai kasih sayang terhadap hewan sebagaimana kasih sayangnya terhadap manusia. karena, sejatinya kasih sayang itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah-pisah sekalipun terkadang kadarnya berbeda-beda antara satu dengan orang dengan lainnya. Musib bin Darim berkata, “Dulu aku pernah melihat Umar memukul seorang laki-laki dan mengancamnya lantaran lelaki tersebut membebani untanya dengan barang yang berat”.

Karakter lain yang nampak pada diri Umar adalah sikap toleransi. Kasih sayang Umar tidak hanya terbatas pada kaum muslimin saja bahkan dengan orang-orang non-Islam. Pernah suatu ketika dia melihat orang tua yang buta bertanya tentang pintu masuk. Tatkala Umar mengetahui bahwa orang tua tersebut beragama Yahudi, dia berkata kepadanya, “apa kebutuhanmu?”. Orang tua tersebut menjawab, “aku ingin minta upeti, hal-hal yang aku butuhkan, dan sekaligus gandum!”. Kemudian Umar menuntunnya menuju ke rumahnya dan memberinya sesuatu yang dapat mencukupinya. Kemudia Umar menulis surat kepada petugas Baitul Mal yang berisi, “Urus orang ini dan orang-orang yang sepertinya. Demi Allah, kita tidak adil jika meminta upeti di masa mudanya, dan meleantarkannya ketika dia sudah tua. Sedekah hanyalah untuk orang-orang fakir dan miskin. Orang-orang fakir dari kalangan umat Islam, dan orang ini dari golongan orang-orang miskin Ahli Kitab. Gugurkanlah pungutan upeti darinya dan dari orang-orang seperti dia!”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SHALAT BERJAMA’AH

 

Rasulullah Saw bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Tujuh golongan yang akan mendapat naungan di bawah naungan Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, di antaranya adalah imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah dan orang yang hatinya terpaut dengan masjid...” (HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Nawawi menjelaskan maksud dari “muallaqun fil masajid” atau orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid adalah orang yang sangat cinta dengan masjid dan selalu berupaya untuk sholat di dalamnya.

Rasulullah Saw sering menganjurkan sahabat-sahabatnya untuk melaksanakan shalat secara berjamaah di masjid baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Diceritakan oleh Abdullah bin Utbah bahwa ia datang kepada Aisyah lalu berkata: ‘wahai Aisyah, ceritakan kepadaku tentang sakitnya Rasulullah? Aisyah menjawab: “baiklah” lalu ia bercerita: “Sakit Rasulullah Saw semakin parah” Kemudian Nabi bertanya: “apakah semua sudah shalat?” kami menjawab: belum wahai Nabi, mereka menunggumu. Kemudian Nabi minta diambil satu mangkuk air, beliau kemudian berwudhu, dan Nabi siap berangkat kemasjid, tiba-tiba ia jatuh pingsan, ketika sadar, nabi bertanya lagi, apakah semua sudah shalat? Kami menjawab, belum ya Rasulullah. Nabi meminta diambilkan air lagi, kemudia kami membawakan air, Nabi lalu berwudhu, kemudian iagin berangkat ke Masjid nabi pingsan lagi. setelah sadar nabi kembali bertanya: apakah orang-orang sudah shalat? Kami menjawab: belum wahai Rasulullah, mereka masih menunggumu. Dan itu terjadi hingga tiga kali, kemudian nabi mengirim seseorang untuk menyuruh Abu Bakar mengimami shalat isya itu, lalu sholatlah Abu Bakar mengimami para sahabat.

Dalam kondisi yang sakit parah itu, Rasulullah Saw tetap berupaya untuk shalat di masjid sampai beliau pingsan tiga kali. Adi bin Hatim, salah satu sahabat Rasulullah Saw: “tidaklah masuk waktu shalat sejak aku masuk Islam kecuali aku sudah dalam keadaan berwudhu”. Said bin Musayyaib seorang tabi’in berkata: “tidaklah aku mendengar adzan kecuali aku sudah berada dimasjid”. Diceritakan juga oleh imam Abi Syaibah bahwa Rabi’ bin Khaitsam dalam keadaan sakit, ia dipapah oleh dua orang untuk shalat berjamaah di masjid. Lalu disampaikan kepadanya, bukanka ia diberikan kemudahan untuk tidak mendatangi shalat berjama’ah. Beliau berkata: siapa yang mendengar adzan hendaklah ia mendatanginya walaupun dalam keadaan merangkak.

Begitulah kisah-kisah para sahabat Rasulullah Saw dan genereasi setelahnya, yang tidak pernah udzur dan alasan untuk tidak melaksanakan panggilan Allah Saw dananjuran Rasulullah Saw. Hal ini juga diperkuat lagi dengan kisah kisah para pemimpin ummat Islam terdahulu, yang menjadi teladan ummat, di tengah kesibukan mereka mengurus negara mereka tak pernah melupakan untuk mendatangi sholat secara berjama’ah, bahkan mereka adalah orang-orang yang mengingatkan masyarakatnya untuk mendatangi shalat berjama’ah, sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin Khattab, suatu ketika ia tidak mendapati beberapa orang menghadiri shalat berjama’ah, maka ia menyuruh beberapa orang untuk mencari orang tersebut agam shalat berjama’ah bersama-sama. Begitu juga yang dilakukan Ali bin Abi Thalib, tatkala ia keluar dari rumahnya untuk shalat berjamah’ah, ia selalu berteriak-teriak: Sholat, sholat.

Kenapa para sahabat bisa sedemikian antusias untuk selalu menjaga shalat berjama’ah dimasjid. Karena banyak sekali Sabda Rasul yang bercerita tentang keutamaan Shalat berjama’ah diantanya: 

صَلاةُ الْجَمَاعَةِ أفْضَلُ مِنْ صَلاةِ الْفَرْدِ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَة

Bahwa Shalat berjama`ah lebih utama daripada shalat sendirian dua puluh tujuh derajat. Kalau pahala itu kita simbolkan dalam bentuk uang, maka yang sholat sendirian akan mendapatkan seratus ribu rupiah dan bagi yang shalat berjamaah akan mendapatkan uang sebesar dua juta tujuh ratus ribu rupiah. Dan jelas itu sangat besar sekali perbedaannya.

أبِي هُرَيْرَةَ   رضي الله عنه   قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ((صَلاةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ ضِعْفًا وَذَلِكَ أنَّهُ إذَا تَوَضَّأ فَأحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إلَى الْمَسْجِدِ لا يُخْرِجُهُ إلاّ الصَّلاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إلاّ رُفِعَتْ لَهُ بِهَادَرَجَةٌ وَحُطَّتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ فَإذَا صَلَّى لَمْ تَزَلِ الْمَلائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ فِي مُصَلاّهُ تَقُوْلُ : اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، وَلا يَزَالُ أحَدُكُمْ فِي صَلاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلاةَ)).

Rasululahbersabda:Pahala shalat seseorang yang berjamaah melebihi pahala shalat sendirian di rumahnya dan dipasarnyadua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu apabila ia berwudhu` dengan sebaik-baiknya, kemudian ia pergi menuju masjid, tidak ada tujuan lain kecuali untuk shalat berjama`ah maka tidaklah setiap langkah yang diayunkannya melainkan terangkat baginya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu dosa, apabila ia melakukan shalat berjama`ah maka para malaikat senantiasa mendoakannya selama ia masih berada di tempat shalatnya dan juga ia belum berhadats. Para Malaikat berdoa : “Allahumma shalli `alaihi, Allahummarhamhu (Ya Allah, Ampunilah dia dan rahmatilah).” Dan tetap ia dianggap shalat selama ia menunggu waktu shalat berikutnya tiba.) Lafadz hadits Al Bukhari.

jika diangkat derajat disisi Allah di simbolkan dengan jabatan, maka siapa yang shalat berjama’ah akan diangkat derajat dan jabatannya untuk lebih dekat dengan Allah Swt dan dihapuskan dosa dosa yang lalunya. Kemudian, terkadang kita ingin orang tua kita mendoakan kita, kita ingin guru-guru kita, orang sholeh disekitar kita mendoakan kita, tetapi selama kita berada dimasjid, malaikat tanpa dipinta, mereka mendoakan kita dengan doa yang cukup indah “ya allah ampunilah orang ini, ya allah berilah rahmat bagi orang ini” dan ini terus menerus didoakan kepada kita selama kita berada di masjid.

Bagaimana agar kita selalu termotivasi untuk selalu melakukan shalat berjama’ah dimasjid, yang pertama adalah keinginan yang dan jujur dalam hati kita untuk melaksanakan shalat berjama’ah. Yang kedua adalah selalu berdoa dan memohon kepada Allah Swt agar dimudahkan dalam ketaatan kepadanya dengan berupaya melakukan shalat secara berjama’ah. Rasulullah Swt pernah berpesan kepada Muadz bin Jabal agar selalu membaca doa ini setiap selesai shalat :

 

اللَّهُمَّ اَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَ حُسْنَ عِبَادَتِكَ

“Ya Allah bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur padamu dan beribadah dengan baik kepadamu”.

Semoga Allah swt menjadikan kita hamba-Nya yang selalu dibukakan hati kita untuk selalu mendekat kepada-Nya dan meneladani Rasulullah Saw, sahabatnya dan para tabi’in dalam semangat mereka beribadah kepada Allah Swt. Amin ya Robbal Alamin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RUMAH DI SURGA

 

Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah Aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah Aku dari kaum yang zhalim.

ad-Dunya mazroatul akhiroh” dunia adalah ladang untuk akhirat. Jika seseorang telah melaksanakan kewajiban yang diperintahkan Allah maka bergegaslah untuk berusaha mencari keuntungan, pahala, dan janji-janji Allah swt. Karena banyak sekali pahala yang telah disiapkan bagi orang-orang yang shaleh. Diantaranya adalah janji Allah swt yang akan membangunkan rumah disurga jika kita mengerjakan ibadah–ibadah sunnah ini sebagaimana termaktub dalam sunan al-Tirmidzi :

وَقَدْ رُوِيَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا صَغِيرًا كَانَ أَوْ كَبِيرًا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

Diriwayatkan dari nabi Muhammad Saw, bahwasanya beliau bersabda: barangsiapa membangun karena Allah masjid baik kecil maupun besar maka akan membangunkan Allah baginya rumah di surga.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

Bersabda Rasulullah saw barangsiapa dengan tekun, gigih melaksanakan dua belas raka’at dari shalat sunnah (qabliah ba’diyah) membangunkan Allah baginya rumah di surga, yaitu empat raka’at sebelum dzuhur dua raka’at sesudah dzuhur dua raka’at setelah magrib dan dua rakaat setelah isya dan dua rakaat sebelum subuh.

قالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الْجَنَّةِ

Bersabda Rasulullah saw barangsiapa shalat dhuha dua belas raka’at akan membangunkan Allah baginya gedung terbuat dari emas di surga.

Orang yang beriman adalah orang yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat ini untuk hidup yang panjang, hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk yang maha hidup yaitu allah swt. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup, kita jangan takut mati, jangan mencari mati dan jangan lupakan mati tetapi orang mukmin adalah orang yang merindukan mati Karena mati adalah pintu perjumpaan dengan allah swt, mati bukanlah akhir cerita hidup, tetatpi mati adalah awal dari cerita sebenarnya maka sambutlah mati dengan ketakwaan.

Untuk mempersiapkan kematian maka jagalah sunnah nabi setiap harinya :

1.    Solat tahajjud, karena kemuliaaan seorang mukmin terletak pada tahajjudya, jadikan asupan awal ketubuh kita adalah udara sepertiga malam yang kaya akan oksigen

2.    Membaca alqur’an sebelum terbit matahari. Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca alquran terrlebih dahulu

3.    Sebelum melangkah kemanapun, langkahkan kaki untuk sholat subuh berjamaah dimasjid, karena masjid pusat keberkahan untuk orang beriman untuk menjawab panggilan ilahi

4.    Jaga shalat dhuha karena kunci rizki terletak pada shalat dhuha

5.    Jaga sedekah setiap harikarena allah sangat suka kepada orang yang bersedekah dan malaikat akan mendoakan setiap harinya

6.    Jaga eudhu terus menerus. Khalifah ali berjkata : orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walaupun ia tidak sedang shalat dan dijaga dan didoakan oleh para malaikat dengan doa ya allah ampuni dan sayangi dia.

7.    Yang terakhir adalah istigfat setiap saat.

Nabi selalu setiap selesai shalat beristigfar 3 x.Perbuatan ibadah saja perlu kita istigfari apalagi selain ibadah. Karena bisa jadi wudhunya shalatnya belum sempurna.

Oleh karena itu, mari kita melatih konsentrasi, terutama dalam masalah niat, agar niat kita hanya karena Allah swt,  agar ibadah yang dikerjakan mendapatkan pahala dari Allah swt, jangan sampai seperti yang Allah firmankan:

Artinya : “Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan”. yang dimaksud dengan amal mereka disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia tetapi amal-amal itu tak dibalas oleh Allah karena mereka tidak beriman. Maka dari itu,  Nabi Muhammad Saw sebelum sholat pernah mengingatkan para sahabat dengan perkataan: “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah–olah sholat ini adalah sholat terakhir bagi kalian. Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani, mendapatkan pahala dan keuntungan dari Allah swt dan kita berharap menjadi manusia yang bahagia baik baik didunia maupun diakhirat kelak. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

FARDU dan SUNNAH

 

Imam al-Ghazali ra dalam kitabnya yang bernama bidayatulhidayah mengatakan:

إعْلَمْ أَنَّ أَوَامِرَ اللهِ فَرَائِض وَنَوَافِل فَالفَرْضُ هُوَ رَأْسُ المْاَلِ وَالنّفْلُ هُوَ الرِّبْح

Yang artinya “Ketahuilah bahwa perintah Allah swt itu terdiri dari yang wajib dan sunnah. Adapun wajib  adalah modal, modal awal perdagangan, sedangkan sunnah adalah keuntungan

Menurut Imam al-Ghazali ra: Ibadah wajib jika diumpakan dengan perdagangan, maka ibadah wajib itu seperti modal awal perdagangan sedangkan ibadah sunnah seperti keuntungan yang diraih dalam menjalankan modal tersebut.

Contoh ibadah wajib seperti shalat lima waktu, puasa Ramadhan, zakat mal dan zakat fitrah. Sedangkan ibadah sunnah seperti sholat Dhuha, tahajud, witir, membaca al-Qur’an, dzikir, puasa senin kamis, puasa nabi daud, sodaqoh dengan menyantuni anak yatim, kaum dhuafa, menyumbang perbaikan jalan, masjid,sekolah,dsb.

Jika seseorang banyak melakukan ibadah-ibadah sunnah maka banyak pula keuntungan yang akan ia dapatkan dan sebaliknya semakin sedikit ibadah sunnah yang ia kerjakan maka sedikit pula keuntungan yang akan ia dapatkan, bahkan jika tidak mengerjakan ibadah sunnah sama sekali ia tidak akan mendapatkan keuntungan sama sekali.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika modal yang diberikan selalu berkurang. Bagaimana mungkin seseorang mengharapkan pahala sunnah atau mengharapkan keuntungan dari Allah swt jika kewajiban yang diperintahkan oleh Allah swt selalu ditinggalkan. Bagaimana mungkin seseorang mengharapkan pahala sunnah shalat dhuha jika shalat subuh ditinggalkan. Bagaimana seseorang mengharapkan pahala puasa senin kamis kalau puasa ramadhan ditinggalkan.

Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika modalnya selalu berkurang atau mungkin habis. Yang ada ialah ia harus terlebih dahulu menutupi modalnya baru setelah itu ia baru akan mendapatkan keuntungan dari allah swt.

Maka dari itu Imam al-Ghazali ra.  membagi manusia menjadi 3 dalam menjalankan perintah Allah swt :

Yang pertama adalah saalimun/ orang yang selamat yaitu orang yang hanya mengerjakan ibadah wajib saja. Yang kedua adalah roobihun/ orang yang beruntung yaitu orang yang mengerjakan ibadah wajib dan sunnah dan yang ketiga adalah khoosirun/ orang yang rugi, yaitu orang yang meninggalkan ibadah wajib.

Imam al-Ghazali melanjutkan tulisannya dalam kitabnya: “jika engkau tidak menjadi orang yang beruntung atau roobihun yaitu orang yang mengerjakan ibadah wajib dan sunnah maka berusahalah agar anda menjadi orang yang selamat, yaitu orang yang hanya mengerjakan ibadah wajib saja”.

Mudah mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah swt untuk dapat menunaikan perintah-Nya baik yang wajib maupun yang sunnah. Amin ya rabbal alamin.

Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah

Rasulullah saw bersabda :

مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ الْمُتَقَرِّبُوْنَ بِمِثْلِ أَدَاءِ مَاافْتَرَضْتُ عَلَيْهِمْ وَلَا يَزَالُ العَبْدُ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

Maksud dari hadits ini adalah :

Jika seseorang ingin mendekatkan diri kepada Allah swt atau ingin dikatakan dekat dengan Allah swt maka kerjakanlah ibadah wajib dan jika seseorang ingin dicintai Allah swt maka belumlah cukup hanya dengan mengerjakan yang diwajibkan oleh Allah swt saja, tapi juga harus selalu mengerjakan ibadah-ibadah sunnah.

Semoga kita termasuk golongan yang dicintai oleh Allah swt dikarenakan kita sering mengerjakan yang disunnahkan oleh Allah Swt, amin ya rabbal alamin.

Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah

ad-Dunya mazroatul akhiroh” dunia adalah ladang untuk akhirat. Jika seseorang telah melaksanakan kewajiban yang diperintahkan Allah maka bergegaslah untuk berusaha mencari keuntungan, pahala, dan janji-janji Allah swt. Karena banyak sekali pahala yang telah disiapkan bagi orang-orang yang shaleh. Diantaranya adalah janji Allah swt yang akan membangunkan rumah disurga jika kita mengerjakan ibadah–ibadah sunnah ini sebagaimana termaktub dalam sunan al-Tirmidzi :

وَقَدْ رُوِيَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا صَغِيرًا كَانَ أَوْ كَبِيرًا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

Diriwayatkan dari nabi Muhammad Saw, bahwasanya beliau bersabda: barangsiapa membangun karena Allah masjid baik kecil maupun besar maka akan membangunkan Allah baginya rumah di surga.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

Bersabda Rasulullah saw barangsiapa dengan tekun, gigih melaksanakan dua belas raka’at dari shalat sunnah (qabliah ba’diyah) membangunkan Allah baginya rumah di surga, yaitu empat raka’at sebelum dzuhur dua raka’at sesudah dzuhur dua raka’at setelah magrib dan dua rakaat setelah isya dan dua rakaat sebelum subuh.

قالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الْجَنَّةِ

Bersabda Rasulullah saw barangsiapa shalat dhuha dua belas raka’at akan membangunkan Allah baginya gedung terbuat dari emas di surga.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Allah swt maha pengasih lagi maha penyayang kepada hambanya. Selama hambanya selalu ingin berbuat baik, ingin mendekatkan diri kepada Allah swt,  insya Allah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi.di dalam hadits di sebutkan :

منْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةً وَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَعَمِلَهَا كُتِبَتْ لَهُ عَشْرًا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ تُكْتَبْ وَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَتْ

Rasulullah Saw bersabda: “barangsiapa bermaksud (berniat, berkeinginan) mengerjakan kebaikan kemudian tidak jadi melakukannya, maka dicatat baginya suatu kebaikan, dan barangsiapa bermaksud mengerjakan kebaikan kemudian ia melakukannya maka dicatat baginya sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat pahala kebaikan, dan barang siapa bermaksud mengerjakan keburukan kemudian tidak jadi melakukannya maka tidak dicatat (bahkan dicatat sebagai suatu kebaikan disisi Allah swt) dan jika mengerjakan keburukan tersebut dicatat (hanya satu keburukan saja).

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Jadi dengan bermaksud, berniat baik saja Allah akan memberikan pahala, dan jika melakukan kebaikan itu Allah akan memberi kita pahala kebaikan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat atau berlipat – lipat ganda.

Betapa pentingnya niat yang ada di dalam hati kita. Sampai – sampai Rasulullah saw bersabda :

 “semua amal perbuatan itu dengan niat dan sesungguhnya bagi setiap orang itu apa yang telah diniatinya” Dalam kitab ta’lim muta’allim disebutkan : “berapa banyak amal perbuatan yang berbentuk amal dunia, lalu menjadi amal akhirat karena niatnya bagus; dan berapa banyak amal akhirat karena buruk niatnya maka menjadi amal dunia”

Kalau seseorang bekerja urusan duniawi, seperti membangun rumah, atau menyapu jalan, tetapi hatinya ikhlas, niatnya baik, maka itulah yang akan dibalas disisi Allah swt pada hari pembalasan kelak.Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang membaca Al-Qur’an atan sedang sholat tahajud tapi hatinya tidak ikhlas ataupun riya maka itulah yang dinilai oleh Allah swt.

Niat kita saat ini, pasti berbeda-beda. Ada yang niat hanya sebatas menggugurkan kewajiban shalat saja, ada yang niat karena rasa syukur kepada Allah swt dan mematuhi segala perintah–perintahnya. Ada yang niatnya satu, ada yang niatnya dua, ada yang niatnya bermacam-macam dan lain-lain sebagainya.

Oleh karena itu, mari kita melatih konsentrasi, terutama dalam masalah niat, agar niat kita hanya karena Allah swt,  agar ibadah yang dikerjakan mendapatkan pahala dari Allah swt, jangan sampai seperti yang Allah firmankan:

Artinya : “Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan”. yang dimaksud dengan amal mereka disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia tetapi amal-amal itu tak dibalas oleh Allah karena mereka tidak beriman.

Maka dari itu,  Nabi Muhammad Saw sebelum sholat pernah mengingatkan para sahabat dengan perkataan: “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah–olah sholat ini adalah sholat terakhir bagi kalian, seolah-olah shalat ini adalah shalat perpisahan, bahwa setelah sholat ini bayangkan kalian akan dijemput oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis, kita akan sholat dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik–baik, untuk  persembahkan itu semua kehadirat Allah swt.

Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani, mendapatkan pahala dan keuntungan dari Allah swt dan kita berharap menjadi manusia yang bahagia baik baik didunia maupun diakhirat kelak. Amin amin ya rabbal alamin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RIZKI HALAL

 

Tidak boleh bagi seorang muslim menjadikan dunia sebagai cita-cita dan keinginannya yang terbesar. Namun wajib bagi mereka memposisikan dunia sebagai ladang tempatnya beraktifitas dan beramal untuk meraih kesuksesan di negeri akhirat. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;

"من كانت الدنيا همه، فرق الله عليه أمره، وجعل فقره بين عينيه، ولم يأته من الدنيا إلا ماكتب له، ومن كانت الآخرة نيته، جمع الله له أمره، وجعل غناه في قلبه وأتته الدنيا وهي راغمة" أخرجه ابن ماجه وغيره.

Barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuannya, niscaya Allah akan menghancurkan urusannya dan menjadikan kefakiran berada di hadapan matanya. Dan tidaklah ia mendapatkan dari dunia ini, melainkan sesuatu yang telah ditakdirkan padanya saja. Tetapi barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, niscaya Allah akan menyatukan urusannya, menjadikan kekayaannya di dalam hatinya, dan rezki dunia akan mendatanginya meski ia tidak memprediksinya.”. (HR. Ibnu Majah dan yang lainnya).

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa harta haram adalah satu diantara hal yang mengundang murka Allah. Imam Ibnu al Qayyim –rahimahullah- berkata; “Tidaklah seorang hamba memilih harta haram melainkan karena satu diantara dua hal, yaitu; (yang pertama) persangkaan buruknya kepada Allah bahwa jika ia taat kepada Allah dan mengedepankan hukum-Nya atas kemewahan dunia, niscaya Allah tidak akan menggantinya dengan sesuatu yang halal dan lebih baik. (Sebab yang kedua) adalah syahwat yang mendominasi hingga mengalahkan sabar dan akal sehatnya, meski sebenarnya ia mengetahui bahwa seorang yang meninggalkan perkara haram karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan hal yang lebih baik. Hal pertama disebabkan karena minimnya ilmu yang dimilikinya, sedang hal yang kedua disebabkan karena lemahnya akal dan pandangannya.”. (al Fawaaid, hal. 48)

Iman (keyakinan kepada Allah swt) dan Takwa, adalah satu diantara sebab dibukakannya pintu rahmat, kebaikan dan berkah dari Allah swt. Allah berfirman;

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”

Iman (yakin yang terdapat dalam hati) dan Takwa adalah sumber kebaikan. Barangsiapa beriman dan bertakwa kepada Allah niscaya Ia akan menjadikan jalan keluar dari segala permasalahan yang dihadapinya. Allah akan menunjukinya jalan keluar dari arah yang tidak diprediksinya. Dan sungguh, bumi ini tidak akan sempit bagi seorang yang bertakwa kepada Allah. Rezki dan penghidupan pun tidak akan menjadi susah bagi orang yang takut dan bertakwa kepada-Nya.

Diantara sebab terbukanya pintu-pintu keberkahan adalah doa dan harapan yang dipanjatkan hanya kepada Allah. Dialah Zat tempat kembali dan bermohon. Oleh karena itu, jika rezki menjadi sempit, hati menjadi gundah, utang semakin bertumpuk, ketuklah pintu Allah yang tidak sekalipun orang yang mengetuknya akan kembali dengan penyesalan. Mintalah hanya kepada-Nya, sesungguhnya Dia adalah Zat yang maha mulia lagi dermawan. Allah  tidak akan menolak seorang pun yang datang mengetuk pintu-Nya, dan tidaklah pula akan menyesal orang yang datang berharap di hadapan-Nya.

Ya Allah, cukupkanlah segala hajat kami dan jagalah kami dengan rezki-Mu yang halal dari harta yang haram, dengan ketaatan kepada-Mu dari segala perilaku maksiat, dan dengan karunia-Mu dari segala bentuk penawaran dari yang selain Engkau. Ya Allah, karuniakanlah bagi kami keberuntungan dari setiap kebaikan dan selamatkanlah kami dari setiap dosa dan pelanggaran.

 

 

 

 

MEMBACA AL-QUR’AN

 

Al-Qur’an merupakan kalam (perkataan) Allah Swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw melalui mailakat Jibril dengan lafal dan maknanya. Sebagai Kitab Allah, Al-Qur’an menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam. Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Oleh karena itu, sebaik-baik manusia adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarakannya. (Muttafaqun alaih)     

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْأَنَ وَ عَلَّمَهُ

Begitu juga, sebaik-baik dzikir adalah membaca al-Qur’an. Kenapa? Karena al-qur’an adalah firman Allah swt.

Didalam hadits dikatakan : “Barangsapa disibukkan dengan mengkaji Al-qur’an dan menyebut nama-Ku, sehingga tidak sempat meminta kepada-Ku, maka Aku berikan kepadanya sebaik-baik pemberian yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta. Dan keutamaa kalam Allah atas perkataan lainnya adalah seperti keutamaan Allah atas Makhluknya (HR. Tirmidzi)

“sesungguhnya orang yang tidak terdapat dalam rongga badannya sesuatu dari Al-qur’an adalah seperti rumah roboh” (HR. Tirmidzi)

Banyak keutamaan yang telah diraih oleh Rasulullah dan sahabatnya disebabkan mereka banyak membaca, menghafal dan  merenungkan  isi Al-Qur’an. Keutamaan membaca al-qur’an antara lain :

1.      Mendapatkan Manfaat keduniawian

Sebuah kajian baru membuktikan bahwa semakin banyak hafalan dan bacaan seseorang terhadap al-Qur’an, maka semakin baik pula kematangan dan ketenangan hidupnya, kesehatan psikisnya, meningkatkan keterampilan dasar para siswa, serta pengaruhnya terhadap nilai prestasi siswa. Bahkan melalui penelitian tersebut dibuktikan bahwa dengan banyaknya hafalan atau membaca al-Qur’an dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada seseorang dan membantunya terjaga dari berbagai penyakit.

Karena itu, Allah swt berfirman, “sebenarnya, Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang lalim” (QS. Al-Ankabut [29],: 49)

Dari Abu Hurairah RA berkata, telah bersabda Rasulullah Saw, “ Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam satu masjid dari masjid Allah swy, mereka membaca Kitabullah (Al-Qur’an), saling mengajar di antara mereka kecuali akan turun kepada mereka suatu ketenangan, akan diliputi rahmat dan akan dikelilingi oleh para malaikat dan Allah swt  akan selalu menyebutnya di sisi-Nya. (HR. Muslim)

Ini adalah sebagian dari manfaat keduniawian, sedangkan manfaat diakhirat jauh besar lagi.

2.      Mendapatkan kedudukan utama di akhirat

يُقَالُ لِصَاحِبِ القُرْأنِ اِقْرَأوَ ارْتَقِ وَ رَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ أخِرِ أيَةٍ يَقْرَأٌ بِهَا

“(Pada hari kiamat nanti) akan dikatakan kepada ahli Al-Qur’an, ‘Bacalah! Naiklah (menuju tingkatan-tingkatan surga) dan bacalah dengan tartil, sebagaimana engkau membacanya ketika didunia! Karena sesungguhnya tempat kedudukanmu berada pada akhir ayat yang engakau baca”. (Hadits Hasan Shahih, Shahih Sunan Abu Dawud 1464 dan Shahih Sunan Tirmidzi 2914)

Maksud dari hadits ini adalah semakin banyak seseorang membaca al-Qur’an maka akan semakin tinggi pula derajatnya di surga nanti.

اقْرَؤُوْا القُرْأنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ

“Rasulullah bersabda : “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi pembacanya”. (HR Muslim dari Umamah)

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa  Nabi Muhammad saw bersabda: “orang yang membaca al-Qur’an dengan mahir adalah bersama para malaikat yang mulia lagi ta’at, sedangkan orang yang membaca al-Qur’an dengan tergagap(tertegun) dan susah membacanya (belum lancar) baginya dua pahala.” (Hadits muttafaq alaih) dua pahala, yakni pahala membaca dan pahala susah payah.

Dari Sahl bin Muadz al-Juhhany berkata, telah bersabda Rasulullah Saw: “Barangsiapa yang membaca dan mengamalkan apa yang ada didalamnya, maka (Allah) akan memberikan mahkota kepada kedua orangtuanya pada hari kiamat yang cahanya lebih bagus dari sinar matahari”. (HR. Ahmad)

Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim)

3.      Mendapatkan pahala yang berlipat ganda

Diriwayatkan Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah Saw bersabda: “ Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf , lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. At-Tirmizdi)

Maksudnya adalah satu huruf al-Qur’an itu sama dengan satu kebaikan, lalu satu kebaikan itu akan Allah berikan sepuluh pahala. Sama halnya dengan puasa Ramadhan, jika kita puasa satu hari di bulan suci Ramadhan, maka akan di balas minimal sepuluh kali lipatnya. (setiap hasanah kebaikan diganjar sepuluh kali lipatnya), Maka dari itu siapa yang puasa 6 hari dibulan syawal sama seperti puasa satu tahun penuh. Karena kalau kita puasa ramadhan 30 hari dikali 10 sama dengan 300, kemudian 6 hari dibulan syawal dikali 10 sama dengan 60, jumlah total 360. 360 itu adalah jumlah hari dalam satu tahun menurut bulan hijriyyah.  Maka dari itu, bagi yang belum berpuasa syawal, berpuasalah, karena masih ada kesempataan beberapa hari lagi.

Dalam hadits disebutkan :

‘Barangsiapa berpuasa penuh dibulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun’. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairoh RA, Nabi Muhammad Saw bersabda: ‘Barangsiapa berpuasa Ramadhan lantas disambung dengan enam hari di bulan syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun. (HR. Al-Bazzar)

Disamping itu juga, dengan membiasakan puasa setelah ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah Swt menerima amal seorang hamba, pasti Allah akan menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagaian orang bijak mengatakan : “Pahala amal kebajikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya”. Oleh karena itu, barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.

Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah

4.      Mendapatkan kedudukan yang mulia

لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ : رَجُلٌ أَتَاهُ اللهُ القُرْأنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ أنَاءَ الَّيْلِ وَ أنَاءَ النَّهَار وَ رَجُلٌ اَتَاهُ الله مَالًا فَهُوَ يُنْفِقُهُ اَنَاءَ الَّيْلِ وَ أَنَاءَ النَّهَارِ . متفق عليه

Dari Ibnu ‘Umar RA dari Nabi Muhammad Saw, ia bersabda: “Tidak dibenarkan iri hati kecuali kepada dua orang; seorang lelaki yang dikaruniai Allah hapalan Al-Qur’an maka ia membacanya sepanjang malam dan siang, dan seorang lelaki yang diberi Allah harta lalu ia menginfakkannya sepanjang malam dan siang”. (muttafaq ‘alaih).

Sabda Rasulullah Saw “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia”, Beliau Saw ditanya, Siapa mereka wahai Rasulullah, Beliau Saw menjawab, “Mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Al-Qur’an diturunkan untuk dibaca oleh kaum muslimin, setelah itu direnungkan, dipahami maknanya, kemudian diamalkan. Sehingga al-Qur’an nanti akan menjadi syafa’at dan penolong kita di hari akhirat kelak.

Tetapi bagaimana mungkin kita dapat merenungkan makna Al-Qur’an, dan mengamalkan isi kandungannya jika kita sampai saat ini masih belum bisa membaca al-Qur’an atau masih terbata-bata dalam membaca al-Qur’an. Bagaimana mungkin kita akan mengkhatamkan al-Qur’an, yang setiap hurufnya dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt, sehingga dapat dikatakan bahwa al-Qur’an adalah ladang pahala bagi kita, jika kita sampai saat ini belum ada mujahadah/ sunguh-sungguh dari dalam diri kita untuk bisa membaca al-Qur’an dengan baik.

Maka dari itu, setelah kita mengatahui betapa banyak keutamaan membaca Al-Qur’an, maka mulai hari, mari kita memperbanyak membaca al-Qur’an, dan bila ada diantara kita belum bisa membaca al-Qur’an maka jangan patah semangat karena insyaalah kita menjadi orang yang terbaik karena kita belajar al-Qur’an. Dan jika diantara kita masih belum lancar membaca al-Qur’an maka jangan khawatir, karena Allah akan memberi dua pahala, yaitu pahala membaca al-Qur’an dan pahala bersusah payah.

Teruslah membaca al-Qur’an, karena al-Qur’an akan menjadi penolong pada hari akhirat kelak, pada hari harta, saudara, teman tidak ada yang bisa membantu kita kecuali orang-orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih. Teruslah kita memerintahkan anak-anak kita untuk mengaji al-qur’an, karena dengannya kita akan dipakaikan jubah kemuliaan diakhirat kelak, jubah yang tidak kita dapatkan sewaktu didunia. Dan teruslah kita membaca al-Qur’an karena sohibul qur’an akan memilih sendiri tingkatannya didalam surga kelak, mudah-mudahan kita termasuk keluarga Allah swt didunia, amin ya Rabbal alamin.

 

 

 

 

WARA’

 

Sifat Wara’ adalah sikap takut yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan yang boleh, sebagai sikap kehati-hatian.

Diantara tanda-tanda sifat wara’ adalah :

1.      Sangat berhati-hati dari yang haram dan syubhat

2.      Membuat pembatas diantaranya dan yang dilarang

3.      Menjauhi semua yang diragukan

4.      Tidak berlebihan dalam persoalan yang boleh

5.      Tidak memberikan fatwa/ atau jawaban tentang agama tanpa berdasarkan ilmu

6.      Meninggalkan perkara yang tidak berguna

Diantara buah dari sifat wara adalah :

1.      Memjaga diri dari istidraj

2.       Menjaga agama dan kehormatan

Diantara sikap Wara para sahabat bahwa mereka sangat khawatir terhadap diri mereka dari sifat nifaq.

Sesungguhnya orang orang yang bertakwa, orang yang yakin keberadaan Allah swt, ia tidak akan melakukan hal-hal yang dilarang dan ia akan berhati-hati dari setiap perkara yang bisa menyebabkan kemurkaan Allah swt.

Maka wara disini adalah sifat takut yang membuat seseorang meninggalkan banyak hal yang dibolehkan. Jika hal itu menjadi samar-samar bagi dirinya atas kehalalannya.

كُنْ وَرَعًا تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ

“Jadilah orang yang wara’ niscaya engkau menjadi orang yang paling beribadah”

“sesungguhnya yang halal dan haram itu jelas. Dan diantara keduanya banyak hal-hal yang subhat yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjaha diri dari hal-hal yang syubhat maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya”

Ibnu Hajar berkata : “Dalam hadits ini menjadi dalil bahwa barangsiapa yang tidak menjaga diri syubhat dalam usaha dan kehidupannya, tidak memelihara perkara agama, dan tidak menjaga sifat muru’ah, berarti ia telah menawarkan dirinya untuk mendapat celaan,

Diantara renungan Ibnu Qoyyim rahimahullah dalam hadits Rasulullah, ia menyatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah mengumpulkan semua sifat wara’ dalam satu kata, yaitu :

“termasuk tanda baik keislaman seseorang, ia meninggalkan hal-hal yang tidak dianggap penting baginya”.

“Kebaikan adalah sesuatu yang jiwa merasa tenang dan hati merasa tentran kepadanya. Sedangkan dosa adalah sesuatu yang jiwa tidak merasa tenang dan hati tidak merasa tentram kepadanya, sekalipun orang-orang memberikan berbagai komentar kepadamua”.

“sesuatu yang diingkari hatimu, maka tinggalkanlah”

Orang-orang yang memiliki kedudukan yang tinggi selalu bersikap hati-hati untuk diri mereka sendiri dengan berhati-hati dari sebagian yang halal yang bisa membawa kepada sesuatu yang makruh atau haram.

“seseorang hamba tidak bisa mencapai derajat takwa sehingga ia meninggalkan yang tidak dilarang karena khawatir dari sesuatu yang dilarang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HADIAH UNTUK AHLI KUBUR

 

Ada sebuah pertanyaan, apakah boleh seseorang menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an dan zikir kepada orang yang sudah meninggal dunia?

Jawabannya adalah ya, itu boleh, pahala bacaan al-Qur’an itu akan sampai kepada mereka yang sudah meninggal dunia, bahkan mereka bisa mendapatkan pengampunan dosa atau peningkatan derajat, mendapatkan kebahagiaan dan lain sebagainya.

Apa dalilnya?

Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad Saw :

“Bacalah Yaasin kepada orang-orang mati diantara kalian”

Rasulullah bersabda :

“Yasin adalah jantung Al-Qur’an. tidaklah seseorang membacanya dengan niat hanya karena Allah dan akhirat melainkan Allah akan mengampuninya, maka bacakanlah ia kepada orang-orang mati diantara kalian”.

Hadits ini bersifat umum, mencakup bacaan kepada orang yang sedang sakaratul maut atau kepada orang yang sudah meninggal dunia. Didalamnya terdapat dalil bahwa bacaan tersebut sampai kepada orang yang sudah meninggal dunia dan mendatangkan manfaat baginya. Perbedaan pendapat hanya jika pembaca tidak berdo’a setelahnya dengan do’a semacam ini: “Allahummaj’al tsawaba ma qara’nahu ila fulan” (ya allah jadikanlah bacaan pahala bacaan kami untuk fulan).

Jika ia membaca doa maka maka tidak ada perbedaan pendapat diantara ulama, karena dikategorikan sebagai do’a sebagaimana firman Allah Swt :

10. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Tuhan  Kami, berilah ampunan kepada Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."

Tetapi jika ia tidak berdoa demikian, maka menurut pendapat yang masyhur dalam mazhab syafi’I bahwa pahalanya tidak sampai. Namun ulama Mazhab Syafi’I generasi belakangan atau khlof, menyatakan bahwa pahala bacaan dan dzikir sampai juga kepada mayyit seperti mazhab 3 yang lainnya.

Imam Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad mengatakan : bahwa diantara yang paling besar keberkahannya dan paling banyak manfaatnya untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah bacaan Al-Qur’an.  hal ini terdapat dalam kitab katnyanya yang bernama saabil al-iddikaar.

Sahabat Ibnu Umar juga mengatakan : jika salah seorang di antara kalian mati, maka janganlah kalian menahannya. segerakanlah untuk dikubur dan bacakanlah permulaan Al-Baqarah di dekat kepalanya dan didekat kedua kakinya dengan penutup surat Al-Baqarah. (hadits ini diriwayatkan oleh at-thabari dala al-kabir dan imam bayhaqi).

Maka dari itu di anjurkan membaca ayat apapun dari Al-Qur’an baik didekat kubur maupun jauh. Dan jika sampai mengkhatamkan Al-Qur’an seluruhnya itu lebih baik. sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Riyadusshalihin dan Kitab Al-Adzkar.

Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah swt

Bahkan ulama menyatakan bahwasanya dibolehkan seseorang memberikan pahala amalnya kepada orang lain, baik itu berupa bacaan maupun yang lainnya (misalnya shodaqoh). dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Amru bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya bahwa nabi saw bersabda:

“dibolehkan bagi salah seorang di antara kalian jika ia hendak bersedekah dengan sukarela, dia memberikannya kepada kedua orangtuanya. dengan demikian, kedua orangtuanya mendapatkan pahala sedekahnya dan dia pun mendapatkan seperti pahala kedua orangtuanya tanpa mengurangi pahala kedua orangtuanya sedikit pun.”

Bagaimana dengan Firman Allah Swt :

39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,

dan bagaimana juga dengan sabda nabi : Idza mata ibnu adam inqata’a amaluhu..” (jika manusia mati, maka terputuslah amalnya..”.

Dalam kitab ar-ruh karya Ibnu Qayyim dikatakan : Al-Qur’an tidak menafikan seseorang mendapatkan manfaat dari usaha atau amalan orang lain, tetapi Al-Qur’an hanya memberitahukan bahwasanya dia tidak mendapatkan lagi kecuali dari hasil usahanya/amalnya. adapun usaha orang lain, maka itu adalah milik orang yang melakukan. jika menghendaki dia dapat memberikannya kepada orang lain, dan jika menghendaki dia dapat menahannya hanya untuk dirinya sendiri. Allah swt tidak mengatakan : sesungguhnya dia tidak boleh menerima manfaat kecuali lantaran apa yang diusahakannya sendiri.

begitu juga sabda nabi saw : “inqata’a amaluhu” (terputuslah amalnya), nabi hanya memberitahukan tentang keterputusan amalnya untuk dirinya. adapun amal orang lain, maka itu menjadi hak orang yang melakukannya. jika dia memberikan maka sampai kepadanya bukan pahala dari amalnya sendiri karena ia telah meninggal duna.

didalam hadits diriwayatkan  bahwa seorang wanita mengangkat bayinya dan bertanya : wahai rasulullah, apakah anak ini mendapatkan pahala haji? beliau menjawab, “benar dan bagimu pahala”. yang lainnya bertanya kepada Nabi, ibuku terluputkan dirinya (meninggal dunia tanpa meninggalkan wasiat), apakah ia mendapatkan pahala jika aku bersedekah atas nama dia? nabi menjawab, ya, benar.

mudah-mudahan khutbah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan ketahuilah bahwa diantara yang terbesar keberkahannya dan terbanyak manfaatnya untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah bacaan Al-Qur’an Al-Adzhim dan menghadiahkan pahalanya kepada mereka.

 

 

 

 

 

 

ZIARAH KUBUR

 

Apa hukum ziarah kubur? Ziarah kubur adalah sunnah yang dianjurkan. Memang ziarah kubur pernah dilarang pada masa permulaan Islam. Karena ceritanya seperti ini; asal muasal masyarakat jahiliyah menyebah berhala, dahulu ketika nenek moyang mereka di utus kepada mereka Nabi atau ada orang soleh diantara mereka, dan ketika Nabi atau orang sholeh itu meninggal dunia, masyarakat pada waktu itu ingin mengabadikannya dalam bentuk patung yang menyerupai Nabi atau orang sholeh itu, dan patungnya ditaruh di dekat kuburannya. Niat mereka saat itu hanya ingin mengenang kebaikannya dan menjadikan simbol kebaikan sehingga masyarakat saat itu dapat terus mengingat kebaikan dan selalu berada dalam jalan yang lurus. Tetapi pemahaman itu tidak dipahami oleh generasi selanjutnya, cucu cucu mereka. mereka mengganggap bahwa patung itu adalah tuhan mereka yang diagung-agungkan oleh nenek moyang mereka. makanya setelah mereka membuat patung – patung, berhala – berhala, mereka beryakinan bahwa mereka mengikuti agama nenek moyang mereka yang benar. Nabi melarang karena pada permulaan Islam aqidah mereka masih lemah.

Kemudian larangan ziarah ini dihapus berdasarkan hadits : “Dulu aku melarang kalian berziarah kubur (sekarang) hendaknya kalian berziarah kubur”

Dalam satu riwayat terdapat tambahan, “Sesungguhnya ziarah kubur memperlembut hati, membuat air mata bercucuran dan mengingatkan pada akhirat”.

