MENYAYANGI ANAK YATIM

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَرَءَيۡتَ الَّذِىۡ يُكَذِّبُ بِالدِّيۡنِؕ‏ ١ فَذٰلِكَ الَّذِىۡ يَدُعُّ الۡيَتِيۡمَۙ‏ ٢ وَ لَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الۡمِسۡكِيۡنِؕ‏ ٣

Artinya: 1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.6

والذي بَعَثَني بالحَقِّ لا يُعَذِّبُ اللهُ يومَ القيامةِ مَن رَحِمَ اليَتيمَ، وأَلان له في الكلامِ، ورَحِمَ يُتمَه وضَعْفَه

Artinya : demi Allah yang mengutus aku dengan benar. Tidaklah Allah mengazab pada hari kiamat bagi orang yang menyayangi yatim dan melemah lembut kan perkataannya dan menyayangi karena keyatimannya dan kelemahannya [HR. Tabrani]

Jadi kita menyayangi karena keyatimannya maka ia mendapatkan pahala besar, begitu juga sebaliknya jika ia memarahi anak karena keyatimannya maka dosa besar baginya.

Baghdadi dalam kitab Tafsir Lubabut Ta’wil fi Ma’ani at-Tanzil, yaitu;


1. karena anak yatim masih sangat kecil dan tidak bisa mengatur pola kehidupannya;


2. karena kesendiriannya (ditinggal seorang ayah); d

 karena tidak adanya orang yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. 3. 


Maka kita harus menyayangi yatim anak sendiri [bagi ibunya] atau menyayangi yatim lain

Dalam agama tidak ada istilah bagi yang ibunya meninggal walaupun di Indonesia ada istilah piatu.

اليتيم هو من مات عنه أبوه وهو صغير لم يبلغ الحلم؛ أي قبل البلوغ. وهناك اللطيم وهو الذي فقد كلا الوالدين

اليتيم: هو الذي مات أبوه لا أمه، الذي ماتت أمه ما يسمى يتيمًا، اليتيم: الذي مات أبوه وهو صغير قبل أن يبلغ، فإذا بلغ الحلم زال عنه اسم اليتم، إذا كمل خمسة عشر سنة، أو أنزل المني عن شهوة، أو أنبت الشعر الخشن حول الفرج صار رجلًا، ولم يكن يتيمًا، والمرأة كذلك إذا حاضت أو بلغت خمسة عشر سنة، أو أنبتت الشعرة التي حول الفرج أو أنزلت المني عن شهوة في الليل أو في النهار بالاحتلام صارت امرأة.

Hadits Abu Daud Nomor 4482

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَامْرَأَةٌ سَفْعَاءُ الْخَدَّيْنِ كَهَاتَيْنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوْمَأَ يَزِيدُ بِالْوُسْطَى وَالسَّبَّابَةِ امْرَأَةٌ آمَتْ مِنْ زَوْجِهَا ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ حَبَسَتْ نَفْسَهَا عَلَى يَتَامَاهَا حَتَّى بَانُوا أَوْ مَاتُوا

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kelak pada hari kiamat aku bersama wanita yang kedua pipinya kehitam-hitaman (karena sibuk bekerja dan tidak sempat berhias) seperti ini -Yazid memberi isyarat dengan jari tengah dan jari telunjuk-. Yaitu seorang wanita janda yang ditinggal mati oleh suaminya; mempunyai kedudukan dan berwajah cantik, ia menahan dirinya (tidak menikah) untuk merawat anak-anaknya hingga mereka dewasa atau meninggal." (Abu Daud)

والسفع في الخد بمعنى: سواد في الخد، وكأنه الناشئ عن تعب ومشقة وعدم اهتمام بالنفس.

Perempuan yang tidak terawat mukanya karena sibuk mengurus anak akan  bersama nabi. Berarti Perempuan tersebut tidak lagi menginginkan suami untuk nikah lagi. Karena kalau Perempuan terawat mukanya pasti dia pengen nikah lagi.

Padahal dia cantik tapi tidak mau nikah lagi karena ingin membesarkan anaknya yang yatim.

Hadits Ibnu Majah Nomor 3670

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَالَ ثَلَاثَةً مِنْ الْأَيْتَامِ كَانَ كَمَنْ قَامَ لَيْلَهُ وَصَامَ نَهَارَهُ وَغَدَا وَرَاحَ شَاهِرًا سَيْفَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَكُنْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ أَخَوَيْنِ كَهَاتَيْنِ أُخْتَانِ وَأَلْصَقَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengurus tiga anak yatim maka ia ibarat orang yang melakukan qiyamul lail pada malam harinya, berpuasa pada siang harinya, berangkat pagi dan sore hari dengan pedang terhunus di jalan Allah, aku dan dia berada di surga seperti dua saudara sebagaimana dua ini yang bersaudara." Dan beliau menempelkan dua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah."[ (Ibnu Majah)

Misalnya dalam 1 bulan 1 anak yatim butuh 300.000 dan 3 orang jadi 900.000, untuk makan dan sekolahnya maka ia mendapatkan ganjaran seperti hadits di atas

خَيْر بَيْت فِي الْمُسْلِمِينَ بَيْت فِيهِ يَتِيم يُحْسَن إِلَيْهِ. وَشَرّ بَيْت فِي الْمُسْلِمِينَ بَيْت فِيهِ يَتِيم يُسَاء إِلَيْهِ

Artinya, “Sebaik-baiknya rumah di kalangan umat Islam adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim  yang diperlakukan dengan baik. Dan seburuk-buruknya rumah di kalangan umat Islam adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim  yang diperlakukan dengan buruk.” (HR Abu Hurairah).

 أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا. وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى، وَفَرَّجَ بَيْنَهُما شَيْئًا

Artinya, “Aku dan orang yang merawat anak yatim seperti ini dalam surga.” Kemudian nabi memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah,

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلاً شَكَا إِلَى النَّبِىِّ قَسْوَةَ قَلْبِهِ فَقَالَ: امْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ وَأَطْعِمِ الْمِسْكِينَ

Artinya, “Dari Abu Hurairah, bahwa terdapat seorang laki-laki mengadu kepada nabi tentang hatinya yang keras, maka nabi bersabda: Berilah makanan kepada orang miskin, dan usaplah kepala anak yatim.”

Terdapat tiga alasan kenapa kita diharuskan menjaga dan merawat anak yatim, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh ‘Alauddin al-Baghdadi dalam kitab Tafsir Lubabut Ta’wil fi Ma’ani at-Tanzil, yaitu;

1.  karena anak yatim masih sangat kecil dan tidak bisa mengatur pola kehidupannya;

2.  karena kesendiriannya (ditinggal seorang ayah); dan

3.  karena tidak adanya orang yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Rasulullah mengajarkan kalau punya harta sedekah dengan hartanya, kalau yang punya ilmu sedekah dengan ilmunya, bahkan bisa sedekah dengan senyumnya.

Maka sedekah bisa dengan apa saja, dan bisa dengan apa saja untuk memuliakan yatim. Maka di bulan ini siapa yang diberikan rizki oleh Allah maka dekatlah dengan  yatim, bantu makan dan pendidikannya, minimal usap kepalanya penuh kasih sayang sebagai bagian dari cinta kita kepada anak yatim

العفو منكم والله الموفق إلى أقوام الطريق ثم السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH TAHUN BARU ISLAM

Sambutan Wisuda TK