Diriwayatkan dari aisyah bahwa Rasulullah SAW pernah keluarh menuju pemakaman Baqi’. dan di sana beliau mengucapkan :  “Assalamualaikum bagi mu di persemayaman kaum muslimin, sesungguhnya kami juga insyaallah akan menyusul kalian. ya Allah, Ampunilah penghuni Baqi al-Gharqad”.

Para ulama mengatakan bahwa ziarah kubur merupakan kebiasaan Nabi SAW dan sahabat-sahabat beliau pun melakukan ziarah kubur saat beliau masih hidup. Nabi bahkan mengajari mereka tentang tata cara ziarah kubur. ziarah kubur merupakan ritual yang dianjurkan untuk medapatkan penyadaran dan pelajaran. Tetapi jika ketika berziarah, menyebut-nyebut keutamaan mayyit, menangis, dan meratapinya, bahkan sampai melukai diri sendiri, sebagaimana yang dilakukan pada masa jahiliyyah, maka perkara ini yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW.

Apakah orang yang sudah meninggal dunia dapat merasakan dan mendengarkan apa yang dilakukan dan dikatakan di dekat mereka? jawabannya adalah ya. oleh karena itu, nabi SAW menganjurkan ziarah kepada orang-orang yang sudah mati dan memberi salam kepada mereka dengan bentuk ungkapan kepada pihak kedua. saat berziarah kemaqam Baqi Nabi SAW sering mengucapkan :

“Assalamualaikum bagimu di persemayaman kaum muslimin, sesungguhnya kami juga insyaallah akan menyusul kalian. ya Allah, Ampunilah penghuni Baqi al-Gharqad”.

Sungguh jauh kemungkinan Nabi SAW memberi salam kepada kaum yang tidak mendengar.

Diriwayatkan pula dari Aisyah RA,

“Tidaklah seseorang menziarahi kubur saudaranya lantas duduk disisinya melainkan dia merasa nyaman dengannya dan ruhnya dikembalikan kepadanya hingga dia bangkit dari sisinya.

Dalam hadits lain dikatakan :

Tidaklah seseorang melewati kubur saudaranya yang dikenalnya di dunia lantas memberi salam kepadanya, melainkan ruhnya dikembalikan kepadanya hingga membalas salamnya.

Dalam kitab zaadul ma’ad karya Ibnu Qoyyim dikatakan bahwasanya arwah-arwah orang yang mati mendekat dikubur mereka dan dipertemukan pada hari jum’at. mereka pun mengetahui orang-orang yang menziarahi mereka dan orang yang melewati mereka, memeberi salam kepada mereka dan menemui mereka pada hari itu lebih dari pengetahuan terhadap mereka dihari – hari lain.

Semoga khutbah kali ini dapat bermanfaat bagi kita dan dapat kita jadikan ibroh di masa yang akan datang, amin ya rabbal alamin.

 

TANDA ORANG BERTAKWA

 

الــم {1} ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ هُدَى لِلْمُتَّقِينَ {2} الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْيُنْفِقُونَ {3} وَالَّذِينِ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِاْلآخِرَةِ هُمْ يُوِقنُونَ {4} أُولَـئِكَ عَلَى هُدًى مِن رَبِّهِمْ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ{5}

Alif laam miim. (QS. 2:1)Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (QS. 2:2)(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, (QS. 2:3)Dan mereka yang beriman kepada Kitab (al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS. 2:4)Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb-nya,dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. 2:5)

Tanda – tanda orang yang bertakwa ialah :

Pertama : beriman kepada yang ghaib. Hal-hal yang ghaib adalah sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh pancaindra. pengetahuan tentang yang ghaib itu semata-mata berdasarkan kepada petunjuk-petunjuk Allah swt. Karena kita telah beriman pula kepada firman-firman dan petunjuk-petunjuk-Nya, Termasuk yang ghaib ialah Allah, para malaikat, hari kiamat, surga, neraka, mahsyar dan sebagainya. Pangkal iman kepada yang ghaib ialah iman kepada Allah swt.

Kedua: Melaksanakan shalat, yaitu mengerjakan dan menunaikan shalat dengan menyempurnakan rukun dan syaratnya, terus menerus mengerjakannya setiap hari sesuai yang diperintahkan Allah swt, baik lahir maupun bathin. yang dimaksud dengan lahir ialah mengerjakan shalat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditentukan oleh sunnah Rasul SAW. dan yang dimaksud ‘bathin’ ialah mengerjakan shalat dengan hati yang khusuk dengan segala ketundukan dan kepatuhan kepda Allah dan merasakan ketundukan dan kepatuhan kepada Allah, dan merasakan keagungan dan kekuasaan Allah yang menguasai dan menciptakan seluruh ala mini.

Ketiga: menginfakkan sebagian rezeki yang telah dianugerahkan Allah. Ialah memberikan sebagian rezeki atau harta kepada orang – orang yang ditentukan agama untuk infak dijalan Allah, pembangunan sekolah, rumah ibadah, rumah sakit, jalanan dan lain sebagainya

Keempat: Beriman kepada kitab-kitab yang telah diturunkan-Nya, yaitu beriman kepada Al-Qur’an dan kitab-kitab seperti Taurat, Zabur, Injil dan sahifah-sahifah yang diturunkan kepada Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad Saw.

Kelima: Beriman kepada adanya hari akhirat. Akhirat ialah tempat manusia berda setelah dunia ini lenyap. “beriman akan adanya akhirat” ialah benar-benar percaya adanya hidup yang kedua setelah dunia ini berakhir.

Orang – orang yang mempunyai sifat yang lima diatas adalah orang-orang yang bertakwa. semakin seseorang yakin dan percaya akan lima hal ini, maka ia semakin bertakwa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DOA

 

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Turmudzi :

الدُّعَاءُ مُخُّ العِبَادَةِ

Do’a adalah intisari ibadah.

Dalam hadits lain, yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah juga pernah bersabda;

الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةِ

Do’a itu adalah ibadah.

Menurut imam al-Khattabi, yang dimaksud dengan do’a adalah “harapan seorang hamba kepada Allah Swt untuk mendapatkan pertolongan”.

Karena hakikat do’a adalah sikap “butuh kepada Allah”

إِفْتِقَارُ اللهِ

 Dan hakikat do’a yang lain adalah “upaya manusia untuk membebaskan diri dari beban kehidupan dengan mengharapkan kekuatan Allah”.

Dengan mengharapkan campur tangan Allah dalam permasalahan – permasalahan yang dihadapinya.

Maka dari itu, dengan doa, kerisauan dan kesepian dapat diatasi. Dengan do’a semangat hidup dapat ditingkatkan, dan dengan do’a segala macam keburukan dapat disingkirkan.

Kita dianjurkan untuk selalu berdoa kepada Allah, agar kita menjadi dekat dengan Allah swt, walaupun dengan bahasa kita.  Sejak mulai bangun tidur, kita berdoa kepada Allah agar kehidupan kita sepanjang hari ini selamat.

Sebelum dan sesudah makan kita juga berdoa, agar makanan yang kita makan ini menjadi berkah, dan yang kita makan ini merupakan makanan yang halal.

Ketika menggenakan pakaian kita berdo’a, agar akhlak yang ada dalam diri kita bagus sebagaimana bagusnya pakaian yang kita pakai.

 Ketika berangkat bekerja, kita berdo’a agar mendapatkan rizki yang halal sehingga dapat menafkahi keluarga.

Begitu juga ketika naik kendaraan, kita berdo’a agar kendaraan yang kita kendarai selamat sampai tujuan dan keluarga yang ditinggalkan dijaga oleh Allah swt.

Apabila kita bertemu dengan orang lain kita juga mengucapkan salam, yang isinya adalah saling mendo’akan keselamatan satu dengan yang lainnya.

Apabila ada teman yang mendapatkan musibah, kita do’akan agar ia dikaruniai kesabaran oleh Allah swt.  

Apabila kita memiliki permasalahan dalam hidup kita, dan sepertinya permasalahan itu tidak dapat kita hadapi, kita berdo’a kepada Allah, ya Allah saya titipkan permasalahan ini pada-Mu, karena kami tidak sanggup menghadapinya. Sedangkan kami akan menghadapi sisa – sisa permasalahan yang kami anggap kami sanggup menghadapinya.

Maka dari itu Allah berfirman;

Wahai hambaku…..“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan aku kabulkan do’amu. Sesungguhnya orang – orang yang menyombongkan diri daripada-Ku, akan kami masukkan kedalam neraka Jahannam, dalam keadaan hina dina.” 

Menurut Ibn Arabi dalam kitab fushushulhikam, beliau mengatakan bahwa semua do’a itu pasti dikabulkan oleh Allah Swt. Hanya saja ada yang langsung dikabulkan, terkadang ada pula yang tertunda, dan salah satu faktor penundaan itu adalah rasa cinta dan rindu Allah terhadap suara hambanya yang sedang berdoa.

Do’a adalah upaya mengosongkan setiap beban yang ada dalam diri kita dan kita serahkan permasalahan–permasalahan itu kepada Allah swt. Kita berdoa, karena kita mencari ketenangan dalam hidup kita. Ketenangan yang hakiki, yaitu ketenangan yang ada didalam hati manusia. Apabila keresahan dan kekhawatiran selalu menghantui dalam kehidupan kita, do’a adalah obat yang paling ampuh untuk menyembuhkannya.

Nanti malam adalah malam tahun baru masehi, sama seperti ketika malam tahun baru hijriyyah,  sebaiknya kita tidak menonjolkan kehura-huraan, lebih-lebih menjurus kepada kemaksiatan dan pelanggaran hukum.

Didalam Islam diajarkan setiap pergantian tahun, bahkan setiap pergantian malam, agar kita berdo’a dan intropeksi diri atas apa yang telah kita perbuat sebelumnya. kita berdo’a kepada Allah swt agar tahun yang akan datang lebih baik lagi.  kita juga berdo’a kepada Allah agar merubah takdir jelek kita kepada takdir yang lebih baik lagi. kita juga berdo’a kepada Allah agar ditahun yang akan datang kita di jauhkan dari godaan syaitan yang terkutuk, sambil bersyukur kepada Allah swt karena masih diberi kesempatan, masih diberi panjang umur untuk bertaubat dan beribadah kepada Allah swt, dan terakhir kita memohon kepada Allah agar sisa umur ini dapat berguna, dapat bermanfaat untuk keluarga, masyarakat, bangsa dan agama ini. amin ya rabbal alamin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ZUHUD

 

Ada cerita menarik dari seorang Mahatma Gandi dari India sana, cerita ini sangat patut untuk kita perhatikan.

Pada suatu hari, ketika mahatma gandi sedang naik kereta, tiba–tiba salah satu sendalnya lepas  dan  keluar dari kereta. Tanpa berpikir panjang, gandi langsung melepas sandal satunya lagi dan melemparnya keluar kereta. Kemudian salah satu temannya kaget melihat kelakuan mahatma gandi tersebut dan bertanya : kenapa kamu melakukan hal itu?, mahatma gandi dengan penuh hikmah menjawab : saya lebih senang kalau nanti ada orang menemukan sandal saya dalam keadaan utuh (kedua–duanya) sehingga dapat bermanfaat  nantinya untuk digunakan, kalau dia menemukan satu sandal saja maka tidak bermanfaat.

Banyak hikmah yang bisa diambil dari kejadian diatas, contohnya, dengan kecepatan yang diputuskan olehnya untuk membuang salah satu sandalnya menandakan bahwa dia adalah seorang yang sudah terbiasa untuk selalu berbuat kebaikan kepada siapapun juga. Termasuk orang yang tidak ia kenal sekalipun dan termasuk orang yang akan menikmati kemudian hari walaupun orang itu tidak mengetahui milik siapa sebenarnya sandal itu.

Selanjutnya, dia tidak menyesal atas sesuatu yang telah terjadi, dan tidak ada penyesalan atas sesuatu yang sudah dianggap hilang. Apalagi sandal itu termasuk sesuatu yang tidak terlalu penting atau berharga menurutnya, sehingga dia tidak perlu merepotkan satu kereta dengan marah – marah, atau mencaci maki atau berkata kotor yang mungkin nantinya banyak orang lain terganggu dengan ulahnya tersebut.

Dengan demikian mahatma gandi telah merubah, sesuatu yang tadinya merupakan bencana dan petaka bagi dia, menjadi kenikmatan bagi dia pribadi karena telah berupaya memberikan manfaat bagi orang lain. Dan dia senang itu !

Cerita diatas mungkin bisa disimpulkan dua kesimpulan utama yang pertama tentang hubbudunya atau cinta dunia dan yang kedua tentang marah atau ghadab dalam bahasa arabnya.

Bahwa salah satu doa yang diajarkan oleh ulama salafussoleh adalah :

“ya Allah jadikan/ letakkan dunia ditangan saya dan jangan engkau letakkan dunia di hati saya”. Dalam artian, bahwa dunia ini adalah milik Allah semata, apabila suatu saat Allah hendak mengambilnya kembali maka hati kita tidak marah dan tidak menggerutu. Atau kalau ada orang yang perlu kita beri atau kita sedekahi, kita tidak merasa berat untuk memberikannya atau melepaskan dari diri kita.

Dan do’a salafussoleh ini bukan ditafsirkan kita harus juhud atau meninggalkan dunia. Tidak…!! Bahkan saya menarik kesimpulan dari cerita para sahabat nabi bahwa juhud itu bukan berarti kita meninggalkan dunia tapi hakikat zuhud adalah kita hendaklah menguasai dunia, akan tetapi dunia tidak berada didalam hati kita.

Kesimpulan yang kedua tentang ghadab atau marah, Imam ghazali pernah berkata tentang marah, katanya :

“Seseorang itu marah karena orang itu menginginkan setiap perkara atau kejadian berlangsung atau terjadi sesuai dengan kehendaknya atau kemauannya dan bukan atas kehendak atau kemauan Allah swt”.

Kalau seseorang marah karena sendalnya jatuh keluar kereta maka dalam pikirannya tertanam penyesalan karena jatuhnya sandal keluar itu bukan kehendak dan keinginannnya makanya dia marah, tapi kalau dia berpikir bahwa sandal itu jatuh karena kehendak Allah swt yang mengatur semua manusia didunia ini maka ia tidak akan marah – marah atau menyesal.

Jadi marah itu tergantung kepada otak yang ada dikepala kita atau pemikiran seseorang mengenai sesuatu hal dan juga tergantung kepada hati atau qolb yang yang ada dalam tubuh manusia bagaimana menyikapi suatu perkara.

Ada suatu cerita, di salah satu rumah seorang suami menunggu kedatangan istrinya yang terlambat pulang. Setelah pulang sang suami memarahi istrinya bahkan memukulnya. Sedangkan dirumah yang lain, istrinya terlambat pulang kerumah, kemudian sang suami menunggu didepan pintu, dan ketika istrinya sampai rumah sang suami lantas memeluknya dengan penuh kehangatan.

Ada cerita lagi, di salah satu mobil yang tejebak macet, nampak pengendara mobil menampakkan raut muka yang masam atau cemberut, bahkan terkadang marah – marah dan keluar perkataan – perkataan kotor. Sedangkan dimobil yang satunya lagi, nampak tersenyum, hatinya tenang, santai seperti tidak terjadi kemacetan.

Apa yang membedakan keadaan keduanya?

Adapun rumah yang pertama, kejadiannya adalah istri terlambat pulang kerumah, dan sang suami mempunyai pikiran bahwa istrinya tidak lagi taat kepadanya, istrinya tidak lagi menghormatinya sebagai seorang suami. Maka dari itu dia marah dan menyambut istrinya dengan pukulan. Sedangkan rumah yang kedua, sang suami berpikiran, bahwa istrinya terlambat pulang kerumah, mungkin terjadi apa – apa dijalan, timbul rasa khawatir, dan kasihan, maka dari itu ketika istrinya datang langsung dipeluk oleh sang suami dengan pelukan hangat.

Sama halnya dengan pengendara mobil yang terjebak macet. Dimobil pertama mungkin supirnya panik, karena dia berpikiran bahwa macet ini disebabkan pengguna jalan yang main salip, tidak ada jiwa sosial dijalan raya, egois, atau macet karena ketidakseriuasan polisi mengatur jalan dan ketidakseriusan pemerintah menanggulagi kemacetan di jalan ini, makanya dari awal macet sampai ketempat tujuan bahkan mungkin kebawa sampai ketempat tidur, dia terus marah – marah, kecewa dan bisa jadi mencaci maki yang tidak jelas ditujukan kesiapa. Sedangkan mobil yang satunya lagi berpikiran, mungkin saat macet ini saat yang tepat untuk berzikir kepada allah swt atau membaca salawat kepada nabi Muhammad saw. Karena dirumah sibuk dengan keluarga dan dikantor sibuk dengan pekerjaan.

Maka dari itu nabi dan para salafussoleh selalu mengingatkan, bahwa sa’adah atau kebahagiaan seseorang sebenarnya terletak pada hatinya yang ada didalam tubuh manusia bukan kebahagiaan seseorang dengan mobil yang mewah, rumah yang besar, tetapi kebahagian hakiki adanya didalam hati seseorang.

Maka dari itu ibnu taymiyah pernah berucap ketika para musuh dan para penghasudnya ingin menangkapnya dan menjebloskan dia kepenjara atau mengusirnya jauh – jauh dari kampungnya. Perkataan ini sangat bagus sekali, alangkah baiknya kalau perkataan ini kita tulis besar – besar disetiap kamar kita, Ucap ibnu taymiyah !

“Mereka (musuh-musuhku) mau berbuat apa lagi denganku! Surgaku ada didalam hatiku...hatiku ini tempatku beristirahat dan bersenang – senang, dan surga ini serta kesenangan ini selalu bersamaku didalam hati. Tidak ada yang bisa memisahkan aku dengan surgaku. Kalau aku dipenjara maka berarti aku berkholwah, atau beruzlah, untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, kalau mereka mau membunuhku maka aku akan mati syahid, dan kalau mereka mau mengusirku atau mengeluarkanku dari kampungku maka berarti aku sedang hijrah atau sedang jalan-jalan”. Subhanallah... ini adalah perkataan ulama besar yang patut kita contoh.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MUROHHAB YA RAMADHAN

 

Alhamdulillah kita beberapa hari lagi akan masuk kedalam bulan suci ramadhan, yaitu bulan yang dinanti nanti oleh para orang – orang soleh dilseluruh jagad raya ini.

Orang orang sholeh itu sudah dari jauh jauh hari mengharapkan bisa dipertemukan lagi dengan bulan suci ramadhan. Dan mereka berharap apabila dipertemukan lagi dengan bulan suci ramadhan mereka akan beribadah dengan sebaik – baiknya ibadah, dengan sekhusyu’ khusyu’nya ibadah, agar ibadah yang akan dijalankannya nanti diterima disisi Allah swt. Mereka akan mempersembahkan sesuatu yang terbaik dari ibadah mereka untuk dipersembahakan kepada Allah swt.

Karena Allah swt akan menerima sesuatu yang terbaik yang diberikan dan dipersembahkan untuknya. Mungkin kita masih ingat cerita, Ketika Allah swt menerima sesuatu yang dipersembahkan Habil, tapi tidak menerima sesuatu yang dipersembahkan Qabil, kenapa? karena Habil mempersembahkan dengan sesuatu yang terbaik yang ia miliki.

Kita pun seharusnya begitu, kalau kita berzakat maka zakat yang kita keluarkan dari harta yang terbaik yang kita miliki. Apabila memberikan makanan maka makanan yang terbaik yang kita berikan. Apabila berupa hewan ternak maka kita berikan binatang yang baik yang tidak cacad atau tidak sedang sakit.

Begitu juga dengan ibadah, ibadah puasa misalnya, ibadah shalat tarawih dan ibadah membaca alqur’an, Allah swt akan menerima ibadah yang terbaik yang kita persembahkan kepadanya. Terlebih lagi Allah swt berfirman dalam hadits qudsi : bahwa “ setiap amal yang dilakukan manusia adalah untuk dirinya sendiri kecuali…ibadah puasa. Sebab puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberi ganjarannya”.

Kalau kita mempersembahkan yang terbaik untuk Allah swt, kemudian apa yang kita persembahkan kepada-Nya diterima oleh-Nya. Maka berarti Allah swt cinta kepada kita. Kalau Allah swt sudah cinta kepada kita? Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Zuhair bin Harb, dari Jarir, dari Suhail bin Abi Shalih, dari Abu Hurairah, (ada didalam kitab riyadussholihin) bahwa Rasulullah saw bersabda : “ Jika Allah sudah cinta kepada Hamba-Nya, Dia  berseru kepada Malaikat Jibril : sesungguhnya Allah mencintai pulan bin pulan maka cintailah dia. Kemudian jibril berseru kepada penghuni langit : sesungguhnya Allah mencintai fulan bin fulan, maka cintailah dia. Kemudian para penghuni langit mencintainya, lalu ia dicintai pula oleh penghuni bumi”.

Kalau Allah sudah cinta kepada hamba-Nya, berarti Allah selalu menghendaki kebaikan untuknya, Allah swt akan selalu memberikan petunjuk-Nya, dan Allah swt akan selalu memberikan kenikmatan-Nya serta rahmat-Nya. Oleh karena itu didalam do’a do’a kita kita dianjurkan untuk berdo’a dengan intinya do’a. apa itu intinya do’a yaitu : allahumma inni asaluka hubbaka ya allah. Ya allah saya sangat mengharapkan kecintaan dari-Mu ya Allah.

Kalau orang itu sudah dicintai oleh penghuni langit. Berarti mereka akan selalu memohon ampunan serta ampunan,  dan selalu berdo’a dan berdo’a untuknya, yaitu untuk orang – orang yang dicintai Allah swt.

Kalau penghuni bumi sudah cinta kepadanya, maka kecintaan akan datang dari hati  mereka dan maka kecintaan dan kerinduan yang dalam, selalu ingin bertemu dan mendo’akannya. Dan ini akan terjadi kepada kita apabila kita selalu mempersembahkan yang terbaik kepada Allah swt. Kita beribadah dengan sebaik – baiknya, kita melakukan hidup didunia mengikuti apa yang telah Allah perintahkan kepada hamba-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.

Oleh karena itu,  setiap bulan suci Ramadhan, para sahabat Rasulullah saw dengan sekuat tenaga meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah mereka, agar ibadah mereka diterima disisi Allah swt. Mereka bertadarrus Alqur’an, mereka shalat malam, mereka bersedekah. Mereka juga lebih banyak menghabiskan waktu beri’tikaf dimasjid. Mereka khawatir seandainya seluruh amaliyah Ramadhan yang mereka kerjakan tidak sempurna sehingga tidak menjadi yang terbaik untuk dipersembahkan kepada Allah swt.

Atas dasar itulah, setiap malam penghabisan bulan suci Ramadhan, Sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahuwajhah sambil menampakkan wajah yang cemas dan gelisah serta sambil berlinangan air mata, beliau berkata : “Wahai ... dapatkah kiranya aku mengetahui siapakah gerangan/ siapakah orang yang sudah pasti diterima amalan ibadah puasanya, agar aku … dapat mengucapkan selamat berbahagia kepadanya?”.

Mudah – mudahan amalan ibadah kita termasuk yang diterima disisi Allah swt. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ROHANI DAN JASMANI

 

Didalam sejarah, ada seorang ulama muslim terkemuka, yang bernama Ibnu Sina. Ibnu Sina ini mempunyai pemikiran yang sangat menarik untuk dipahami dan dihayati oleh kaum muslimin, pemikiran itu mengenai konsep Jasmani dan Rohani manusia.

Menurutnya, jasmani manusia tak ubahnya seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. Jasmani itu membutuhkan makanan, jasmani itu membutuhkan minuman, jasmani itu perlu bergerak, berkembang biak dan lain sebagainya. Itu adalah ciri - ciri dari jasmani.

Disamping jasmani, manusia mempunyai rohani. Rohani ini biasanya berhubungan dengan hal-hal yang abstrak  atau hal – hal yang tidak nampak.

Rohani sangat membutuhkan jasmani manusia sebagai tempat tinggalnya, karena jasmanilah yang bergerak, bertindak dan berperan didunia ini. Akan tetapi walau berjalan beriringan, rohani dan jasmani merupakan satuan unit yang masing – masing berdiri sendiri.

Hal ini dapat dibuktikan, bahwa rohani manusia tidak akan hancur dengan hancurnya badan. Rohani manusia tidak akan mati dengan matinya jasad. Walaupun jasmani seseorang mati karena kecelakaan atau terkena bencana alam, tetap rohani manusia akan terus hidup. Dan rohani inilah yang nantinya yang akan mempertanggungjawabkan seluruh amalannya dihari pembalasan kelak.

Menurut Ibnu Sina, Jasmani manusia, karena sifatnya fisik dan nampak didunia, maka sebab akibatnya akan terasa didunia. Contohnya, apabila kita tidak makan maka kita akan lapar. Apabila kita tidak minum maka kita akan merasa haus, apabila  kita terjatuh maka kita akan sakit bahkan terluka, apabila kita terlalu banyak pikiran maka kita akan pusing.

Berbeda dengan rohani manusia, rohani manusia karena bersifat abstrak, dan tidak nampak dimata, maka pembalasannya akan dirasakan nanti di akhirat. Karena hal-hal yang menyangkut masalah rohani yang mengetahui hanya dirinya sendiri dan Allah swt. Tidak ada satu orangpun yang mengetahuinya.

Hal-hal yang abstrak itu contohnya adalah keikhlasan, riya, kejujuran atau berdusta,  husnudzan atau su’udzan,  ketawadu’an atau kesombongan, ghibah, iri, dengki, hasud, dan lain sebagainya.

Apabila jasmani kita shalat atau membaca Al-qur’an, yang dinilai oleh Allah swt bukan hanya gerakan shalatnya saja atau lantunan qur’annya saja, karena itu bersifat jasmani semata, tapi yang dilihat adalah apa yang berada didalam jasmani yaitu rohani. Misalnya, niatnya ikhlas atau tidak ikhlas, apakah ada perasaan riya, seperti ingin dilihat manusia atau tidak, apakah ada perasaan sombong atau tidak. Itulah nanti yang akan dinilai oleh Allah swt dan rohanilah yang akan mempertanggungjawabkannya diakhirat kelak.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena niatnya yang baik, dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi perbuatan duniawi karena niatnya yang buruk”.

Kalau kita mengerjakan urusan duniawi, seperti membangun rumah, atau menyapu jalan, tetapi hati kita ikhlas, niat kita baik, maka itulah yang akan dibalas disisi Allah swt pada hari pembalasan kelak.

Begitu pula sebaliknya, apabila kita membaca Al-Qur’an atan kita mengerjakan ibadah shalat atau mengerjakan urusan ukhrawi, tapi hatinya tidak ikhlas, bahkan riya (ingin dipuji orang) maka itulah yang dinilai oleh Allah swt.

Dahulu ada seorang ulama, bermimpi pada malam hari melihat cahaya Al-qur’an, tetapi ada satu halaman al-Qur’an yang hitam, gelap, tidak bercahaya. Lantas setelah terbangun dari tidurnya, sang ulama merenungkan kembali tentang mimpinya itu. Ternyata ketika beliau sedang membaca Alqur’an pada sepertiga malam tadi,  melintas seseorang didepan rumahnya. Pada saat itu terlintas didalam hatinya perasaan  riya’, (ingin dipuji orang), mungkin karena beliau sedang membaca Alqur’an dan mungkin hanya dia saja satu desa yang sedang bangun malam. Semenjak itulah, beliau bertaubat dan menyesali atas perbuatannya tersebut.

Betapa pentingnya rohani yang ada dalam diri kita. Disamping kita memberikan konsumsi yang bagus untuk jasmani kita, kita juga harus memberikan konsumsi yang baik untuk rohani kita.

Kalau jasmani kita diberikan makanan yang enak atau dihiasi perhiasan yang bagus, pakaian yang bagus, agar lebih nampak indah, kita juga harus memberikan konsumsi yang baik kepada rohani kita.

Konsumsi rohani kita bisa berupa dzikir kepada Allah swt, ingat kepada Allah, bisa juga dengan shalat, dengan membaca Al-qur’an, mengikuti pengajian – pengajian seprti majlis dzikir maupun majlis ilmu, berpikiran positif, husnudzan, berprasangka baik kepada seseorang, dan lain-lain sebagainya.

Sebagaimana firman Allah swt :

اَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ القُلُوْب

“Dengan mengingat Allah niscaya  hati akan menjadi tenang

Rohani harus kita rawat seperti kita merawat jasmani, rohani harus kita jaga seperti kita menjaga jasmani.  Karena jasmani seperti rohani.

Contonhnya adalah : bila kita terbiasa sarapan pagi, tetapi suatu hari kita tidak sarapan, maka perut atau jasmani kita akan terasa lapar. Begitu juga jika kita terbiasa membaca Alqur’an atau terbiasa shalat diawal waktu maka rohani kita akan resah apabila kita tidak membaca Alqur’an atau shalat diakhir waktu.

Niat sholat jum’at kita saat ini, bisa jadi berbeda-beda. Ada yang niat hanya sebatas menggugurkan kewajiban shalat saja, ada yang berniat untuk syiar Islam, ada yang berniat untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah swt dan mematuhi segala perintah – perintahnya. Ada yang niatnya satu, ada yang niatnya dua, ada yang niatnya bermacam – macam dan lain-lain sebagainya.

Oleh karena itu, kita harus sering melatih konsentrasi kita terutama dalam masalah niat, agar jasmani dan rohani kita menjadi seimbang.

Maka dari itu,  nabi Muhammad saw sebelum sholat fardu selalu mengingatkan para sahabat dengan perkataan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah – olah sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa setelah sholat ini kita bayangkan kita akan dijemput oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis, kita akan sholat dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik – baiknya.

Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani, dan kita berharap menjadi manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KHUTBAH WADA’

 

Sebentar lagi, kita akan melaksanakan hari raya iedul adha pada tanggal 10 Dzulhijjah 1430 H. Pada tanggal tersebut jama’ah haji sedang melakukan amaliyah ibadah haji diantaranya mabit dimuzdalifah, melontar jumroh Aqobah, bahkan sebagian sudah melaksanakan thawaf ifadhah dan sa’i. pada saat itu jama’ah sedang berjuang dengan sekuat tenaga  untuk dapat meyelaikan kewajian haji.

Pada hari sebelumnya, yaitu tanggal 09 Dzulhijjah, jama’ah haji melaksanakan wukuf dipadang Arafah. Jutaan manusia berada dalam satu tempat yang dinamakan Arafah. Mereka bermunajat, berdoa dan berzikir, bertaubat kepada Allah swt. Linangan air mata tidak terbendung, tumpah ruah dipadang arafah bersamaan dengan jerit tangis  para jama’ah yang sedang melaksanakan salah satu rukun haji itu.

“al-hajju Arafah” wukuf dipadang Arafah itu adalah puncaknya ibadah haji. Pada hari tu Allah membanggakan umat manusia yang sedang bertaubat dihadapan para malaikatnya. Dan pada hari itu pula, adalah hari yang paling banyak Allah mengampunkan dan membesakan hambanya dari siksa api neraka.

Pada hari arafah itu pula, Rasulullah berkhutbah, pada haji wada’, dan turunlah ayat yang menjadi symbol bahwa agama Islam telah sempurna, sehingga menandakan bahwa sebentar lagi Rasulullah Saw akan wafat meninggalkan dunia, keluarga, dan para sahabatnya.

“Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”.

Maka hari itu menjadi peristiwa yang bersejarah dalam umat Islam. Pada saat itu rasulullah berkhutbah dengan penuh  semangat dan kadang menangis, terharu dengan perjuangan dakwahnya menyebarkan agama Islam selama 23 tahun. Sebagaimana kita ketahui bahwa Rasulullah berdakwah di Makkah selama 13 tahun dan hanya berhasil mengislamkan puluhan orang, tetapi setelah hijrah ke Madinah dan berdakwah selama 10 tahun banyak raja-raja dan sultan-sultan disemenanjung jazirah Arab masuk Islam sehingga berbondong-bondong rakyatnya masuk Islam pula.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Rasulullah selama di mekkah, dakwahnya focus pada perubahan pola pikir masyarakat jahiliyah saat itu. Yaitu bagaimana mereka tidak mengaggap batu itu tuhan, bagaimana mereka tidak membunuh bayi wanita yang baru lahir karena bayi wanita tidak menganggakat derajat keluarga, bagaimana mereka berfikir bahwa riba atau rentenir yang dipraktekkan merupakan kezaliman bagi orang yang membutuhkan, dan lain sebagainya. Maka dari itu, Rasulullah butuh waktu lama untuk merubah pola pikir masyarakat jahiliyah saat itu, sehingga hanya segelintir orang saja yang masuk Islam.

Tetapi setelah hijrah ke Madinah, pola pikir masyarakat sudah berubah dan terbangun, sehingga banyak yang tertarik untuk mempelajari Islam yang di bawa oleh nabi Muhammad Saw. Dengan pola pikir yang sudah diterima masyarakat banyak, rasulullah dengan mudahnya membangun Negara Islam berikut perundang-undangannya, sehingga menjadi Negara yang kuat, dan berbondong-bondanglah orang untuk memeluk agama Islam.

Pada khutbah kali ini, khatib akan membacakan khutbahnya rasulullah saat wukuf dipadang Arafah, pada saat haji wada’, sesungguhnya didalam khutbah ini terkandung pola pikir dan prinsip-prinsip Islam yang harus dijalankan oleh pemeluknya, demikian khutbahnya :

Wahai manusia! Dengarkanlah olehmu perkataan saya, karena sesungguhnya saya tidak tahu apakah saya masih akan bertemu lagi dengan kamu sesudah tahun ini, atau tidak?

Wahai manusia! Sesungguhnya darahmu dan harta bendamu adalah suci bagi kamu sampai kamu menghadap Allah Swt. Sesungguhnya kamu akan bertemu (menghadap) Allah  Swt dan ia akan menanyakan tentang amal perbuatanmu.

Barangsiapa yang menerima amanah, maka hendaklah ditunaikan kepada orang yang memberikan amanah itu.

Sesungguhnya segala (bentuk) riba sudah aku hapuskan. Janganlah kamu berlaku zalim, dan jangan pula dizalimi orang.

Sesungguhnya kebiasaan saling balas dendam dengan menumpahkan darah sebagai adat kebiasaan zaman jahiliyah lalu telah aku hapuskan.

Kemudian wahai manusia ! sesungguhnya syaitan telah putus asa karena tidak akan ada yang menyembahnya lagi diatas bumi ini. Jika kamu mengikutinya, maka dia akan senang, oleh sebab itu senantiasa berwaspadalah terhadapnya.

Kemudian wahai manusia! Sesungguhnya kamu mempunyai hak atas isteri-isteri kamu, dan isteri-isterimu juga mempunyai hak atas kamu.

Berbuat baiklah kepada wanita. Sesungguhnya kaum wanita itu adalah orang yang harus ditolong di sisi kamu, kamu harus memperlakukan mereka sebagai amanah dari Allah swt.

Wahai manusia! Saya tinggalkan pada kamu sebuah pegangan, jika kamu berpegang teguh kepadanya, kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Nabi saw.

Wahai manusia! Dengarkanlah olehmu perkataan saya, pikirkanlah dan pelajarilah. Bahwasanya setiap muslim adalah bersaudara satu dengan yang lainnya.

Maka perhatikanlah !

(Nabi bertanya kepada seluruh hadirin yang mendengarkan) bukankah telah saya sampaikan pesan ini kapadamu? (menjawab hadirin: ya sudah) Rasulullah berkata kemudian : ya Allah, maka saksikanlah.

Rasulullah ingin diyakinkan oleh manusia, dan diperlihatkan Allah selaku yang memeritahkan, bahwa ia telah menyebarkan dakwahnya kepada seluruh umat manusia, maka dijawab oleh manusia saat itu, “ya Sudah” wahai Rasulullah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

WALIMATUSSAFAR HAJI

 

Assalamu`alaikum wr.wb

Yang kami hormati para asatidz, para hujjaj, tokoh masyarakat, yang mohon maaf tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan cinta saya kepada mereka, begitu juga kepada para jama’ah para tamu yang hadir pada acara walimatussafar ini, guna mendoakan sohibulbayt, sekaligus syukuran sohibulbayt atas kepergiannya ketanah suci.

Yang kami hormati calon duyufurohman, tamu allah bapak romelih dan ibu marminah, mudah – mudahan disehatkan badannya, diberkahkan rizkinya, dipanjangkan umurnya dalam taat kepada Allah, sehingga dapat menunaikan ibadah haji dengan sempurna, dapat menjalankan ibadah baik ibadah yang wajib maupun ibadah yang sunnah, dan kembali lagi ketanah air dengan selamat dengan membawa haji mabrur dan bertemu kembali dengan anak – anak dan keluarga yang dicintainya, amin ya rabbal alamin.

Berdirinya saya disini bukan untuk ceramah, tapi hanya sekedar menjadi perwakilan dari KBIH Al-manar, kebetulan pak romelih dan ibu marminah ini pada tahun ini pergi haji lewat KBIH al-manar dan kebetulan pada tahun ini saya yang menjadi pimpinan sekaligus pembimbing dari mulai berangkat sampai kembali lagi ketanah air. Saya membawa kurang lebih dua bis, sekitar 60 orang. Ade saya ustadz lufi bawa 30 orang dari cianjur, umi dan abi membawa 40 orang dari bogor. Dan h makki membawa 24 orang dari Jakarta. Kenapa misah- misah, karena jama’ah sekarang ini inginnya daftar sekarang, tahun ini juga harus berangkat, sekarang nga bias, saat ini dijakarta dan didepok kalau mau pergi haji harus sabar nunggu 3 tahun baru bisa berangkat setelah daftar. Alhamdulillah di kbih almanar tidak seperti itu, daftar tahun sekarang berangkat tahun sekarang, kecuali yang didepok. Didepok karena ada kebijakan dari gubernur, jadi pak romelih sampai sabar nunggu 2 tahun, baru bias berangkat tahun ini, alhamdulillah.

Yang penting berangkat, walaupun masih lama, masih satu bulan lagi, biasanya nih jamaah haji yang udah – udah  kalau udah ketahuan mau pergi haji udah nga sabar kepengenannya untuk pergi haji, tapi pas udah dimekkah, apalagi kalau udah dimadinah, kalau sudah melaksanakan semua rukun haji, bawaanya mau pulang terus, rindu sama rumah, sama keluarga, kaya kita, pas musim panas maunye musim hujan, pas musim hujan maunye musim panas. Jadi semua ini adalah godaaan syetan kepada manusia untuk melemahkan manusia untuk beribadah kepada Allah swt. 

Ada 3 hal yang disarankan sebelum calon jama’ah haji pergi berangkat haji menuji tanah suci mekkah :

1.      Menghilangkan penyakit rohani/hati  (syirik, dengki, hasud, riya, sombong)

Menghilangkan penyakit hati ini bisa ditepuh dengan tiga hal :

a.       Meluruskan niat

b.      Bertaubat kepada Allah swt dengan memperbanyak dzikir dan doa mohon bimbingan Allah

c.       Silaturahmi dengan sanak family (walimatussafar) mohon maaf dan doa restu

2.      Melunasi hutang, masalah – masalah yang menyangkut tanggung jawab pekerjaan dan keluarga

3.      Membuat surat wasiat

a)  meluruskan niat.

Manusia mempunyai jasmani dan rohani, jasmani adalah badan kita, yang nampak oleh kita, sebelum kita pergi haji 2 bulan sebelumnya kita sudah diperiksa oleh dokter puskesmas maupun RSUD. Kita diperiksa agar badan kita sehat, sehingga mampu untuk menjalankan ibadah haji nantinya. Disamping jasmani Manusia mempunyai satu lagi yang ada dalam jasani/badan kita, tidak kelihatan oleh kita yaitu rohani.

Bedanya rohani dengan jasmani :

Yang pertama, rohani ini tidak akan hancur dengan hancurnya badan. Walaupun ia mati tapi roh manusia akan tetap hidup. Dan roh inilah nanti yang akan mempertanggung jawabka semua amalannya di hari pembalasan kelak, mudah-mudahan kita termasuk orang masuk syurganya Allah swt, amin.

Yang kedua : Apa yang ada dalam rohani, tidak dapat dilihat oleh manusia, yang mengetahui apa yang ada dalam rohani hanya  dia dan allah swt, tidak ada satupun orang mengetahuinya. Contohnya : keikhlasan, riya, kesombongan, tawadhu, kejujuran, kebohongan, suudzon, husnudzon, iri, dengki, hasud dan lain – lain.. Apabila jasmani kita shalat atau membaca Al-qur’an, yang dinilai oleh Allah swt bukanlah hanya shalatnya atau baca alqur’annya saja, karena itu bersifat jasmani semata, tapi yang dilihat adalah apa yang berada didalam jasmani yaitu rohani. Misalnya, niatnya ikhlas atau tidak ikhlas, apakah ada perasaan riya, seperti ingin dilihat orang atau tidak, apakah ada perasaan sombong atau tidak. Itulah nanti yang akan dinilai oleh Allah swt.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena niatnya yang baik, dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi perbuatan duniawi karena niatnya yang buruk”.

Kalau seseorang bekerja urusan duniawi, seperti membangun rumah, atau menyapu jalan, tetapi hatinya ikhlas, niatnya baik, maka itulah yang akan dibalas disisi Allah swt pada hari pembalasan kelak.

Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang membaca Al-Qur’an atan sedang sholat tahajud tapi hatinya tidak ikhlas ataupun riya maka itulah yang dinilai oleh Allah swt.

Dahulu ada seorang ulama, bermimpi pada malam hari melihat cahaya Al-qur’an, tetapi ada satu lembar gelap, tidak bercahaya. Lantas setelah terbangun dari tidurnya, sang ulama merenungkan kembali tentang mimpinya itu. Memang ketika beliau sedang membaca Alqur’an pada sepertiga malam tadi,  datang seseorang melintas didepan rumahnya. Pada saat itu sempat terlintas didalam dirinya rasa riya’, mungkin karena beliau sedang membaca Alqur’an dan mungkin hanya dia satu desa yang sedang bangun malam. Semenjak itulah, beliau bertaubat dan menyesali atas perbuatannya tersebut.

Oleh karena itu, kita harus sering melatih konsentrasi kita terutama dalam masalah niat, agar jasmani dan rohani kita menjadi seimbang. Maka dari itu,  nabi besar Muhammad saw sebelum sholat selalu mengingatkan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah – olah sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa setelah sholat ini bayangkan kalian akan dijemput oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis, kita akan sholat dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik – baik, yang akan kita persembahkan itu semua kehadirat Allah swt. Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani, dan kita berharap menjadi manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak. Amin amin ya rabbal alamin.

b. Bertaubat kepada Allah swt dengan memperbanyak dzikir dan doa mohon bimbingan Allah

Betapa pentingnya rohani yang ada dalam diri kita. Disamping kita memberikan konsumsi yang bagus untuk jasmani kita, kita juga harus memberikan konsumsi yang baik untuk rohani kita.

Kalau jasmani kita diberikan makanan yang enak, lezat atau dihiasi perhiasan yang bagus, pakaian yang bagus, agar lebih nampak indah, kita juga harus memberikan konsumsi yang baik kepada rohani kita.

Konsumsi rohani kita bisa berupa dzikir kepada Allah swt, shalat, membaca Al-qur’an, berpikiran positif, husnudzan, bersangka baik kepada seseorang, dan lain-lain sebagainya. Sebagaimana firman Allah swt :

الا بذكر الله تطمئن القلوب

“Dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang”

Rohani harus kita rawat seperti kita merawat jasmani, rohani harus kita jaga seperti kita menjaga jasmani kita.  Karena jasmani seperti rohani.

Bila kita terbiasa sarapan pagi, tetapi suatu hari kita tidak sarapan, maka perut atau jasmani kita akan terasa lapar. Begitu juga apabila kita membiasakan membaca Alqur’an atau membiasakan shalat awal waktu maka rohani kita akan resah dan gelisah apabila kita tidak membaca Alqur’an atau shalat diakhir waktu.

Seluruh amalan ibadah haji dari mulai thawaf, sa’i, wukuf di padang arafah, mudzdalifah, dan mina, yang diucapkan jama’ah haji kala itu hanya dzikir dan dzikir untuk mengagungkan nama Allah swt., Ketika thawaf dan sa’i, para jama’ah mengucapkan “subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar”. Ketika wukuf dipadang Arafah, jutaan jama’ah secara serentak mengumandangkan  Asma Allah, seakan – akan langit bergetar mendengarkan Asma Allah yang dikumadangkan kala itu. Apalagi kala mereka menangis, bertaubat, meratapi kesalahan – kesalahan masa lalu mereka, dengan duduk bersimpuh dan histeris, yang terdengar dari mulut – mulut mereka hanya asma allah, ….. allah, allah, allah. La ilahaillah allahakbar. Pada saat itulah,  Allah membanggakan para jama’ah didepan para malaikat.

Dzikir itu adalah menyebut nama Allah, menggagungkan nama Allah. Dzikir itu bisa dengan shalat, haji, tadarus al-qur’an, istigfar dan lain sebagainya.Kita diperintahkan untuk banyak berzikir baik dalam posisi duduk maupun berdiri, ketika malam atau siang hari. Kita diperintahkan untuk membaca “bismillah” ketika kita hendak memulai suatu pekerjaan. “bismillah” itu termasuk dzikir kepada Allah swt. Ketika menyelesaikan suatu perkara kita diperintahkan untuk mengucapkan ‘alhamdulillah” yang artinya segala puji bagi Allah swt.  Ketika senang terhadap sesuatu kita mengucapkan “subhanallah”. Ketika berbuat kekhilafan kita beristigfar. Sebelum menyembelih kambing atau hewan ternak lainnya kita diperintahkan menyebut nama Allah terlebih dahulu. Ketika malam iedulfitri  atau ieduladha kaum muslimin diperintahkan untuk “Takbiran”. Takbiran itu adalah dzikir kepada Allah swt untuk mengagungkan nama-Nya sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad saw.

c.       Silaturahmi dengan sanak family (walimatussafar) mohon maaf dan doa restu

Dengan acara walimatussafar ini, calon jemaah haji meminta maaf kepada para hadirin apabila ada kesalahan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Agar bertemu dengan Allah nanti dalam keadaan yang suci, amin ya rabbal alamin.

Pesan kedua ali syariati adalah :

2. Melunasi hutang, masalah – masalah yang menyangkut tanggung jawab pekerjaan dan keluarga

Ada cerita pada zaman nabi Muhammad saw :

Ketika itu ada seorang sahabat meninggal dunia, kemudian nabi diharap oleh keluarga almarhum itu untuk menjadi imam shalat janazah.. sebelum nabi mensholati jenazah nabi bertanya kepada keluarga almarhum, apakah almarhum ini masih mempunyai hutang? Dijawab oleh keluarganya? Iya wahai rasulullah, almarhum masih mempunyai hutang 3 dirham. Langsung nabi memerintahkan kepada keluarganya untuk mensholati saja, tap nabi tidak mau mensholati. Kemudian berkata keluarga almarhum, ya nabi solatkanlah almarhum, nanti saya yang akan membayar hutang itu.akhirnya nabi mau mensolatkan. Kemudian setelah dikuburkan, keesokan harinya ditanya orang tersebut oleh nabi, apakah sudah dibayar hutangnya, jawabannya belum. Keesokan harinya ditanya lagi, jawabannya belum. Keesokan harinya ditanya lagi, dan dijawab sudah. Lantas nabi berkata L al-an baridat jildatuh. Sekarang baru dingin kulitnya almarhum di kuburan sana.

Pesan ketiga ali syariati adalah :

2. menulis wasiat

Wasiat ini, kalau dalam bahasa arab berasal dari kalimat waso, wasiat ini bias punya dua arti, yang pertama ada wasa, memberi nasihat, yang kedua adalah wasiat. Wasiat itu adalah harta yang diinginkan oleh penulis wasiat agar dikeluarkan nanti setelah mati.

Makanya kalau khatib jum’at itu jangan bilang, khotib berwasiat. Yang paling bagus adalah khotib memberi nasihat kepada jamaah dan kepada diri khotib sendiri. Kalau wasiat itu adalah harta yang dikeluarkan kalau sudah mati.

Makanya sebagai calon jemaah haji, kita harus membuat wasiat. Baik berbentuk nasihat maupun hal-hal yang lain yang ingin dibagikan.

Wasat ini nga perlu diumumin, disimpen aja dilemari. Atau catetan tagihan hutang, siapa tahu saja kalau kita meninggal dunia hutang kita bias dibayarkan oleh ahli waris kita.

 

KHUTBAH IEDUL FITRI

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الله أكبرالله أكبر الله أكبر          الله أكبر الله أكبر الله أكبر          الله أكبر الله أكبر الله أكبر

الله أكبر كبيرا, والحمد لله كثيرا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً, لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّجُنْدَهُ, وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْر الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَة لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن،

اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ الْكِرَامِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن. قال الله فى القرأن الكريم : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah atas nikmat-ni’mat yang telah diberikan. Sehingga kita dapat berkumpul di masjid yang berkah ini untuk menunaikan ibadah shalat iedul fitri berjama’ah. Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad Saw pada hari la yanfau malun wala banun illa man atallaha biqolbin salim.

Khatib berwasiat kepada kaum muslimin, agar bertakwa kepada Allah dengan sebaik-baiknya taqwa dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan Muslim dan beriman kepada Allah Swt.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Bulan Ramadhan baru saja pergi meninggalkan kita. Ada perasaan bahagia bercampur sedih. sedih, karena hari-hari yang penuh dengan rahmat dan maghfirah serta dilipatgandakan pahala kebajikan telah meninggalkan kita semua. Belum tentu tahun depan kita dapat berjumpa kembali dengan bulan suci Ramadhan. Kita menyadari betapa banyak kesempatan berharga yang diberikan oleh Allah swt pada bulan suci Ramadhan kemarin yang masih kita lewatkan sia-sia. Kita juga patut berbahagia, karena kita telah berhasil melewati hari-hari yang istimewa dengan amalan-amalan yang diperintahkan Allah Swt. Ada rasa syukur karena kita telah dapat menunaikan puasa Ramadhan tahun ini dan ada harapan kalau puasa kita mudah-mudahan diterima disisi Allah Swt. Amin ya Robbal Alamin.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Allah swt yang menciptakan manusia, sudah pasti mengerti tentang manusia. Jika Allah memerintahkan sesuatu pasti ada tujuan dan mashlahat bagi manusia dan bukan sesuatu yang sia-sia, Jika Allah memerintahkan shalat pasti ada tujuannya, jika Allah memerintahkan shodaqoh pasti ada tujuannya, dan Jika Allah memerintahkan haji pasti ada tujuannya, begitu juga Allah swt memerintahkan untuk berpuasa pasti ada tujuannya.

Salah satu tujuan, diperintahkan puasa Ramadhan adalah agar kita menjadi orang yang bertakwa, sebagaimana ayat 183 Surat al-Baqaroh Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (al-baqarah 183)

Puasa Ramadhan melatih agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa, kita dikarantina, digembleng agar kita benar-benar menjadi orang yang bertakwa. Berhasil atau tidaknya kita melakukan ibadah puasa akan tampak dari ketakwaan kita  setelah kita keluar dari bulan suci Ramadhan ini dan ujian ketakwaan kita di mulai dari bulan syawal ini. Jika tidak ada perubahan dalam ketakwaan kita maka kita hanya menjadi pelaku yang melewati bulan suci Ramadhan sebagai rutinitas ritual belaka.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Menurut Imam Kusairi “Takwa” dapat diartikan dari huruf-huruf yang dirangkai didalamnya yaitu huruf Ta, Qof, Waw dan Ya. Adapun huruf taqwa yang pertama adalah :

5.    “Ta”=Tawadhu, rendah hati. Puasa itu moment menumbuhkan kesadaran kepada kita tentang makna tawadhu, rendah hati, tidak cepat emosi dalam menghadapi permasalahan hidup. Pernah ada suatu cerita, ketiaka Abu Jahal sudah kehabisan jalan dan cara untuk menyakiti Rasul,  akhirnya ia menyewa orang yang tugasnya adalah meludahi Rasul setiap kali bertemu dengannya di jalanan. Dikala beliau diludahi beliau tersenyum. Hal ini berulang-ulang kali dilakukan. Sampai suatu hari beliau lewat di tempat itu dan tidak ada lagi yang meludahinya. Lantas Rasulullah saw mencari dan bertanya kepada seseorang. Biasanya kalau saya lewat sini saya diludahi oleh seseorang, sekarang dimana dia? Dijawab: oh .. ia sedang sakit demam panas wahai Rasulullah. Mendengar berita itu Rasulullah saw langsung pulang ke rumah untuk mengambil makanan berupa roti dan kurma, beliau lalu bergegas menjenguk orang yang sedang sakit itu, sekalipun yang sakit adalah orang yang selalu menyakiti beliau. Sesampai beliau dirumahnya beliau mengetuk pintu dengan mengucapkan salam, lalu Rasulullah masuk, apa yang terjadi, orang yang menyakiti Rasulullah saw berkata:  ya Muhammad bukan main akhlaqmu, tiap hari engkau lewat, tiap hari saya ludahi, saya sakiti hatimu, tapi dikala saya sakit belum ada teman dekat seorangpun yang datang menjenguk saya, engkau malah datang lebih dahulu. Bukan main akhlaqmu wahai Muhammad maka mulai saat ini saksikanlah wahai muhammd saya memeluk agamamu.

Huruf Taqwa yang kedua adalah :

6.    “Qof” adalah Qona’ah yang artinya merasa cukup. Puasa melatih kita untuk merasa cukup. Contohnya pada saat kita berpuasa segalanya ingin kita beli, dan segalanya ingin kita makan dan minum saat berbuka puasa nanti. Tetapi ketika waktu buka puasa datang, sesuaikah yang kita makan dan minum dengan keinginan tadi siang?”, mungkin minum satu tegak air saja sudah terasa segarnya.

Huruf Taqwa yang ketiga adalah :

7.    “Wawu”yaitu Wara’ artinya meninggalkan sebagian yang halal dan subhat agar tidak terjerumus kedalam sesuatu yang haram. Dalam hadits dikatakan yang halal itu sudah jelas dan yang haram itu sudah jelas dan diantara keduanya ada perkara syubhat. Seperti nabi melarang untuk untuk mengembala kambing dipinggir ladang kepunyaan orang lain, dikhawatirkan kambing itu masuk kedalam ladang orang lain dan memakan rumputnya. Ini adalah sifat wara’ (hati-hati) dengan meninggalkan sebagian yang halal agar tidak terjerumus kedalam yang subhat apalagi yang haram.

Banyak sekali kisah salafussholeh tentang sifat wara’ ini. Seperti ayahnya Imam al-Ghazali yang mengabdi kepada seorang petani selama berbulan-bulan, bertahun-tahun hanya sekedar diikhlaskan dari satu buah aple yang ia makan padahal apel tersebut sedang hanyut di sungai. Imam hasan basri pernah membeli satu kilo kurma dipasar, ketika sampai rumah ditemukan semut mati ada  di dalam kantong kresek kurma tersebut dan kemudian ia kembali lagi kepasar hanya untuk mengembalikan semut mati itu. Karena ia tidak merasa pernah membeli semut mati tersebut. Dalam kisah lain. Sudah terjadi kesepakatan atas pembayaran 10 onta milik Rasulullah. Kemudian ontanya dibawa oleh sang pembeli. Rasulullah Saw baru ingat bahwa ada satu onta yang sedang sakit, akhirnya dikejar pembeli tersebut dan dikembalikan lagi uangnya untuk jatah satu onta yang sedang sakit itu.

Makanya perilaku Rasulullah Saw ini ditiru oleh para sahabatnya, seperti Abu Bakar Siddiq. Suatu ketika Beliau memakan sesuatu yang dibawa oleh pelayannya. Pelayan itu berkata: tahukah engkau wahai Abu Bakar tentang makanan itu ?. Ketika masa jahiliyyah, pernah saya meramal seseorang, sedang saya tidak pandai meramal. Namun saya berhasil menipunya. Maka orang itupun memberikan makanan itu kepadaku sebagai upah dari ramalanku, dan makanan itulah yang engkau cicipi. Mendengar hal tersebut, Abu Bakar lantas memasukkan tangannya ke mulutnya dan memuntahkan makanan yang telah berada di dalam perutnya. Abu Bakar berkata;   “Andai saja makanan itu tidak keluar kecuali bersamaan dengan keluarnya ruhku, niscaya aku tetap akan mengeluarkannya. Ya Allah, ampunilah aku terhadap hal buruk yang terbawa bersama aliran darah dan telah mengotori ususku ini.”.

Kejadian serupa, juga menimpa Umar bin Khaththab. Beliau pernah meminum susu dan beliau sangat menyukainya. Kemudian Umar bertanya kepada orang yang telah memberisusu tersebut. Dari mana engkau mendapatkannya?. Orang itu berkata; saya memerahnya dari unta sedekah yang saya lalui di jalanan. Mendengarnya, Umar langsung memasukkan tangannya ke dalam mulutnya dan memuntahkan susu tersebut.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Mereka semua adalah tauladan kita. Mereka keluarkan sesuatu yang haram, yang telah masuk ke dalam tubuh mereka secara tidak disadari. Bagaimana dengan kita yang dengan sengaja mencari makanan haram untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga, anak dan istri kita. (wal Iyadzubillah)

Huruf yang terakhir dari Takwa adalah “Ya"

8.    “Ya”yaitu Yakin. Orang yang berhasil puasanya akan memiliki keyakinan yang kuat terutama keyakinan kepada Alllah Swt. Dan kuatnya keyakinan tersebut merupakan ciri orang yang bertakwa. Kalau ibadah shalat bisa dilihat orang sehingga timbul sugesti untuk rajin shalat. Haji, orang lain ikut mengantarkannya, sehingga menjadi semangat untuk pergi haji, beda dengan puasa? Siapa yang tahu kalau kita sedang ibadah puasa kecuali kita dan Allah, hal tersebut didasari karena kita yakin bahwa Allah itu ada dan hanya Allah yang akan membalas ibadah puasa kita.

              Maka dari itu setelah puasa ini, karena keyakinan kita kepada Allah telah kita latih dan dibiasakan. Maka dalam segala aktivitas, kita selalu melibatkan Allah didalamnya. Dahulu ketika kita sakit, yang pertama dicari adalah dokter, mengunjungi rumah sakit dan berupaya mencari obat. Dulu ketika kita punya hutang, kita panik dan gelisah mencari  solusi agar bisa membayar hutang. Dulu, ketika punya masalah, kita buru-buru bercerita kepada orang lain mengenai permasalahan. Tetapi setelah Ramadhan ini, jika sakit, sebelum kedokter kita shalat taubat dulu minta kepada Allah agar disembuhkan, sebelum berdagang kita berdoa dulu kepada Allah dengan melakukan shalat dhuha dua rakaat, agar daganganya laris. Jika punya banyak permasalahan dalam hidup komunikasikan dulu dengan Allah melalui shalat istikharah atau hajat, minta petunjuknya sebelum dikomunikasikan kepada orang lain.

Maasyirol Muslimin Rohimakumullah

Jika kita telah berpuasa dengan benar dan mengantarkan pelakunya menjadi orang yang bertakwa, maka Allah akan menjanjikan sesuatu kepada dia, apa itu?, Allah swt berfirman dalam surat at-Talaq;

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa bertaqwa kepada  allah, maka allah akan memberi jalan keluar kepadanya dan Allah akan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”

Ma’asyrol Mu’minin Rohimakumullah

Semoga Allah Swt memberikan ni’mat sehat dan panjang umur sehingga kita dapat berjumpa dengan bulan suci Ramadhan di tahun-tahun yang akan datang. Semoga kesucian Ramadhan yang baru saja kita tinggalkan ini berhasil menyirami kehidupan nyata dalam sebelas bulan kemudian, Jika ditahun berikutnya amal kita lebih buruk, dibanding tahun-tahun sebelumnya, ada baiknya kita intropeksi diri.  Semoga ibadah yang telah kita kerjakan dengan penuh mujahadah selama bulan suci ramadhan ini diterima dan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt. Amin amin ya rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وتقبل مني و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah ke-2

 الله أكبر الله أكبر الله أكبر    الله أكبر الله أكبر الله أكبر   الله أكبرولله الحمد

الحمد لله الذي جعلنا من العائدين و الفائزين اما بعد :

 فيا عباد الله اتقواالله حق تقاته ولا تموتن الا و أنتم مسلمون. قال الله تعالى فى القرأن الكريم. أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم. ان الله و ملا ئكته يصلون على النبى ياايها الذين امنوا صلوا عليه و سلموا تسليما.اللهم صل على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد, كما صليت على سيدنا ابراهيم و على ال سيدنا ابراهيم . و بارك على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد كما باركت على سيدنا ابراهيم  وعلى ال سيدنا ابراهيم فى العالمين انك حميد مجيد .

Ma’asyiral muslimin. dengan kebersihan, ketulusan dan kerendahan hati, marilah kita bermunajat kepada Allah.

بسم الله الرحمن الرحيم  الحمد لله رب العالمين, و الصلاة و السلام على نبينا محمد واله وصحبه اجمعين.

اللهم تــَقــَبــَّلْ مِنــَّا صَلاتــَنـَا و صِيَامـَنَا و قِيـَامَنَا و رُ كـــُوْعَنَـا و سُجُوْدَنــَا. اللهمّ تقبل مِنــَّا صَالـِحَ أَعْمَالـِـنَا, وَتــَجَاوَزْعـَنَّـاسَيـِّــئاَتـِـنَا, وَزَلاَّتــِنَا, وَتــُبْ عَلَيـْنَا إِنــَّكَ أَنــْتَ التـــَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. اللهم أَعِدْ عَلَيْنَـا شَهْـرَ رمضانَ أَعْوَامًا عَــدِيـــْدَةً, وَأَزْمَانــًا مَدِيْدَة.ً

Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa kedua orangtua kami, dosa saudara–saudara kami, dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada.

Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami ilmu yang bermanfaat, berilah kami rizki yang halal serta berkah, Jadikanlah keluarga kami keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah,  jadikanlah anak–anak kami anak yang sholeh dan sholehah yang berguna bagi keluarga, agama dan negara.

Ya Allah, jika bala bencana yang menimpa diri kami, negeri kami, karena perbuatan maksiat yang kami perbuat, jadikanlah saat ini saat ampunan, ya Allah.

Ampuni sebusuk apapun diri kami, ampuni sebanyak apapun dosa yang kami perbuat. Ampuni segelap apapun masa lalu kami, ampuni senista apapun aib – aib kami yang kami sembunyikan selama ini, ya Allah.

Ya Allah, ampuni jika selama ini kami mendustakan-Mu, meremehkan keagungan-Mu, melupakan kasih sayang-Mu, ampuni jika nikmat yang Kau berikan kepada kami, kami gunakan untuk berkhianat kepada-Mu ya Allah. Ampuni jikalau kami begitu sombong kepada-Mu, ampuni amal-amal ibadah kami yang amat jarang ini ya Allah. Shalat kami yang hampir tiada khusuk, ampuni sedekah kami yang amat kikir, ya Allah. Ampuni kezaliman kami kepada anak-anak kami, saudara-saudara kami ya Allah dan ampuni kezaliman kami kepada orangtua kami Ya Allah.

Ya Allah, ampuni jika ada orang terhina dan tersesat karena lisan atau perbuatan kami. Ampuni andaikan ada harta haram, makanan haram, yang melekat pada tubuh kami ya Allah.

Ya Allah,  jadikanlah puasa Ramadhan ini sebagai  syafa’at dan penolong bagi kami. Ya Allah, berilah kami kemampuan untuk tetap taat kepada-Mu setelah hari raya ini.

Ya Allah ya Tuhan kami, matikanlah kami dalam keadaan beriman kepada-Mu ya Allah, matikan kami dalam keadaan husnul khotimah, jangan matikan kami dalam keadaan su’ul khotimah. Masukkanlah kami kedalam surga-Mu bersama orang–orang yang engkau cintai, jangan masukkan kami kedalam nerakamu karena kami tidak mampu atas azab-Mu yang sangat pedih.

Allahumma ya Aziz ya Jabbar ya Mutakabbir ya Muntaqimu. Datangkanlah bala bencana adzab yanfg hebat pada zionis Israel dengan semua sekutunya, hinakan mereka, ceraiberaikan persatuan mereka, luluh lantahkan kekuatan mereka, binasakan tentara mereka dengan tentara-Mu ya Allah.

Allahumma ya rahman, ya rohim, ya salaam. Selamatkan dan lindungin kaum muslimin dan muslimat di palestina, menangkan para Mujahidin, terimalah mereka yang wafat sebagai Syuhada-Mu, satukan hati mereka kaum muslimin dan muslimat, amin YRA.

Allhumma Aslih wulata umurina, Allahumma waffiqhum lima fihi sholahul islam wal muslimin. Ya Allah Jadikanlah pemimpin-pemimpin kami pemimpin yang baik, yang adil dan tidak dzalim. Jauhkan mereka dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Bantulah pemimpin kami agar dapat menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan kemaslahatan Islam dan kaum Muslimin. Amin YRA.

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

 رَبـَّنــا آتــِـنـَا في الدُّنــْيَا حَسَنَةً وفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنــَا عَذَابَ النّــَارِ وصلى الله على سيدنا محمد و على أله و صحبه أجمعين و الحمدلله رب العالمين

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KHUTBAH IEDUL FITRI

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الله أكبرالله أكبر الله أكبر          الله أكبر الله أكبر الله أكبر          الله أكبر الله أكبر الله أكبر

الله أكبر كبيرا, والحمد لله كثيرا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً, لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّجُنْدَهُ, وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْر الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَة لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن،

اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ الْكِرَامِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن. قال الله فى القرأن الكريم : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah atas nikmat-ni’mat yang telah diberikan. Sehingga kita dapat berkumpul di masjid yang berkah ini untuk menunaikan ibadah shalat iedul fitri berjama’ah. Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad Saw pada hari la yanfau malun wala banun illa man atallaha biqolbin salim.

Khatib berwasiat kepada kaum muslimin, agar bertakwa kepada Allah dengan sebaik-baiknya taqwa dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan Muslim dan beriman kepada Allah Swt.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Baru saja kita ditinggal pergi Bulan Ramadhan. Ada perasaan bahagia bercampur sedih. sedih, karena hari-hari yang penuh dengan rahmat dan maghfirah serta dilipatgandakannya pahala kebajikan telah meninggalkan kita semua. Belum tentu tahun depan kita dapat berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan. Kita menyadari betapa banyak kesempatan berharga yang diberikan oleh Allah swt pada bulan suci Ramadhan kemarin yang masih kita lewatkan sia-sia. Dan kita juga patut berbahagia, karena kita telah berhasil melewati hari-hari yang istimewa dengan amalan-amalan yang diperintahkan Allah Swt. Ada rasa syukur karena kita telah dapat menunaikan puasa Ramadhan tahun ini. Ada harapan kalau puasa kita diterima disisi Allah Swt. Amin ya Robbal Alamin.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Kita sering menjumpai kenyataan yang berbeda dalam kemusliman kita. Ada orang yang rajin sembahyang tapi kemungkaran jalan terus. Ada orang sering berpuasa tapi tidak peka sosial, sama anak yatim cuek, sama fakir miskin acuh. Ada orang yang sudah berangkat haji tapi sombong, sering menindas dan berlaku sewenang-wenang. Ada orang sering membantu pembangunan masjid, sekolah misalnya, tetapi korupsi jalan terus, dan lain sebagainya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Allah swt yang menciptakan manusia, sudah pasti mengerti tentang manusia. Jika Allah memerintahkan sesuatu pasti ada tujuannya untuk manusia itu sendiri, tidak sia-sia, Jika Allah memerintahkan shalat pasti ada tujuannya, jika Allah memerintahkan shodaqoh pasti ada tujuannya, dan Jika Allah memerintahkan haji pasti ada tujuannya, begitu juga Allah memerintahkan untuk berpuasa pasti ada tujuannya.

Salah satu tujuan, diperintahkan untuk berpuasa adalah agar kita menjadi orang yang bertakwa, sebagaimana ayat 183 Surat al-Baqaroh Allah berfirman :

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (al-baqarah 183)

Pertanyaannya adalah, apakah kita ini sudah menjadi orang yang bertakwa? Jawabannya: Belum tentu! Kalau kita orang muslim atau orang Islam, itu mungkin?.

Seperti ini, apakah kita semua bisa bernyanyi? Jawabannya adalah iya. Semua bisa bernyanyi? Tapi apakah kita semua ini penyanyi? Jawabannya adalah tidak. Karena untuk menjadi penyanyi dibutuhkan latihan-latihan sehingga ia bisa menjadi penyanyi profesional. Begitu juga menjadi orang-orang yang muttaqin. Apakah kita bisa menulis? Jawabannya adalah iya. Tapi apakah kita semua jurnalis? Jawabannya belum tentu.

Kita semua sudah muslim (sudah menjadi orang islam) untuk mencapai level mu’min saja (orang yang percaya) kita harus sering banyak latihan-latihan dan pembiasaan-pembiasaan. Contohnya: Iman atau Percaya kepada Allah saja masih turun naik. Iman atau percaya kepada hari akhir saja terkadang kita masih sering lupa, bahwa semua amal perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.

Nah, puasa ini melatih kita agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa, kita sedang dikarantina, digembleng agar kita benar-benar menjadi orang yang bertakwa. Berhasil atau tidaknya kita melakukan ibadah puasa akan tampak dari ketakwaan kita seusai kita berpuasa. Jika tidak maka kita hanya menjadi pelaku yang melewati bulan Ramadhan sebagai rutinitas ritual belaka.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Para ahli tafsir berpendapat bahwa Allah menurunkan banyak kitab kemuka bumi ini. ma’na kitab-kitab yang Allah turunkan kedunia ini tercakup dalam satu kitab yaitu al-Qur’an al-Karim. Dan ma’na al-Qur’an al-Karim tercakup dalam satu surah yaitu surah al-Fatihah yang merupakan ummul Qur’an.

Seorang Muslim membaca surah al-Fatihah minimal dalam shalat 5 waktu terdapat 17 raka’at, berarti minimal seorang muslim membaca 17 kali dalam satu hari. Itu belum termasuk shalat sunnah, ketika berdo’a dan lain sebagainya.

Surah al-Fatihah ini terdiri dari 7 ayat. 5 ayat yang pertama merupakan ‘atstsana’ yaitu pujian untuk Allah Swt dan 2 ayat yang terakhir merupakan permohonan hamba kepada Allah swt. Maknanya jika kita mempunyai hajat/ keinginan maka perbanyaklah memuji Allah dengan berzikir memperbanyak memyebut ‘asma’nya lantas berdoa.

Apa doa yang terdapat dalam surah al-Fatihah. Doanya adalah:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

‘ihdina” ya Allah tunjukilah kami. Ya Allah berilah kami hidayah (huda).

Allah Swt lantas menjawab permohonan hambanya tersebut di awal surah al-Baqarah.

 

الــم  ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ هُدَى لِلْمُتَّقِينَ

“Alif laam miim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan, padanya petunjuk bagi mereka yang (ingin) bertaqwa.”

Jadi jawaban dari doa kita di dalam surah al-fatihah itu adalah al-Qur’an al-Karim. Kalau kita memohon hidayah dan petunjuk dari Allah Swt. Maka Allah Swt menjawab, al-Qur’an merupakan sumber hidayah, al-Qur’an merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Kalau tujuan dari ibadah puasa adalah mencetak manusia-manusia bertakwa. Maka Allah Swt menurunkan al-Qur’an kemuka bumi ini sebagai pedoman bagi orang-orang yang ingin bertakwa.

Yang jadi permasalahan adalah penelitian Lembaga Survei Indonesia (LSI) bersama Goethe Institute menunjukkan bahwa hanya 10% saja kaum muslim Indonesia yang selalu menyibukkan dirinya dengan membaca Al Quran. Memang Islam agama mayoritas di negara kita ini, tapi hanya 10% saja diantara kita yang dekat kesehariannya dengan al-Qur’an.

Padahal banyak sekali manfaat yang diperoleh dari membaca al-Qur’an baik duniawi maupun ukhrowi. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ahmad Al-Qadhi menyimpulkan bahwa al-Qur’an mampu menciptakan ketenangan bathin (psikologis) dan mereduksi ketegangan-ketengangan saraf (fisiologis). Lebih dari itu, Dr.Ahmad Al-Qadhi menyatakan bahwa ternyata membaca Al-Quran selepas Maghrib dan Subuh dapat meningkatkan kecerdasan otak sampai 80 persen. Orang yang menyibukkan dirinya dengan membaca al-Qur’an akan terhindar dari penyakit tua yaitu pikun.

Dengan membaca Al-Qur’an seseorang akan mengetahui keruh hatinya atau tidak. Semakin banyak membaca al-Qur’an maka itu pertanda hatinya bersih. Tetapi baru satu lembar membaca al-Qur’an sudah gelisah itu pertanda hati kita sedang keruh dan kotor dengan dosa. Al-Qur’an juga merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Kalau seorang penulis buku saja senang jika bukunya di baca orang, Allah Swt tentu senang jika Kalam-Nya/ Firman-Nya di baca oleh hamba-hambanya.

Ma’asyrol Mu’minin Rohimakumullah

Mari sama-sama kita intropeksi diri kita masing-masing. Sudah berapa kali kita mengkhatamkan al-Qur’an pada ramadhan yang lalu atau mungkin kita belum menyentuh al-Qur’an sama sekali. Padahal bulan Ramadhan adalah bulan dilipatgandakan semua amal ibadah kita termasuk membaca al-Qur’an.

Semoga kita semua di beri lagi ni’mat sehat dan panjang umur oleh Allah Swt sehingga kita dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan di tahun-tahun yang akan datang. Semoga kesucian Ramadhan yang baru saja kita tinggalkan ini berhasil menyirami kehidupan nyata kita dalam sebelas bulan kemudian, Jika ditahun berikutnya amal kita lebih buruk, dibanding tahun-tahun sebelumnya, ada baiknya kita intropeksi diri.  Semoga ibadah yang telah kita kerjakan dengan penuh mujahadah selama bulan suci ramadhan ini diterima dan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt. Amin amin ya rabbal alamin.

 

بارك الله لي و لكم في القرأن الكريم و نفعني و إياكم بما فيه من الأيات و الذكر الحكيم وتقبل مني و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم فاستغفروا ربكم انه كان غفارا

 

الله أكبر الله أكبر الله أكبر    الله أكبر الله أكبر الله أكبر   الله أكبرولله الحمد

الحمد لله الذي جعلنا من العائدين و الفائزين

أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له و أشهد ان محمدا عبده و رسوله لا نبي بعده . اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على اله و أصحابه اجمعين. اما بعد :

فيا عباد الله اتقواالله حق تقاته ولا تموتن الا و أنتم مسلمون.

Ma’asyiral muslimin

Akhirnya dengan kebersihan, ketulusan dan kerendahan hati, marilah kita bermunajat kepada Allah

بسم الله الرحمن الرحيم  الحمد لله رب العالمين, و الصلاة و السلام على نبينا محمد واله وصحبه اجمعين.

اللهم تــَقــَبــَّلْ صَلاتــَنـَا و صِيَامـَنَا و قِيـَامَنَا و رُ كـــُوْعَنَـا و سُجُوْدَنــَا. اللهمّ تقبل مِنــَّا صَالـِحَ أَعْمَالـِـنَا, وَتــَجَاوَزْعـَنَّـاسَيـِّــئاَتـِـنَا, وَزَلاَّتــِنَا, وَتــُبْ عَلَيـْنَا إِنــَّكَ أَنــْتَ التـــَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. اللهم أَعِدْ عَلَيْنَـا شَهْـرَ رمضانَ أَعْوَامًا عَــدِ يـــْدَةً, وَأَزْمَانــًا مَدِيْدَة.ً

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا, وَأَصْلِحْ وُلّاَةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ أَجْمَعِيْنَ, وَوَفِّقْهُمْ جَمِيْعًا لِتَحْكِيْمِ شَرِيـْعَتـِكَ, وَالْعَمَلِ بِكِتَابِكَ, وَالالْتِزَامِ بِسُنَّةِ نَبِيِّكَ, بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهم بــِرَحْمَتِكَ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالُمسْلمِينَ, اللهم انــْصُرْ إِخْوَانــَـنَا المُجَاهِدِيْنَ على أَعْدَائِكَ أَعْداءِ الدِّيْنَ.

Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa kedua orangtua kami, dosa saudara–saudara kami, dosa guru–guru kami, juga ampuni dosa kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada.

Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami ilmu yang bermanfaat, berilah kami rizki yang halal serta barakah,  Jadikanlah keluarga kami keluarga yang harmonis, keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah,  jadikanlah anak–anak kami anak yang sholeh dan sholehah yang berguna bagi agama, bangsa dan masyarakat.

.Ya Allah, Engkaulah yang mempunyai petunjuk tentang segala hal. Dalam semua permasalahan yang kami hadapi, tunjukilah kami jalan yang benar. Jalan yang dapat menyelesaika masalah-masalah kami dengan sempurna, bukan jalan yang hanya melahirkan masalah baru. Jangan kembalikan kami ke dalam kesusahan ya Allah setelah Engkau ringankan beban kami. Karena Engkau Maha mengetahui kemampuan kami.

Hadirlah ya Allah ditengah ketidakberdayaan kami. Hadirlah ya Allah ditengah lemahnya kami menghadapi problematika hidup dan kehidupan, hadirlah ya Allah, disetiap episode kehidupan yang kami jalani. Jangan biarkan kami berjalan seperti orang buta yang berjalan didalam hutan kegelapan, sebab tidak ada cahaya dan hidayah dari-Mu.

Ya Allah, kami pasrahkan segala urusan dan peruntukkan nasib kami kepada-Mu ya Allah. Tidak ada yang mustahil bagi-Mu, tidak ada yang tidak mungkin dihadapan kuasa-Mu, termasuk penyelesaian masalah-masalah kami, dan jawaban atas setiap keinginan kami. Engkaulah Allah Tuhan kami. Hidupkanlah ya Allah, hidupkan iman di dada kami, dikehidupan kami ya Allah.

Ya Allah,  jadikanlah puasa kami sebagai  syafa’at/penolong bagi kami pada hari tidak berguna lagi harta maupun anak, kecuali yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.

Ya Allah, berilah kami kemampuan untuk tetap taat kepada-Mu setelah hari raya ini.

Ya Allah ya Tuhan kami, matikanlah kami dalam keadaan beriman kepada-Mu ya Allah, matikan kami dalam keadaan husnul khotimah, jangan matikan kami dalam keadaan su’ul khotimah. Masukkanlah kami kedalam surga-Mu bersama orang–orang yang engkau cintai, jangan masukkan kami kedalam nerakamu karena kami tidak mampu atas azab-Mu yang maha pedih.

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ  رَبـَّنــا آتــِـنـَا في الدُّنــْيَا حَسَنَةً وفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنــَا عَذَابَ النّــَارِ وصلى الله على سيدنا محمد و على أله و صحبه أجمعين و الحمدلله رب العالمين

 والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KHUTBAH IEDUL FITRI

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الله أكبر 9x ولله الحمد

الله أكبر كبيرا, والحمد لله كثيرا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً, لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّجُنْدَهُ, وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْن,

أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.

 قال الله فى القرأن الكريم: يا ايها الذين امنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt atas ni’mat yang diberikan kepada kita. Sehingga kita dapat berkumpul di masjid al-Magfiroh ini untuk menunaikan ibadah shalat iedul fitri secara berjama’ah.

Shalawat dan salam marilah kita junjungkan kepada nabi Muhammad Saw, beserta keluarga dan para sahabatnya, tabi’in dan tabiut-tabi’in, serta kepada siapa saja yang mengikuti jejak mereka sampai hari kiamat.  Mudah-mudahan kita termasuk orang yang dapat mentauladani akhlak Rasulullah saw, mengamalkan sunnah-sunnahnya,  sehingga kita termasuk orang yang diberi syafaat kelak pada hari tidak berguna lagi harta dan anak kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Amin ya Rabbal-alamin.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Khatib berwasiat kepada seluruh kaum muslimin yang hadir pada hari ini, marilah kita sama–sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan beriman, amin ya robbal alamin

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Baru beberapa saat kita ditinggal pergi Bulan Ramadhan. Ada perasaan bahagia bercampur sedih. Bahagia, karena kita telah berhasil melewati hari-hari dibulan suci Ramadhan dengan amalan-amalan yang diperintahkan Allah Swt. Kita juga bersedih, karena hari-hari yang penuh dengan rahmat dan maghfirah serta dilipatgandakannya pahala kebajikan telah meninggalkan kita semua. Belum tentu tahun depan kita masih dapat berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan.  

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dibulan suci ramadhan ini kita sangat merasakan kedekatan dengan Allah Swt. Hal itu dikarenakan kita telah melaksanakan perintah–perintah Allah dengan baik, baik yang sifatnya wajib seperti puasa ramadhan, menunaikan zakat dan mendirikan shalat lima waktu, maupun yang sifatnya sunnah seperti shalat witir, tarawih, bersedekah, memperbanyak dzikrullah dan tadarrus al-Qur’an.

Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab bidayatulhidayah mengatakan :

إعلم أن أوامر الله تعالى فرائض ونوافل فالفرض هو رأس المال والنفل هو الربح

Yang artinya : “Ketahuilah bahwa perintah Allah swt itu terdiri dari perintah yang wajib dan perintah yang sunnah. Adapun perintah yang wajib adalah modal sedangkan  perintah yang sunnah adalah keuntungan.

Maksud imam al-Ghazali: Ibadah wajib jika diumpamakan dengan perdagangan maka ibadah wajib adalah modal awal ketika ingin berdagang, sedangkan ibadah sunnah adalah keuntungan yang diperoleh setelah menjalankan ibadah wajib atau setelah menjalankan modal perdagangan tersebut.

Maka dari itu, semakin banyak ibadah sunnah yang dikerjakan maka semakin banyak keuntungan yang didapatkan. Semakin sedikit ibadah sunnah yang dikerjakan maka semakin sedikit pula keuntungan yang didapatkan. Jika tidak mengerjakan ibadah sunnah sama sekali maka tidak ada keuntungan yang dapat ia dapatkan.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika modalnya habis atau berkurang. Maksudnya adalah seseorang yang selalu meninggalkan kewajiban yang Allah perintahkan kepadanya maka modalnya akan habis atau berkurang. Jika modalnya habis maka tidak mungkin ia mendapatkan keuntungan. Seseorang tidak mungkin mendapatkan pahala sunnah, tidak mungkin mendapatkan keuntungan dan derajat disisi Allah swt dengan mengerjakan ibadah sunnah apabila ibadah wajib ditinggalkan.

Maka dari itu, imam al-ghazali rahimahullah membagi manusia menjadi 3:

Yang pertama adalah orang yang selamat, yaitu orang yang hanya mengerjakan ibadah wajib saja. Yang kedua adalah orang yang beruntung, yaitu orang yang mengerjakan ibadah wajib sekaligus ibadah sunnah dan yang ketiga adalah orang yang merugi, yaitu orang yang tidak mengerjakan ibadah wajib.

Dalam kitabnya, imam al-Ghazali melanjutkan: “jika engkau tidak dapat menjadi orang yang beruntung maka berusahalah agar engkau menjadi orang yang selamat”.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Rasulullah saw bersabda dalam hadits Qudsi :

ما تقرب إلي المتقربون بمثل أداء ماافترضت عليهم ولا يزال العبد يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه

Maksud dari hadits ini adalah :

Jika seseorang ingin mendekatkan diri kepada Allah swt maka kerjakanlah ibadah wajib tetapi jika seseorang ingin lebih dari itu, yaitu ingin dicintai dan disayang oleh Allah swt maka belumlah cukup hanya dengan mengerjakan ibadah wajib saja tapi harus juga mengerjakan amalan-amalan sunnah beserta Adab-adabnya.

Seseorang tidak hanya mengerjakan kewajiban wudhu saja tetapi menjalankan sunnahnya misalnya dengan membaca do’a sebelum dan sesudah berwudhu, bahkan setiap basuhan anggota badan ketika berwudhu ada do’anya, kemudian tidak berbicara saat wudhu dan lain sebagainya.

Adab shalat antara lain,  mengosongkan hati daripada selain Allah, membaca taawudz dan surah annas sebelum shalat serta memakai baju yang bersih dan sopan.

Adab shadaqah antara lain, meluruskan niat, menyembunyikan shadaqah, dan mendahulukan kerabat dekat.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Allah swt hanya akan menerima sesuatu yang terbaik yang diberikan dan dipersembahkan untuknya. Mungkin kita masih ingat cerita, Ketika Allah swt menerima sesuatu yang dipersembahkan Habil, tapi tidak menerima sesuatu yang dipersembahkan Qabil.

Qabil dan Habil adalah putranya Nabi Adam AS. Al-Qur’an mengisahkan keduanya agar menjadi i’tibar dan hikmah bagi orang-orang mu’min. Habil adalah seorang peternak yang mempunyai peternakan domba, sedangkan Qabil adalah seorang petani yang memiliki tanaman pertanian. Mereka berdua diperintahkan berkurban oleh Allah Swt. Kemudian mereka berkurban dengan harta yang mereka miliki. Habil memilih seekor domba yang paling baik untuk dijadikan kurban sedangkan Qabil memilih gandum yang terburuk dari hasil pertaniannya untuk berkurban. Kemudian keduanya menyerahkan harta kurban masing-masing kepada Allah. Tiba-tiba turunlah api dari langit yang membakar kurban Habil dan membiarkan kurban Qabil. Itu pertanda kurban Habil diterima oleh Allah Swt sedangkan Qabil tidak diterima.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Allah menerima kurban Habil, karena Habil mempersembahkan  sesuatu yang terbaik yang ia miliki. Begitu juga dengan ibadah kita, kalau ingin ibadah kita diterima disisi Allah swt, maka kita juga harus memberikan ibadah yang terbaik. Shalat yang terbaik, wudhu yang terbaik, shadaqah yang terbaik, puasa yang terbaik,

Kalau kita sudah mempersembahkan ibadah yang terbaik, kemudian ibadah kita diterima disisi Allah swt. Maka Allah swt telah jatuh cinta kepada kita. Kalau Allah swt sudah cinta kepada kita, maka para malaikat pun akan cinta kepada kita, kalau para malaikat telah cinta maka para penghuni langit pun akan cinta kepada kita, kalau penghuni langit telah cinta maka penghuni bumi pun akan cinta pula kepada kita.  Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh Radiallahuanhu bahwa rasulullah saw bersabda :“ Jika Allah sudah cinta kepada Hamba-Nya, Dia akan berseru kepada Malaikat Jibril : wahai Jibril ... sesungguhnya Aku telah mencintai fulan bin fulan, maka cintailah dia. Lantas malaikat Jibril menyerukan seruan Allah ini kepada penghuni langit : wahai penghuni langit ... sesungguhnya Allah telah mencintai fulan bin fulan, maka cintailah dia. Lantas para penghuni langit mencintai orang tersebut, lalu orang itu dicintai pula oleh para penghuni bumi”.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Kalau Allah sudah cinta kepada hamba-Nya, berarti Allah akan selalu menghendaki kebaikan untuknya, Allah swt akan selalu memberikan petunjuk-petunjuk-Nya, dan Allah swt akan selalu memberikan kenikmatan serta rahmat-Nya. Allah pasti akan memberikan rizki kepadanya, baik rizki kesehatan, harta, keluarga yang sakinah, panjang umur, dan hidup yang barakah, asalkan kita selalu beribadah kepada Allah dengan sebaik-baik ibadah.

Kalau dicintai oleh para penghuni langit, penghuni langit nanti akan memohon ampunan dan ampunan,  dan selalu berdo’a dan berdo’a untuknya. Jika penghuni bumi cinta kepada dirinya, maka orang–orang disekilingnya  akan cinta pula kepadanya dengan kecintaan yang datang dari hati mereka. Dengan kecintaan dan kerinduan yang dalam, selalu dan selalu ingin bertemu dan selalu ingin mendo’akannya. Dan tentu ini akan terjadi kepada kita,  apabila kita selalu mempersembahkan ibadah yang terbaik.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Atas dasar itulah, setiap malam penghabisan bulan suci Ramadhan, Sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahuwajhah sambil menampakkan wajah yang cemas dan gelisah, serta sambil berlinangan air mata, beliau berkata : “Ya Allah, dapatkah kiranya aku mengetahui siapakah gerangan yang sudah pasti diterima amalan ibadah puasanya, agar aku dapat mengucapkan selamat berbahagia dan selamat beruntung kepadanya. Ya Allah,kemudian siapakah orang-orang yang bernasib malang, karena tidak diterima puasanya oleh Allah swt supaya aku dapat menghiburnya?”.

Para shahabat Rasulullah Saw ketika enam bulan selepas Ramadhan mereka berdoa, “Ya Allah terimalah puasa dan amalan kami dibulan Ramadhan”. Setengah tahun berikutnya mereka berdoa, “Ya Allah, sampaikan umur kami hingga kami menjumpai Ramadhan lagi”.

Maasyirol Muslimin Rohimakumullah

Agar ibadah kita menjadi ibadah yang terbaik, nabi Muhammad saw sebelum sholat mengingatkan para sahabat dengan perkataan “shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah-olah sholat ini adalah sholat perpisahan, sholatlah kalian seolah-olah setelah sholat ini kita akan dijemput oleh malaikat maut untuk meninggalkan dunia selama-lamanya. Dengan demikian kita akan sholat dengan sekhusyu-khusyunya sholat dan kita akan beribadah dengan sebaik–baiknya ibadah. Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak. Amin amin ya rabbal alamin.

Maasyirol Muslimin Rohimakumullah

Semoga kesucian Ramadhan yang baru saja kita tinggalkan ini berhasil menyirami kehidupan nyata kita dalam sebelas bulan berikutnya. Jika ditahun berikutnya amal kita lebih buruk, dibanding tahun-tahun sebelumnya, ada baiknya kita sama–sama saling intropeksi diri.  Semoga ibadah yang telah kita kerjakan dengan penuh mujahadah selama bulan suci ramadhan ini diterima disisi Allah swt. Amin amin ya rabbal alamin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

 

 

الله أكبر  7X ولله الحمد.

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْر الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَة لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ،

 أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن،

 اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِهِوَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، اما بعد :

 فيا عباد الله اتقواالله حق تقاته ولا تموتن الا و أنتم مسلمون.

 قال الله تعالى فى القرأن الكريم. أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ.

اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و الموءمنين و الموءمنات الأحياء منهم و الأموات, انك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضي الحاجات.

اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.

 

Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa kedua orangtua kami, dosa saudara–saudara kami, dosa guru–guru kami, juga ampuni dosa kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada.

Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami ilmu yang bermanfaat, berilah kami rizki yang halal serta barakah, Jadikanlah keluarga kami keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah,  jadikanlah anak–anak kami anak yang sholeh dan sholehah yang berguna bagi agama, bangsa dan masyarakat.

Ya Allah,  jadikanlah puasa kami sebagai  syafa’at/penolong bagi kami pada hari tidak berguna lagi harta maupun anak, kecuali yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.

Ya Allah, berilah kami kemampuan untuk tetap taat kepada-Mu setelah hari raya ini.Ya Allah Jadikanlah kami termasuk orang yang tidak melupakan-Mu sekejap mata pun, tidak pula melengahkan-Mu sedikitpun, dan tidak termasuk orang yang selalu mengundur-undur waktu untuk mendekatkan diri kepada-Mu ya Allah.

Ya Allah ya Tuhan kami, matikanlah kami dalam keadaan beriman kepada-Mu ya Allah, matikan kami dalam keadaan husnul khotimah, jangan matikan kami dalam keadaan su’ul khotimah. Masukkanlah kami kedalam surga-Mu bersama orang–orang yang engkau cintai, jangan masukkan kami kedalam nerakamu karena kami tidak mampu atas azab-Mu yang maha pedih.

 

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

رَبـَّنــا آتــِـنـَا في الدُّنــْيَا حَسَنَةً وفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنــَا عَذَابَ النّــَارِ

وصلى الله على سيدنا محمد و على أله و صحبه أجمعين

و الحمدلله رب العالمين والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

 

 

 

 

KHUTBAH IEDUL ADHA

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله(9) أكبر كبيرا, والحمد لله كثيرا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً, لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّجُنْدَهُ, وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَأَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن

Maasyirol Muslimin Rohimakumullah. Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala ni’mat yang telah diberikan sehingga kita dapat berkumpul dimasjid yang mulia ini. Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada nabi Muhammad Saw, beserta keluarga dan para sahabatnya, tabi’in dan tabiit-tabi’in, serta kepada siapa saja yang mengikuti jejak mereka sampai hari kiamat. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang dapat mentauladani akhlak Rasulullah saw, mengamalkan sunnah-sunnahnya,  sehingga kita termasuk orang yang diberi syafaat kelak pada hari tidak berguna lagi harta dan anak kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Amin yra

Maasyirol Muslimin Rohimakumullah. Khatib berwasiat kepada seluruh kaum muslimin yang hadir pada hari ini, marilah kita sama-sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan beriman kepada Allah swt, amin yra

Maasyirol Muslimin Rohimakumullah. Hari ini adalah yang mulia, hari penuh keteladanan dan pengorbanan dari satu keluarga mulia, yaitu keluarga Nabiyullah Ibrahim As, beserta anak dan istrinya. Keteladanan dan pengorbanan itu dapat kita saksikan melalui ibadah yang saat ini dikerjakan oleh kaum muslimin seluruh dunia yaitu ibadah qurban dan ibadah haji. Kesabaran nabiyullah ibrahim As ketika mendapatkan ujian dari Allah Swt karena tidak kunjung mendapatkan seorang putra, kemudian setelah berdoa dan berusaha, akhirnya ia diberi seorang putra yang bernama Ismail As, tetapi ketika Ismail As sudah beranjak dewasa, dan Ibrahim As semakin mencintainya, Allah Swt menginginkan kembali pemberiannya itu, akhirnya melalui proses yang yang panjang, semua keluarga ikhlas untuk melepas Ismail As, kemudian Allah swt  menyuruh menggantinya dengan seekor kambing, dan bahkan setelah itu Allah swt menambahkan rizki kepada Ibrahim yang telah berhasil melewati ujian dari Allah Swt dengan memberikan seorang putra yang bernama Ishak As.

Maasyirol Muslimin Rohimakumullah. Ujian dan musibah bisa saja terjadi kepada setiap orang, terlepas dia itu soleh atau tidak, muslim atau tidak, tua ataupun muda. Bahkan Nabi Muhammad Saw yang merupakan makhluk yang paling dicintai oleh Allah swt-pun mendapatkan ujian, cobaan, musibah yang datangnya silih berganti.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa nabi Muhammad Saw terlahir dalam keadaan yatim, bapaknya meninggal dunia ketika nabi berumur 6 bulan dikandungan. Setelah itu nabi ditinggalkan oleh ibunya untuk selama-lamanya ketika nabi berumur 6 tahun. Ini adalah ujian yang berat kepada Nabi Muhammad Saw  bagaimana kalau ini terjadi kepada kita (wal’iyazu billah).. Kemudian setelah itu Nabi di titipkan kepada kakeknya. Ketika Nabi sudah sangat dekat dengan kakek yang dicintainya, kakeknya meninggal dunia, saat itu nabi berumur 8 tahun. Kemudian nabi dititipkan kembali kepada pamannya yang bernama Abu thalib, kebetulan diantara paman-paman nabi yang hidupnya paling sederhana adalah Abu thalib, sehingga mengharuskan kepada nabi untuk membantunya dengan mengembalakan hewan ternak kepunyaan penduduk Makkah untuk mendapatkan upah.

Belum lagi, nabi ditinggal mati oleh anak anak yang dicintainya. Karena seluruh keturunan Nabi Muhammad meninggal dunia pada saat Nabi masih hidup kecuali satu orang saja yaitu Fatimah Azzahra. Anak laki pertamanya yang bernama Qasim, meninggal ketika usianya mencapai 2 tahun. Kemudian Anak lakinya Abdullah meninggal ketika usianya 1 tahun, dan anak lakinya Ibrahim meninggal ketika berusia 1 tahun 10 bulan. Ini merupakan musibah yang sangat besar untuk nabi Muhammad saw. Seorang ayah yang menanti-nanti keturunan dari seorang istri yang mengandung selama 9 bulan, akhirnya anak-anak itu dipanggil oleh allah swt pada usia yang masing sangat belia.

Belum lagi anak perempuan Nabi Muhammad saw, yang  Zainab, Ruqayyah dan Ummu kulsum, mereka semua meninggal dunia setelah beranjak dewasa dan setelah melangsungkan perkawinan. Mereka semua meninggal dunia, kala Nabi Muhammad saw masih hidup dan menyaksikan kematian mereka semua. Bagaimana kalau ini terjadi kepada kita sebagai seorang ayah yang menyaksikan langsung kematian anak-anaknya. Ditinggal mati oleh satu anak saja seakan akan kita tidak sanggup menghadapinya, sedangkan Rasulullah Saw, 6 anaknya dimatikan oleh Allah swt kala Nabi masih hidup. Itu adalah ujian untuk nabi akhir zaman, ujian kepada nabi yang walaupun ditimpa musibah tetap totalitas keimanannya terjaga kepada Allah swt.

Maka dari itu nabi sering diolok-olok oleh orang kafir dengan sebutan ‘abtar’ yaitu orang yang terputus keturunannya. Karena seluruh anak laki-laki nabi Muhammad meninggal pada usia yang masih sangat belia sedangkan waktu itu seorang anak laki-laki menjadi kebanggaaan keluarga pada masa jahiliyyah. Karena nabi sering diolok-olok oleh orang kafir,  maka nabi Muhammad menjadi sedih, sehingga turunlah surat al-kautsar yang juga merupakan syariat untuk melakukan shalat dan berkurban terutama pada hari iedul adha dan hari tasyriq nanti. Allah Swt berfirman: bismillahirohmanirohim;

إنا أعطينك الكوثر فصل لربك وانحر إن شانئك هو الأ بتر

Yang artinya : (1)Sungguh, kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak, (2) maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah, (3) Sungguh, orang-orang yang membencimu justru dialah yang abtar’ (karena)  terputus (dari rahmat Allah swt)

Di dalam surat ini : Allah swt memberi semangat, motivasi  kepada Nabi Muhammad saw yang sering ditimpa musibah, yang pertama, wahai Muhammad  walaupun engkau sering ditimpa musibah, ingatlah bahwa engkau juga telah banyak mendapatkan nikmat dari Allah swt. Yang kedua, maka dari itu walaupun engkau ditimpa musibah tetaplah engkau mendirikan shalat dan berkurban sebagai rasa syukur kepada Allah swt. Dan ayat terakhir, Allah Swt  memberi semangat kepada nabi Muhammad saw. Wahai nabi biarlah mereka mengolok–olokmu dengan perkataan ‘abtar’ karena justru yang ‘abtar’ adalah mereka semua, karena mereka semua telah terputus dari rahmat Allah swt.

Ma’asyirol muslimin Rohimakumullah

Ibadah kedua yang dapat dipetik dari perjalanan tauladan kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya adalah ibadah haji. Melalui ibadah haji kita dapat melihat jutaan manusia, dari suku bangsa, etnis, budaya dan negara yang berbeda-beda. Mereka datang ketanah suci hanya untuk mengagungkan nama Allah swt.

Bahwa Seluruh amalan ibadah haji dari mulai thawaf, sa’i, wukuf di arafah, mabit di mudzdalifah dan di mina, dan ketika melontar jumroh, yang diucapkan jama’ah haji kala itu hanya dzikir dan dzikir untuk mengagungkan nama Allah swt.

Ketika thawaf dan sa’i, para jama’ah mengucapkan “subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar”. Ketika wukuf di Arafah, jutaan jama’ah secara serentak memanggil nama Allah Swt, seakan-akan langit bergetar mendengarkan  Asma Allah yang dikumadangkan kala itu. Apalagi kala mereka menangis, bertaubat, meratapi kesalahan-kesalahan masa lalu mereka, sambil duduk bersimpuh yang terdengar dari mulut-mulut mereka hanya asma allah, allah, allah, allah. La ilahaillah allahakbar. Pada saat itulah,  Allah Swt membanggakan manusia dihadapan para malaikat.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah. Haji merupakan perjalanan seorang hamba untuk lebih dekat mengenal Allah Swt. Karena mengenal Allah atau beribadah kepada Allah Swt  itu adalah tujuan hidup yang utama dari seorang muslim.

Maka dari itu, tujuan itulah yang seharusnya menjadi tujuan utama dalam kehidupaan kita sehari-hari. Tujuan ketika beribadah, ketika bekerja bahkan ketika belajar. 

Ketika belajar misalnya, jadikan tujuan itu di atas segala itu tujuan. Baik tujuan pribadi, tujuan sekolah maupun tujuan nasional pendidikan. Karena pada hakikatnya manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah Swt.

Jadi di dalam Islam, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu mengantarkan lulusannya menjadi manusia yang mengenal Allah Swt.  Didalam pendidikan Islam, bagaimana kurikulumnya, pendidiknya, sarananya, kegiatan sekolahnya ditujukan untuk mengenalkan siswa kepada penciptanya yaitu Allah Swt.

Sehingga nanti diharapkan tidak lagi ada tawuran antar pelajar, antar mahasiswa, tidak lagi mereka saling bunuh membunuh padahal mereka sama-sama orang Islam. ajarkan mereka sholat dhuha sebelum berangkat sekolah memohon kepada Allah untuk dimudahkan dalam segala urusannya, ajarkan mereka shalat tahajud memohon kepada Allah agar diselesaikan semua masalah-masalahnya bukan justru malah curhat melalui facebook maupun twiter.

Ajarkan anak-anak kita al-Qur’an sejak dini, ajarkan anak-anak kita zikir setelah shalat fardhu, semua itu untuk tujuan yang utama yaitu mengenal dan beribadah kepada Allah Swt.

Dengan demikian, mudah-mudahan diri kita, anak-anak dan keluarga kita memiliki keimanan yang kuat dikarenakan telah telah mengenal Allah swt dan juga berhati lembut karena hatinya selalu disirami dengan dzikir kepada Allah Swt, sehingga menjadi generasi yang natinya dapat berguna bagi dirinya, keluarganya, masyarakat dan bangsanya, amin yra

Allahuakbar 3 x walillahilhamd, Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Dihari bahagia ini, mudah-mudahan Allah swt menerima dan melipatgandakan seluruh amal ibadah dan kebaikan yang telah kita perbuat, semoga Allah swt menerima puasa Sunnah yang telah kita kerjakan dan Semoga Allah swt senantiasa memberikan kemuliaan kepada mereka yang berkurban pada hari ini dengan derajat yang mulia disisi Allah swt. Amin.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم و تقبل منى و منكم تلاوته انه هو السميع العليم ، أقول قولي هذا فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

الله أكبر الله أكبر الله أكبر    (7) الله أكبرولله الحمدالحمد لله أشهد ان لا اله الا و أشهد ان محمدا عبده و رسوله. اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على اله و أصحابه اجمعين. اما بعد

فيا عباد الله اتقواالله حق تقاته ولا تموتن الا و أنتم مسلمون.

Ma’asyiral muslimin Akhirnya dengan ketulusan dan kerendahan hati, marilah kita bermunajat kepada Allah

بسم الله الرحمن الرحيم  الحمد لله رب العالمين, و الصلاة و السلام على نبينا محمد واله وصحبه اجمعين.

اللهم تــَقــَبــَّلْ صَلاتــَنـَا و صِيَامـَنَا و قِيـَامَنَا و رُ كـــُوْعَنَـا و سُجُوْدَنــَا. اللهمّ تقبل مِنــَّا صَالـِحَ أَعْمَالـِـنَا, وَتــَجَاوَزْعـَنَّـاسَيـِّــئاَتـِـنَا, وَزَلاَّتــِنَا, وَتــُبْ عَلَيـْنَا إِنــَّكَ أَنــْتَ التـــَّوَّابُ الرَّحِيْمُ .اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا, وَأَصْلِحْ وُلّاَةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ أَجْمَعِيْنَ, وَوَفِّقْهُمْ جَمِيْعًا لِتَحْكِيْمِ شَرِيـْعَتـِكَ, وَالْعَمَلِ بِكِتَابِكَ, وَالالْتِزَامِ بِسُنَّةِ نَبِيِّكَ, بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa kedua orangtua kami, dosa saudara–saudara kami, dosa guru–guru kami, juga ampuni dosa kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada.

Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami ilmu yang bermanfaat, berilah kami rizki yang halal serta barakah,  Jadikanlah keluarga kami keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah,  jadikanlah anak–anak kami anak yang sholeh dan sholehah yang berguna bagi agama, bangsa dan masyarakat.

Ya Allah Jadikanlah kami termasuk orang yang tidak melupakan-Mu sekejap mata pun, tidak pula melengahkan-Mu sedikitpun, dan tidak termasuk orang yang selalu mengundur-undur waktu untuk mendekatkan diri kepada-Mu ya Allah.

Ya Allah ya Tuhan kami, matikanlah kami dalam keadaan beriman kepada-Mu ya Allah, matikan kami dalam keadaan husnul khotimah, jangan matikan kami dalam keadaan su’ul khotimah. Masukkanlah kami kedalam surga-Mu bersama orang–orang yang engkau cintai, jangan masukkan kami kedalam nerakamu karena kami tidak mampu atas azab-Mu yang maha pedih.

رَبـَّنــا آتــِـنـَا في الدُّنــْيَا حَسَنَةً وفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنــَا عَذَابَ النّــَارِ وصلى الله على سيدنا محمد و على أله و صحبه أجمعين و الحمدلله رب العالمين والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KHUTBAH IEDUL ADHA

 

الله أكبر…9 x

الله أكبر كبيرا, والحمد لله كثيرا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً, لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّجُنْدَهُ, وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ.

الحمد لله الذي امرنا ان ننظر انفسنا ما قدمت لغد اشهد ان لا إله إلا الله هدى من شاء إلى دين الله الصمد و أشهد أن محمدا عبده و رسوله خير داع لمصالح العباد فصلوات الله و سلامه على النبي المصطفى أرسله إلى دار الرشاد وعلى أله و أصحابه ومن تبعه بإحسان للإعتماد ( أما بعد) فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Pagi ini, dikumandangkan takbir, tahmid dan tahlil untuk mengagungkan Allah swt. Kaum Muslimin berduyun-duyun bersama sanak keluarga dan handai tolannya mendatangi lapangan dan masjid-masjid untuk melaksanakan Shalat Iedul Adha, termasuk kita yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Al-Manar Azhari ini.

Hari ini adalah hari yang sangat mulia, hari keteladanan dan perjuangan penuh pengorbanan dari satu keluarga mulia, keluarga nabiyallah Ibrahin AS, beserta anak dan istrinya. Melalui Ibadah haji dankurban, kita dapat melihat, memahami dan mengambil pelajaran bagaimana Nabi Ibrahim AS dan keluarganya mampu mengaktualisasikan nilai – nilai kesabaran atas ujian dari Allah untuk mereka dan mampu jugasetelah itu mengaktualisasikan nilai nilai keimanan secara totalitas kepada Allah swt.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Karena bukan kita saja atau bangsa ini saja yang diuji oleh Allah swt, Nabi Muhammad pun, yang merupakan Nabi akhir zaman, makhluk yang paling dicintai oleh Allah swt, mendapatkan ujian, cobaan, musibah yang datang silih berganti.

Sebagaimana kita ketahui, nabi terlahir dalam keadaan yatim, bapaknya meninggal dunia ketika nabi berumur 6 bulan dikandungan. Setelah itu nabi ditinggalkan oleh ibunya untuk selamanya ketika nabi berumur 6 tahun. Coba kita bayangkan ujian yang diterima oleh Nabi Muhammad Saw. Kemudian Nabi di titipkan kepada kakeknya. Ketika Nabi sudah sangat dekat dengan kakekyang dicintainya, kakeknya meninggal dunia, saat itu nabi berumur 8 tahun (Seumuran dengan anak kelas 2 SD saat ini). Kemudian nabi dititipkan kembali kepada pamannya yang bernama Abu thalib, kebetulan diantara paman-paman nabi yang hidupnya paling sederhana adalah Abu thalib, sehingga nabi membantunya dengan mengembalakan kambing kepunyaan penduduk Makkah untuk mendapatkan upah.

Nabi dari kecil sudah mendapatkan ujian dari Allah swt sehingga ketika Nabi menjadi pemimpin agama dan negara, nabi sudah sangat kuat untuk menghadapi ujian – ujian yang lain.

Belum lagi, nabi ditinggal mati oleh anak anak yang dicintainya. Kala itu nabi masih menjadi ayah muda. Karena anak keturunan nabi seluruhnya meninggal sebelum nabi wafat kecuali satu yaitu Fatimah azzahra. Anak laki pertamanya yang bernama Qasim, meninggal ketika usianya mencapai 2 tahun. Kemudian Anak lakinya Abdullah meninggal ketika usianya 1 tahun, dan anak lakinya Ibrahim meninggal ketika berusia 1 tahun 10 bulan. Ini merupakan musibah yang sangat besar untuk nabi Muhammad saw, bagaimana kalau musibah ini terjadi kepada kita, (waliyazu billah). Seorang ayah yang menanti-nanti keturunan dari seorang ibu yang mengandung selama 9 bulan, akhirnya anak – anak itu dipanggil oleh allah swt pada usia yang masing sangat belia.

Belum lagi anak perempuan Nabi Muhammad saw, Zainab, Ruqayyah dan Ummu kulsum, mereka semua meninggal dunia setelah beranjak dewasa dan setelah melangsungkan perkawinan. Mereka semua meninggal dunia, kala Nabi Muhammad saw masih hidup dan menyaksikan kematian mereka semua. Bagaimana kalau ini terjadi kepada kita sebagai seorang ayah yang menyaksikan langsung kematian anak – anaknya. Ditinggal mati oleh satu anak saja seakan akan kita tidak sanggup menghadapinya, sedangkan Rasulullah, 6 anaknya dimatikan oleh Allah swt kala Nabi masih hidup.

Itu adalah ujian untuk nabi akhir zaman, ujian kepada nabi yang walaupun ditimpa musibah tetap totalitas keimannanya terjaga kepada Allah swt.

Belum lagi olok – olokan dari orang-orang yang membenci nabi dengan sebutan ‘al-abtar’ yang artinya adalah orang yang terputus keturunan. Karena pada zaman jahiliyyah seorang yang memiliki keturunan terutama anak laki – laki, sangat dibanggakan sekali. Sedangkan seluruh anak laki nabi meninggal ketika masih kecil. Maka dari itu, karena nabi sering diolok – olok, turunlah surat al-kautsar yang juga merupakan syariat untuk melakukan shalat dan berkurban terutama pada iedul adha dan hari tasyriq nanti.

إنا أعطينك الكوثر فصل لربك وانحر إن شانئك هو الأ بتر

(1)Sungguh, kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak, (2) maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah, (3) Sungguh, orang – orang yang membencimu justru dialah yang ‘al-abtar’ terputus (dari rahmat Allah swt)

Allah swt memberi semangat kepada Nabi Muhammad saw yang sering ditimpa musibah, yang pertama, wahai Muhammad  walaupun engkau sering ditimpa musibah, ingatlah bahwa engkau juga telah banyak mendapatkan nikmat dari Allah swt. Yang kedua, maka dari itu walaupun engkau ditimpa musibah tetaplah engkau mendirikan shalat dan berkurban sebagai rasa syukur kepada Allah swt. Dan ayat terakhir, Allah memberi semangat kepada nabi Muhammad saw. Wahai nabi biarlah mereka mengolok – olokmu dengan perkataan ‘al-abtar’ karena justru yang ‘al-abtar’ adalah mereka semua, mereka semua terputus dari rahmat Allah swt.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Indonesia saat ini sedang banyak di timpa musibah. Musibah bisa saja terjadi pada setiap orang, terlepas dia itu soleh atau tidak, muslim atau tidak, tua ataupun muda. Islam mengajarkan agar kita mengambil hikmah dari setiap musibah yang menimpa. Terlepas apakah musibah itu kecil atau besar.

Ada beberapa hal yang bisa diambil hikmahnya dari musibah yang terjadi, antara lain sebagai berikut. 

Pertama, bagi setiap Muslim yang soleh, musibah ditujukan untuk menguji keimanannya (Baca; QS. 29: 2-3). Sebab, seorang yang mengaku sudah beriman kepada Allah belum tentu sungguh-sungguh beriman. Karenanya, Allah perlu menguji mereka yang mengaku beriman dengan musibah.

Jika mereka tetap sabar dan istiqamah di jalan Allah, berarti mereka itulah orang yang sungguh-sungguh beriman dan Allah akan menaikkan derajatnya sekaligus menghapus sebagian dosa-dosanya melalui musibah itu. Mereka akan mendapat kabar gembira berupa surga dan kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya. (Baca; QS. 41:30).

Kedua, bagi setiap Muslim musibah bisa pula sebagai peringatan agar mereka mau kembali ke jalan yang benar (Baca; QS. 30:41).

Dalam hadis riwayat Al-Hakim dijelaskan, apabila umat manusia melakukan berbagai kemungkaran dan kemaksiatan maka akan datang kepada mereka bencana berupa gempa bumi, dan penyakit-penyakit yang berbahaya lainnya. 

Ketiga, musibah juga berarti peringatan dari Allah bahwa sesungguhnya manusia adalah makhluk yang sangat lemah di hadapan Allah. Kesadaran ini perlu terus ditumbuhkan karena manusia berkecenderungan merasa paling kuat, paling besar, dan paling berguna sehingga mudah untuk sombong.

Kesombongan inilah yang menyebabkan kita sering menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Firman Allah SWT, ''Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong” (Baca; QS. 17: 37).

Keempat, terkadang dengan musibah-musibah tersebut Allah SWT ingin mengambil sebagian hamba-Nya sebagai syuhada. Sekalipun Dia mengutuk manusia dengan bencana, tetapi orang-orang mukmin yang ikut terkena musibah jika bersabar akan mendapat pahala besar. Sebaliknya, bagi yang meninggal dunia mereka adalah syuhada. (Baca; QS. 3: 140).

Kelima, bagi orang-orang yang ingkar dan tidak beriman, musibah tidak lain adalah azab atau siksaan yang ia peroleh di dunia ini. Sesungguhnya musibah tersebut sebagian yang sangat kecil dari siksa akhirat yang didahulukan Allah SWT di muka bumi ini bagi mereka. Azab itu sendiri terjadi ketika manusia yang ada membiarkan berbagai kemaksiatan dan kemungkaran terjadi di sekitarnya tanpa peduli. Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya manusia jika mereka melihat orang yang berbuat zholim dan tidak mencegahnya, maka telah dekatlah azab Allah yang akan menimpa mereka seluruhnya." (HR At-Tirmidzi)

Keenam, Allah ingin menguji kesalehan sosial para hamba-Nya yang tidak terkena musibah, apakah mereka terketuk hatinya untuk membantu saudara-saudara mereka yang sedang menderita atau tidak. Didalam hadits disebutkan:  ''Perumpamaan orang mukmin terhadap orang mukmin yang lain adalah seperti satu tubuh, jika salah satu anggota badan sakit maka seluruh jasad ikut merasakan sakit hingga merasa demam.'' (HR Bukhari dan Muslim). 

Ketujuh (atau yang terakhir) musibah alam misalnya tsunami dan gempa bumi sesungguhnya cara Allah untuk menunjukkan tanda-tanda kiamat sehingga memperkuat keyakinan bahwa hari kiamat pasti akan terjadi (Baca; QS. 56:1-7). Ini agar umat manusia sadar akan adanya kehidupan hakiki di hari akhir, lalu mereka mau berjuang membela kebenaran di muka bumi untuk kebahagiaan di hari akhir nanti.

Semoga musibah-musibah yang datang silih berganti mengunjungi bangsa ini bisa menjadi sebuah wasilah (jalan) bagi kita untuk lebih yakin kepada keagungan dan kemahabesaran Allah SWT.

Selain itu semoga musibah ini bisa menjadikan diri kita agar lebih sadar dan menyadari bahwa kita (setiap manusia) adalah makhluk lemah dihadapan Allah swt.

بارك الله لي و لكم في القرأن الكريم و نفعني و إياكم بما فيه من الأيات و الذكر الحكيم وتقبل مني و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم

 

الله أكبر…X

الحمد لله الذي جعل الليل و النهار خلفة لمن اراد ان يذكر او اراد شكورا أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له و أشهد ان محمدا عبده و رسوله لا نبي بعده . اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على اله و أصحابه اجمعين. اما بعد :  فيا عباد الله اتقواالله حق تقاته ولا تموتن الا و أنتم مسلمون.

الحمد لله رب العالمين, و الصلاة و السلام على نبينا محمد واله وصحبه اجمعين.

Ya Allah, Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami memohon syafaat (pertolongan) dari Nabi dan Rasul-Mu Muhammad SAW pada hari dimana harta benda dan anak tidak dapat memberi pertolongan sesuatu apapun.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, hati yang khusuk, lidah yang selalu menyebut nama-Mu, rizki yang luas, halal dan baik, serta perbuatan amal shaleh yang diterima disisi-Mu yang Allah.

Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa kedua orangtua kami, dosa saudara – saudara kami, dosa guru – guru kami, juga dosa orang mukmin dan mukminat, muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup atau pun yang telah tiada.

Ya Allah, andaikata bala bencana yang menimpa diri kami, negeri kami, karena perbuatan maksiat yang kami perbuat, jadikanlah saat ini saat ampunan, ya Allah.

Ampuni sebusuk apapun diri kami, ampuni sebanyak apapun dosa yang kami perbuat. Ampuni segelap apapun masa lalu kami, ampuni senista apapun aib–aib kami yang kami sembunyikan selama ini, ya Allah.

Ya Allah, ampuni jika selama ini kami mendustakan-Mu, meremehkan keagungan-Mu, melupakan kasih sayang-Mu, ampuni jika nikmat yang Kau berikan kepada kami, kami gunakan untuk berkhianat kepada-Mu ya Allah. Ampuni jikalau kami begitu sombong kepada-Mu, ampuni amal-amal ibadah kami yang amat jarang ini ya Allah. Shalat kami yang hampir tiada khusuk, ampuni sedekah kami yang amat kikir, ya Allah. Ampuni kezaliman kami kepada anak-anak kami ya Allah, ampuni kezaliman kami kepada orangtua kami Ya Allah.

Ya Allah, ampuni jika ada orang terhina dan tersesat karena lisan atau perbuatan kami. Ampuni andaikan ada harta haram, makanan haram, yang melekat pada tubuh kami ya Allah.

Ya Allah, Matikan kami dalam keadaan beriman ya Allah, matikan kami dalam keadaaan muslim ya Allah dan  matikan kami dalam keadaan husnul khotimah, dan jangan matikan kami dalam keadaan su’ulkhotimah ya Allah. Masukkan kami kedalam surgamu ya Allah, jangan masukkan kami kedalam nerakamu ya Allah, sesungguhnya kami sangat takut ya Allah atas siksa api neraka. Kami sangat takut ya Allah atas adzabmu ya Allah. Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami Ya Allah.

اللهم تــَقــَبــَّلْ صَلاتــَنـَا, اللهم تقبل صِيَامـَنَا, اللهم تقبل قِيـَامَنَا, اللهم تقبل رُ كـــُوْعَنَـا, اللهم تقبل سُجُوْدَنــَا. اللهمّ تقبل مِنــَّّا صَالـِحَ أَعْمَالـِـنَا, وَتــَجَاوَزْعـَنَّـاسَيـِّــئاَتـِـنَا, وَزَلاَّتــِنَا, وَتــُبْ عَلَيـْنَا إِنــَّكَ أَنــْتَ التـــَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

اللهم اقْسِمْ لَنـَا مِنْ خَشْيَتـِكَ مَا تــَحُوْلُ بــِهِ بـَيْنــَنَا وَبـــَيـْنَ مَعْصِيَتـِكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلـِّـغـُنـَا بــِـهِ جَنّـَتــَكَ، ومن اليَـقـِـيْنِ مَا تــُهـَـوِّنُ بــِهِ عَلَـيْنـَا مَصَائـِبَ الدُّنـــْيَا، اللهم مَتــِـّـعْنـَا بــِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنــَا وَقُوَّاتــِنَا مَا أَحْيَيْتـَنَا، وَاجْعَلْهُ  الوَارِثَ مِنـَّـا، وَاجْعَلْ  ثــَأْرَنـــَا على مَنْ ظَلَمـَنـَا, وَانــْصُرْنــَا على مَنْ عَادَانــَا، وَلاَ تـَجْعَلْ مُصِيْبَتــََنـَا في دِيــْنِنـَا، ولا تجعل الدنيا أَكْبـَرَ هَمِّنـَا وَلاَ مَبـْلَـغ َ عِلْمِنــَا, ولا تُسلِّطْ عَلَيْنـَا بــِذُنــُوْبــِنـَا مَنْ لاَ يـَخَافُكَ وَلاَ يَــرْحَمُنـَا.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ ذُ نُـــــوْبَنَا وَاسْتــُُرْ عُيُوْبَنَا وَأََصْلِحْ أََوْلاَدنَــَا وَأََصْلِحْْ بَنَاتِنَا وَنِسَاءَنَــَا, وَوَفِّقْهُمْ جَمِيْعاً لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَى.

اَللَّهُمَّ َأََصْلِحْ أَئِمَّتَنَا, وَأََصْلِحْ وُلّاَةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ أََجْمَعِيْنَ, وَوَفِّقْهُمْ جَمِيْعًا لِتَحْكِيْمِ شَرِيـْعَتـِكَ, وَالْعَمَلِ بِكِتَابِكَ, وَالالْتِزَامِ بِسُنَّةِ نَبِيِّكَ, بِرَحْمَتِكَ يَا أََرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللهم بــِرَحْمَتِكَ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالُمسْلمِينَ, اللهم احْفَظْ الإِسْلاَمَ وَأَهْلَهُ في كُلِّ مَكَانٍ

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ .رَبـَّنــا آتــِـنـَا في الدُّنــْيَا حَسَنَةً وفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنــَا عَذَابَ النّــَارِ. والحمد لله رب العلمين

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KHUTBAH IEDUL ADHA

 

Kaum Muslimin Rohimakumullah

Pada pagi hari yang berbahagia ini marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt seraya mengagungkan Asma-Nya dengan kalimat-kalimat thoyyibah, Allah Akbar 3x Lailaha illah Allahuakbar  Walillahilhamdu.

Shalawat dan salam tak lupa kita sampaikan kepada manusia agung pilihan Tuhan untuk menjadi teladan dan panutan kita semua yaitu Nabi besar Muhammad saw. Mudah-mudahan kita semua dengan segala kemampuan yang ada, dapat meneladani sunnah sunnahnya. Amin ya rabbalalamin.

Allahuakbar 3X walillahilhamd, Kaum Muslimin Rohimakumullah

Hari ini adalah hari yang sangat mulia, hari keteladanan dan perjuangan penuh pengorbanan dari satu keluarga mulia, keluarga nabiyallah Ibrahin AS, beserta anak dan istrinya. Melalui Ibadah haji dank urban, kita dapat melihat, memahami dan mengambil pelajaran bagaimana Nabi Ibrahim AS dan keluarganya mampu mengaktualisasikan nilai – nilai kesabaran atas ujian dari Allah untuk mereka dan mampu juga mengaktualisasikan nilai nilai keimanan secara totalitas kepada Allah swt.

Allahuakbar 3x walilahilhamd, Kaum Muslimin Rahimakumullah

Jika kita pahami, Ibadah haji sesungguhnya telah memberikan pelajaran yang sangat berharga buat kita. Melalui ibadah haji kita dapat melihat jutaan manusia , dari suku bangsa, etnis, budaya dan negara yang berbeda – beda. Mereka datang ketanah suci hanya untuk mengagungkan nama Allah swt.

Seluruh amalan ibadah haji dari mulai thawaf, sa’i, wukuf di padang arafah, mudzdalifah, dan mina, yang diucapkan jama’ah haji kala itu hanya dzikir dan dzikir untuk mengagungkan nama Allah swt.

Ketika thawaf dan sa’i, para jama’ah mengucapkan “subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar”. Ketika wukuf dipadang Arafah, jutaan jama’ah secara serentak mengumandangkan  Asma Allah, seakan – akan langit bergetar mendengarkan Asma Allah yang dikumadangkan kala itu. Apalagi kala mereka menangis, bertaubat, meratapi kesalahan – kesalahan masa lalu mereka, dengan duduk bersimpuh dan histeris, yang terdengar dari mulut – mulut mereka hanya asma allah, ….. allah, allah, allah. La ilahaillah allahakbar. Pada saat itulah,  Allah membanggakan para jama’ah didepan para malaikat.

Allahuakbar 3X walillahilhamd, Kaum Muslimin Rahimakumullah

Dzikir itu adalah menyebut nama Allah, menggagungkan nama Allah. Dzikir itu bisa dengan shalat, haji, tadarus al-qur’an, istigfar dan lain sebagainya.

Kita diperintahkan untuk banyak berzikir baik dalam posisi duduk maupun berdiri, ketika malam atau siang hari. Kita diperintahkan untuk membaca “bismillah” ketika kita hendak memulai suatu pekerjaan. “bismillah” itu termasuk dzikir kepada Allah swt. Ketika menyelesaikan suatu perkara kita diperintahkan untuk mengucapkan ‘alhamdulillah” yang artinya segala puji bagi Allah swt.  Ketika senang terhadap sesuatu kita mengucapkan “subhanallah”. Ketika berbuat kekhilafan kita beristigfar. Sebelum menyembelih kambing atau hewan ternak lainnya kita diperintahkan menyebut nama Allah terlebih dahulu. Ketika malam iedulfitri  atau ieduladha kaum muslimin diperintahkan untuk “Takbiran”. Takbiran itu adalah dzikir kepada Allah swt untuk mengagungkan nama-Nya sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad saw.

Allahuakbar 3 X walillahilhamd, Hadirin yang dimuliakan Allah swt.

Pada suatu ketika Nabi  Muhammad saw pernah ditodongkan pedang kelehernya oleh seorang kafir. Lantas orang itu bertanya kepada Nabi : wahai Muhammad, siapa yang akan menolong engkau dalam keadaan seperti ini? Lalu Nabi Muhammad menjawab dengan tenang : Allah… allah … allah. Seketika itu juga pedang yang ditempelkan keleher nabi terpental jatuh ketanah, orang kafir itu gemetar mendengar nama Allah tersebut, dan lantas ia menyatakan untuk memeluk agama Islam. Subhanallah, itu adalah kekuatan dzikir kepada Allah swt.

Bilal bin Rabah ketika perut dan dadanya ditindih oleh batu, yang keluar dari mulutnya hanyalah nama Allaaah ahad, allah ahad, allah ahad. Dia ucapkan dengan penuh keyakinan bahwa hidup ini hanya untuk tuhan yang satu. Dan bilal tidak mempedulikan yang lain walaupun ditindih dengan batu besar ditengah pandang tandus yang luas.

Allahuakbar 3 x walillahilhamdu, Hadirin yang dimuliakan Allah swt

Dzikir yang ajarkan oleh baginda Rasul saw yang pertama kali adalah kalimat “La ilaha illahu”. Kalimat lailahaillahu ini adalah kalimat yang secara otomatis menafikan atau meniadakan tuhan – tuhan yang lain selain Allah swt.

Dengan kalimat ‘lailahaillahu” rasulullah mengajarkan kepada kita kebebasan kepada setiap manusia, bahwa “la ila” artinya adalah tidak ada tuhan. Apakah itu tuhan manusia, atau tuhan berhala, itu tidak ada, yang ada adalah Tuhan Allah swt, tuhan yang berhak dan patut disembah, tidak ada tuhan selainnya.

Jadi dengan prinsip ‘lailahaillah’ tadi, maka seorang pekerja dituntut ikhlas dalam menjalankan pekerjaannya, seorang suami dituntut ikhlas karena Allah dan bertanggung jawab terhadap keluarganya karena dilandasi cinta karena Allah swt, seorang istri dalam melayani suami dan mendidik anak-anaknya harus dialandasi rasa ikhlas, semuanya dilakukan karena semata – mata hanya beribadah kepada Allah Swt.

Oleh karena itu dengan prinsip “la ilahaillah” (tiada tuhan selain Allah) seorang pekerja dituntut untuk menjadi pekerja yang propesional dan bertanggung jawab, bekerja bukan ketika dilihat atasannya saja, tapi ia bekerja karena ada yang selalu dan setiap saat melihat yaitu Allah swt. Begitu juga buat pendakwah atau guru ngaji misalnya, dengan prinsip ‘lailahaillahu” harus lebih berani mengungkapkan yang bathil itu bathil dan yang benar itu benar, karena dakwahnya karena Allah bukan karena yang lain. Seorang murid juga dengan prinsip “lailahaillahu” harus lebih bertanggungjawab dan sungguh sungguh dalam pelajarannya, ketika membaca, menghafal pelajaran bukan karena dilihat oleh guru atau karena takut hukumannya, tapi seorang murid harus belajar bersungguh sungguh karena Allah swt.

Maka dari itu dzikir ‘la ilahaillallahu’ ini bukan hanya sebatas kita lafalkan saja, atau kita wiridkan saja 100, 200, hingga 1000 kali, tetapi perlu kita hayati maknanya dalam dalam, sehingga dengan penghayatan dzikir kepada Allah itulah, nantinya kita akan menjadi orang yang bertanggungjawab, professional dan selalu istiqomah dalam kebaikan. Amin amin ya rabbal alamin.

Setiap kita melakukan dzikir dengan khusu’, tawadhu’ dan penuh keikhlasan, coba rasakan perubahan mental dan jiwa yang ada dalam diri kita. Kita pasti akan mendapatkan kelembutan serta kejernihan hati.

Barangkali, awal dari pendidikan akhlak mulia terbentuk karena pengaruh dzikir tadi. Apalagi kalau dilakukan dengan khusu dan sempurna. Sebagaimana perkataan seorang ulama besar : “jagalah shalat kita agar kita dijaga oleh shalat”. Atau “jagalah dzikir kita agar kita dijaga oleh dzikir”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KHUTBAH IDUL ADHA

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الله أكبرالله أكبر الله أكبر          الله أكبر الله أكبر الله أكبر          الله أكبر الله أكبر الله أكبر

الله أكبر كبيرا, والحمد لله كثيرا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً, لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّجُنْدَهُ, وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْر الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَة لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن،

اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ الْكِرَامِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala ni’mat yang telah diberikan kepada kita. Shalawat dan salam marilah kita junjungkan kepada nabi Muhammad Saw, beserta keluarga dan para sahabatnya, tabi’in dan tabiut-tabi’in, serta kepada siapa saja yang mengikuti jejak mereka sampai hari kiamat. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang dapat mentauladani akhlak Rasulullah saw, mengamalkan sunnah-sunnahnya,  sehingga kita termasuk orang yang diberi syafaat kelak pada hari tidak berguna lagi harta dan anak kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Amin ya Rabbal-alamin.

Khatib berwasiat kepada seluruh kaum muslimin yang hadir pada hari ini, marilah kita sama-sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan beriman kepada Allah swt, amin ya robbal alamin

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Pagi ini, dikumandangkan takbir, tahmid dan tahlil untuk mengagungkan Allah swt. Kaum Muslimin berduyun-duyun bersama sanak keluarga dan handai tolannya mendatangi lapangan dan masjid-masjid untuk melaksanakan Shalat Iedul Adha.

Hari ini adalah hari yang sangat mulia, hari keteladanan dan perjuangan penuh pengorbanan dari satu keluarga mulia, keluarga nabiyallah Ibrahim AS, beserta anak dan istrinya. Melalui Ibadah haji dankurban, kita dapat melihat, memahami dan mengambil pelajaran bagaimana Nabi Ibrahim AS dan keluarganya mampu mengaktualisasikan nilai nilai kesabaran atas ujian dari Allah dan mereka mampu setelah itu mengaktualisasikan nilai nilai keimanan secara totalitas kepada Allah swt.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Ujian dan musibah bisa saja terjadi pada setiap orang, terlepas dia itu soleh atau tidak, muslim atau tidak, tua ataupun muda. Islam mengajarkan agar kita mengambil hikmah dari setiap musibah yang menimpa. Terlepas apakah musibah itu kecil atau besar.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Nabi Muhammad SAW, yang merupakan Nabi akhir zaman, makhluk yang paling dicintai oleh Allah swt pun mendapatkan ujian, cobaan, musibah yang datang silih berganti.

Sebagaimana kita ketahui, nabi terlahir dalam keadaan yatim, bapaknya meninggal dunia ketika nabi berumur 6 bulan dikandungan. Setelah itu nabi ditinggalkan oleh ibunya untuk selamanya ketika nabi berumur 6 tahun. Coba kita bayangkan ujian yang diterima oleh Nabi Muhammad Saw. Kemudian Nabi di titipkan kepada kakeknya. Ketika Nabi sudah sangat dekat dengan kakek yang dicintainya, kakeknya meninggal dunia, saat itu nabi berumur 8 tahun. Kemudian nabi dititipkan kembali kepada pamannya yang bernama Abu thalib, kebetulan diantara paman-paman nabi yang hidupnya paling sederhana adalah Abu thalib, sehingga nabi membantunya dengan mengembalakan hewan ternak kepunyaan penduduk Makkah untuk mendapatkan upah.

Nabi dari kecil sudah mendapatkan ujian dari Allah swt sehingga ketika Nabi menjadi pemimpin agama dan negara, nabi sudah sangat kuat untuk menghadapi ujian-ujian yang lain.

Belum lagi, nabi ditinggal mati oleh anak anak yang dicintainya. Kala itu nabi masih menjadi ayah muda. Karena anak keturunan nabi seluruhnya meninggal sebelum nabi wafat kecuali satu yaitu Fatimah azzahra. Anak laki pertamanya yang bernama Qasim, meninggal ketika usianya mencapai 2 tahun. Kemudian Anak lakinya Abdullah meninggal ketika usianya 1 tahun, dan anak lakinya Ibrahim meninggal ketika berusia 1 tahun 10 bulan. Ini merupakan musibah yang sangat besar untuk nabi Muhammad saw, bagaimana kalau musibah ini terjadi kepada kita, (waliyazu billah). Seorang ayah yang menanti-nanti keturunan dari seorang ibu yang mengandung selama 9 bulan, akhirnya anak-anak itu dipanggil oleh allah swt pada usia yang masing sangat belia.

Belum lagi anak perempuan Nabi Muhammad saw, Zainab, Ruqayyah dan Ummu kulsum, mereka semua meninggal dunia setelah beranjak dewasa dan setelah melangsungkan perkawinan. Mereka semua meninggal dunia, kala Nabi Muhammad saw masih hidup dan menyaksikan kematian mereka semua. Bagaimana kalau ini terjadi kepada kita sebagai seorang ayah yang menyaksikan langsung kematian anak-anaknya. Ditinggal mati oleh satu anak saja seakan akan kita tidak sanggup menghadapinya, sedangkan Rasulullah, 6 anaknya dimatikan oleh Allah swt kala Nabi masih hidup.

Itu adalah ujian untuk nabi akhir zaman, ujian kepada nabi yang walaupun ditimpa musibah tetap totalitas keimannanya terjaga kepada Allah swt.

Belum lagi olok-olokan dari orang-orang yang membenci nabi dengan sebutan ‘al-abtar’ yang artinya adalah “orang yang terputus keturunan”. Karena pada zaman jahiliyyah seorang yang memiliki keturunan terutama anak laki-laki, sangat dibanggakan sekali. Sedangkan seluruh anak laki nabi meninggal ketika masih kecil. Maka dari itu, karena nabi sering diolok-olok, maka turunlah surat al-kautsar yang juga merupakan syariat untuk melakukan shalat dan berkurban terutama pada hari iedul adha dan hari tasyriq nanti. Allah Swt berfirman:

إنا أعطينك الكوثر فصل لربك وانحر إن شانئك هو الأ بتر

(1)Sungguh, kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak, (2) maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah, (3) Sungguh, orang-orang yang membencimu justru dialah yang ‘al-abtar’ terputus (dari rahmat Allah swt)

Allah swt memberi semangat kepada Nabi Muhammad saw yang sering ditimpa musibah, yang pertama, wahai Muhammad  walaupun engkau sering ditimpa musibah, ingatlah bahwa engkau juga telah banyak mendapatkan nikmat dari Allah swt. Yang kedua, maka dari itu walaupun engkau ditimpa musibah tetaplah engkau mendirikan shalat dan berkurban sebagai rasa syukur kepada Allah swt. Dan ayat terakhir, Allah memberi semangat kepada nabi Muhammad saw. Wahai nabi biarlah mereka mengolok–olokmu dengan perkataan ‘al-abtar’ karena justru yang ‘al-abtar’ adalah mereka semua, mereka semua terputus dari rahmat Allah swt.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Kita diperintahkan Allah swt untuk selalu berzikir, mengingat dan menggagungkan Allah dimanapun kita berada dan dalam kondisi apa pun juga, terutama ketika kita terkena musibah dan mendapat ujian dari Allah swt.

Ibadah haji sesungguhnya telah memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita. Melalui ibadah haji kita dapat melihat jutaan manusia, dari suku bangsa, etnis, budaya dan negara yang berbeda-beda. Mereka datang ketanah suci hanya untuk mengagungkan nama Allah swt.

Seluruh amalan ibadah haji dari mulai thawaf, sa’i, wukuf di padang arafah, mabit di mudzdalifah, melontar jumroh di mina, yang diucapkan jama’ah haji kala itu hanya dzikir dan dzikir untuk mengagungkan nama Allah swt.

Ketika thawaf dan sa’i, para jama’ah mengucapkan “subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar”.Ketika wukuf dipadang Arafah, jutaan jama’ah secara serentak mengumandangkan  Asma Allah, seakan – akan langit bergetar mendengarkan Asma Allah yang dikumadangkan kala itu. Apalagi kala mereka menangis, bertaubat, meratapi kesalahan-kesalahan masa lalu mereka, dengan duduk bersimpuh dan histeris, yang terdengar dari mulut-mulut mereka hanya asma allah, ….. allah, allah, allah. La ilahaillah allahakbar. Pada saat itulah,  Allah membanggakan para jama’ah didepan para malaikat.

Dzikir adalah menyebut dan menggagungkan nama Allah. Dzikir itu bisa dengan shalat, tadarus al-qur’an, istigfar, wirid rutin harian dan lain sebagainya.

Kita diperintahkan untuk banyak berzikir baik dalam posisi duduk maupun berdiri, ketika malam atau siang hari. Dzikir bukan hanya sebatas kita lafalkan saja, atau kita wiridkan saja, tetapi perlu kita hayati maknanya dalam dalam, sehingga dengan penghayatan dzikir kepada Allah itulah, nantinya kita akan menjadi orang yang selalu istiqomah dalam kebaikan. Amin ya rabbal alamin.

Setiap kita melakukan dzikir dengan khusu’, tawadhu’ dan penuh keikhlasan, coba rasakan perubahan mental dan jiwa yang ada dalam diri kita. Kita pasti akan mendapatkan kelembutan serta kejernihan hati. Barangkali, awal dari pendidikan akhlak mulia terbentuk karena pengaruh dzikir tadi. Apalagi kalau dilakukan dengan khusu’ dan sempurna.

Allahuakbar 3 x walillahilhamd, Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Dihari bahagia ini, mudah-mudahan Allah swt menerima seluruh amal ibadah dan kebaikan yang telah kita perbuat, semoga Allah swt menerima puasa Sunnah yang telah kita kerjakan dan Semoga Allah swt senantiasa memberikan kemuliaan kepada mereka yang berkurban pada hari ini dengan derajat yang mulia disisi Allah swt.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم ، أقول قولي هذا فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

 

الله أكبر الله أكبر الله أكبر    الله أكبر الله أكبر الله أكبر   الله أكبرولله الحمد

الحمد لله أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له و أشهد ان محمدا عبده و رسوله لا نبي بعده . اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على اله و أصحابه اجمعين. اما بعد :

فيا عباد الله اتقواالله حق تقاته ولا تموتن الا و أنتم مسلمون.

Ma’asyiral muslimin

Akhirnya dengan kebersihan, ketulusan dan kerendahan hati, marilah kita bermunajat kepada Allah

بسم الله الرحمن الرحيم  الحمد لله رب العالمين, و الصلاة و السلام على نبينا محمد واله وصحبه اجمعين.

اللهم تــَقــَبــَّلْ صَلاتــَنـَا و صِيَامـَنَا و قِيـَامَنَا و رُ كـــُوْعَنَـا و سُجُوْدَنــَا. اللهمّ تقبل مِنــَّا صَالـِحَ أَعْمَالـِـنَا, وَتــَجَاوَزْعـَنَّـاسَيـِّــئاَتـِـنَا, وَزَلاَّتــِنَا, وَتــُبْ عَلَيـْنَا إِنــَّكَ أَنــْتَ التـــَّوَّابُ الرَّحِيْمُ .اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا, وَأَصْلِحْ وُلّاَةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ أَجْمَعِيْنَ, وَوَفِّقْهُمْ جَمِيْعًا لِتَحْكِيْمِ شَرِيـْعَتـِكَ, وَالْعَمَلِ بِكِتَابِكَ, وَالالْتِزَامِ بِسُنَّةِ نَبِيِّكَ, بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa kedua orangtua kami, dosa saudara–saudara kami, dosa guru–guru kami, juga ampuni dosa kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada.

Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami ilmu yang bermanfaat, berilah kami rizki yang halal serta barakah,  Jadikanlah keluarga kami keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah,  jadikanlah anak–anak kami anak yang sholeh dan sholehah yang berguna bagi agama, bangsa dan masyarakat.

Ya Allah Jadikanlah kami termasuk orang yang tidak melupakan-Mu sekejap mata pun, tidak pula melengahkan-Mu sedikitpun, dan tidak termasuk orang yang selalu mengundur-undur waktu untuk mendekatkan diri kepada-Mu ya Allah.

Ya Allah ya Tuhan kami, matikanlah kami dalam keadaan beriman kepada-Mu ya Allah, matikan kami dalam keadaan husnul khotimah, jangan matikan kami dalam keadaan su’ul khotimah. Masukkanlah kami kedalam surga-Mu bersama orang–orang yang engkau cintai, jangan masukkan kami kedalam nerakamu karena kami tidak mampu atas azab-Mu yang maha pedih.

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ  رَبـَّنــا آتــِـنـَا في الدُّنــْيَا حَسَنَةً وفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنــَا عَذَابَ النّــَارِ وصلى الله على سيدنا محمد و على أله و صحبه أجمعين و الحمدلله رب العالمين

 والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MC

 

Assalamualikum wr. Wb

Yang kami hormati Kepala Kantor Kementrian Agama Jakarta Selatan “Bapak H. Aslih Kurniawan, SH, MM”

Yang kami hormati kasie Penamas Kementrian Agama Jakarta Selatan “ Ibu Dra. Hj. Khadijah Munir, MA”

Yang kami hormati Kepala KUA Cilandak “Bapak Drs. Mudhafar”

Yang kami Hormati Ketua Pokjaluh Jakarta Selatan

Para Koordinator Penyuluh, serta kawan – kawan PAF se Jakarta Selatan

(Pembukaan Puja – Puji Syukur)

(Shalawat)

Hari ini Rabu, 03 Maret 2010 bertempat di KUA kecamatan Cilandak, Kita akan bersama – sama mengikuti acara pertemuan dan Pembinaan PAF se Jak-Sel dengan tema : ..................

Mudah – mudahan dari awal samapi berakhirnya acara ini senantiasa mendapatkan rahmat dan karunia Allah swt.

Bapak – Ibu yang berbahagia

Kita akan bersama – sama mengawali acara ini dengan ayat – ayat suci al-Qur’an dan sari tilawahnya, dilanjutkan dengan sambutan – sambutan, diteruskan dengan pengarahan dan pembinaan.

Kemudian acara dilanjutkan kembali dengan presentasi makalah dan dirangkai dengan do’a dan diakhiri dengan penutup.

Hadirin yang berbahagia

Kami beritahukan bahwa pertemuan kita kali ini telah diawali dengan pembacaan yasin, tahlil, shalawat dan dzikir asmaul husna,

Maka dengan mengharap ridho serta rahmat dan inayahnya kembali kita lanjutkan acara ini dengan membaca “Basmalah”

·  Selanjutnya mari kita dengarkan dengan khusyu dan seksama pembacaan al-Qur’an oleh ibu Hj. Novriza SQ (Pamais Kec. Cilandak) dan diterjemahkan oleh ibu Hindun, S.H.I (PAF), kepadanya kami persilahkan……….. Allahummarhamna bilqur’an………

·  Acara selanjutnya adalah sambutan – sambutan

·  Sambutan pertama oleh coordinator penyuluh kec. Cilandak “Ibu Hj. Saidah Hanum, MA” kepadanya kami persilahkan… terima kasih atas sambutan yang telah disampaikan

·  Selanjutnya, mari kita dengarkan sambutan dan ucapan selamat dating dari Kepala KUA kec. Cilandak “Bapak Drs. Mudhafar, dengan segala hormat kami haturkan … Terima kasih atas sambutannya

·  Bapak ibu yang berbahagia mari kita dengarkan pengarahan dan pembinaan oleh Kepala Kantor Kementrian Agama Jakarta Selatan, yang terhormat Bapak H. Aslih Kurniawan, SH, MM kami haturkan ……terima kasih kami sampaikan semoga apa yang disampaikan beliau menjadi motivasi untuk PAF Jakarta Selatan sehingga dapat meningkatkan etos kerja maksimal.

·  Selanjutnya, mari kita dengarkan pembinaan kasie Penamas Kementrian Agama Jakarta Selatan “Ibu Hj. Khodijah, MA, kepadanya kami haturkan …Terima kasih kami sampaikan semoga apa yang disampaikan oleh beliau menjdi harapanyang tidak bosan bosannya ditekankan kepada para penyuluh untuk menjadi penyemangat kinerja Penyuluh Agama se Jakarta Selatan. Mudah- mudahan harapan dan cita – cita beliau terkabul, Amin ya mujibassailin.

·  Bapak ibu yang kami hormati

·  Sebelum Pemaparan makalah yang dipimpin oleh Bapak Fadhil, sebagai moderator, maka kita akan bersama – sama mengaminkan doa yang akan dipimpin oleh al-ustad al-hafid al-mukarom Naif, M.Pd kepadanya kami persilahkan.

·  Hadirin Bapak ibu yang berbahagia, selesai sudah acara pembinaan penyuluh Agama se Jakarta Selatan, saya sebagai pimpinan acara dan segenap Penyuluh Agama Kec. Cilandak mohon maaf atas segala kekhilafan, mari kita lanjutkan acara presentasi makalah yang akan dipimpin oleh bapak fadhil, SH, MM, sepenuhnya waktu dan acara kami berikan kepada beliau.

  • Wassalamualaikum wr. Wb

 

 

 

 

SAMBUTAN DI AZHARI CILANDAK

 

Yang kami hormati para hadirin, para tamu undangan, bapak ibu yang dimuliakan Allah Swt.

Pertama – tama marilah kita panjatkan puja puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan kita ni’mat Iman, Islam, dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul pada kesempatan ini, untuk menyaksikan pertunjukan kreatifitas para siswa – siswi Azhari Islamic school cilandak dan setalah acara ini ada pembagian raport untuk mengetahui hasil belajar siswa yang ditempuh selama semester dua ini pada tahun ajaran 2008 – 2009.

Shalawat dan salam marilah kita junjungkan kepada Nabi Besar Muhammad Saw, mudah – mudahan kita, anak – anak kita, keluarga kita menjadikannya sebagai panutan, dan qudwatun hasanah. Amin ya rabbal alamin.

Alhamdulillah kita sudah melalui satu tahun masa pelajaran, banyak ilmu yang telah diserap oleh anak – anak kita. Banyak perubahan yang nampak baik dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk sikap, mudah – mudahan perubahan itu selalu menuju kepada arah kebaikan, amin ya Rabbal alamin.

Alhamdulilah, seluruh kegiatan yang telah diprogramkan selama satu tahun berjalan dengan lancar, walaupun ada yang tidak sesuai dengan tanggal yang canangkan diawal tahun tapi program itu tetap berjalan sesuai dengan apa yang sudah disosialisasikan lewat parents handbook. Mudah – mudahan tahun depan bisa lebih baik lagi dari tahun yang sudah berlalu. Amin ya rabbal alamin.

Alhamdulillah, program tahfizhnya tahun depan lebih digalakkan lagi, untuk kelas satu alhamdulillah sudah melebihi target yang dicapai, yang seharusnya hanya satu juz dikelas satu, menjadi satu juz setengah yang telah berhasil dicapai. Sehingga lebih memudahkan untuk mencapai target kelas dua nanti. Kelas dua dan seterusnya juga sama ada peningkatan. Akan tetapi ditermin 4 ini saya harus memaksakan kembali untuk belajar ulang dari awal membaaca Qur’an deng metode Qira’ati, agar bacaan, makhrajnya benar sehingga hapalan yang dibaca nanti enak didengar oleh telinga siapapun yang mendengarnya dikarenakan makraj, dan tajwidnya benar. Dan program Qira’ati ini tidak lama, semakin ia menyelesaikan Qira’ati maka semakin cepat pula ia kembali untuk menghafal Al-Qur’an dengan sebanyak – banyaknya. Mudah- mudahan anak – anak kita dimudahkan dalam menghafal Qur’an, Amin ya Rabbal Alamin.

Ada beberapa kelas nanti yang sudah harus menggunakan kurikulum Al-Azhar dalam mata pelajaran bahasa Arab dan Islamic Studies atau tarbiyah Islamiyah, dan kurikulum ini menggunakan Bahasa Arab. Anak – anak kita agar dipersiapkan dan mohon bantuannya dalam hal itu.

Metode tahfidz Quran dan pengajaran bahasa Arab, diadopsi langsung dari lembaga Al Azhar Assyarif Cairo Mesir. Lembaga pendidikan Al Azhar yang telah berdiri sejak tahun 1034 ini, terbukti menghasilkan beribu-ribu sarjana andal di seluruh dunia.

Maka dari itu kami mengundang bapak/ ibu sekalian untuk belajar mengaji terlebih dahulu bersama kita, bersama guru – guru. Target sekolah untuk tahap pertama adalah belajar Qira’ati dan ini bagi yang mau saja. Rata – rata guru disini memulainya dari Qira’ati yang paling dasar yaitu satu, dua, dan tiga. Termasuk saya memulai dari Qira’ati tiga dan alhamdulillah sekarang baru lulus Qira’ati 6. setelah kita menyelesaikan Qira’ati, kita bisa membaca Al-Qur’an dengan baik, kita tahu huruf Arab, maka nanti sekolah akan mengadakan kursus bahasa Arab untuk orang tua wali murid. Tujuan dari kursus ini adalah agar orangtua wali murid dapat menemani anak – anaknya ketika belajar dirumah. Jadi anaknya belajar dan orangtuanya juga belajar. Mudah – mudahan program ini dapat terlaksana, amin ya rabbal alamin.

TK – SD Azhari yang ada disini mempunyai kelanjutannya nanti dalam tingkatan selanjutnya yaitu SMP dan SMA Almanar Azhari yang berada dikawasan cinere limo, kebetulan saya tinggal disaya. Sekolah disana hampir mirip melakukan hal yang serupa dengan disini, walaupun kita akan segera menuju kesana yaitu konsentrasi pada tahfiz Al-Qur’an, Bahasa dan pembelajaran IT, kalau disana setiap siswa memiliki laptop pribadi, ada kolam renang, setiap kamar diisi oleh 4 orang santri dan ber – AC. Mudah – mudahan ditahun yang akan datang Azhari bisa mengembangkan sekolahnya dalam lanjutan tingkat pertama dalam bentuk full day, amin ya rabbal alamin.

Konsep azhari sebenarnya sangat sederhana sekali, yaitu ingin mengembalikan kejayaan Islam pada 700 yang lalu. Karena kita sudah berada pada tahun seribu empaat ratusan masehi. Pada 700 tahun pertama Islam, Islam dalam keaadaan gemilang, dan 700 tahun terakhir Islam dalam keadaan kemunduran. Pada 700 pertama Islam tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Seorang ibnu sina, dia ahli dalam bidang science dan kedokteran akan tetapi ia adalah ulama dan seorang yang hafal Qur’an. Ibnu Khaldun seorang sosiolog, tapi ia hafal alqur’an, banyak lagi tokoh – tokoh hebat seperti mereka. Mudah – mudahan anak – anak kita dapat seperti mereka. Amin ya rabbal alamin.

Strategic planning ke depan, Azhari akan membuka cabangnya di seluruh Indonesia. Tujuan jangka pendek Azhari, mencari murid sebanyak – banyaknya yang mengiingikan sesuai dengan konsep yang diinginkan oleh pendiri Azhari. Tujuan menengahnya, menjaga kualitas pendidikan. Tujuan jangka panjang Azhari, membangun peradaban Indonesia melalui generasi muslim berkarakter profesional.

Berhasil tidaknya pendidikan, tergantung pada 5 hal, yakni visi dan misi sekolah, konsep pendidikan, manajemen pendidikan, kualitas guru. Dalam proses belajar mengajar, kelas Azhari diisi maksimal 24 siswa. Suasana dikondisikan menyenangkan. Siswa dibangkitkan keaktifannya, kekritisan, kemandirian, sifat ksatria, memupuk kepedulian dan berani bertanggung jawab bila sikap dan pendapatnya keliru.Dengan active learning dan penguasaan bahasa Inggris, siswa disiapkan belajar ke berbagai pusat kemajuan seperti di Eropa dan Amerika. Dengan konsep Islam sebagai way of life, bisa mengisi kemajuan itu dengan nilai peradaban. Kemajuan tak beradab terbukti menyengsarakan bangsa lain. Azhari berharap siswanya jadi muslim profesional. Mereka musti ambil bagian sebagai penebar rahmatan lil’alamin, sekecil apapun dandengan apapun yang mereka miliki.

 

 

CERAMAH AGAMA

 

Imam gozali dalam bukunya Ihya Ulumuddin mengatakan:

إعلم أن أوامر الله فرائض ونوافل فالفرض هو رأس المال والنفل هو الربح

Yang artinya “Ketahuilah bahwa perintah Allah swt itu terdiri dari fardu dan sunnah. Adapun fardu adalah modal, modal dasar perdagangan, sedangkan sunnah adalah keuntungan

Menurut imam Ghazali : Ibadah fardu kalau diumpakan dengan perdagangan adalah sebagai modal awal ketika ingin berdagang sedangkan ibadah sunnah adalah keuntungan yang diraih dalam menjalankan modal perdagangan.

Semakin banyak ibadah sunnah yang dikerjakan oleh seseorang maka semakin banyak keuntungan yang didapatkan.

 Begitu juga sebaliknya semakin sedikit mengerjakan ibadah sunnah maka sedikit pula keuntungan yang didapatnya, bahkan seseorang jika tidak mengerjakan ibadah sunnah sama sekali maka tidak ada keuntungan yang dapat ia raih.

Hadirin yang dimuliakan allah swt

Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika modalnya selalu berkurang. Bagaimana mungkin seseorang mengharapkan pahala sunnah atau mengharapkan keuntungan dari Allah swt jika kewajiban yang diperintahkan Allah swt selalu ditinggalkan. Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika modalnya selalu berkurang atau habis. Yang ada ia harus menutupi modalnya terlebih dahulu baru setelah itu ia mendapatkan keuntungan.

Maka dari itu Imam ghazali membagi manusia dalam menjalankan perintah Allah menjadi 3 :

Yang pertama adalah orang yang selamat (saalimun), yaitu orang yang hanya mengerjakan ibadah fardu saja.

Yang kedua adalah orang yang beruntung (roobihun), yaitu orang yang mengerjakan amalan amalan fardu dan sunnah

Yang ketiga adalah orang yang rugi (khoosirun), yaitu orang yang tidak mengerjakan amalan fardu.

Dalam kitabnya, imam ghazali melanjutkan perkataannya: “jika engkau tidak dapat menjadi orang yang beruntung maka berusahalah agar anda menjadi orang yang selamat”.

Mudah mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah untuk dapat menunaikan amalan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah, amin ya rabbal alamin.

Hadirin yang dmuliakan Allah swt

Rasulullah saw bersabda :

ما تقرب إلي المتقربون بمثل أداء ماافترضت عليهم ولا يزال العبد يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه

Allah swt berfirman dalam hadits qudsi : “ dan tidaklah hambaku mendekatiku kecuali dengan dengan mengerjakan  apa yang telah aku wajibkan kepada mereka”. Dan tidak henti – hentinya hambaku mendekatkan diri kepadaku dengan amalan – amalan sunnah sehingga aku mencintainya.

Maksud dari hadits ini adalah :

Jika seseorang ingin mendekatkan diri kepada Allah swt atau ingin dikatakan dekat dengan Allah swt maka kerjakanlah amalan amalan wajib dan jika seseorang ingin dicintai Allah swt maka belumlah cukup hanya dengan mengerjakan yag diwajibkan oleh Allah saja, tapi juga harus selalu mengerjakan .amalan-amalan sunnah.

Orang yang dekat dengan seseorang belum tentu orang itu mencintainya, tetapi jika orang cinta dengan seseorang, walaupun jauh tetap saja terasa dekat karena rasa cinta yang dimilikinya. Begitu juga kecintaan Allah swt kepada hambanya yang dicintai-Nya.

Semoga kita termasuk golongan yang dicintai oleh Allah swt dikarenakan kita sering mengerjakan yang disunnahkan oleh Allah Swt, amin ya rabbal alamin.

 

وَقَدْ رُوِيَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا صَغِيرًا كَانَ أَوْ كَبِيرًا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الْجَنَّةِ

Apabila jasmani kita shalat atau membaca Al-qur’an, yang dinilai oleh Allah swt bukanlah hanya shalatnya atau baca alqur’annya, karena itu bersifat jasmani semata, tapi yang dilihat adalah apa yang berada didalam jasmani yaitu rohani. Misalnya, niatnya ikhlas atau tidak ikhlas, apakah ada perasaan riya, seperti ingin dilihat orang atau tidak, apakah ada perasaan sombong atau tidak. Itulah nanti yang akan dinilai oleh Allah swt dan rohanilah yang akan mempertanggungjawabkannya diakhirat kelak, bukan jasmani.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena niatnya yang baik, dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi perbuatan duniawi karena niatnya yang buruk”.

Kalau seseorang bekerja urusan duniawi, seperti membangun rumah, atau menyapu jalan, tetapi hatinya ikhlas, niatnya baik, maka itulah yang akan dibalas disisi Allah swt pada hari pembalasan kelak.

Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang membaca Al-Qur’an atan sedang sholat tahajud tapi hatinya tidak ikhlas ataupun riya maka itulah yang dinilai oleh Allah swt.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةً وَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَعَمِلَهَا كُتِبَتْ لَهُ عَشْرًا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ تُكْتَبْ وَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَتْ

Hadirin yang dimuliakan Allah swt

Dahulu ada seorang ulama, bermimpi pada malam hari melihat cahaya Al-qur’an, tetapi ada satu lembar gelap, tidak bercahaya. Lantas setelah terbangun dari tidurnya, sang ulama merenungkan kembali tentang mimpinya itu. Memang ketika beliau sedang membaca Alqur’an pada sepertiga malam tadi,  datang seseorang melintas didepan rumahnya. Pada saat itu sempat terlintas didalam dirinya rasa riya’, mungkin karena beliau sedang membaca Alqur’an dan mungkin hanya dia satu desa yang sedang bangun malam. Semenjak itulah, beliau bertaubat dan menyesali atas perbuatannya tersebut.

Hadirin yang dimuliakan Allah swt

Betapa pentingnya rohani yang ada dalam diri kita. Disamping kita memberikan konsumsi yang bagus untuk jasmani kita, kita juga harus memberikan konsumsi yang baik untuk rohani kita.

Kalau jasmani kita diberikan makanan yang enak, lezat atau dihiasi perhiasan yang bagus, pakaian yang bagus, agar lebih nampak indah, kita juga harus memberikan konsumsi yang baik kepada rohani kita.

Konsumsi rohani kita bisa berupa dzikir kepada Allah swt, shalat, membaca Al-qur’an, berpikiran positif, husnudzan, bersangka baik kepada seseorang, dan lain-lain sebagainya.

Sebagaimana firman Allah swt :

الا بذكر الله تطمئن القلوب

“dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang”

Rohani harus kita rawat seperti kita merawat jasmani, rohani harus kita jaga seperti kita menjaga jasmani kita.  Karena jasmani seperti rohani.

Bila kita terbiasa sarapan pagi, tetapi suatu hari kita tidak sarapan, maka perut atau jasmani kita akan terasa lapar. Begitu juga apabila kita membiasakan membaca Alqur’an atau membiasakan shalat awal waktu maka rohani kita akan resah dan gelisah apabila kita tidak membaca Alqur’an atau shalat diakhir waktu.

Niat kita saat ini, pasti berbeda-beda. Ada yang niat hanya sebatas menggugurkan kewajiban shalat saja, ada yang berniat untuk syiar Islam, ada yang berniat untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah swt dan mematuhi segala perintah – perintahnya. Ada yang niatnya satu, ada yang niatnya dua, ada yang niatnya bermacam – macam dan lain-lain sebagainya.

Oleh karena itu, kita harus sering melatih konsentrasi kita terutama dalam masalah niat, agar jasmani dan rohani kita menjadi seimbang.

Maka dari itu,  nabi besar Muhammad saw sebelum sholat selalu mengingatkan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah – olah sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa setelah sholat ini bayangkan kalian akan dijemput oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis, kita akan sholat dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik – baik, yang akan kita persembahkan itu semua kehadirat Allah swt.

Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani, dan kita berharap menjadi manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak. Amin amin ya rabbal alamin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CERAMAH PINDAH RUMAH

 

Yang kami hormati para asatidz, alim ulama, tokoh masyarakat serta para hadirin yang dimuliakan Allah Swt.

Pertama – tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita ni’mat yang tak terhingga, diantaranya adalah ni’mat iman dan Islam, ni’mat sehat walafiat, berkah rizki, panjang umur, sehingga kita dapat hadir ditempat ini guna untuk memenuhi undangan dari shohibul hajat.

Mudah-mudahan bagi shohibul hajat dan keluarga besarnya,  Allah swt menjauhkan dari segala bala’, semoga Allah swt mengabulkan seluruh hajatnya dan memudahkan segala urusannya,  rumah yang ditempatinya saat ini, menjadi rumah yang penuh berkah, semoga Allah   menjadikan keluarganya keluarga yang harmonis, keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, anak-anaknya menjadi anak-anak yang shaleh dan shalehah, berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya, berbakti kepada orangtuanya, serta berguna bagi agama dan negaranya, amin ya robbal alamin.

Begitu juga kepada kepada almarhum, semoga allah swt mengampuni seluruh dosanya dan melipatgandakan setiap amal kebaikannya, kuburannya dijadikan raudhoh min riyadiljannah, amin ya rabbal alamin.

Hadirin, bapak, ibu yang dimuliakan Allah swt

Allah swt berfirman didalam surat attahrim, ketika ingin memberi perumpamaan wanita-wanita yang kafir padahal suami-suami mereka adalah orang sholeh bahkan nabi dan wanita yang mu’min padahal suaminya adalah kafir atau fir’aun. Bunyi ayat itu adalah :

 

ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادَنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهَمُا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلاَ النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ {10} وَضَرَبَ اللهُ مَثَلاً لِلَّذِينَ ءَامَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِندَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ {11} وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِى أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ {12}

Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya):"Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)". (QS. 66:10)

Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang yang beriman, ketika ia berkata:"Ya Rabbku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim". (QS. 66:11)

dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat. (QS. 66:12).

Dalam ayat ini, Allah berbicara tentang dua wanita kafir yang menjadi istri orang shaleh atau nabi, yaitu istri nabi Nuh dan nabi Luth. Keduanya akan dimasukkan kedalam neraka karena keingkarannya kepada Allah swt.

Al-Qur’an juga berbicara tentang dua wanita shalihah yang pertama adalah maryam binti ‘imron dan yang kedua adalah asiyah binti muzahim atau istri fir’aun. Kedua wanita ini merupakan contoh bagi kita akan kekuatan iman yang dimilikinya.

Singkat cerita, ketika Masyitoh tukang sisir putri fir’aun dilaporkan telah menyembah Allah dan mengingkari fir’aun sebagai tuhan. Lalu masyitoh beserta kedua anaknya dimasukkan kedalam kuali yang berisi minyak panas tanpa ketakutan sedikitpun.

Asyiah yang menyaksikan kejadian tersebut langsung marah kepada fir’an. Asiyah juga sudah lama mengikuti ajaran nabi musa dan harun untuk menyembah Allah swt.  Ketika fir’aun mengetahui bahwa istrinya beriman kepada Allah swt, maka kedua tangan dan kakinya diikat dibawah terik matahari, kemudian fir’aun menyiksanya, jika fir’aun berlalu darinya para malaikat menanunginya dengan sayap-sayapnya agar terhindar dari terik matahari. Ketika disiksa itu asiyah berdoa: ya rob, bangunkanlah untukku disisi-Mu sebuah rumah di dalam surga”.

Allah swt lantas mengabulkan do’a aisyah dengan membangunkan rumah disurga dan rumah itu diperlihatkan kepada Asiyah, maka ia pun tersenyum dan tertawa. Melihat asiyah tertawa, Fir’aun keheranan: “tidaklah kalian heran dengan kegilaan asiyah, kita siksa dia, eh ... dia malah tertawa”.

Diakhir cerita, Allah swt akhirnya mencabut nyawa asiyah dan mengabulkan do’anya serta mengabadikannya didalam al-Qur’an surat attahrim ayat 11 tersebut.

Hadirin yang dimulikan Allah swt

Boleh nga sih kita berdo’a agar dibangunkan rumah buat kita surga nanti. Sebagaimana do’a istrinya fir’aun tadi. Kita tahu bahwa bangun rumah didunia itu susah, jangan kan rumah, apartemen, kontrakan sepetak saja susah kita buat. Betul nga?.

Tapi kalau kita beriman kepada Allah, yakin bahwa Allah itu ada dan akan memenuhi segala janji-janjinya, ada beberapa ibadah atau amalan yang apabila kita mengerjakannya maka Allah akan membangunkan bagi kita rumah disurga nanti : 

Di dalam sunan al-Tirmidzi disebutkan, Rasulullah saw bersabda

 

وَقَدْ رُوِيَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا صَغِيرًا كَانَ أَوْ كَبِيرًا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

Diriwayatkan dari nabi Muhammad Saw, bahwasanya beliau bersabda: barangsiapa membangun karena Allah masjid baik kecil maupun besar maka akan membangunkan Allah baginya rumah di surga

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

Bersabda Rasulullah saw barangsiapa dengan tekun, gigih melaksanakan dua belas raka’at dari shalat sunnah (qabliah ba’diyah) membangunkan Allah baginya rumah di surga, yaitu empat raka’at sebelum dzuhur dua raka’at sesudah dzuhur dua raka’at setelah magrib dan dua rakaat setelah isya dan dua rakaat sebelum subuh.

قالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الْجَنَّةِ

Bersabda Rasulullah saw barangsiapa shalat dhuha dua belas raka’at akan membangunkan Allah baginya gedung terbuat dari emas di surga.

Imam gozali dalam bukunya Ihya Ulumuddin mengatakan:

 

إعلم أن أوامر الله فرائض ونوافل فالفرض هو رأس المال والنفل هو الربح

Yang artinya “Ketahuilah bahwa perintah Allah swt itu terdiri dari fardu dan sunnah. Adapun fardu adalah modal, modal dasar perdagangan, sedangkan sunnah adalah keuntungan

Menurut imam Ghazali : Ibadah fardu kalau diumpakan dengan perdagangan adalah sebagai modal awal ketika ingin berdagang sedangkan ibadah sunnah adalah keuntungan yang diraih dalam menjalankan modal perdagangan.

Semakin banyak ibadah sunnah yang dikerjakan oleh seseorang maka semakin banyak keuntungan yang didapatkan.

 Begitu juga sebaliknya semakin sedikit mengerjakan ibadah sunnah maka sedikit pula keuntungan yang didapatnya, bahkan seseorang jika tidak mengerjakan ibadah sunnah sama sekali maka tidak ada keuntungan yang dapat ia raih.

Hadirin yang dimuliakan allah swt

Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika modalnya selalu berkurang. Bagaimana mungkin seseorang mengharapkan pahala sunnah atau mengharapkan keuntungan dari Allah swt jika kewajiban yang diperintahkan Allah swt selalu ditinggalkan. Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika modalnya selalu berkurang atau habis. Yang ada ia harus menutupi modalnya terlebih dahulu baru setelah itu ia mendapatkan keuntungan.

Maka dari itu Imam ghazali membagi manusia dalam menjalankan perintah Allah menjadi 3 :

Yang pertama adalah orang yang selamat (saalimun), yaitu orang yang hanya mengerjakan ibadah fardu saja.

Yang kedua adalah orang yang beruntung (roobihun), yaitu orang yang mengerjakan amalan amalan fardu dan sunnah

Yang ketiga adalah orang yang rugi (khoosirun), yaitu orang yang tidak mengerjakan amalan fardu.

Dalam kitabnya, imam ghazali melanjutkan perkataannya: “jika engkau tidak dapat menjadi orang yang beruntung maka berusahalah agar anda menjadi orang yang selamat”.

Mudah mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah untuk dapat menunaikan amalan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah, amin ya rabbal alamin.

Hadirin yang dimuliakan Allah swt

Mulai dari sekarang banyakin niat untuk berbuat baik, banyakin niat dan amalkan apa yang diperintah oleh Allah swt baik yang wajib maupun sunnah. Kalau hanya sebatas niat saja, itupun diganjar oleh Allah swt :

 

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةً وَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَعَمِلَهَا كُتِبَتْ لَهُ عَشْرًا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ تُكْتَبْ وَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَتْ

Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena niatnya yang baik, dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi perbuatan duniawi karena niatnya yang buruk”.

Kalau seseorang bekerja urusan duniawi, seperti membangun rumah, atau menyapu jalan, tetapi hatinya ikhlas, niatnya baik, maka itulah yang akan dibalas disisi Allah swt pada hari pembalasan kelak.

Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang membaca Al-Qur’an atan sedang sholat tahajud tapi hatinya tidak ikhlas ataupun riya maka itulah yang dinilai oleh Allah swt.

Niat kita saat ini, pasti berbeda-beda. Ada yang niat hanya sebatas menggugurkan kewajiban shalat saja, ada yang berniat untuk syiar Islam, ada yang berniat untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah swt dan mematuhi segala perintah – perintahnya. Ada yang niatnya satu, ada yang niatnya dua, ada yang niatnya bermacam – macam dan lain-lain sebagainya.

Oleh karena itu, kita harus sering melatih konsentrasi kita terutama dalam masalah niat, agar jasmani dan rohani kita menjadi seimbang. Maka dari itu,  nabi besar Muhammad saw sebelum sholat selalu mengingatkan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah – olah sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa setelah sholat ini bayangkan kalian akan dijemput oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis, kita akan sholat dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik – baik, yang akan kita persembahkan itu semua kehadirat Allah swt.

Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani, dan kita berharap menjadi manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak. Amin amin ya rabbal alamin.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Dari Abu Hurairoh ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : jika manusia meninggal dunia maka akan terputus amalannya kecuali tiga yaitu Shadaqah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak Soleh yg mendoakannya.

Shadaqah jariyah adalah mendermakan sebagian rizki kita untuk hal kebaikan. Sedangkan jariyah artinya mengalir, jadi shadaqah jariah adalah shadaqah yang pahalanya terus mengalir walaupun si pemberi shadaqah telah meninggal dunia.  Contohnya adalah: Memberikan alqur’an kepada seseorang, setiap saat al-qur’an itu dibaca, maka pemberi alqur’an akan terus mendapatkan pahala dan kebaikan walaupun telah meninggal dunia, Menyumbang kursi roda kerumah sakit, maka setiap orang sakit menggunakannya, maka kita mendapatkan kebaikan, Menanam pohon, Membantu pendidikan anak, Mewakafkan tanah, gedung untuk kegaiatan sosial., Melibatkan diri dalam pembangunan masjid, sekolah, jalanan, dll

ilmu yang bermanfaat adalah mengajarkan suatu kebaikan kepada seseorang kemudian ilmu itu dimanfaatkan oleh orang itu untuk berbuat kebaikan pula. Contohnya adalah : Mengajarkan sholat kepada seseorang, selama orang itu melakukan sholat maka anda akan mendapatkan pahala walaupun kita telah tiada Mengajarkan al-Qur’an, selama orang tersebut membaca al-Quran maka pahala tetap mengalir kepada kita walaupun kita telah tiada

Anak sholih yang mendoakan kedua orangtuanya meskipun orangtuanya telah tiada namun mereka tetap mendapatkan kiriman pahala dari anak-anaknya yang mendokan untuk mereka. Atau anak itu berbuat kebaikan maka orangtua mereka akan tetap mendapatkan kiriman pahala dari perbuatan baik anak-anak mereka, termasuk amalan-amalan shaleh yang diamalkan sianak, orang tua akan mendapatkannya tanpa mengurangi pahala anak tersebut sedikitpun. Maka disinilah letak penting mendidik anak dijalan yang baik, mendasari mereka dengan agama dan budi pekerti yang baik adalah sebuah pondasi yang musti ditanam oleh orangtua mereka kepada setiap anaknya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

 

بسم الله و الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله اما بعد :

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, sebagai seorang Muslim kita wajib berbakti kepada ibu-bapak sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 36: Yang artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orangtua

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah.

Ayat tadi memerintahkan kepada kita agar senantiasa menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, dan berbuat baik kepada kedua orangtua kita. Cobalah kita hitung jasa kedua orangtua kita, tentu tidak akan mampu menghitungnya, karena jasa mereka sangat besar tiada terkira.

Saat hamil, ibu selalu dalam kepayahan karena mengandung kita, sementara bapak bekerja siang dan malam untuk kelahiran kita. Begitu pula saat lahir, mereka pun mencurahkan segala perhatian dan kasih sayang kepada kita. Bahkan sampai sekarang kasih sayangnya tiada terkira. Subhanallah, betapa mulia jasa kedua orangtua kita!

Suatu hari, ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW, “Siapakah yang patut memperoleh penghormatan terbaik dariku, wahai Nabi?”

“Ibumu,” jawab Nabi singkat.

”Lalu siapa lagi?” sahabat kembali bertanya.

“Ibumu,” Nabi tetap memberi jawaban yang sama.

“Lalu siapa?” sahabat itu terus bertanya.

“Ibumu,” lagi-lagi Nabi memberi jawaban yang sama hingga tiga kali.

“Lalu siapa, wahai Nabi?”“Ayahmu.”

Karena itulah, barangsiapa yang durhaka kepada kedua orangtua, niscaya Allah akan menurunkan siksa dan neraka balasannya. Panasnya, duuuuh…. Minta ampun! Pokoknya puanas banget, ratusan kali lipat panasnya dari api di bumi ini. Nah, sebagai generasi shalih dan shalihah, marilah kita berbakti kepada kedua orangtua dan senantiasa berdoa untuk mereka:

Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orangtuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku di kala aku masih kecil.

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.

Billahit-taufiq wal hidayah.. Wassalamuaikum Wr. Wb.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

 

بسم الله و الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله اما بعد :

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, hari ini kita sudah mendekati penghujung Sya’ban. Itu artinya, bulan Ramadhan akan segera tiba. Tentu kita senang menyambutnya, karena Ramadhan adalah bulan yang selalu dinanti-nantikan oleh umat Muslim sedunia.

Berbicara tentang Ramadhan, Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 183:

Yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”

Ayat di atas menegaskan kepada kita bahwa puasa Ramadhan wajib hukumnya. Barangsiapa tidak mau berpuasa, maka Allah akan membalasnya dengan siksa dan neraka.

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, tahukah Anda bahwa Ramadhan memiliki keutamaan yang luar biasa. Ramadhan adalah bulan dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka. Puasa Ramadhan dapat menghapus dosa yang telah lalu. Dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan lainnya. Karena itulah, pada bulan Ramadhan nanti, marilah kita berpuasa dan memperbanyak amal ibadah kepada Allah Ta’ala.

Saudara-saudaraku yang dikasihi Allah, kita harus tahu bahwa berpuasa itu bukan hanya menahan lapar dan haus. Tetapi yang lebih penting adalah menahan diri dari godaan hawa nafsu. Katanya puasa, e… setiap hari sukanya marah-marah! Katanya puasa, e… malah nyolong ayam tetangga! Ini nih yang bahaya, sebab Nabi telah bersabda, “

Betapa banyak orang berpuasa, tetapi tidak ada yang diperolehnya kecuali hanya lapar dan dahaga.”

Sayang sekali kalau puasa kita sia-sia, tidak mendapatkan pahala tetapi hanya lapar dan haus yang kita rasa. Untuk itu, marilah kita luruskan niat berpuasa semata-mata karena Allah

Ta’ala, dengan menjauhi segala larangan-Nya dan memperbanyak amal ibadah kepada-Nya.

“Saya berniat berpuasa esok hari untuk menunaikan puasa Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.”

Demikian yang dapat saya sampaikan. Meski singkat, semoga bermanfaat. Pak Haji beli durian, mohon maaf bila ada kesalahan.

Billahit-taufiq wal hidayah..Wassalamualikum Wr Wb.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PUISI

 

Getaran Jiwa

Kepala tertunduk lesu

Jiwa bergetar pilu

Air mata tak mampu terbendung

Kala kusebut asma-Mu Yang Agung

Ya Allah...

Mengapa bau teringat

Setelah semua terlanjur

Mengapa baru tersadar

Setelah semua hancur

Terlalu jauh langkahkan kaki

Pijak kenikmatan semu duniawi

Tersenyum bangga

Karena masih di atas segalanya

Tak pernah tersadar

Semua hanya sementara

 

PUISI

 

Ampuni Sujudku

Ya Allah...

Malu tunduk ku di hadap-Mu

Kecil luruh jiwa raga

Kau Maharaja

Tak daya jagat raya

Alam semesta luas

Tunduk hanya pada-Mu

Maha Kau cipta

Sujudku tak luntur, tak goyah

Hanya pada-Mu

Apa arti dunia terlena dibuat manusia

Lupa akan Maha-Mu

Malu aku di hadap-Mu

Ya Allah, ampuni aku!

Lumpur gunung lautan samudera dosa

Hanya Kau penyuci

Ampun ya Allah, Maha Pedih siksa-Mu

Alam kekal menantiku

Aku berlindung kepada-Mu

Aku yang hina dina, Kau pengangkat muliaku

Ridho-Mu, ku rindu

Amiinn!

Dalam Sujudku

 

Ya Rabb...

Kubersujud mengagungkan kemuliaan-Mu

Bersimpuh menghadap rahmat-Mu

Memohon petunjuk

Untuk dosa-dosa yang diperbuat kedua mataku

Untuk kenakalan tanganku

Untuk kesalahan langkah dan kejahilan lisanku

Kumohon ampunan-Mu ya Allah...

Kuharap agar rahmat-Mu terpancar mengenai akhlakku

Dan kasih sayang-Mu mewujud dalam setiap gerak langkah hidupku

Curahkanlah hidayah-Mu, ya Rabb

Agar hidup ini semakin indah dengan keberkahan-Mu

Sebab aku telah bosan ya Rabb, bergelimpangan dengan dosa

Kurindu kesolehan itu terwujud dalam asaku

Laksana seorang mujahid, pejuang dien-Mu

Perindu syahid di jalan-Mu

Dengan pertolongan-Mu

Pilihlah aku sebagai prajurit-Mu yang mukhlis

amiinnn

 

 

 

 

 

 

 

 

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

 

Assalamu”alaikum wr. Wb.

Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. Semoga rahmat dan salam tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw dan kepada keluarga serta seluruh sahabatnya.

Dalam kesempatan ini saya akan berceramah dengan tema berbakti pada orangtua.

Mungkin yang pertama kali terlintas di benak kita adalah mengapa kita harus berbakti kepada orangtua? Jawabannya adalah; karena merekalah yang membesarkan kita dari kecil hingga kini. Merekalah yang mengasuh kita, membimbing kita, mendidik kita, dan tanpa kita sadari pengorbanan mereka sangatlah besar.

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal sholeh yang mulia bahkan disebutkan berkali-kali dalam Al Quran. Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa ayat 36:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtuamu.”

Kewajiban kita sebagai anak terhadap orangtua adalah berbuat baik kepada orang tua karena dosa terbesar setelah musyrik adalah durhaka kepada orang tua.

Dan jangan sekali-kali kita berbuat durhaka kepada orang tua. Ingatlah begitu dahsyatnya ancaman bagi siapapun yang durhaka kepada orang tua. Ibnu ‘Umar juga menegaskan bahwa tangisan orangtua termasuk kedurhakaan yang besar.

Kini, saya akan bercerita tentang sahabat Rasulullah yang bernama Alqamah. Dia seorang pemuda yang giat beribadah. Suatu ketika dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah untuk memberitahukan keadaan Alqamah. Maka, Rasulullah pun mengutus beberapa sahabatnya untuk menjenguk Alqamah dan menyuruh mereka untuk menalqin Alqamah untuk mengucapkan La ilaha ilallah.

Namun, saat para sahabat menalqin Alqamah, ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan La ilaha illallah.

Setelah mereka melaporkan hal itu pada Rasulullah, Rasulullah pun bertanya, “Apakah Alqamah masih punya orangtua?”

Seseorang menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah tua renta.”

Rasulullah pun mengirim utusan untuk menemui ibu Alqamah. Beliau berkata, “Katakan pada ibu Alqamah, “jika kau masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah datanglah, namun jika tidak, biarlah Rasulullah yang datang menemuimu.”

Ketika utusan itu sampai pada ibu Alqamah dan menyampaikan pesan beliau, ibu Alqamah berkata, “Saya lebih berhak mendatangi beliau.”

Sesampainya di rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam dan Rasulullah pun menjawab salamnya.

Lalu Rasulullah bersabda kepadanya, “Wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan memberitahukan kepadaku. Bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqamah?”

Sang ibu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia rajin mengerjakan shalat, banyak puasa dan senang bersedekah.”

Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Lalu apa perasaanmu padanya?”

Dia menjawab, “Saya marah kepadanya Wahai Rasulullah.”

Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa?”

Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya dan diapun durhaka kepadaku.”

Maka, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat.”Rasulullah memikirkan cara agar ibu Alqamah mau memaafkan Alqamah. Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk mengumpulkan kayu bakar.Si ibu berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?”

Beliau menjawab, “Saya akan membakarnya dihadapanmu.”Dia menjawab, “Wahai Rasulullah , saya tidak tahan kalau engkau membakar anakku dihadapanku.”Rasulullah bersabda, “Wahai Ibu Alqamah, sesungguhnya adzab Allah lebih pedih dan lebih langgeng, kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqamah, demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya.”

Akhirnya ibu Alqamah berkata, “Wahai Rasulullah, Allah sebagai saksi, juga para malaikat dan semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku Alqamah”.Rasulullah pun berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqamah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum.”

Bilal pun berangkat. Dari luar rumah Alqamah, ternyata dia mendengar Alqamah mengucapkan La Ilaha Illallah. Maka, Bilal pun masuk dan berkata, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhanya telah menjadikanya mampu mengucapkan syahadat.” Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga.Maka, Rasulullah melihatnya dan memerintahkan untuk dimandikan lalu dikafani, kemudian beliau menshalatkannya dan menguburkannya,Lalu, di dekat kuburan itu beliau bersabda, “Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang melebihkan istrinya daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari Allah, para malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali kalau dia mau bertobat dan berbuat baik pada ibunya serta meminta ridhanya, karena ridha Allah tergantung pada ridhanya dan kemarahan Allah tergantung pada kemarahannya.”

Dari kisah ini dapat kita ketahui pentingnya berbakti pada orang tua. Tentunya sebagai anak kita mempunyai banyak salah pada orangtua kita. Segeralah meminta maaf pada mereka, karena ridho Allah bergantung pada ridho orangtua.

Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan. Maaf bila ada salah kata dan hanya kepada Allah saya mohon ampun.Wabillahitaufiq wal hidayat. Wass. Wr. Wb.

 

 

 

PIDATO ATHIRA

 

Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh

الحمد لله رب العالمين اشهد ان لا إله إلا الله و أشهد أن محمدا عبده و رسوله ( أما بعد)قال العلماء : عام جديد لمن طاعته تزيد

Yang kami hormati Bapak Ibu Guru

Yang kami  hormati para Dewan Juri

Alhamdulillah … kita sudah berada di tahun baru yaitu tahun 2012 masehi… umat islam juga punya tahun baru yang akan kita peringati kurang lebih satu minggu lagi bertepatan dengan tanggal 1 muharrom 1434 hijriyyah

Maka dari itu,  marilah kita menengok kebelakang, apakah tahun lalu, sudah kita pergunakan dengan sebaik mungkin. Untuk belajar, menghafal, berbakti kepada orang tua, dan menjalankan yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

 

Teman teman yang disayangi Allah

Apakah tahun lalu belajar kita lebih semangat atau malas malasan.

Apakah Bacaan al-Qur’an kita sudah ada kemajuan

Apakah kita sering membaca Al-Qur’an di rumah atau malah sering main – mainan

Apakah kita sering membahagiakan orang tua dirumah,  dengan membantunya dan ramah kepadanya atau malah sering bikin kesal dan merepotkannya

Apakah kita sudah membiasakan untuk shalat lima waktu, baik di sekolah maupun dirumah?

 

teman-temanku sekalian

Kita sebagai seorang murid tentunya mempunyai kewajiban juga untuk selalu belajar dengan giat. Agar cita-cita kita dapat tercapai. Rasulullah saw mewajibkan memerintahkan kepada kita untuk selalu menuntut ilmu. Karena dengan ilmulah kebahagiaan dunia dan akhirat akan kita raih. Sebagaimana Hadits Rasulullah saw:

“Man aroda dunia fa `laihi bil `ilmi.

wa man arodal akhiroh fa `alihi bil `ilmi

wa man aroda humaa fa`alihi bil `ilmi”

artinya: “siapa yang ingin bahagia di dunia harus memiliki ilmu. siapa yang ingin bahagia di akhirat harus memiliki ilmu, dan siapa saja yang ingin bahagia dunia akhirat harus memiliki ilmu”

Teman-teman yang di sayangi Allah.

Oleh karena itu, di tahun baru ini dan disemester dua ini, mari kita tingkatkan semangat belajar kita, jangan lagi malas-malasan, jangan lagi bolos sekolah, jangan lagi berbohong, berusahalah untuk selalu jujur di setiap ucapan dan tindakan

 

Sebagaimana lagu ini :

Bicara jujurlah … tanpa kau berbohong … menjaga lisanmu … kawan

Hatimu kan tenang … tanpa dirisaukan … engkau akan dipercaya

Demikianlah pidato dari saya, dan akhirnya saya ucapkan:

Wassalamualikum warahmatullahi wabarakatuh

(Special for my angel Aisha Tara Athira

God Bless every your step…….amien……)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SAMBUTAN KHATAM AL-QUR’AN

 

Dalam hadits yang terdapat dalam Kitab Sunan Abu Dawud dan Musnad Imam Ahmad, bahwa Rasulullah Saw bersabda :

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا

Dari Sahl bin Muadz al-Juhhany berkata, telah bersabda Rasulullah Saw: “Barangsiapa yang membaca al-Qur’an dan mengamalkan apa yang ada didalamnya, maka (Allah swt) akan memberikan mahkota kepada kedua orangtuanya pada hari kiamat yang cahanya lebih bagus dari sinar matahari”.

Kemudian hadits shahih yang diriwayatkan dari hampir seluruh kutubussittah menyebutkan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Dari Abu Hurairoh ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : jika manusia meninggal dunia maka akan terputus amalannya kecuali tiga yaitu Shadaqah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak Soleh yg mendoakannya.

·      Shadaqah jariyah adalah mendermakan sebagian rizki kita untuk hal kebaikan. Sedangkan jariyah artinya mengalir, jadi shadaqah jariah adalah shadaqah yang pahalanya terus mengalir walaupun si pemberi shadaqah telah meninggal dunia.  Contohnya adalah:

1.      Memberikan alqur’an kepada seseorang, setiap saat al-qur’an itu dibaca, maka pemberi alqur’an akan terus mendapatkan pahala dan kebaikan walaupun telah meninggal dunia.

2.      Menyumbang kursi roda kerumah sakit, maka setiap orang sakit menggunakannya, maka kita mendapatkan kebaikan

3.      Menanam pohon

4.      Membantu pendidikan anak

5.      Mewakafkan tanah, gedung untuk kegaiatan sosial.

6.      Melibatkan diri dalam pembangunan masjid, sekolah, jalanan, dll

 

·      Ilmu yang bermanfaat adalah mengajarkan suatu kebaikan kepada seseorang kemudian ilmu itu dimanfaatkan oleh orang itu untuk berbuat kebaikan pula. Contohnya adalah :

1.      Mengajarkan sholat kepada seseorang, selama orang itu melakukan sholat maka anda akan mendapatkan pahala walaupun kita telah tiada

2.      Mengajarkan al-Qur’an, selama orang tersebut membaca al-Quran maka pahala tetap mengalir kepada kita walaupun kita telah tiada

 

·      Anak sholih yang mendoakan kedua orangtuanya meskipun orangtuanya telah tiada namun mereka tetap mendapatkan kiriman pahala dari anak-anaknya yang mendokan untuk mereka. Atau anak itu berbuat kebaikan maka orangtua mereka akan tetap mendapatkan kiriman pahala dari perbuatan baik anak-anak mereka, termasuk amalan-amalan shaleh yang diamalkan sianak, orang tua akan mendapatkannya tanpa mengurangi pahala anak tersebut sedikitpun.

 

Maka disinilah letak penting mendidik anak dijalan yang baik, mendasari mereka dengan agama dan budi pekerti yang baik adalah sebuah pondasi yang musti ditanam oleh orangtua mereka kepada setiap anaknya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CERAMAH MAULID

 

Para hadirin yang dimuliakan allah Swt

Dewan guru yang kami hormati, wabil khusus kepada kepala sekolah dan jajarannya

Adik-adik, para shahabat yang kami banggakan.

Dalam suasana yang penuh khidmat ini, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala limpahan rahmat dan nikmat-Nya serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang penuh berkah ini, dalam keadaan sehat walafiyat, untuk bersama-sama memperingati maulid Nabi besar Muhammad Saw. Mudah-mudahan kehadiran kita senantiasa mendapatkan ridha Allah Swt dan Syafa’at Rasulullah Saw, karena kegiatan ini merupakan bukti kecintaan kita kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Amin

Tak lupa shalawat dan salam, marilah kita sanjungkan kepangkuan junjungan kita Nabi Muhammad Saw berserta keluarga dan shahabatnya dan seluruh ummat yang mengikuti petunjuknya.

Pada bulan Rabiul Awal ini kita peringati maulid Nabi Muhammad Saw. Dimana kita tidak bosan-bosan memperingatinya, setiap kita memperingati maka semakin bertambah cinta kita kepadanya. Mengapa demikian, karena yang kita peringati adalah seorang pemimpin besar, pemimpin agama, pemimpin ummat manusia, yang dipilih dan diangkat langsung oleh Allah Swt, pemimpin sekaligus penutup para Nabi dan Rasul. Dia adalah orang yang paling dekat dengan Allah, yang namanya diabadikan berdampingan dengan-Nya: Lailahaillah Muhammadurrosulullah. Dia lah yang menjamin ummatnya masuk surga dan dialah yang membawa rahmat bagi seluruh alam sebagaimana firman Allah Swt: “wama arsalnaka illa rahmatan lilalamin” ‘tidaklah kami mengutus engkau (wahai Muhammad) kecuali untuk memberi rahmat (sebagai penebar kasih sayang) kepada seluruh alam.’

Beliaulah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib yang dilahirkan di kota Makkah pada tahun gajah ditengah-tengah masyarakat jahiliyyah, penyembah patung dan berhala, pecandu minuman keras, gemar berjudi dan membunuh anak perempuan yang baru dilahirkan.

Dan Nabi Muhammad Saw dilahirkan dalam keadaan yatim dan mengalami berbagai macam kesulitan di masa kecilnya namun beliau bisa mengatasinya dan memperoleh keberhasilan di masa muda dan masa-masa selanjutnya. 

Nabi di lahirkan dalam keadaan yatim dan dalam keadaan miskin, begitu juga ketika meninggal dunia, nabi meninggal dalam keadaan miskin, karena nabi tidak meninggalkan apapun kecuali 7 dirham saja. Seluruh hartanya diserahkan untuk kepentingan kaum muslimin.

Tetapi walau demikian, bukan berarti masa remaja dan masa mudanya beliau dilalui dengan kemiskinan. Bahkan sebaliknya, nabi Muhammad Saw ketika  remaja dan masa mudanya, beliau adalah orang yang sangat produktif, berhasil dan kaya raya.

Nabi Muhammad Saw merintis karirnya sebagi pengembala ternak pada umur 8 tahun.  pekerjaan mengembala ternak ini ternyata memberikan pelajaran yang berarti kepada Nabi Muhammad tentang manajemen yang baik, dan seorang anak kecil dilatih untuk bertanggung jawab dan dipupuk jiwa kepemimpinannya. Diantaranya, biasanya para pengembala harus mampu mengarahkan ternaknya kepadang gembalaan yang subur. Disamping itu, pengembala juga harus mengendalikan hewan ternaknya agar tidak tersesat, dan pengembala juga harus melindungi ternaknya dari gangguan binatang buas ataupun pencuri. Pengembala juga mempunyai banyak waktu untuk perenungan berbagai hal, misalnya tentang masyarakat disekitarnya, tentang alam dan tentang Tuhannya.

Pada umur 12 tahun, nabi mulai merintis karirnya di perdagangan. Saat itu nabi menjadi karyawannya abu thalib. Untuk menyertai pamannya berdagang ke Negara syiria dan Jordan. Selama menjadi karyawan beliau sangat menekuni usaha itu dengan baik dan jujur, sehingga ketika berumur 16 tahun beliau sudah beberapa kali keliling jazirah arab sehingga memiliki banyak relasi, baik di Mekkah maupun diluar Mekkah.

Kemudian ketika berumur 17 tahun, Nabi Muhammad memulai usahanya sendiri, sehingga ia bukan lagi menjadi karyawan biasa, tetapi saat itu, ia menjadi manager, ia menjadi manager perdagangannya Khadijah. Ia mengambil dagangan dari seeorang janda kaya di Mekkah saat itu yang bernama Khadijah, lalu ia menjualnya. Wilayah perdagangannya meliputi Yaman, Syiria, Basrah, Irak, Jerash di Jordania, Bahrain dan kota kota lainnya. Dengan demikian di usia muda, nabi telah berkeliling dunia, nabi telah menjadi pedagang regional, karena perdagangannya meliputi hampir seluruh jazirah Arab.

Pada umur 25 tahun, Nabi sudah sangat mapan. karena kejujurannya dan usaha yang selalu meningkat membuat Khadijah tertarik. Sehingga pada usia itu, nabi menikah dengan Khadiah. Dan nabi memberi mahar beberapa ekor onta untuk Khadijah. Ketika menikah dengan Khadijah, nabi bukan lagi menjadi karyawan, dan bukan lagi menjadi manager, tetapi sudah menjadi pemimpin perusahaan. Ia dan Khadijah menangani segala yang ia rintis dari remaja bersama Khadijah. Sehingga usahanya semakin meningkat dan meningkat. Bukan karena kerja kerasnya saja tetapi karena kejujurannya.

Pada masa muda, nabi sudah menyandang predikat al-amin yang berarti jujur, amanah dan bertanggung jawab, predikat ini bukan dari dirinya sendiri dan bukan dari Allah swt sebagai wahyu, tetapi predikat ini datang dari masyarakat sekitarnya.

Saat itu, jika seseorang ingin menitipkan uang ataupun barang maka yang dicari adalah Muhammad Saw. Makanya ketika terjadi konflik di Mekkah yang melibatkan beberapa Qabilah tentang siapa yang paling berhak meletakkan hajar aswad ketempat semula, Muhammadlah yang menyelesaikan konflik itu.  Karena ia sangat jujur dan sangat adil. Dan Nabi sudah sangat dikenal oleh masyarakatnya sebelum ia diangkat menjadi utusan Allah.

Menjelang umur 40 tahun, nabi memulai karirnya dengan menjadi investor. Bukan ia lagi yang bekerja untuk mendapatkan uang, tetapi uang yang bekerja untuk dirinya. Pada saat itu, nabi sudah mencapai apa yang diistilahi oleh para ekonom dengan ‘kebebasan waktu dan uang’. Ia sudah cukup banyak memiliki karyawan untuk mendagangkan usahanya. Sehingga ia mulai memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi dirinya dan masyarakatnya. Beliau mulai sering menyendiri (uzlah) di gua hira, merenungi dirinya, siapa Tuhannya, dan merenungi masalah akhlaq dan sosial yang ada pada masyarakatnya,. Hal ini terus ia lakukan sampai ia mendapatkan wahyu yang pertama. Sejak itulah beliau memulai periode baru dalam hidupnya sebagai seorang utusan Allah.

Nabi Muhammad Saw, sejak kecil sudah banyak mendapatkan cobaan dan ujian. Beliau mempunyai pengalaman pahit dengan terlahir sebagai yatim, ketika berumur 6 tahun ibunda beliau wafat. Setelah itu dititipkan kepada kakeknya. Tidak berlangsung lama, selama 2 tahun, kakek beliau wafat. Nabi kecil saat itu berusia 8 tahun, dititipkan kepada pamannya Abu Thalib.  Sayangnya, Abu Thalib merupakan salah satu anak Abdul Muthalib yang paling sederhana hidupnya, sehingga tidak jarang Muhammad kecil harus membantu ekonomi keluarganya. Ujian nabi tidak berhenti sampai situ saja. Ketika menikah dengan khadijah, beliau dikaruniai anak. Anak laki-laki, seluruhnya meninggal pada usia yang sangat belia. Anak perempuannya meninggal kala ia sedang berjuang menyebarkan agama Islam. Hanya Fatimah saja yang meninggal setelah Nabi Muhammad saw wafat.

Mungkin latar belakang seperti ini yang memang digariskan Allah swt kepada calon rosul yang akan mengemban risalah kenabian dan yang akan menjadi pemimpin umat. (Laqod kana lakum fi rasulillahi uswatun hasanah)

Hadirin yang dimuliakan Allah Swt

Disamping kita mengenang kelahiran Rasulullah SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal besok hari, kita juga seharusnya mengingat wafatnya Rasulullah Saw yang memang jatuh pada tanggal yang sama yaitu tanggal 12 rabiul awal  pada hari senin.

Kenapa kita harus mengingat wafatnya Rasulullah SAW, karena dengan mengingatnya, mengenangnya kita akan semakin tau dan mengerti betapa besarnya kecintaan Rasulullah Saw kepada kita.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT

Saya akan bercerita sedikit tentang detik – detik terakhir menjelang wafatnya Rasulullah saw, yaitu sekitar 3 bulan sebelum Nabi wafat, kala itu nabi sedang khutbah wukuf di padang Arafah, turunlah wahyu ;

Yang artinya : “Pada hari ini telah aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatmu dan telah aku ridhoi Islam menjadi agama bagi mu”

Abu bakar siddiq dan sebagian sahabat merasakan bahwa Rasulullah saw akan wafat tidak lama setelah turunnya ayat tersebut.

 Pada hari minggu tepatnya tanggal empat rabiul awal, yaitu delapan hari sebelum Rasulullah saw wafat, beliau pergi berziarah ke maqam baqi dan mendoakan ahli baqi. Sekembalinya dari Maqam Baqi,  nabi mulai merasakan pusing dikepalanya. penyakit ini adalah penyakit  yang pertama yang dirasakan sebelum nabi Saw meninggal dunia.

Kemudian pada tanggal tujuh rabiul awal, nabi merasakan sakit yang amat sangat dibanding hari-hari sebelumnya.  Sampai-sampai nabi dirawat dan ditunggui oleh istrinya aisha binti abi bakr ashshiddiq, kemudian ali bin abi tholib dan abbas bin abi muthalib.

 Walaupun dalam kondisi sakit, nabi tetap memaksakan untuk berkhutbah pada tanggal 8 Rabiul awal, yaitu empat hari sebelum wafat. Pada khutbah itu, dihadapan kaum muslimin beliau berkata : “wahai kaum muslimin ada seseorang yang ditawari dunia beserta isinya dan kemudian orang itu ditawari surga untuk bertemu Allah swt, maka orang itu memilih bertemu allah swt”.

Abu bakar dengan perasaannya yang halus dan merupakan teman nabi sejak kecil sangat paham bahwa orang yang dimaksud itu adalah Nabi Muhammad Saw. Maka Abu Bakar menangis seketika.

Pada hari itu juga, merupakan sholat terakhirnya Nabi Muhammad Saw bersama para sahabat, sehingga Nabi memerintahkan Abu Bakr Shiddiq melalui Aisha binti Abi Bakr untuk menjadi imam sholat jama’ah. “Muru aba bakr falyusolli finnaas”. Nabi menyuruh sampai tiga kali karena Aisha sepertinya menolak akan hal tersebut.

Satu hari sebelum meninggal, yaitu pada tanggal 11 Rabiul awal, nabi menafkahkan seluruh hartanya dan tidak meninggalkan sedikitpun hartanya kecuali 7 dirham saja,  nabi juga membagikan seluruh senjatanya kepada para sahabat.

Pada pagi hari tanggal 12 rabiul awal, ketika itu abu bakar sedang mengimami sholat subuh berjama’ah bersama para sahabat, Nabi melihat mereka berjama’ah melalui jendela rumahnya dan nabi tersenyum melihat hal itu, nabi sedang mengenang perjuangannya selama berpuluh-puluh tahun, nabi sedang mengenang perjalanan dakwahnya menyebarkan agama tauhid, mengajak manusia dari menyembah berhala kepada menyembah Allah swt, dan saat itu adalah saat yang terakhir para sahabat melihat nabi Muhammad SAW.

Pada waktu dhuha, Fatimah masuk ke kamar nabi, kemudian nabi menanyakan kabar Fatimah. Setelah itu masuklah Abdurrahman bin abu bakr, saudaranya aisha dengan membawa siwak, dan nabi menggunakan  siwak itu, sambil berkata “assolah assolah”. Nabi memperingatkan kepada kaum muslimin untuk menjaga shalat dan tidak meninggalkannya.

Setelah itu datanglah malaikat maut dan meminta izin kepada Nabi Muhammad SAW untuk mencabut nyawanya. Ketika dicabut nyawanya yang keluar dari mulut nabi bukanlah hartanya yang ia kumpulkan selama masa mudanya, yang keluar dari mulutnya bukan anak, cucu dan keluarganya, tapi yang keluar dari mulutnya sebelum meninggal dunia adalah kita, kaum muslimin, dengan perkataan “ummati ummati”.

Anas bin malik berkata : bahwa tidak ada hari yang paling bahagia kecuali hari datangnya nabi Muhammad saw ke Madinah, dan tidak ada hari yang paling sedih kecuali hari kematian nabi saw. Begitulah sekilas tentang detik-detik wafatnya nabi Muhammad Saw.

Rasulullah sangat sayang kepada kita, Rasulullah sangat cinta kepada kita. Maka sudah semestinya kita juga harus mencintai Rasulullah saw. Bagaimana cara mencintai beliau?. Salah satunya adalah dengan membaca dan mempelajari sejarah beliau. Karena tidak mungkin seseorang dikatakan cinta sampai ia benar benar mengetahui sejarahnya, kehidupannya, akhlaqnya. Kalau kita membaca sejarahnya, semakin kita membaca dan semakin kita mengetahui maka semakin menjadi–jadi kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw.

Kalau kita benar benar cinta kepada Nabi Muhammad SAW maka bacalah sejarah beliau, tidak mungkin seseorang dikatakan cinta sampai ia benar benar mengetahui sejarahnya, kehidupannya, akhlaqnya. Kalau kita membaca sejarahnya, semakin kita membaca dan semakin kita mengetahui maka semakin menjadi–jadi kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw.

Kalau kita mengaku cinta kepada Nabi Muhammad Saw mari kita intropeksi diri sudah berapa kali kita membaca sejarah Rasul saw. Karena ada Maqolah : “Man ahabba sakhsaon qolladahu”. Siapa yang cinta kepada seseorang maka dia akan mengkutinya. “yuhsarul mar’u ma’a man ahab”.. manusia nanti dibangkitkan dari alam kuburnya bersama orang yang dicintainya. Kalau yang ia cintai artis maka ia akan dibangkitkan dari alam kuburnya bersama artis itu tapi kalau yang ia cintai adalah Rasullullah SAW maka ia akan dibangkitkan dari alam kuburnya bersama Rasulullah SAW.

Jadikan 5 menit setiap hari sebagai wirid untuk membaca shalawat kepada nabi Muhammad saw. didalam maqolah dikatakan :

إذا احب الناس فليكثر من ذكره

Kalau seseorang sudah cinta maka ia akan selalu menyebutnya (berkali kali, berulang ulang, dilisan maupun didalam hati)

Ada seseorang murid mengahadap ulama sholeh, murid ini menginginkan dapat bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Tetapi aneh, ulama sholeh itu malah menganjurkan untuk makan ikan sebanyak-banyaknya.  Tetapi setelah makan ikan jangan minum air. Benar, ketika malam hari ia bermimpi di dalam tidurnya, tapi bukan mimpi Rasul. yang ia mimpikan adalah ia seolah-olah berada ditengah danau dan ia sedang meminum air danau itu sepuas–puasnya, karena sebelum tidur ia merasa kehausan karena belum minum air semenjak makan ikan tadi.

Setelah pagi hari ia menghadap lagi kegurunya, ia bercerita bahwa ia tidak memimpikan Rasul seperti apa yang ia inginkan, malah ia memipikan danau yang sangat jernih airnya dan miminum air danau sepuas - puasnya.  Apa jawab guru :  jawab guru adalah :

إذا كان اشتياقك الى الرسول كشتياقك الى الماء فستراك الرسول

artinya : “kalau kamu merindukan Rasul SAW saat itu, seperti kamu merindukan air untuk minum, maka kamu akan bermimpi bertemu Rasulullah SAW.”

Dalam kitab Jalaa-ul Afhaam karya Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menyebutkan beberapa manfaat dari mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, diantaranya :

Yang pertama, Shalawat merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Allah Swt, sebab Allah berfirman :

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Dalam hadits lain juga dikatakan :

البخيل من ذكرت عنده فلم يصل علىّ

Orang yang bakhil adalah orang yang apabila namaku disebut, dia tidak mengucapkan shalawat kepadaku”.

Keutamaan yang kedua, terkabulnya do’a jika didahului dengan shalawat atas Nabi Muhammad, dalam hadits disebutkan :

كل دعاء محجوب حتى يصلى على النبى صلى الله عليه و سلم

Setiap do’a masih terhalang hingga diucapkan shalawat kepada Nabi Saw

Dan keutamaan yang ketiga, shalawat merupakan sebab mendapatkan syafa’at dari Nabi Muhammad Saw. Jika ketika mengucapkan shalawat diiringi dengan permohonan wasilah kepada beliau. Rasulullah bersabda : “apabila kalian mendengar muadzin (menyerukan adzan), maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan, lalu bershalawatlah kepadaku. Sebab siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian mohonkanlah al-wasilah kepada Allah, karena itu adalah sebuah kedudukan disurga yang tidak akan diperoleh kecuali bagi seorang hamba di antara hamba-hamba Allah, dan aku berharap akulah orangnya. Maka, siapa yang saja yang memohonkan al-washilah, maka ia berhak mendapatkan syafa’at (HR. Muslim)

Maka dari itu do’a setelah adzan seperti ini : 

اللهم رب هذه الدعوة التامة و الصلاة القائمة ات محمدا الوسيلة و الفضيلة و ابعثه مقاما محموداالذي وعدته

Ya Allah, Rabb panggilan yang sempurna ini dan sholat yang akan didirikan. Berikanlah kepada Muhammad al-washilah dan keutamaan. Serta tempatkanlah dirinya pada maqam terpuji yang telah engkau janjikan kepadanya.

Rasulullah Saw berjanji “siapa saja yang memohonkan al-washilah kepada nabi, maka ia berhak mendapatkan syafa’at

Keutamaan yang kempat adalah mendapatkan 10 kali shalawat dari Allah bagi yang bershalawat sekali untuk Nabi.

من صلى عليّ صلاة، صلى الله عليه بها عشرا

Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, Allah akan memberikan balasan shalawat kepadanya sepuluh kali

Shalawat dari Allah berarti Allah memberi rahmat, kalau dari malaikat berarti malaikat memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat.

Mudah –mudahan kita semua dapat mengambil hikmah dari perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw. Amin ya Rabbal alamin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SAMBUTAN RADIO ALMANAR

 

Yang kami hormati para ulama, para kyai para aparat pemerintah, para sesepuh kota depok yang kami tidak sebutkan satu persatu, wabil khusus kepada pengasuh pesantren al-manar azhari bapak KH. DR. Manarul Hidayah, bapak H. Rhoma Irama, bapak menteri tenaga kerja dan transmigrasi, bapak drs. H. Muhaimin Iskandar, M.Si, Bapak Kapolsek, Kapolres, Bapak camat, Bapak Lurah, bapak Rukun warga dan rukun tetangga yang kami hormati. Para alumni santri dari semua angkatan, para santri, para wali murid al-Manar Azhari yang seluruhnya kami hormati. Terutama kepada Bapak/Ibu hadirin yang dimuliakan Allah SWT. Amin ya Rabbal alamin.

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah atas nikmat-ni’mat yang telah diberikan. Sehingga kita dapat berkumpul dipesantren almanar azhari yang penuh berkah ini dalam acara launcing radio almanar 90.6 fm.

Shalawat dan salam marilah kita junjungkan kepada nabi Muhammad Saw, Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad Saw pada hari la yanfa’u malun wala banun illa man atallaha biqolbin salim. Amin ya robbal alamin.

Bapak Ibu dan Hadirin yang berbahagia

Saya atas nama keluarga besar pondok pesantren almanar azhari mengucapkan selamat datang kepada Bapak/Ibu hadirin/hadirot sekalian diPondok Pesantren Al-Manar Azhari dalam acara Launching Radio Al-Manar, Radio Nada dan dakwah, Radio Tambatan Hati, Radio Benteng pendidikan Aswaja, ahli sunnah wal jama’ah frekuensi 90.6 FM.

Ribuan terima kasih kami haturkan atas nama keluarga besar al-Manar Azhari kepada Panitia yang telah bekerja keras dalam mensukseskan acara ini. Kepada para donatur yang telah membantu baik moril ataupun materil. Kepada seluruh aparat yang telah membantu acara ini. Serta kepada seluruh santriwan dan santriwati yang telah mempersiapkan penyambutan untuk kita semua.

Selanjutnya kami mohon dibukakan pintu maaf yang seikhlas – ikhlasnya atas kesalahan dan kekurangan dalam penyambutan dan penjamuan yang kami berikan kepada Bapak/ibu sekalian.

Sebelum saya akhiri sambutan ini, saya mewakili keluarga besar al-manar Azhari ingin mengajak kepada bapak/ibu sekalian untuk membantu tersyiarnya radio 90.6 fm ini. yang bisa membantu dengan pengisian materi – materi yang akan di siarkan di radio, silahkan mendaftarkan diri kepada panitia dan staf radio untuk segera dijadwalkan.  Jika tidak bisa, bisanya hanya memberikan donatur untuk keberlangsungan radio, keberlangsungan dakwah islam, maka itu pun tak mengapa, dan itu sangat kami harapkan. jika itu tidak bisa maka saya mengharap kita menjadi pendengar setia, radio 90.6 fm dan menginformasikan kepada yang lain bahwa telah ada radio 90.6 fm, radionya abi manar, radionya bang h. rhoma irama, radionya cak imin, yang terdapat di dalamnya nada sekaligus dakwah islam, sebagai benteng pendidikan ahli sunnah waljama’ah.

Mudah – mudahan Allah swt memudahkan segala urusan kita. Amin ya robbal alamin. Akhirul kalam, wallhuilmuwafiq ila aqwamithoriq, wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MENEMPATI RUMAH BARU

 

Para Ulama, Asatidz, tokoh masyarakat yang kami hormati. Bapak, ibu, hadirin yang dimuliakan Allah Swt. khususnya shahibul bait, bapak .... sekeluarga yang berbahagia.

Pertama – tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita ni’mat yang tak terhingga, diantaranya adalah ni’mat iman dan Islam, ni’mat sehat walafiat, berkah rizki, panjang umur, sehingga kita dapat hadir ditempat ini guna untuk memenuhi undangan dari shohibul hajat berkenaan dengan menempati rumahnya yang baru ini. 

Mudah-mudahan shohibul hajat dan keluarganya dijauhkan dari segala bala’, semoga Allah swt mengabulkan seluruh hajatnya dan memudahkan segala urusannya,  rumah yang ditempatinya saat ini, menjadi rumah yang penuh berkah, semoga Allah   menjadikan keluarganya keluarga yang harmonis, keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, anak-anaknya menjadi anak-anak yang shaleh dan shalehah, berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya, berbakti kepada orangtuanya, serta berguna bagi agama dan negaranya, amin ya robbal alamin.

Hadirin yang dimuliakan Allah Swt

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Dan terhadap nikmat Rabbmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (QS. 93:11)

من لم يشكر الناس لم يشكر الله

“Siapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah”.

من لم يشكر القليل لم يشكر الكثير

“siapa yang tidak dapat mensyukuri nikmat yang kecil, berarti ia tidak dapat mensyukuri nikmat yang besar”.

لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيد

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. 14:7)

Mudah-mudahan Bapak ..... sekeluarga dapat betah menempati rumah baru ini dan rumah ini dapat dijadikan sebagai sarana beribadah kepada Allah dan menjadi tempat tinggal yang dapat menentramkan hati seluruh keluarga dalam membangun rumah tangga yang sejahtera.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan sekelamatan atas junjungan kami Nabi Muhammad Saw. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, luaskanlah tempat tinggal kami dan berkahilah rizki kami. Ya Allah ya Tuhan Kami, tempatkanlah kami pada tenpat yang diberkahi dan Engkau adalah sebaik-baik Pemberi tempat itu ya Allah.

Ya Allah, berikanlah kepada kami umur yang panjang dan badan yang sehat, sinarilah hati kami, tetapkanlah iman kami, perbaikilah amal perbuatan kami, luaskanlah rizki kami, dekatkanlah kami kepada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejelekan, penuhilah segala kebutuhan kami dalam agama, dunia dan akhirat. Tutuplah akhir hayat kami dengan kematian yang baik dan jangan Engkau mengakhiri hidup kami dengan mati yang jelek.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CERAMAH KEMATIAN

 

الحمد لله القائل في كتابه الكريم اعوذبالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم، وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ, الَّذِينَ إِذَآ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا للهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ,  أُوْلآئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُوْلآئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ. وصلى الله على سيدنا محمد و على أله وصحبه أجمعين, أما بعد.

Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt yang senantiasa melimpahkan rahmat dan nikmatnya sehingga kita dapat hadir bersama-sama dalam keadaan sehat walafiyat untuk mendoakan almarhum, almagfurlah, membacakan al-Qur’an, beristigfar, berzikir, bertahlil dan berdoa yang pahalanya kita hadiahkan kepada almarhum.

Banyak sekali manfaat dari berkumpulnya kita pada kesempatan ini:

1.      Mengingatkan akhirat.

وَعَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ الْحُصَيْبِ الْأَسْلَمِيِّ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : { كُنْت نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا } رَوَاهُ مُسْلِمٌ ، زَادَ التِّرْمِذِيُّ ( فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْآخِرَةَ " .

Dahulu saya melarang menziarahi kubur, sekarang berziarahlah kepadanya! Karena demikian itu akan mengingatkan kamu pada akhirat. (HR. Muslim dan Turmudzi).

كفى بالموت واعظا

Cukup dengan kematian ini sebagai nasihat (Jami’ Shogir)

كَفَى بِالْمَوْتِ مُزَهِّداً في الدُّنْيَا ، وَمُرَغِّباً في الآخِرَةِ

Cukup dengan kematian seseorang menjadi zuhud terhadap dunia dan rindu dengan mempersiapkan diri untuk akhirat. (al-Fath al-Kabiir)

2.      Sebagai ajang silaturahim, mengingatkan tentang jasa-jasa dan kebaikan almarhum.

عن ابن عباس رضي الله عنهما  : عن النبي صلى الله عليه و سلم فيما يروي عن ربه عز و جل . قال قال ( إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذلك فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو هم بها وعملها كتبها الله له عنده عشر حسنات إلى سبعمائة ضعف إلى أضعاف كثيرة ومن هم بسيئة فلم يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو هم بها فعملها كتبها الله له سيئة واحدة )  [ ر 7062 ]

عن ابن عباس رضي الله عنهما  : أن امرأة من جهينة جاءت إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقالت إن أمي نذرت أن تحج فلم تحج حتى ماتت أفأحج عنها ؟ قال ( نعم حجي عنها أرأيت لو كان على أمك دين أكنت قاضية ؟ . اقضوا الله فالله أحق بالوفاء )  [ 6321 ، 6885 ]

Bahwasanya ada seorang wanita dari Juhaina datang kepada Rasulullah Saw lalu berkata: “Sesungguhnya ibuku pernah bernadzar hendak melakukan haji. bolehkah aku menghajikannya? Ya, hajikanlah dia. Jawab Rasulullah Saw. Bagaimana pendapatmu sekiranya ibumu itu mempunyai hutang apakah kamu melunasinya? Ya, jawab wanita itu, maka Rasulullah saw pun bersabda: “Bayarlah piutang Allah, karena Allah lebih patut dilunasi.

عن ابن عباس ،أن النبي صلى الله عليه وسلم سمع رجلا يقول : لبيك عن شبرمة ، قال: " من شبرمة " ؟ قال : أخ لى ، أو قريب لى ، قال : " حججت عن نفسك" ؟ قال : لا ، قال : " حج عن نفسك ثم حج عن شبرمة "

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Abbad RA, ia berkata : “Bahwa Nabi Muhammad Saw mendengar seseorang berkata: “Ya Allah aku penuhi panggilan-Mu atas naama Syubrumah”, Nabi Saw berkata: “Siapakah syubrumah? Ia menjawab: saudaraku atau kerabatku, Nabi berkata: “kamu sudah haji untuk dirimu sendiri? ia menjawab: belum. Nabi berkata: hajilah kami untuk dirimu sendiri (dulu), kemudian hajilah atas nama syubrumah. (HR. Abu Dawud)

3.      Bakti anak sholeh dengan bersedekah dan mendoakan orangtua bersama-sama.

Mengapa kita perlu mendoakan orang yang sudah meninggal dunia. Sebab disebutkan dalam hadits bahwa mayat itu di dalam kuburnya ibarat orang yang tenggelam di dalam air yang amat payah. Mereka menantika bacaan doa dan istigfar dari anaknya atau orang tuanya, atau saudaranya bahkan dari kerabatnya. Jika orang yang sudah meninggal mendapati hal tersebut, maka mereka lebih senang dari pada mendapayi dunia dan seisinya.

Rasulullah Saw bersabda: Bersedekahlah kamu sekalian untuk dirimu sendiri dan untuk ahli kuburmu walau hanya dengan seteguk air, jika kamu sekalian tidak mampu bersedekah dengan seteguk air maka bersedekahlah dengan satu ayat dari al-Qur’an. Maka berdoalah dengan memohon ampunan dan mengharap rahmat Allah, maka sesungguhnya Allah telah berjanji akan mengabulkannya.  (kitab durro an-Nasikhin hal. 95).

Imam Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad mengatakan : bahwa diantara yang paling besar keberkahannya dan paling banyak manfaatnya untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah bacaan Al-Qur’an.  hal ini terdapat dalam kitab katnyanya yang bernama saabil al-iddikaar.

Sahabat Ibnu Umar juga mengatakan : jika salah seorang di antara kalian mati, maka janganlah kalian menahannya. segerakanlah untuk dikubur dan bacakanlah permulaan Al-Baqarah di dekat kepalanya dan didekat kedua kakinya dengan penutup surat Al-Baqarah. (hadits ini diriwayatkan oleh at-thabari dala al-kabir dan imam bayhaqi).

Maka dari itu di anjurkan membaca ayat apapun dari Al-Qur’an baik didekat kubur maupun jauh. Dan jika sampai mengkhatamkan Al-Qur’an seluruhnya itu lebih baik. sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Riyadusshalihin dan Kitab Al-Adzkar.

Ada sebuah pertanyaan, apakah boleh seseorang menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an dan zikir kepada orang yang sudah meninggal dunia?

Jawabannya adalah ya, itu boleh, pahala bacaan al-Qur’an itu akan sampai kepada mereka yang sudah meninggal dunia, bahkan mereka bisa mendapatkan pengampunan dosa atau peningkatan derajat, mendapatkan kebahagiaan dan lain sebagainya.

Apa dalilnya?.Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad Saw:

عن معقل ابن يسار ، قال : قال النبي صلى الله عليهوسلم : (اقرأوا (يس) على موتاكم)

“Bacalah Yaasin kepada orang-orang mati diantara kalian” (HR. Abu Dawud).

Rasulullah Saw juga bersabda:

معقل بن يسار أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال و?يس قلب القرآن لا يقرؤها رجل يريد الله والدار الآخرة إلا غفر له اقرؤوها على موتاكم .

“Yasin adalah jantung Al-Qur’an. tidaklah seseorang membacanya dengan niat hanya karena Allah dan akhirat melainkan Allah akan mengampuninya, maka bacakanlah ia kepada orang-orang mati diantara kalian”. (HR. Annasai dan Attabari)

Hadits ini bersifat umum, mencakup bacaan kepada orang yang sedang sakaratul maut atau kepada orang yang sudah meninggal dunia. Didalamnya terdapat dalil bahwa bacaan tersebut sampai kepada orang yang sudah meninggal dunia dan mendatangkan manfaat baginya. Perbedaan pendapat hanya jika pembaca tidak berdo’a setelahnya dengan do’a semacam ini: “Allahummaj’al tsawaba ma qara’nahu ila fulan” (ya allah jadikanlah bacaan pahala bacaan kami untuk fulan).

Jika ia membaca doa maka maka tidak ada perbedaan pendapat diantara ulama, karena dikategorikan sebagai do’a sebagaimana firman Allah Swt :

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Tuhan  Kami, berilah ampunan kepada Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."

Tetapi jika ia tidak berdoa demikian, maka menurut pendapat yang masyhur dalam mazhab syafi’I bahwa pahalanya tidak sampai. Namun ulama Mazhab Syafi’I generasi belakangan atau khlof, menyatakan bahwa pahala bacaan dan dzikir sampai juga kepada mayyit seperti mazhab 3 yang lainnya.

Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah swt

Bahkan ulama menyatakan bahwasanya dibolehkan seseorang memberikan pahala amalnya kepada orang lain, baik itu berupa bacaan maupun yang lainnya (misalnya shodaqoh). dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Amru bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya bahwa nabi saw bersabda:

“dibolehkan bagi salah seorang di antara kalian jika ia hendak bersedekah dengan sukarela, dia memberikannya kepada kedua orangtuanya. dengan demikian, kedua orangtuanya mendapatkan pahala sedekahnya dan dia pun mendapatkan seperti pahala kedua orangtuanya tanpa mengurangi pahala kedua orangtuanya sedikit pun.”

عن عائشة رضي الله عنها  : أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه و سلم إن أمي افتلتت نفسها وأظنها لو تكلمت تصدقت فهل لها أجر إن تصدقت عنها ؟ قال ( نعم )

Ibuku terluputkan dirinya (meninggal dunia tanpa meninggalkan wasiat), dan aku berpendapat jika ia masih hidup pasti bersedekah, apakah ia mendapatkan pahala jika aku bersedekah atas nama dia? nabi menjawab, ya, benar.

Bagaimana dengan Firman Allah Swt :

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,

dan bagaimana juga dengan sabda nabi :

" إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا منثلاث : صدقة جارية ، أو علم ينتفع به ، أو ولد صالح يدعو له " رواهالجماعة إلا البخاري وابن ماجه)

Jika anak adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal; shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan (orangtua)-nya.

Idza mata ibnu adam inqata’a amaluhu..” (jika manusia mati, maka terputuslah amalnya..”. Dalam kitab ar-ruh karya Ibnu Qayyim dikatakan : Al-Qur’an tidak menafikan seseorang mendapatkan manfaat dari usaha atau amalan orang lain, tetapi Al-Qur’an hanya memberitahukan bahwasanya dia tidak mendapatkan lagi kecuali dari hasil usahanya/amalnya. adapun usaha orang lain, maka itu adalah milik orang yang melakukan. jika menghendaki dia dapat memberikannya kepada orang lain, dan jika menghendaki dia dapat menahannya hanya untuk dirinya sendiri. Allah swt tidak mengatakan : sesungguhnya dia tidak boleh menerima manfaat kecuali lantaran apa yang diusahakannya sendiri.

begitu juga sabda nabi saw :  “inqata’a amaluhu” (terputuslah amalnya), nabi hanya memberitahukan tentang keterputusan amalnya untuk dirinya. adapun amal orang lain, maka itu menjadi hak orang yang melakukannya. jika dia memberikan maka sampai kepadanya bukan pahala dari amalnya sendiri karena ia telah meninggal dunia.

جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقال يا رسول الله إن أمي ماتت وعليها صوم شهر أفأقضيه عنها ؟ . قال ( نعم قال فدين الله أحق أن يقضى )

ابن عباس رضي الله عنهما  : أن سعد بن عبادة رضي الله عنه توفيت أمه وهو غائب عنها فقال يا رسول الله إن أمي توفيت وأنا غائب عنها أينفعها شيء إن تصدقت به عنها ؟ قال ( نعم )

عن ابن عباس رضي الله عنهما  : أن سعد بن عبادة رضي الله عنه استفتى رسول الله صلى الله عليه و سلم فقال إن أمي ماتت وعليها نذر فقال ( اقضه عنها )

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : رفعت امرأة إلى النبي صلى الله عليه وسلم صبيا لها من محفة فقالت : يا رسول الله ، ألهذا حج ؟ قال : « نعم ، ولك أجر »

Seorang wanita mengangkat bayinya dan bertanya : wahai rasulullah, apakah anak ini mendapatkan pahala haji? beliau menjawab, “benar dan bagimu pahala”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CERAMAH PERKAWINAN

 

Hadratul Mukarromin, para alim ulama dan kyai yang kami muliakan.

Para tamu undangan, bapak-bapak, ibu-ibu dan segenap hadirin yang kami hormati.  Bapak/ ibu shohibul hajat sekeluarga dan mempelai pengantin yang berbahagia. Wabil khusus bapak haji ya'qub sekeluarga yang kami hormati.

Pertama – tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita ni’mat yang tak terhingga, diantaranya adalah ni’mat iman dan Islam, ni’mat sehat walafiat, berkah rizki, panjang umur, sehingga kita dapat hadir ditempat ini guna untuk memenuhi undangan untuk dapat menyaksikan pernikahan saudara …… dengan …..

Mudah-mudahan Allah swt member keberkahan kepada mereka berdua. Semoga Alloh swt menjadikan kelauarga yang sakinah, mawaddah warohmah, di mudahkan segala urusannya dan  dijauhkan dari segala bala yang menimpa, anak keturunannya menjadi anak-anak yang shaleh dan shalehah, berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya, berbakti kepada orangtuanya, serta bermanfaat bagi bangsa dan agamanya, amin ya robbal alamin.

Allah Swt berfirman:

وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. 30:21)

Alloh swt menciptakan kamu istri agar kamu tentram bersamanya, dan Allah juga menciptakan rasa kasih sayang di antara mereka.

مَنْ تَزَوَّجَ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ نِصْفُ دِيْنِهِ

“Siapa yang telah menikah maka ia menyempurnakan setengah agamanya”

من تزوج فقد أعطي نصف العبادة

من رزقه الله امرأة صالحة,فقد أعانه الله على شطر دينه، فليتق الله في الشطر الباقي

1.      Muhammad Saw merupakan suri tauladan dalam berkeluarga

Keberhasilan dalam memimpin keluarga sering dijadikan salah satu kriteria bagi kesuksesan seseorang. Ia belum dianggap sukses kalau keluarganya masih berantakan atau banyak persoalan yang tidak terselesaikan. Betapa banyak pemimpin yang sukses dalam karir dan bisnis, tetapi gagal dalam memimpin rumah tangga. Misalnya, ada pengusaha atau pejabat yang anaknya terlibat narkoba atau tindak kriminal lainnya. Ada anak pejabat, pengusaha yang merasakan kurang kasih sayang kedua orangtuanya. Sang ayah sibuk berbisnis dan sang ibu juga punya kesibukan yang sama, sehingga anak-anak mengalami sindrom broken-home, tidak kerasan dirumah. Mereka mencari tempat-tempat yang mereka tidak dapatkan dirumah sehingga banyak yang terjerumus kepergaulan yang membawa kepada banyak persoalan.

Nabi kita, Nabi Muhammad Saw merupakan teladan bagi ummatnya. Beliau disamping pemimpin militer, seorang pengusaha, seorang guru, beliau juga merupakan pemimpin keluarga yang harmonis. Beliau adalah seorang ayah yang baik pada anak-anaknya dan seorang suami yang baik pada istri-istrinya.

Di dalam al-Qur'an hanya dua Nabi yang menggunakan kata "uswatun hasanah". Yaitu Nabi Muhammad Saw dan Nabi Ibrohim AS.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (QS. 33:21)

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia

Kenapa hanya dua Nabi saja yang menggunakan 'uswatun hasanah'?. karena yang kedua nabi ini, bukan hanya dirinya saja yang patut di tauladani dan di contoh, tetapi keluarganya, anak dan istrinya juga patut di contohi.

Nabi Ibrahim punya dua anak ismail dan ishaq. Istrinya Saroh dan hajar dibina dengan baik dan menjadi wanita yang shalihah. Kedua orang putranya menjadi Nabi dan Rasul. Ismail menjadi contoh kesolehan dan ketaatan kepada Allah dan orang tua dengan rela mengorbankan dirinya demi mematuhi perintah Allah Swt.

Begitu juga dengan Nabi Muhammad Saw, mempunyai istri yang merupakan ummahatul Mu'minin dan anaknya Fatimah yang melahirkan cucu-cucu yang sholeh dan sholehah.

Berbeda dengan nabi yang lain, contohnya Nabi Adam, punya anak namanya Qabil, ia membunuh saudaranya Habil. Nabi Nuh punta anak yang bernama Kan'an yang durhaka dan tidak mau mengikuti ajaran bapaknya, Nabi Nuh AS dan akhirnya mati ditenggelamkan oleh Allah Swt. Nabi Luth, istrinya durhaka, penganut lesbian dan homoseksual dan mati di adzab oleh Allah Swt.

Allah Swt berfirman : “Allah memberi perumpamaan tentang orang-orang kafir yaitu istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.(At-Tahrim : 14)

2.      Poligami

Nabi Muhammad Saw hanya memiliki seorang istri yaitu khodijah binti Khuwaylid selama 25 tahun. Dalam masa itu, sama sekali tidak ada sejarah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw ingin menikah dengan perempuan lain.

Yang ada adalah Rasulullah bersama khodijah membina keluarga dengan baik. Dikaruniai 6 orang anak. membina keluarganya sehingga menjadi keluarga yang sangat sejahtera. Nabi memang lahir dalam keadaan miskin dan mati dalam keadaan miskin tapi bukan berarti masa muda nabi dilalui dengan kemiskinan. 8 tahun Nabi jadi pengembala, umur 12 tahun nabi belajar dagang, umur 17 nabi nabi menjadi pemimpin perniagaan sehingga nabi punya uang banyak, sehingga mampu memberi mahar kepada khodijah sebesar 20 ekor onta. Umur 25 tahun nabi menikah, umur 40 tahun nabi tidak bekerja lagi tapi menjadi investor, orang lain yang bekerja, nabi tinggal mendapatkan keuntungan.

Rasululllah tidak menikah dengan perempuan lain semasa khodijah masih hidup. Kemudian setelah dua tahun di tinggal oleh khodijah barulah Rasulullah Saw menikah lagi dengan Saudah binti Zum'ah. Sebelum menikah dengan Aisyah Rasululah menikah dengan Saudah. Saudah ini adalah perempuan pertama yang dinikahi oleh Rasulullah Saw setelah khodijah wafat. Siapa Saudah. Saudah ini seorang janda shahabat Nabi yang bernama Syukron al-Anshori, Kulitnya hitam, berasal dari Sudan, punya 12 anak dan umurnya 70 tahun. Alasan dinikahi Nabi agar keimanannya terjaga dari gangguan kaum Musyrik.    

Sulit di cari zaman sekarang yang mau menikah dengan nenek2 yang usianya 70 tahun dan harus menganggung 12 anaknya.

3.      Suami yang sabar

Ujian dan musibah bisa saja terjadi kepada setiap orang, terlepas dia itu soleh atau tidak, muslim atau tidak, tua ataupun muda. Bahkan Nabi Muhammad Saw yang merupakan makhluk yang paling dicintai oleh Allah swt-pun mendapatkan ujian, cobaan, musibah yang datangnya silih berganti.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa nabi Muhammad Saw terlahir dalam keadaan yatim, bapaknya meninggal dunia ketika nabi berumur 6 bulan dikandungan. Setelah itu nabi ditinggalkan oleh ibunya untuk selama-lamanya ketika nabi berumur 6 tahun. Ini adalah ujian yang berat kepada Nabi Muhammad Saw  bagaimana kalau ini terjadi kepada kita (wal’iyazu billah).. Kemudian setelah itu Nabi di titipkan kepada kakeknya. Ketika Nabi sudah sangat dekat dengan kakek yang dicintainya, kakeknya meninggal dunia, saat itu nabi berumur 8 tahun. Kemudian nabi dititipkan kembali kepada pamannya yang bernama Abu thalib, kebetulan diantara paman-paman nabi yang hidupnya paling sederhana adalah Abu thalib, sehingga mengharuskan kepada nabi untuk membantunya dengan mengembalakan hewan ternak kepunyaan penduduk Makkah untuk mendapatkan upah.

Setelah Rasulullah menikah dan dikarunia anak, satu persatu anaknya meninggalkan Rasulullah Saw. Karena seluruh keturunan Nabi Muhammad Saw meninggal dunia pada saat Nabi masih hidup kecuali satu orang saja yaitu Fatimah Azzahra. Anak laki pertamanya yang bernama Qasim, meninggal ketika usianya 2 tahun. Kemudian Anak lakinya Abdullah meninggal ketika usianya 1 tahun, dan anak lakinya Ibrahim meninggal ketika berusia 1 tahun 10 bulan. Ini merupakan musibah yang sangat besar untuk Nabi Muhammad saw. Seorang ayah yang menanti-nanti keturunan dari seorang istri yang mengandung selama 9 bulan, akhirnya anak-anak itu dipanggil oleh allah swt pada usia yang masing sangat belia.

Belum lagi anak perempuan Nabi Muhammad saw, yang  Zainab, Ruqayyah dan Ummu kulsum, mereka semua meninggal dunia setelah beranjak dewasa dan setelah melangsungkan pernikahan. Mereka semua meninggal dunia, kala Nabi Muhammad saw masih hidup dan menyaksikan kematian mereka semua. Bagaimana kalau ini terjadi kepada kita sebagai seorang ayah yang menyaksikan langsung kematian anak-anaknya. Ditinggal mati oleh satu anak saja seakan akan kita tidak sanggup menghadapinya, sedangkan Rasulullah Saw, 6 anaknya diwafatkan oleh Allah swt kala Nabi masih hidup. Itu adalah ujian untuk nabi akhir zaman, ujian kepada nabi yang walaupun ditimpa musibah tetap totalitas keimanannya terjaga kepada Allah swt.

Maka dari itu nabi sering diolok-olok oleh orang kafir dengan sebutan ‘abtar’ yaitu orang yang terputus keturunannya. Karena seluruh anak laki-laki nabi Muhammad meninggal pada usia yang masih sangat belia sedangkan waktu itu seorang anak laki-laki menjadi kebanggaaan keluarga pada masa jahiliyyah. Karena nabi sering diolok-olok oleh orang kafir,  maka nabi Muhammad menjadi sedih, sehingga turunlah surat al-Kautsar. Allah Swt berfirman:

إنا أعطينك الكوثر فصل لربك وانحر إن شانئك هو الأ بتر

Yang artinya : (1)Sungguh, kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak, (2) maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah, (3) Sungguh, orang-orang yang membencimu justru dialah yang abtar’ (karena)  terputus (dari rahmat Allah swt)

Di dalam surat ini : Allah swt memberi semangat, motivasi  kepada Nabi Muhammad saw yang sering ditimpa musibah, yang pertama, wahai Muhammad  walaupun engkau sering ditimpa musibah, ingatlah bahwa engkau juga telah banyak mendapatkan nikmat dari Allah swt. Yang kedua, maka dari itu walaupun engkau ditimpa musibah tetaplah engkau mendirikan shalat dan berkurban sebagai rasa syukur kepada Allah swt. Dan ayat terakhir, Allah Swt  memberi semangat kepada nabi Muhammad saw. Wahai Muhammad biarlah mereka mengolok–olokmu dengan perkataan ‘abtar’ karena justru yang ‘abtar’ adalah mereka semua, karena mereka semua telah terputus dari rahmat Allah swt.

4.      Harmonis kepada keluarga

Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, ada beberapa sahabat menemui Aisyah, memintanya agar menceritakan perilaku rasulullah SAW, Aisyah sesaat tidak menjawab permintaan itu. Airmatanya berderai. Kemudian dengan nafas panjang ia berkata “Kaana kullu amrihi ‘ajaba’ (Perilakunya semuanya  indah menakjubkan).

Ketika didesak untuk menceritakan perilaku Rasul yang paling mempesona. Aisyah kemudian mengisahkan bagaimana Rasul yang mulia ditengah malam bangun dan meminta izin kepada Aisyah untuk shalat malam.

“Izinkan aku beribadah kepada Rabbku,” ujar Rasulullah kepada Aisyah.

Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah selalu menciumnya ketika ingin pergi ke masjid dan Rasulullah Saw selalu menciumnya walaupun dalam keadaan berpuasa. Aisyah juga pernah berkata: aku pernah minum, kemudian aku memberikan minuman tersebut kepada Nabi Muhammad Saw, kemudian beliau menempelkan mulutnya persis di tempat aku minum, lalu beliau minum. Dan pernah aku memakan daging, kemudian aku memberikan daging itu kepada Nabi, lalu beliau meletakkan mulutnya (didaging tsb) pada bekas mulutku".

Rasulullah pernah suatu ketika terlalu malam pulang dari perjalanan sehingga beliau tidak mau mengetuk pintu rumahnya. Sehingga beliau tidur didepan pintu rumahnya, karena tidak mau mengetuk pintu, karena khawatir menggannggu tidur Aisyah, istrinya.  Aisyah pun demikian, karena ingin langsung terbangun jika mendengar Nabi datang, maka Aisyah tidur persis di depan pintu rumah.

Jangan mengharapkan istri kita sholehah kalau kita tidak mensholehkan diri kita terlebih dahulu. Begitu juga sebaliknya, seorang istri jangan mengharapkan mendapatkan suami sholeh kalau tidak mensholehakan dirinya terlebih dahulu.

Itu adalah Rasulullah Saw yang tidak pernah mengatakan "terlalu sibuk" untuk hal yang demikian. Padahal Rasulullah Saw adalah orang yang super sibuk. Dalam hidupnya ia telah memimpin 19 perang besar, ia juga sebagai hakim yang memutuskan perkara ummatnya, ia juga adalah imam shalat lima waktu di masjid Nabawai, dan baginya sholat tahajud merupakan kewajiban untuk dirinya. Tetapi ia masih mengatakan:

خيركم خيركم لاهله

"Yang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya".

Begitu juga homatnya istri terhadap suami, Rasulullah Saw bersabda:

“Seandainya aku boleh memerintahkan manusia bersujud kepada manusia lain, aku akan perintahkan para istri untuk bersujud pada suami mereka karena besarnya hak suami yang dianugerahkan Allah atas mereka".

“Istri yang paling baik adalah yang membahagiakanmu, saat kamu memandangnya, yang mematuhimu kalau kamu menyuruhnya, dan memelihara kehormatan dirinya dan hartamu bila kamu tidak ada disisinya.”

“Bila seorang wanita meninggal dunia, dan suaminya ridho sekali dengan tingkah lakuknya semasa hidupnya, maka wanita itu masuk surga”.

Bagaimana caranya agar tetap terjaga hubungan harmonis dalam keluarga:

1.      Luruskan niat

Luruskan niat kita, agar pernikahan ini karena Allah Swt.

سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatantergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

"berapa banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena bagusnya niat dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi perbuatan duniawi karena jeleknya niat".

2.      Niat Ibadah

إنَّكَ لن تُنفِقَ نفقةً تبتغي بِها وجهَ اللهِ إلاَّ أُثِبْتَ عليها ، حتَّى اللُّقمَة تجعلُها في فيِّ امرأتك

"Tidaklah kamu member satu nafkah pun yang kamu niatkan untuk mengharap Ridha Allah Swt, kecuali kamu akan diberi pahala atasnya, begitu juga apa yang kamu letakkan pada mulut istrimu". Dalam riwayat lain: Sesungguhnya apa yang kamu nafkahkan maka hal itu adalah sedekah hingga suapan yang kamu suapkan ke mulut istrimu".

3.      Ajak anak istri kita beribadah kepada Allah Swt

 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”( At-Tahrim : 6)

kata  قُوا  merupakan fi’il amar (perintah), dan dalam kaidah ushul fiqih dikatakan:

اللأصل في الأمر للوجوب

  yaitu melambangkan suatu kewajjiban, maka hukum yang muncul adalah memimpin dan bertanggung jawab pada keluarga itu dengan memeliharanya dari api neraka adalah suatu kewajiban bagi seorang mukmin laki-laki.

Semoga kita dapat mendidik dan memberi tauladan yang baik kepada keluarga dan anak-anak kita. Semoga keluarga kita termasuk keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, keluarga yang berkah dan di ridhoi oleh Allah Swt. Amin.

Marilah kita antarkan kedua mempelai pada kehidupan mereka yang baru.  Akhirnya, mari kita panjatkan doa kepada kedua mempelai,

بَارَكَ اللهُ لَكَما وَبَارَكَ عَلَيْكَما وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ.

Semoga Allah memberikan keberkahan dan menetapkan keberkahan itu padamu serta menghimpun kalian berdua di dalam kebaikan.

ربنا هب لنا من أزواجنا وذريتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما

Semoga berkat do’a dan restu hadirin, kedua mempelai diberikan kebahagiaan sepanjang pernikahan mereka, dijauhkan dari segala rintangan dan mampu membentuk keluarga yang bahagia, sakinah mawaddah wa rahmah, Amin.

 

 

 

 

CERAMAH WISUDA KELAS AKHIR

 

الحمدلله و الصلاة والسلام على رسول الله (أما بعد)

Bapak, ibu, hadirin yang dimuliakan Allah Swt.

Pertama – tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita ni’mat yang tak terhingga, sehingga kita dapat hadir di pondok pesantren tercinta guna menghadiri wisuda atau pelepasan santri kelas 12 SMA Al-Manar Azhari. 

Para wisudawan yang kami cintai

Allah Swt berfirman:

إن الإنسان ليطغى أن رأه استغنى

"Sesungguhnya manusia itu sangat durhaka (sangat sombong) apabila telah melihat dirinya merasa telah kaya (merasa dirinya telah cukup).

Para santriku, bahwa orang yang merasa dirinya telah pintar, telah penuh terisi, atau merasa telah menjadi orang besar dan orang kaya, maka orang yang semacam ini akan sulit dibentuk, orang yang semacam ini akan sulit dibentuk jiwanya dan sulit ditambah dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan.

Maka dari itu, tawadhu'lah kalian dimanapun kalian berada dan kejarlah ilmu setinggi mungkin. Karena dengan ilmu kalian menjadi mulia, karena dengan ilmu Allah akan mengangkat derajat kalian di sisi-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Yang kedua: syukur

Ketauhilah bahwa kunci dari pada pintu rizki ada pada kalimat yang satu ini, yaitu syukur.

لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيد

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. 14:7)

Kunci daripada thariqat adalah pada kalimat yang satu ini yaitu syukur.

Kunci motivasi ibadah kita kepada Allah adalah syukur.

قَامَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم حَتَّى تَوَرَّمَتْ قَدَمَاهُ - أَوْ سَاقَاهُ - فَقِيلَ لَهُ : أَلَيْسَ قَدْ غَفَرَ الله لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ ؟! فَقَالَ : أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا .

Rasulullah pernah shalat tahajud sampai bengkak kakinya. Aisyah bertanya: ya Rasulullah bukankan engkau telah diampuni dosa terdahulu dan dosa yang akan dating. Dikatakan: apakah tidak boleh saya menjadi hamba Allah yang bersyukur.

Jadikan ibadah yang kita kerjakan sebagai rasa syukur kita kepada Allah Swt. Dzikir, pembacaan ratib al-Haddad sebagai rasa syukur yang Allah telah berikan kepada kita pada hari ini. Allah telah memberikan banyak ni'mat kepada kita, betapa banyak syaraf yang ada di tubuh kita, satu syaraf saja kejepit, sudah dirawat kita dirumah sakit hari ini, apalagi ni'mat yang lain. Mata telinga tangan dan kaki kita.

من لم يشكر القليل لم يشكر الكثير

 “siapa yang tidak dapat mensyukuri nikmat yang kecil, berarti ia tidak dapat mensyukuri nikmat yang besar”.

Berapa banyak anak-anak kelas 12, yang diwisuda di gubuk reot, tapi kalian di wisuda di tenda dan panggung yang bagus.

Berapa banyak anak-anak kelas 12 diindonesia yang tidak diwisuda, tidak mengikuti acara pelepasan, tidak mengikuti jalan-jalan perpisahan karena terkendala biaya.

Berapa banyak anak-anak kelas 12 yang diwisuda tanpa dihadiri orangtua, tapi kalian ada orang tua dan di hadiri oleh orang tua.

Maka dari itu, bagaimana cara kita bersyukur kepada Allah. Caranya yaitu bersyukur dan berterima kasih kepada manusia.

من لم يشكر الناس لم يشكر الله

 “Siapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah”.

Berterimakasihlah kalian kepada kedua orang tua yang telah membiayai kalian, berterima kasihlah kalian kepada Abi dan Umi yang telah mengasuh kalian, berterimakasihlah kalian kepada guru-guru kalian yang telah mengisi kalian dengan ilmu pengetahuan, berterima kasihlah kalian dengan penjaga sekolah, kebersihan, bagian dapur yang telah merawat kalian.

Jika kalian telah berterima kasih, maka kalian terlah bersyukur kepada Allah Swt. Jika kalian telah bersyukur maka akan dibukakan pintu rizki dan ilmu pengetahuan yang luas tak terhingga.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CERAMAH HAJI

 

لبيك اللهم لبيك – اللهم صل علي محمد – اللهم انا نسألك – ربنا أتنا

Assalamu`alaikum wr.wb

Yang kami hormati bapak ibu hadirin yang dimuliakan Allah Swt, wabil khusus kepada para asatidz, para kyai, para ustadzat, tokoh masyarakat, yang mohon maaf tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan cinta kami kepada mereka.

Yang kami hormati calon duyufurohman, tamu allah bapak agus dan ibu ... mudah – mudahan disehatkan badannya, diberkahkan rizkinya, dipanjangkan umurnya dalam taat kepada Allah, sehingga dapat menunaikan ibadah haji dengan sempurna, dapat menjalankan ibadah baik ibadah yang wajib maupun ibadah yang sunnah, dan kembali lagi ketanah air dengan selamat, bertemu kembali dengan anak – anak dan keluarga yang dicintainya, dengan membawa titel haji yang mabrur dan mabruroh. amin ya rabbal alamin.

Rasulullah Saw bersabda:

الحج المبرور ليس له الجزاء الا الجنة

“Haji yang mabrur tiada pahala yang lain (dari Allah Swt) kecuali surga” (HR. Bukhari Muslim)

Di dalam hadits lain juga disebutkan:

الحجاج والعمار وفدالله إن سألوا أعطوا وان دعوا أجيبوا وان أنفقوا أخلف لهم

 “Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan umroh adalah tamu-tamu Allah. Apabila mereka memohon, tentu diberi. Jika mereka berdoa, niscaya dikabulkan, dan jika mereka berbelanja (nafkah/ mengeluarkan uang), niscaya di ganti”

Bapak ibu hadirin yang dimuliakan Allah Swt. Ada 5 keistimewaan ibadah haji dibanding ibadah-ibadah yang lainnya.

 

 

1.      GABUNGAN 3 JENIS IBADAH

Keistimewaan ibadah haji yang pertama adalah bahwa haji merupakan gabungan tiga ibadah.

Ada ibadah badaniyah, yaitu ibadah yang menitikberatkan pada kekuatan badan seperti sholat atau puasa. Ada ibadah qolbiyah yang pengalamannya diperanutamakan oleh hati semisal niat dan dzikir, dan ada ibadah maliyah, dimana harta menjadi faktor dominan bagi kemungkinan terlaksananya ibadah tersebut, umpamanya zakat, infaq, shodaqoh dan lain sebagainya.

Adapun ibadah haji merupakan gabungan dari ketiganya. Haji adalah titik kumulasi dimana ibadah badaniyah, qolbiyah, dan maliyah bertemu menjadi satu. Badan ikut melaksanakan, hati ikut berperan dan harta pun turut menentukan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di ceraiberaikan.

(((ada yang badannya sehat, duitnya banyak, jalan-jalanya udah keliling eropa, tapi niatnya nga ada, maka nga berangkat. Ada yang badannya sehat, hatipun berhasyrat tapi jika biaya tidak ada, nga bakal kesampean)))

((haji kosasi: haji ongkos di kasih, haji abidin: haji atas biaya dinas, haji tomat; pergi haji tobat pulang haji kumat; haji agus: haji abis gusuran, haji yadi: haji biaya pribadi))

 

2.      TERIKAT TEMPAT DAN WAKTU KHUSUS

Adapun keistimewaan haji yang kedua adalah bahwa ibadah haji ini terikat pada konteks ruang dan waktu tertentu. Ibadah-ibadah yang lain, jika sudah datang waktunya, bisa dilakukan dimana saja. Puasa ramadhan bisa dilakukan dimana saja. Zakat pun kalau sudah samai nishabnya, mau dikeluarkan dimana saja boleh. Akan tetapi ibadah haji hanya bisa dilakukan di tempat tertentu  dan musim tertentu saja.

(((ada sih ka’bah2an dipondok gede, sa’i2an juga ada, jumroh-jumrohan juga ada, Cuma jumrohnya udah nga kaya gitu, disana udah besar 7 kali lipat)))

 

3.      PERTEMUAN UMAT ISLAM INTERNASIONAL

Keistimewaan yang ketiga adalah haji merupakan kongres Internasional Ummat Islam. Saat itu mereka menyaksikan ummat Islam dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai negara dan benua.

 

4.      NAPAK TILAS PERJALANAN DAKWAH RASULULLAH

Keistimewaan yang kempat, ibadah haji merupakan napak tilas dari sejarah hidup Rasulullah Saw. Maka dari itu sudah menjadi keharusan bagi jama’ah haji untuk mengunjungi Makam Rasulullah Saw, karena ada sebuah hadits mengatakan:

من حج ولم يزوروني فقد جفاني زومن زراني ميتا فكأنما زاراني حيا

“Barangsiapa pergi haji dan tidak menziarahi aku, maka ia telah mengecewakanku. Barangsiapa menziarahiku sesudah mati, maka seolah-olah ia telah menziarahiku di masa hidup(ku)”.

(((baca sholawat:

يانبي سلام عليك يارسول سلام سلام عليك

 

5.      MINIATUR AKHIRAT

Dan keistimewaan haji bagi ibadah yang lain (menurut imam al-Ghazali) adalah bahwa perjalanan ibadah haji seperti perjalanan menuju akhirat untuk bertemu Allah Swt. Haji merupakan miniatur kematian. Ketika mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga dan saudara, seakan akan mengucapkan selamat tinggal ketika sakarotul maut.

Seorang jama’ah haji ketika menyiapkan bekal untuk perjalanan seolah-olah menyediakan bekal untuk akhirat. Ketika mengingat jauhnya perjalanan yang akan di tempuh atau ada kekhawatiran ada halangan dan rintangan dalam perjalanan, maka perjalanan akhirat lebih jauh dari itu dan memiliki banyak rintangan seperti pertanyaan mungkar nakir dan siksa kubur. Ketika menggenakan pakaian ihrom yang serba putih, maka itu merupakan gambaran daripada seseorang yang sudah mati di balut dengan kain kafan. Ketika sa’i natara shafa dan marwah, itu menggambarkan betapa hati manusia menjadi panik dan gusar ketika diombang-ambing oleh neraca mizan di akhirat nanti, mana yang lebih berat dari keduanya itu. Ketika thawaf seolah-olah manusia dibangkitkan dari alam kubur menuju padang mashsyar. Dan ketika di padang Arafah, seolah-olah manusia dari mulai zaman Nabi Adam AS sampai manusia yang terakhir wafat pada hari kiamat kelak dikumpulkan di padang mahsyar.

Maka dari itu ibadah haji akan membangkitkan kesadaran primer seseorang; yaitu dari mana kita datang, dimana kita sekarang dan kemana kita akan kembali. Disaat kita merenung dipadang arafah yang terhampar luas, betapa kecilnya kita saat itu, disaat kita menanggalkan segalam macam status sosial kita.

 

A.    LURUSKAN NIAT

Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena niatnya yang baik, dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi perbuatan duniawi karena niatnya yang buruk”.

((sholat sendiri cepet, lewat mertua langsung dilama2in. Apalagi haji, orang sekampung nganter semua, perlu terus menerus meluruskan niat, agar selalu niat ibadah haji karena Allah swt))

Kalau niatnya udah kuat, nanti dalam perjalanan menjumpai hal-hal yang nga enak akan terasa nikmat.

Kenapa orang rela membayar jutaan rupiah, sampe sana harus berdesak-desakan? Tidur tidak teratur, iklimnya panas, tapi mengapa kita belum pernah dengan ada jama’ah haji kapok pergi haji. Ji, gimana kabar disana? Waduh tobat cukup sekali aja saya pergi kesana dan kamu jangan coba2 pergi ke sana. Sebaliknya yang sering kita dengan kerinduan, ya allaoh pada waktu thawaf wada air mata berlinang membasahi pipi dan bathi saya menjerit; ya alloh kapan saya bisa kembali lagi bertemu rumah-MU.

Sebagai bandingan kita bisa lihat ibu yang melahirkan anaknya, saat ibu dihadapkan pada perjuangan , antara hidup dan mati. Di tengah rasa sakit beliau tersenyum menyambut kelahiran anaknya.

(((kita mau pergi haji, bukan piknik, jadi touris, dll. Niatnya kita ibadah, nanti abis ibadah ngeliat yang kuning-kuning baru mampir, nukan tebalik)))

 

B.     SABAR

(((atos sunda jawa)

(((janjiann di tiang masjid)

Sabar ada 3: ketika taat, ketika meninggalkan maksiat dan dikala menghadapi musibah.

 

C.    PERBANYAK IBADAH

(((pake rumus aji mumpung. Mungkung kita dimekkah kita puas2in beribadah)))

Maka dari itu,  nabi besar Muhammad saw sebelum sholat selalu mengingatkan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah – olah sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa setelah sholat ini bayangkan kalian akan dijemput oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis, kita akan sholat dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik – baik, yang akan kita persembahkan itu semua kehadirat Allah swt. Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani, dan kita berharap menjadi manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak. Amin amin ya rabbal alamin.

 

MELESTARIKAN HAJI YANG MABRUR

Ciri-cirinya:

عمله بعد الحج خير من قبله

“amal perbuatannya setelah haji lebih baik dari sebelumnya”

Bagaimana cara menjaganya:

Yang pertama: sholatnya semakin berkualitas. Dengan menjaga waktu shalat, dilaksanakan dengan ikhlas dan khusyu. Apalagi dilakukannya dengan sholat berjama’ah dimasjid.

من صلى في مسجدي اربعين صلاة لا تفوته صلاة كتب له براءة من النار و براءة من العذاب و براءة من النفاق

“barangsiapa sholat dimajidku empat puluh waktu dan tidak terputus maka orang tersebut akan di tulis bebas dari api neraka dan bebas dari siksaan dan bebas dari munafiq”

صلاة في مسجدي هذا أفضل من الف صلاة فيما سواه إلا مسجد الحرام و صلاة في المسجد الحرام أفضل من مائة ألف صلاة فيما سواه

“sholat dimasjidku ini lebih utama 1000 kali dibanding sholat di masjid lainnya kecuali masjidil harom lebih utama 100.000 kali sholat dari pada masjid lainnya”.

((di Indonesia: sholat sendiri dapet 1 tapi sholat berjama’ah dapet 27 x))

لبيك اللهم لبيك

Pergi haji ke tanah suci # memenuhi panggilan ilahi

Dengan penuh syukur di hati # bahagia tidak terperi

Semoga selamat di dalam bakti # mendapatkan ridho ilahi

 

Wahai saudara semua # berdoalah pada yang kuasa

Semoga yang pergi ibadah # pulang kerumah bertemu keluarga

Rizki bertambah dan smakin berkah # rahmat ilahi datang berlimpah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CUKUP MATI SEBAGAI NASEHAT

 

Tema pembicaraan kali ini adalah mengenai sebuah ayat al-Qur’ān yang sekiranya diturunkan kepada gunung niscaya luluh lantah; yang apabila direnungkan oleh pembacanya maka hatinya bergetar ketakutan dan air matanya mengalir; yang jika dihayati oleh orang yang bergelimang maksiat maka ia akan bertaubat.

Ayat yang menyebutkan tentang pintu gerbang dari sebuah perjalanan panjang dan begitu berat….

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Āli `Īmrān [3]: 185.)

Kematian adalah langkah awal dari perjalanan panjang yang memisahkan antara suami dan istrinya, orang tua dan anak-anaknya, kekasih dan yang dicintainya dan saudagar dan kekayaannya. Perjalanan yang muaranya adalah keabadian; kenikmatan Surga atau kesengsaraan Neraka yang akan didapatkan.

Kematian merupakan hal yang diyakini namun sering kali dilupakan; perkara yang diketahui kepastiannya akan tetapi seringkali diabaikan. Pantaslah jika baginda Rasulullah Saw mengingatkan dengan ucapkannya:

أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ – يَعْنِي الْمَوْت

Perbanyaklah mengingat pemutus segala kelezatan (yaitu kematian).

Dahulu, jika Khalīfah `Utsmān Ibn `Affān berdiri di dekat kuburan maka beliau menangis sejadi-jadinya sampai air mata jatuh membasahi jenggotnya. Lalu Sahabat bertanya: Wahai Khalifah, “(Ketika) Disebutkan Surga dan Neraka engkau tidak menangis (seperti ini), justru ketika engkau berada di dekat kuburan engkau malah mencucurkan air mata? `Utsmān bin Affan RA pun menjawab, “Rasulullah Saw pernah bersabda,

إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ

Sungguh, kubur merupakan tempat pertama dari akhirat. Jika seseorang selamat darinya, maka yang berikutnya akan lebih mudah. Namun, jika ia tidak selamat, maka yang berikutnya akan lebih keras lagi.”

Tidak cukupkah kematian menjadi nasehat untuk kita, mari kita bayangkan ketika kematian itu datang dengan dahsyatnya sakarotul maut, alam kubur dengan kesunyian dan kegelapannya, hari kebangkitan dengan detail perhitungannya, yang tidak ada satu perbuatanpun yang luput dari perhitungan Allah, Neraka dengan siksanya yang kekal atau Surga dengan kenikmatannya nan abadi.

كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا

“Cukuplah kematian sebagai pemberi nasehat.”

Kita selalu mengganggap kematian itu selalu berada sangat jauh dari kita, padahal sesungguhnya ia begitu dekat. Masa kecil dan remaja bertahun-tahun yang lalu telah kita lewati, namun rasanya baru kemarin, dan tanpa terasa kita berada pada hari ini. Hari esok dan yang akan datang kepada kita hingga tiba-tiba kematian menghampiri menjemput kita untuk mengarungi perjalanan yang sangat panjang dan begitu berat.

فَكَمْ مِنْ صَحِيْحٍ مَاتَ مِنْ غَيْرِ عِلَّةٍ # وَكَمْ مِنْ سَقِيْمٍ عَاشَ حِيْنًا مِنَ الدَّهْرِ

Berapa banyak orang sehat yang meninggal tanpa sakit.
Dan berapa banyak orang sakit namun tetap hidup bertahun-tahun.

وَاللهُ الْمُوَفِّقُ إِلَى أَقْوَامِ الطَّرِيْقِ ثُمَّ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه.

 

 

7 KEBAHAGIAAN HIDUP DI DUNIA

 

Ada seorang sahabat yang bernama Abdullah Ibnu Abbas, ditanya oleh muridnya tentang kebahagiaan hidup di dunia ini. Lantas beliau menjawab, bahwa ada 7 (tujuh) faktor kebahagiaan hidup di dunia ini.

 

1.      (قلب شاكر) Mempunyai Hati Yang Selalu Bersyukur kepada Allah Swt.

Yaitu orang yang selalu menerima apa yang Allah Swt berikan kepadanya, apapun bentuknya. Jika diberi ni’mat maka ia pun bersyukur kepada Allah Swt dan jika ia di timpa musibah, ia pun bersyukur kepada Allah Swt, semoga musibah yang menimpanya menjadi penghapus dosa baginya dan dengan musibah itu, ia berharap akan semakin dekat dengan Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

‘Tidak seorang muslim pun yang tertimpa suatu penyakit dan lainnya, kecuali Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya melalui penyakit tersebut, seperti sebatang pohon yang merontokkan daunnya,” (HR. Muslim. No. 4663).

 

2.       (الأزواج الصالحة) Memiliki Pasangan hidup yang sholeh dan Sholehah.

Seorang suami sebagai kepala keluarga, kelak akan dipintai pertanggungjawabannya diakhirat mengenai kesholehan rumahtangganya dari mulai istri hingga anak-cucunya. Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan keluarga yang sholeh dan jangan berharap mendapati istri yang sholehah kecuali jika suami mensholehkan dirinya terlebih dahulu, sebagaimana Rasulullah Saw. 

 

3.      (الأولاد الأبرار) Mempunyai Anak yang berbakti.

Berbakti kepada Allah dan Rasulnya, berbakti kepada Ibu Bapaknya, berbakti kepada agama dan bangsanya. Menjadi Anak yang sholeh dan Sholehah.

Ada kisah ketika Rasulullah Saw sedang thawaf. Rasulullah Saw bertemu dengan anak muda yang pundaknya lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah Saw bertanya kepada orang tersebut: “Kenapa pundakmu itu?” Jawab anak muda: “Ya Rasulullah, saya datang dari Yaman, saya mempunyai ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintainya, saya tidak pernah melepaskannya. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, sholat dan ketika istirahat, selain itu saya selalu menggendongnya”. Lalu anak muda itu bertanya: “Ya Rasulullah, apakah saya sudah (cukup)  berbakti kepada orangtua? Rasulullah Saw langsung memeluk anak muda tersebut dan mengatakan: “Sesungguhnya Allah ridho kepadamu, kamu adalah anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anak muda ketahuilah, bahwa cinta orangtuamu tidak akan pernah bisa terbalaskan olehmu”. Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah seorang anak tidak cukup untuk membalas segala cinta dan kebaikan orang tua selamanya.

 

4.      (البيعة الصالحة) Memiliki Lingkungan dan pergaulan yang baik

Bertemanlah dengan orang-orang sholih yang selalu mengingatkan kepada kebaikan. Rasulullah Saw bersabda:

 

عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

“Hadits riwayat Abu Musa ra, dari Nabi Saw, beliau bersabda: ‘Sesungguhnya perumpamaan berkawan dengan orang saleh dan berkawan dengan orang jahat adalah seperti seorang penjual minyak wangi (misk) dan seorang peniup dapur tukang besi. Penjual minyak wangi, dia mungkin akan memberikan kamu atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapatkan aroma harum darinya. Tetapi peniup dapur tukang besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu atau kamu akan mencium bau yang tidak sedap,” (HR. Muslim. No. 4762).

Maka dekatilah alim ulama, para kyai, para orang-orang sholeh. Dekatilah orang-orang yang jika memandang wajahnya, kita menjadi bergairah untuk beribadah kepada Allah Swt, sehingga membuat hati menjadi lapang, tenang dan tegar kembali.

 

5.      (المال الحلال) Hartanya halal.

Karena di dalam Islam itu yang terpenting adalah kualitas harta bukan kuantitas harta. Dengan harta yang halal maka insya Allah hidup akan berkah. Tetapi jika hartanya haram maka murka Allah akan segera tiba dan menjadi penyebab terhijabnya do’a.

يأتي على الناس زمان لا يبالي المرء ما أخذ منه، أمن الحلال أم من الحرام

“Akan datang sebuah zaman yang ketika itu manusia tidak lagi menghiraukan sumber pendapatannya; apakah berasal dari yang halal atau dari yang haram.”.

فإن ذلك لا تجاب لهم دعوة.

“Sesungguhnya doa orang yang demikian ini tidaklah akan dikabulkan.”.

 

6.      (تفقه في الدين)  Selalu Berusaha untuk Belajar dan Menambah Ilmu Pengetahuan Agama.

Semakin mendalami ilmu agama semakin cinta kepada Islam. Semakin penasaran tentang hakikat tuhan maka semakin tinggi cintanya kepada Allah, semakin mempelajari siroh nabawi maka semakin cinta kepada Nabi Muhammad Saw.  Dan yang terakhir ....

 

 

 

 

7.      العمر المبروك)) Mempunyai Umur yang Berkah.

Berkah bukanlah cukup atau mencukupi saja, tapi berkah itu ialah ketaatan kita kepada Allah Swt dengan segala keadaan yang ada.

البَرَكَةُ تَزِيْدُ فِي طَاعَةِ اللهِ

Berkah itu ialah sesuatu yang menambah ketaatanmu kepada Allah Swt.

Hidup yang berkah itu bukan hanya sehat, tapi terkadang sakit justru menjadi berkah seperti Nabi Ayyub AS, yang ketika sakit malah justru menambah ketaatannya kepada Allah Swt.

Tanah yang berkah itu bukanlah tanah yang subur dan pemandangannya yang indah, tapi terkadang tanah yang tandus seperti Mekkah mempunyai keberkahan dan keutamaan di sisi Allah Swt.

Makanan yang berkah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, akan tetapi makanan itu mampu mendorong seseorang menjadi kuat dan taat beribadah kepada Allah Swt.

Ilmu yang berkah itu bukan yang banyak tulisan dan bukunya, tapi ilmu yang berkah itu ialah ilmu yang mampu menjadikan seseorang meneteskan airmata dan keringat untuk beramal dan berjuang mencari Ridho Allah Swt.

Penghasilan yang berkah itu bukan penghasilannya yang besar, tapi bagaimana penghasilan itu menjadi manfaat atau menjadi jalan rizki bagi yang lain sehingga banyak orang yang terbantu dan tertolong dengan penghasilannya tersebut.

Dan Umur yang berkah itu bukan yang umurnya panjang, tapi kualitas umur yang digunakan untuk beribadah kepada Allah Swt.  Umur berkah itu semakin tua semakin sholeh. Semakin tua semakin rindu untuk bertemu dengan Allah Swt.

 

 

 

 

 

 

 

 

4 KEBAHAGIAAN HIDUP

 

Ada empat kunci kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحُسَيْنِ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ جَدِّهِ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَرْبَعٌ مِنْ سَعَادَةِ المَرْءِ فِي الدُّنْيَا: أَنْ تَكُوْنَ زَوْجَتُهُ صَالحِةَ،ٌ وَأَوْلَادُهُ أَبْرَاراً، وَخُلَطَاؤُهُ صَالحِيِنَ، وَأَنْ يَكُوْنَ رِزْقُهُ فِي بَلَدِهِ.

Diantara tanda kebahagiaan seseorang itu ada 4 perkara : memiliki isteri yang sholihah, mempunyai anak yang berbakti, mempunyai teman yang shalih dan mencari rizki dinegerinya sendiri.” (HR. Dailami dari Ali RA).

1.    Memiliki Pasangan Hidup yang Shalih atau Shalihah.

2.    Memiliki Anak yang berbakti/ Shalih.

3.    Memiliki teman bergaul dengan Orang Shalih.

4.    Rizki yang diperoleh ada di daerahnya sendiri.

 

1.      Memiliki Pasangan hidup yang sholeh/ Sholehah.

Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan keluarga yang sholeh juga. Seorang suami sebagai kepala keluarga, kelak nanti di akhirat akan dipintai pertanggungjawabannya mengenai kesholehan penghuni rumahtangganya dari mulai istri hingga anak-cucunya. Dan jangan berharap mendapati istri yang sholehah kecuali suami mensholehkan dirinya terlebih dahulu.

 

·      Derajat Wanita dalam Islam

“Hadits Riwayat Abu Hurairah ra, ‘Seseorang datang menghadap Rasulullah Saw dan bertanya, ‘Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik?.’ Rasulullah Saw menjawab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?.’ Beliau menjawab, ‘Kemudian ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?.’ Beliau menjawab, ‘Kemudian ibumu.’ Dia bertanya lagi: ‘Kemudian siapa?.’ Rasulullah Saw menjawab lagi, ‘Kemudian ayahmu’,” Jadi Ibu tiga bapak satu.

Di Islam itu derajat wanita diangkat dan di tinggikan. Coba kalau diagama kristen. Paus nga boleh punya istri. Kalau di Islam paus itu kan kyai. Kalau di Islam kyai nga boleh punya istri, kaga mau saya jadi kyai.

Sekarang paha ayam KFC lebih mahal harganya daripada paha perawan.

Perempuan disayang sama Nabi. Perempuan nga wajib sholat jum’at, makanya pantatnya lebar-lebar. Soalnya kalau bapaknya sholat jum’at, ibunya sholat jum’at, nanti anaknya sama siapa. Sudah gitu perempuan ada haid, ada emen. Kira-kira bapak-bapak saya tanya nih, mendingan sholat apa mendingan emen?.

Makanya perempuan itu, kalau sholatnya bagus, puasanya bagus, nga selingkuh, taat sama suami, pasti masuk surga dari pintu yang ia sukai. (amin).

Pendidikan anak 75% tanggung jawab ibu, 25%nya tanggung jawab bapak-bapak, karena bapak2 nyari duit. Makanya kalau bapaknya nga bener tapi istrinya bener/ sholehah, pasti anaknya sholeh dan sholehah. Amin.

Sifat wanita ada 4: Cerewet, mata duitan, cemburu, dan dendaman.

Kalau ibu-ibu yang biasa ngaji, insya Allah yang tiga sifat bisa hilang, kecuali satu, mata duitan yang nga bisa hilang.

Tapi biasanya ibu-ibu itu kalau mata duitan buat anak dan suami juga, bener nga bu?

Dalam Islam boleh mencuri suami, kalau suaminya pelit, karena tugas suami nyari duit tugas istri ngabisin duit. Salah satu ciri suami pelit jika buka dompet miring.

Suami tanpa istri, nga punya apa-apa. Gaji tiga juga, nga punya istri, ya nga punya apa-apa. Perempuan itu bawa rizki. Perempuan itu kaya dompet bisa nyimpen duit.

 

·      Kenapa Suami meninggal duluan

Umumnya suami itu kan meninggal duluan. Karena menurut pelelitian, ada dua hal yang menyebabkan demikian, yang satu jelek yang satu bagus.

Yang jelek, pertama, kenapa suami meninggal duluan, karena enek ngedengerin omelan istrinya. Suaminya udah umur 60 tahun di suruh makan sama istrinya. “pak makan pak sono! Khan udah disiapin dari pagi, susah amat sih disuruhnya!”. (pas suaminya lagi makan) “pak makannya jangan banyak-banyak, sisain buat anak”. Itu suami, makan sih makan, tapi stroke”.

Yang kedua, yang bagus: kenapa suami meninggal duluan, dan ibu masih hidup? Karena kalau demikian anak ke urus. Betul nga? Mana contohnya? “TUH AYAM”. Ayam nga ada bapaknya tetap hidup, betul nga?.

Punya anak 5, bapak hidup, ibu mati. Itu kata bapak, mendingan ngurus istri baru buat ngurus anaknya. Lagian kata orang istri baru itu kentutnya aja bau duren.

Banyak orang hebat di dunia ini hasil didikan janda. Bung karno, bung hatta adalah didikan janda. Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal bahkan Rasulullah Saw adalah didikan janda. Mana ada orang hebat didikan duda, betul nga?

 

2.      Mempunyai Anak yang sholeh/ sholehah.

Ada kisah ketika Rasulullah Saw sedang thawaf. Rasulullah Saw bertemu dengan anak muda yang pundaknya agak lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah Saw bertanya kepada orang tersebut: “Kenapa pundakmu itu?” Jawab anak muda: “Ya Rasulullah, saya datang dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintainya, saya tidak pernah melepaskannya. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat dan ketika istirahat, selain itu saya selalu menggendongnya”. Lalu anak muda itu bertanya: “Ya Rasulullah, apakah saya sudah berbakti kepada orangtua saya? Rasulullah Saw langsung memeluk anak muda tersebut dan mengatakan: “Sesungguhnya Allah telah ridho kepadamu, kamu adalah anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anak muda ketahuilah, bahwa cinta orangtuamu tidak akan pernah bisa terbalaskan olehmu”.

Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita selama ini. Maka dari itu teruslah berbuat baik kepada orang tua dan berdoalah untuknya. Karena “alwaladu ash-sholih yad’u lahu”, anak sholeh itu adalah anak yang mendoakan orangtuanya. Berarti semakin sering ia mendoakan orangtuanya maka semakin sholehlah ia.

 

·      Anak Sholeh

Anak yang sholeh itu bisa mengangkat derajat orang tua, tetapi sebaliknya orang tua yang sholeh itu tidak bisa menggangkat derajat anak.

Makanya ibu-ibu kalau mau jadi anak kita ini anak sholeh, kawinin dengan si sholeh. Walaupun mabok nga sholat tetap aja anak sholeh.

Kenapa anak kita menjadi durhaka. Karena kesalahan orang tua, yang salah mendidik.

Kenapa anak-anak pada mabok? Karena kaga dikasih pendidikan agama, nga dimasukin pesantren, nga dimasukin madrasah, nga dimasukin sekolah Islam, nga di panggilin ustadz supaya ngajarin ngaji.

Dulu yang mabok namanya robet, joni, dll. Sekarang yang mabok si ucup, udin, samsuri pada mabok.

Anak-anak kita ini bibit unggul semua, calon kyai, calon ulama, calon jenderal, tapi kalau udah kena mabok, kena narkoba maka hancur semua.

Kenapa? Karena sekali orang mabok, maka 3 urat syarafnya putus.

Boro-boro jadi ulama, kyai, jenderal. Jadi satpam aja nga diterima. Makanya mending di potong aja, ayang aja kalau mabok langsung di potong.

Narkoba itu haram kecuali buat ibu-ibu.

Makanya kalau punya anak jangan getol bikinnya doang, tapi harus dididik anaknya. Jangan sampe ibunya kaga ngerti agama, bapaknya apalagi, anaknyaa nga dimasukin pesantren, ikut ngaji sama ustadz. Itu bisa-bisa satu metromini masuk neraka. Supir bapaknya, kenek ibunya, penumpang anak-anaknya semua. Terus ditanya sama malaikat, mau kemana bu?. Neraka .. , kata malaikat, yo wis lah.

 

 

 

·      Bahaya TV

Ini semua yang merusak iman, akhlak kita dan anak-anak kita adalah TV.

Dulu kalau di kampung, habis shalat Magrib semua anak-anak pada ngaji. ‘an in un, ban bin bun’ ba fathah ba lam dhommah lu, bu dhommah bu ta fathah ta, ‘baba lu buta’.

Dulu mah di kampung sebelah mushola rame pada ngapalin sifat wajib bagi Allah, ‘Allah wujud qidam baqa’, di musholla sebelahnya baca ‘ya robbi bil mushtofa ballig maqo shidana’.

Sekarang mah abis maghrib di rumah ini nyetel musik ‘cek dung dung cek dung dung’ cek dung dung cek dung dung’. Bapaknya di mushola lagi zikir ‘la ilaha illa Allah’. Anaknya sama emaknya nonton TV. MARI BERPIKIR.

Kalo di depan TV kuat-kuat banget. Kacang tiga bungkus habis, kopi tiga teko habis, sholat Tahajud Kaga, subuh kebablasan. Ini kalau Allah wataknya kaya saya, saya cekek cekekin nih orang.

Rumah kita lebih parah dari gedung bioskop. Banguntidurnonton TV, sebelumsekolah, pulangsekolah, ngajikaga, pesantrenkaga, ke madrasah kaga, ikut ngaji sama kyai kaga, makanyaanakkita padajadi PKI.

Makanya jangan salahkan kalau ada anak bunuh orang tuanya.

Dahulu filter terakhir itu di rumah, tetapi sekarang karena banyak acara TV yang tidak benar, justru anak-anak di rusak dari dalam rumah. Dahulu kalau mau liat maksiat-maksiat pergi ke pantai, sekarang bisa dilihat langsung di genggaman tangan anak bapak dan ibu.

 

3.      Memiliki Pergaulan dan Lingkungan yang baik

Bertemanlah dengan orang-orang sholih yang selalu mengingatkan kepada kebaikan. Rasulullah Saw pernah mengingatkan bahwa: “Seseorang yang berteman dengan orang sholih dan orang yang tidak sholih itu bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak wangi olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal (kamu) dapat harumnya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapatkan bau yang tidak enak.” (HR. Bukhari).

Dekatikilah para alim ulama, para kyai, para asatidz para orang-orang sholeh. Dekatilah orang-orang yang jika memandang wajahnya bergairahlah kita untuk beribadah kepada Allah Swt, sehingga menbuat hati menjadi lapang, tenang dan tegar kembali.

 

·      Susah Mencari Pengganti Kyai

Agar iman kuat dan lurus, maka harus sering-sering dekat dengan ulama. Kyai itu makhluk langka, makanya harus di lindungi.

Kalau lurah mati banyak gantinya, camat mati banyak gantinya, presiden belum mati gantinya udah ngantri.

Boro-boro nyari ganti kyai, nyari imam sholat di musholla saja susah. Imamnya tinggal engkong-engkong, bacanya inna ‘athoinaka kalkautsar keder, pas diujung ayat, inna...inna, ma’mumnya nyaut dari belakang, innalilahi kong. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

Karena ciri-ciri kiamat itu adalah diangkatnya ilmu. Caranya dengan meninggalnya banyak ulama.

Pastur makin banyak sedangkan ulama semakin sedikit. Pastur di gaji gede dari gereja. Sudah gitu kerjanya hanya ceramah saja di gereja. Kerjanya Cuma mikirin gereja aja. Beda sama kyai, ceramah juga, ngajar juga, mikirin tukang juga, mikirin bayar listrik juga, mikirin semen pasir juga. Udah hidup aja tuh kyai udah syukur.

Direktur BRI gajinya 260 jt, Direktur Pertamina 120 Jt, gaji imam berapa? Nga ada yang mikirin, padahal nanggung jama’ah yang pada kaga bisa.

Dewi persik sekali tampil 150 juta. Ayu tingting yang lagunya salah alamat aja sekali tampil 100 juta. Nah kyai yang alamatnya bener, tujuannya surga, sekali manggung kaga dikasih segitu.

Dewi persik dateng ke panggung, semua orang pada pengen megang tangannya. Ini mah kyai dateng pada cuke bae.

Ini semua emang salah orang Islam. Coba kalau jatah rokok sehari dimasukin tromol amal setiap hari jum’at. 10.000,- di kali 500 orang sama dengan 5 jt. Kasih 1 jt buat khotib jum’at. Khotib jum’at kalau tau di kasih 1 juta, insya Allah habis sholat subuh sudah ada di masjid.

Ini mah anak-anak kita di kursusin komputer sebulan 300.000,-, bahasa Inggris sebulan 500.000,-,- ngaji di TPA sebulan 20.000,- udah gitu nunggak lagi., makanya guru ngaji di kampung kurus-kurussss. Kalau nga ngajar, ini kewajiban, tapi kalau ngajar sakit hati.

Jadi kyai-kyai, ustadz-ustad ini makhluk langka. Minimal bagaimana caranya supaya kyai-kyai sama ustadz-ustadz ini sehat. Ya minimal pesantren, sekolahan, dan TPA-nya bisa berjalan dengan baik itu sudah bagus.

Sekarang citra ulama, kyai, ustadz, haji dicoreng sama sinetron.

Ada H. Muhidin yang haji dua kali. Ada Haji kelakuannya seperti itu. Nah, kita yang haji benerankan jadi tersinggung. Nabungnya lama, perjuangan wukuf dan jumrohnya luarbiasa, tau-tau contohnya kaya H. Muhidin. Ustadz, ada ustadz foto copy, pesantren ada pesantren rock n roll. Udah gitu ada emak ijah mau pergi haji, itu kenapa sinetronnya nga selesai-selesai ya.

لولا العلماء لعل الناس كالبهائم

العلماء ورثة الأنبياء

 

·      Ajaran Sesat

Di Indonesia ini banyak sekali ajaran-ajaran sesat yang dilarang. Dulu ada nabi palsu namanya ahmad musoddeq. Ada yang ngaku-ngaku jadi malaikat jibril, ada ustadz roy yang ngebolehin sholat pakai bahasa jawa. Ada Islam paninggit yang ngajinya jam 12 malem laki-laki campur perempuan, abis ngaji yang laki langsung nyeruduk perempuan. Dulu saya mau masuk, Cuma karena udah di tutup jadi nga jadi. Ada Aminan Wadud yang ngebolehin perempuan jadi imam buat laki-laki. Kira-kira nih kalau bapak-bapak imamnya perempuan, khusyu nga sholatnya?.

Ada lagi syiah, yang menghina para shahabat Nabi. Abu Bakar, Umar, Ustman di kafirkan semuanya, karena telah merebut kekuasaannya Ali bin Abi Thalib.

Ada lagi group celana cingkrang, tahlilan haram, maulidan haram, sampai bedug di haramin.

Umat Islam di Indonesia adalah umat Islam terbanyak di dunia.

Umat Islam di gempur imannya biar hancur dg  غزو الفكر sehingga umat jadi ragu.

Sekarang ini Timurtengahsudahhancur, dari mulai Syiria, aljazair, mesir, kemudian yang akan dihancurkan Indonesia.

Umat Islam di Indonesia ini susah dihancurin karena ada Ahli Sunnah Waljama’ah. Karena Aswaja itu NKRI Yes, dan pancasila Yes.

Indonesia susahdiancurin, karenaadaahlisunnahwaljama’ahkarena NKRI yes, pancasila yes.

Apalagi NU anggaran dasarnya saja pancasila. Siapa yang mau merubah pancasila langkahi dulu mayat NU.

Kemerdekaan Indonesia itu rahmat Allah. Karena berkat rahmat Allah yang maha kuasa.

Dahulu bagaimana KH. Hasyim Asya’ari memberi semangat kepada bung tomo untuk berjihad mengusir penjajah.

Dulu ada kyai Abbas, merontokkan pesawat musuh dengan kacang ijo sebagai pelurunya. Kyai amin, kyai sanusi dari babakan ciwaringin cirebon, mereka melawan tank dengan karomah mereka. Itu karomah kyai jaman dulu, yang sedikit tidur dan sedikit makan. Kalau kyai sekarang sedikit2 makan dan sedikit2 tidur.

Islam itukan rohmatan lil’Alamin. Perbedaan pendapat diantara umatnya juga sebagai rohmat bagi mereka. Makanya ada 4 mazhab yang diakui ahli sunnah waljama’ah. Semua mazhab boleh, yang nga boleh mazhab imam samudra.

Umat Islam itu kalau nga ada yang ngadu-ngadu nga bakalan ribut. Kaya jangkrik, kala mau diadu, diangkat dulu, dipanas-panasin dulu baru berantem.

 

·      Ribut Bid’ah

Sekarang umat Islam ribut mulu. Ributin ziarah bid’ah, tahlilan bid’ah, maulidan bid’ah, ratiban bid’ah sampai bedug dicaci maki. Orang yang ngirimin fatihah nga sampe, katanya nyangkut di pohon rambutan, emangnya layangan.

Syarat jadi imam harus punya jenggot, kalau nga ada jenggot nga afdol. Kalau begitu kambing aja suruh jadi imam.

Yang menyelenggarakan maulid Nabi katanya dosanya melebihi dosa zina. Masa abis sholat langsung kabur.

Jama’ah ini beraninya di kantor-kantor, coba kekampung-kampung, nga berani, soalnya dikampung ada kyainya.

Bid’ah itukan ada dua, ada yang dholalah ada yang hasanah. Ada yang baik ada yang sesat. Mana ada dulu al-Qur’an dibukukan seperti sekarang ini kecuali zamannya ustman bin Affan. Sholat tarawih mana ada zaman Rosulullah berjama’ah, makanya kata Umar, ni’matul bid’ah hazihi. Sholat tarawih berjamaah ini adalah sebaik-baiknya bid’ah. Kapan Nabi khutbah pakai bahasa Indonesia. Kapan Nabi khutbah pakai speaker. Saya kalau ceramah nga pake speaker, saya nga mau ceramah, mendingan pulang, kenapa?, soalnya amplop disini nga bisa ngobatin teggorokan saya.

 

4.      Rizkinya di negerinya

Hartanya halal dan berkah

Karena di dalam Islam itu yang terpenting adalah kualitas harta bukan kuantitas harta. Dengan harta yang halal maka insya Allah hidupnya akan berkah. Tetapi jika hartanya haram maka murka Allah akan segera tiba dan menjadi penyebab terhijabnya do’a. Rasulullah Saw pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa (dengan sungguh-sungguh) sambil mengangkat tangan. Kemudian Rasulullah Saw berkata kepadanya: “Kamu berdoa sudah bagus, namun sayang, makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal (mu) didapat dengan haram, bagaimana doa (akan) dikabulkan”. (HR. Muslim)

Berkah

Berkah bukanlah cukup atau mencukupi saja, tapi berkah itu ialah ketaatan kita kepada Allah Swt dengan segala keadaan yang ada. (albarokatu tuziidukum fi thoatillah/ berkah itu ialah menambah ketaatanmu kepada Allah Swt).

Hidup yang berkah itu bukan hanya sehat, tapi terkadang sakit itu justru berkah sebagaimana Nabi Ayyub AS, sakitnya menambah ketaatannya kepada Allah Swt.

Tanah yang berkah itu bukanlah karena subur dan panoramanya yang indah, tapi terkadang tanah yang tandus seperti Mekkah mempunyai keutamaan di sisi Allah Swt.

Makanan yang berkah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, akan tetapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi kuat dan taat beribadah setelah amakan.

Ilmu yang berkah itu bukan yang banyak riwayat dan catatannya, tapi ilmu yang berkah itu ialah ilmu yang mampu menjadikan seseorang meneteskan airmata, keringat, bahkan darah untuk beramal dan berjuang mencapai ridho Allah Swt.

Penghasilan yang berkah itu bukan dengan ukuran gajinya yang besar, tapi sejauhmana ia bisa menjadi jalan rizki bagi yang lain dan banyaknya orang yang terbantu dengan penghasilannya tersebut.

Dan Umur yang berkah itu bukan berarti memiliki umur yang panjang. tapi banyaknya umur yang ia gunakan untuk beribadah kepada Allah Swt.  Umur berkah itu semakin tua semakin sholeh. Semakin tua semakin rindu untuk bertemu dengan Allah Swt.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RINGKASAN DISERTASI

 

Yang kami hormati pimpinan sidang Dr.H.E.Bahruddin,M.Ag selaku Rektor Universitas Ibnu Khaldun Bogor, bapak promotor, Prof.Dr.KH.Didin Hafidhuddin,MS (selaku Direktur Program Pascasarjana Univ. Ibnu Khaldun Bogor) dan Dr.H.Ulil Amri Syafri, Lc.,MA. Bapak penguji Prof.Dr.H.Ahmad Tafsir, Prof.Dr.H.Sufyan Sauri, dan bpk. Adian Husaini,Ph.D yang dirahmati Allah. Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan ni’matnya sehingga disertasi ini dapat kami selesaikan. Disertasi yang berjudul: Metode pengajaran karakter yang digunakan Rasulullah Saw kepada para shahabat dalam kitab Shahih Muslim.

 

Latar belakang masalah

Sejarah mencatat bahwa tidak ada prestasi dalam bidang pendidikan paling cemerlang yang pernah terjadi dimuka bumi ini melainkan keberhasilan konsep pendidikan Rasulullah Saw, yang mampu mengubah dari ke-jahiliyah-an kepada Islam. Contohnya: Umar  bin Khaththab pernah mengubur anak perempuannya yang baru saja dilahirkan pada masa jahiliyyah. Ketika menjadi khalifah menjadi orang yang sangat peduli terhadap anak kecil.

Bahkan Rasulullah Saw berhasil mendidik  masyarakat muslim yang saling cinta mencintai & sayang menyayangi diantara mereka. Sebagaimana firman Allah Swt: bismillahirrohmanirrohim

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَاْلإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلاَيَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (yaitu kaum Anshor) sebelum kedatangan kaum Muhajirin, kaum Anshor 'mencintai' kaum Muhajirin. dan kaum Anshor tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada kaum Muhajirin; dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.” (QS. al-Hasyr: 9).

Karena jika karakter cinta sudah tertanam kuat dalam pribadi seseorang maka akan melahirkan sifat yang lain seperti pemurah, penolong dan pemaaf. Tiga sifat ini identik dengan “pengorbanan”. Jika masyarakat sudah haus akan pengorbanan maka itu adalah tanda bangkitnya suatu peradaban sebagaimana lahirnya peradaban Islam di Madinah.

Pentingnya pendidikan karakter pada tingkat sekolah terlihat daripada UU sampai Permendikas tentang pengembangan karakter di sekolah sampai inpres tentang penguatan metode pengajaran aktif untuk pendidikan karakter. Pemerintah membolehkan penggunaan dana BOS untuk pelatihan profesi guru diantaranya untuk pelatihan guru terkait dengan metode pengajaran dan pendidikan karakter. Setelah mengikuti pelatihan diharapkan guru dapat mendidik siswa dengan metode pengajaran aktif sehingga nantinya akan menghasilkan siswa yang berkarakter.

Tetapi, kenapa masih banyak peristiwa-peristiwa negatif yang mencerminkan rendahnya karakter, yang justru muncul dari dunia pendidikan. Misalnya, para siswa masih gemar mencorat coret tembok, meja bahkan fasilitas umum di jalan raya. Mereka juga berbicara kasar kepada teman bahkan guru sehingga hilang bahasa santun, belum lagi aksi kekerasan dari siswa senior kepada siswa junior, hingga berujung kepada aksi tawuran. Contohnya (ketika disertasi ini di susun) seorang siswa bernama Alawy korban tawuran SMA 70 versus SMA 6 Jakarta dan Rizky korban tawuran mahasiswa Universitas Negeri Makasar, yang dari namanya saja kita langsung mengetahui bahwa mereka adalah seorang muslim dan kemungkinan besar pelaku pembunuhannya muslim juga.

Nilai-nilai karakter yang ditetapkan itu baik dan sifatnya universal. Begitu juga, metode pengajaran yang ditetapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang di tuangkan dalam RPP itu juga baik. Yang menjadi permasalahan adalah kenapa dengan metode pengajaran yang baik/ bagus itu masih belum bisa menjadikan siswa dan lulusan sekolah menjadi manusia yang berkarakter?. Berarti ada permasalahan dalam proses pemilihan dan penggunaan metode pengajaran  karakter  tersebut? Maka dari itu guru perlu dikenalkan dengan proses pemilihan dan penggunaan metode pengajaran karakter yang dilakukan Rasulullah Saw yang telah terbukti keberhasilannya!! Mengkaji metode pengajaran karakter yang digunakan Rasulullah Saw harus dilihat dari sumber utamanya yaitu kitab hadits shahih.

Kitab shahih Muslim di pilih dengan beberapa alasan, diantaranya adalah susunan Shahih Muslim lebih sitematis di banding Shahih Bukhari karema dihimpun berdasarkan bab-bab yang ada dalam kitab fikih, sehingga mudah untuk diteliti. Kemudian terdapat judul kitab “al-bir wa ash-shillah wa al-adab” yang lebih mendekati kepada pendidikan karakter yang dimaksud pemerintah RI.

 

Perumusan Masalah

Metode pengajaran karakter apa saja yang digunakan Rasulullah Saw serta bagaimana mengimplementasikannya dalam pendidikan karakter di sekolah? Khususnya sekolah dasar! Penelitian kualitatif ini menjadikan kitab shahih muslim sebagai sumber data primer.  Yang dibatasi pada kitab kebajikan, silaturahim dan adab yang terdiri dari 51 bab 73 hadits. Hadits akan diberi syarah lalu diklasifikasikan berdasarkan teori pendidikan karakter dan metode pengajaran, kemudian dihubungkan dengan pokok bahasan lalu diberi kesimpulan.

Pembahasan

Penelitian ini memperoleh data bahwa metode yang paling banyak digunakan Rasulullah Saw adalah metode cerita, tanya jawab dan ceramah. Rasulullah Saw juga menggunakan metode pemecahan masalah, penugasan, demonstrasi dan karyawisata walaupun tidak banyak, tetapi Rasulullah Saw tidak menggunakan metode diskusi, eksperimen dan proyek pada kitab kebajikan, silaturahim dan adab ini. 

Maka metode cerita, tanya jawab dan ceramah harus dijadikan metode utama dalam pengajaran karakter. Dan metode penugasan, pemecahan masalah, demonstrasi dan karyawisata sebagai metode penguat dan pendukung dari metode utama tersebut.

Rasulullah Saw dalam menggunakan metode cerita beliau menyajikan materi cerita secara runtut, bercerita dalam bentuk simulasi/ bermain peran, memberi perumpamaan-perumpamaan, membangun kontak batin, merangsang imajinasi, melatih perasaan dan emosi, membantu proses identifikasi diri atau perbuatan, dan memperkaya pengalaman batin.

Rasulullah Saw pernah bercerita dengan bermain peran ketika menirukan gaya ibu Juraij memanggil anaknya yang lebih memilih meneruskan ibadahnya daripada memenuhi panggilan ibunya. Cerita juga dapat mengidentifikasi karakter baik dan buruk. Karakter baik seperti cerita Rasul mengenai seorang lelaki yang masuk surga karena menebang pohon yang membahayakan manusia sedangkan karakter buruk, cerita Rasul tentang seorang wanita yang masuk neraka karena menyekap kucing sampai mati.

Metode tanya jawab digunakan Rasul untuk menguji kemampuan shahabat, untuk mengetahui pemahaman shahabat terhadap materi pelajaran, menjawab sesuai kemampuan shahabat, memberikan komentar terhadap pernyataan shahabat, meningkatkan rasa keingintahuan yang tinggi, pengulangan kalimat, menggunakan intonasi, melembutkan perkataan, memberi kesempatan kepada shahabat untuk menjawab sendiri suatu pertanyaan.

Rasulullah Saw pernah mengeraskan suara, guna mengundang perhatian dan pertanyaan shahabat. “Celaka, celaka, celaka. Siapa ya Rasulullah?. Yaitu orang yang kedua orangtuanya hidup sampai tua renta tapi tidak dapat memasukkannya ke surga.” Tanya jawab juga digunakan untuk mengetahui penguasaan materi para shahabat, seperti tahukah kalian apa itu ghibah?, tahukah kalian siapa orang bangkrut itu? dsb.

Rasulullah Saw juga menggunakan metode ceramah dengan mengkondisikan shahabat diawal pelajaran. Rasul juga menggunakan kalimat larangan, menggunakan kalimat perintah atau nasihat, dan menggunakan kalimat motivasi dan ancaman. 

Rasulullah Saw mengkondisikan shahabat sebelum memulai ceramah dengan memanggil nama: “wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah Maha lembut yang menyukai kelembutan...”Rasulullah Saw juga menggunakan kalimat larangan sebagai batasan pada perkara yang harus dihindari: “janganlah kamu saling membenci, mendengki dan bermusuhan...”. Maka shahabat harus mengembangkan potensi kebaikan yang ada dalam dirinya dan menekan potensi buruk yang ada pada dirinya.

Adapun metode pemecahan masalah menggunakan teknik teguran langsung, menggunakan kalimat anjuran, dan bersikap tenang. Metode Penugasan menggunakan teknik interaksi pandangan dan pendengaran, menyeru secara langsung dan menggunakan kalimat perintah. Metode Demonstrasi menggunakan bahasa tubuh, mempersingkat pengajaran dan menarik perhatian siswa dan metode karyawisata, Rasulullah Saw pernah melakukan pengajaran melalui sindiran dan mengungkapkan alasan.

Penelitian ini juga memperoleh data bahwa karakter yang dominan dalam kajian ini adalah cinta, bersahabat dan peduli. Bersahabat dan peduli pada hakikatnya bagian dari karakter cinta itu sendiri. Maka peneliti berpendapat bahwa esensi dari kitab kebajikan, silaturahim dan adab ini adalah cinta yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang atau dengan bahasa singkat yaitu “menyenangkan orang lain.”

Implementasinya di sekolah.

Guru sebagai faktor utama dalam pengajaran karakter di kelas, harus menguasai metode cerita, tanya jawab dan ceramah khususnya bagi pengampu mata pelajaran yang berdampak langsung pada pendidikan karakter. Sebelum mengajarkan karakter kepada siswa maka guru harus berkarakter terlebih dahulu, sebagai teladan bagi siswa dan terakhir, guru harus mengajar dengan cinta, bershahabat dan peduli kepada siswa.

Mengajar dengan cinta yaitu dengan terus menyambung tali silaturahim dengan siswa dan orangtua, tidak dengki, benci dan bermusuhan dengan siswa. Tidak zhalim, memalingkan wajah, menghina, meremehkan, dan menginjak kehormatan siswa. Mengajar dengan cinta kepada siswa didasarkan pada kecintaan kepada Allah Swt. Tidak boleh berprasangka buruk, mencari-cari aib bahkan sampai menjerumuskan siswa. Saling menutupi aib dan kesalahan. Guru dan murid saling sayang menyayangi seperti  anggota tubuh, jika salah satu anggotanya sakit, maka anggota  yang lain ikut merasakan. Seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan. Guru jangan mencaci maki siswa. Memberikan maaf lebih baik daripada harus membalas kejahatan siswan. Guru tidak boleh menghukum siswa tanpa ada alasan. Guru harus bersikap ramah dan lemah lembut terhadap siswa. Tidak boleh mengutuk /melaknat siswa. Terakhir, guru harus selalu mendoakan siswanya agar mendapatkan pahala, kebahagiaan dan rahmat dari Allah Swt.

Guru yang bersahabat dengan siswa adalah guru yang selalu menyapa siswa dan jika tidak menyapa karena suatu alasan maka jangan lebih dari tiga hari. Tetapi Rasulullah Saw melanjutkan haditsnya bahwa yang terbaik ialah orang yang memulai mengucapkan salam. Guru yang bershahabat itu tidak melakukan ghibah. Guru yang bershahabat selalu membujuk siswa yang nakal agar hatinya menjadi lunak. Serta selalu menampakkan kecerian saat berjumpa dengan siswa, dan mengajurkan siswa untuk bergaul dan bersahabat dengan kawan-kawan yang baik.

Guru yang peduli kepada siswa yaitu guru yang menjenguk siswanya kala sakit.  Tidak pelit dan suka membantu keperluan siswanya. Termasuk peduli terhadap siswa adalah dengan membantu siswa yang kurang mampu dengan membiayai mereka dan bersabar mengurusi segala urusannya.

Kesimpulan bagi faktor guru adalah, sebagaimana nasihat Mahmud yunus kepada calon guru sbb:

الطريقة أهم من المادة, ولكن المدرس أهم من الطريقة و روح المدرس أهم من مدرس نفسه

Penguasaan akan materi penting, tetapi metode agar tercapai tujuan pengajaran itu juga penting untuk dipelajari. Faktor guru dalam hal keteladaan lebih penting dari metode pengajaran dan ruh seorang guru jauh lebih penting dari keteladanan guru itu sendiri. yang dimaksud ruh disini adalah suasana bathin berupa kecintaan, persahabatan dan kepedulian guru kepada siswa. Atau bisa juga dengan kata “keprihatinan.”

Adapun faktor lain tidak berhubungan langsung dengan metode pengajaran, tetapi sebagai bahan pertimbangan guru dalam menetapkan metode pengajaran. Bahan pengajaran hendaknya ringkas, singkat dan sedikit pengajaran namun padat makna. Matn hadits kebanyakan ringkas. Kegunaannya mudah diingat. Karena pendidikan Karakter lebih mengutamakan teladan dari sekedar kata-kata. Metode cerita dan tanya jawab merupakan metode yang banyak digunakan Rasulullah. Maka, bahan pengajaran pun seharusnya terdapat unsur cerita dan tanya jawab.

Dan yang terakhir adalah siswa. Perlu ada seleksi dan pemetaan siswa, karena ada hubungan antara kemampuan siswa dengan metode pengajaran. Sekolah juga harus menetapkan Standar Kompetensi Lulusan agar guru dapat membuat target pengajaran hingga akhir masa studi di sekolah. Perlu Peraturan dan kedisiplinan. Tapi disarankan peraturan tidak terlalu banyak, fokus pada beberapa permasalahan, bisa dimengerti,  bisa dilaksanakan dan konsisten. Dan Pembiasaan. Pembiasaan biasanya menggunakan metode penugasan, pemecahan masalah, demonstrasi, dan karyawisata. Namun, sebelum atau sesudah pembiasaan sebaiknya dilakukan pengajaran karakter yang terkait dengan menggunakan metode cerita, tanya jawab dan ceramah agar tertanam karakter baik dalam diri siswa.

Usai sudah pemaparan singkat disertasi ini. Mudah-mudahan disertasi ini dapat menjadi model bagi proses pendidikan karakter di sekolah berdasarkan metode pengajaran karakter Rasulullah Saw.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SAMBUTAN ACARA PENTAS SENI

 

Assalamualaikum wr.wb. Alhamdulillahirobbil alamin

Yang kami hormati Bapak/ ibu orangtua wali murid Azhari Islamic School Cilandak wabil khusus Bapak Letnal Kolonel Marinir Arief RH Anggorojati beserta ibu dan keluarga. Serta bapak/ Ibu lainnya yang mohon maaf kami tidak sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat kami.

Yang kami hormati komite sekolah dan koordinator kelas.

Yang kami hormati kepala sekolah, ketua panitia dan para dewan guru.

Anak-anakku yang berbahagia.

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan ni’matnya sehingga kita dapat menghadiri acara ini, untuk menyaksikan kreativitas siswa/i azhari,  semoga acara berlangsung lancar hingga akhir nanti. Amin Yra.

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, semoga kita semuanya termasuk golongan yang mendapatkan syafaat beliau pada hari tidak ada pertolongan kecuali pertolongan Allah Swt. amin Yra.

Pertama-tama marinir mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada korps Marinir yang telah memberikan fasilitas untuk anak-anak kami, murid azhari islamic school cilandak. Semoga kebaikan yang Bapak/Ibu berikan ini dicatat dan dilipatkan gandakan pahalanya oleh Allah Swt. Amin Yra.

Kami juga menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada panitia, donatur dan wali murid yang telah menyisihkan rizki, waktu dan tenaganya untuk kesuksesan acara ini.

Terima kasih juga kepada mentari book, BRI, Erlangga, Yudistira, HIK BPR Syariah.

Kami juga mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam hal penyambutan dan lain sebagainya.

 

 

 

 

Bapak/ Ibu yang kami hormati.

Anak-anak kita masih dalam tahap pendidikan dasar. Yaitu TK dan Sekolah Dasar. Maka yang kita berikan kepada mereka adalah ilmu-ilmu dasar. Apa dasar ilmu pengetahuan? Dasar ilmu pengetahuan bagi seorang muslim adalah al-Qur’an. Maka di tingkat dasar ini murid harus dapat membaca dan menguasai banyak tentang al-Qur’an.

Maka anak-anak kita ini, setiap hari harus ada pelajaran al-Qur’an.  Al-Qur’an bukan hanya sebagai penuntun kita di dunia tetapi juga penolong kita nanti di akhirat.

Begitu juga dengan anak kita. Anak kita bukan hanya investasi kita di dunia, tetapi juga investasi kita di akhirat.

Anak kita bukan hanya penolong kita di dunia tetapi sebagai penolong kita di akhirat. Semoga anak kita semuanya menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Amin yra.

Bapak ibu yang kami muliakan.

Pada hari ini, saatnya mereka mengekspresikan kecerdasan mereka yang lain yang mereka miliki. Sebagaimana kita ketahui bahwa kecerdasan itu ada kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pada acara pentas seni ini, ada beberapa karakter tanpa di sadari yang sedang di latih kepada anak murid kita, antara lain adalah karakter mandiri, kreativitas, disiplin, tanggung jawab dan menghargai prestasi.

Kegiatan ini akan di dokumentasikan, dan dapat dilihat di media sosial, antara lain facebook,  youtobe dengan cukup mengetik ‘azhari cilandak’, atau di azhariislamicschoolcilandak.blogspot.com.

Bapak/ Ibu yang kami hormati.

Tak pantas rasanya jika kami berpanjang kalam. Karena kita akan menyaksikan bersama penampilan-penampilan putra/i kita semua.

Mari sama-sama kita bacakan surah al-Fatihah. Semoga Allah Swt acara ini lancara hingga akhir dan diberi keberkahan oleh Allah Swt.  Amin Yra.

Al-Fatihah.

Wassalamualaikum wr. Wb.

 

 

إن الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لانبي بعده اللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَ صَحْبِهِ ومن ولاه لا حول ولا قوة الا بالله اَمَّا بَعْدُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. (ال عمران: 102)

 

Ma’asyirol Muslimin rohimakumullah

Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah atas limpahan rahmat dan ni’matnya sehingga kita dapat berkumpul dimasjid yang insya Allah penuh berkah ini untuk menunaikan ibadah shalat jum’at. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapatkan syafa’atnya pada hari la yanfa’u malun wala banun illa man atallaha biqolbin salim. Amin ya Robbal alamin.

Mengawali khutbah jum’at kali ini, khatib mengajak kepada diri sendiri dan kepada jama’ah yang dirahmati Allah Swt, untuk selalu bertaqwa kepada Allah (dengan) sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan Islam. Amin Ya Robbal Alamin.

Ma’asyirol Muslimin rohimakumullah

Saat ini banyak sekali orang yang mengabaikan orangtuanya, lalai terhadap orangtuanya, tidak mengurusnya saat sakit, tidak menyisihkan sebagaian rizki untuk mereka. Padahal berbakti kepada orangtua merupakan amalan yang utama dalam Islam dan sangat besar pahalanya.

Ada 5 keutamaan berbakti kepada kedua orang tua:

1.      Diluaskan Rezeki dan dipanjangkan Umur

Sebagaimana dalam hadits yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

عنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang suka diluaskan rizki dan dipanjangkan umur maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi” [Hadits Riwayat Bukhari 7/72, Muslim 2557, Abu Dawud 1693]

Kita sering menganggap silaturahmi berarti mengunjungi saudara, sahabat, dan teman, padahal dalam silaturahmi, yang harus didahulukan adalah silaturahmi kepada kedua orang tua sebelum kepada yang lain. Dengan dekat kepada orangtua insyaallah akan dimudahkan rizki dan dipanjangkan umur kita oleh Allah.

 

2.                  Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan Hidup

Bahwa berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul menggunakan amal shahih tersebut. Dengan dasar hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Ibnu Umar. “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada suatu hari tiga orang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka ada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi pintu gua. Sebagian mereka berkata pada yg lain, ‘Ingatlah amal terbaik yg pernah kamu lakukan’. Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu di antara mereka berkata, “Ya Allah, sesungguh aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai istri dan anak-anak yg masih kecil. Aku mengembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang telah larut malam dan aku dapati kedua orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi kedua namun kedua masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai kedua bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah kedua minum lalu kuberikan kepada anak-anaku. Ya Allah, seandai peruntukan ini ialah peruntukan yang baik karena Engkau ya Allah, bukakanlah. “Maka batu yg menutupi pintu gua itupun bergeser” [Hadits Riwayat Bukhari (Fathul Baari 4/449 No. 2272), Muslim (2473) (100) Bab Qishshah Ashabil Ghaar Ats Tsalatsah Wat-Tawasul bi Shalihil A’mal]

Ini menunjukkan bahwa amalan berbakti pada kedua orang tua yang pernah kita lakukan, apalagi yang bersifat rutin, dapat digunakan untuk bertawassul pada Allah ketika kita mengalami kesulitan, In syaa Allah kesulitan tersebut akan hilang.

 

3.                  Ridho Allah Tergantung Keridhoaan Orang Tua

Kalau kita ingin memastikan keridhoan Allah? Maka mintalah keridhoan orangtua!

“Dari Abdillah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhuma dikatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ 

“Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua” [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)]

Lalu, darimana kita mengetahui apakah orangtua ridho atau tidak pada diri kita? Tentu saja kita bisa bertanya pada keduanya, atau selalu meminta keridhoan pada keduanya.

 

4. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua adalah Amalan Paling Utama

Kalau kita ingin berjihad di jalan Allah Swt maka berbaktilah kepada kedua orangtua karena kedudukan berbakti kepada orangtua lebih tinggi dari jihad fi sabilillah.

عن عبد الله قال سألت النبي  صلى الله عليه وسلم  أي العمل أحب إلى الله قال الصلاة على وقتها قال ثم أي قال ثم بر الوالدين قال ثم أي قال الجهاد في سبيل الله

"Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah" [Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9]

 

5.      Surga Di Depan Mata

Allah telah menyiapkan surga untuk anak yang mau berbakti pada orangtua, sekalipun orangtuanya menzoliminya:

“Seorang muslim yang mempunyai kedua orang tua yang muslim, kemudian ia senantiasa berlaku baik kepadanya, maka Allah berkenan membukakan dua pintu surga baginya. Kalau ia memiliki satu orang tua saja, maka ia akan mendapatkan satu pintu surga terbuka. Dan kalau ia membuat kemurkaan kedua orang tua maka Allah tidak ridha kepada-Nya.” Maka ada seorang bertanya, “Walaupun keduanya berlaku zhalim kepadanya?” Jawab Rasulullah, “Ya, sekalipun keduanya menzhaliminya.” (HR. Bukhari).

Semoga khutbah singkat ini menjadi manfaat dan berkah untuk kita semua. Amin.

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وتقبل مني و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

الحمد لله الذي كان بعباده خبيرا بصيرا، تبارك الذي جعل في السماء بروجا، وجعل فيها سراجا وقمرا منيرا. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رسول الله الذي بعثه بالحق بشيرا و نذيرا، و داعيا إلى الله بإذنه و سراجا منيرا. اللهم صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَصحبِه وَسَلِّمْ تسليما كثيرا.اَمَّا بَعْدُ: فيا عباد الله اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ  وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ . فقال الله تعالى: إن الله و ملائكته يصلون على النبي يأيها الذين آمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما. اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على اله وصحبه أجمعين. اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات، اللهم أعز الإسلام و المسلمين و أهلك الكفرة و المشركين و دمر أعداءك أعداء الدين, ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة و قنا عذاب النار، عباد الله إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فاذكروا الله العظيم يذكركم و اسألوه من فضله يعطكم و لذكر الله أكبر و الله يعلم ما تصنعون.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH TAHUN BARU ISLAM

Sambutan Wisuda TK

MENYAYANGI ANAK YATIM